Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), seni lukis
didefinisikan sebagai seni mengenai gambar-
menggambar dan lukis-melukis.
Menurut Nooryan Bahari dalam Kritik Seni:
Wacana, Apresiasi, dan Kreasi (2008), seni lukis
adalah karya seni rupa dua dimensional yang
menampilkan unsur warna, bidang, garis, bentuk,
dan tekstur. Sebagai bagian dari karya seni
murni, seni lukis merupakan bahasa ungkapan
pengalaman artistik dan ideologi seseorang pada
objek dua dimensi.
SENI LUKIS
TITIK, Unsur seni lukis
yang paling sederhana. UNSUR SENI LUKIS GARIS, Terbentuk
melalui goresan atau
tarikan dari satu titik ke
titik yang lain. BENTUK, Penggabungan
unsur bidang. Warna, Kesan yang
diperoleh mata dari
cahaya yang dipantulkan
oleh benda-benda yang
dikenainya. Tekstur, Permukaan suatu
benda. Gelap-terang,
Penggambaran dengan
menentukan sisi gelap
dan terang secara
tepat. Ruang,Terbentuk atas
dua atau beberapa
dinding yang berjarak.
Fungsi Primer
Bagi pelukis: sarana mengekspresikan diri melalui
lukisan Bagi pengunjung: fungsi utama dari seni lukis
adalah untuk mampu membangun rasa ketertarikan
terhadap lukisan yang diciptakan.
Fungsi Sekunder
Sarana memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Fungsi Fisik
Lukisan juga dapat dijadikan sebagai hiasan ruangan
guna meningkatkan nilai estetika di dalamnya.
FUNGSI SENI LUKIS
Tujuan Ekspresi
Seni lukis banyak dimanfaatkan sebagai media berekspresi dan
mengungkapkan emosi.
Tujuan Religius
Sejak dulu kala, tujuan seni lukis yang utama adalah sebagai sarana
mendekatkan diri dengan Sang Pencipta. Lukisan dapat dibuat sebagai media
penyembahan bagi dewa maupun nenek moyang sesuai kepercayaan masing-
masing.
Tujuan Komersial
Secara komersial, tujuan seni lukis adalah untuk dapat dijual dan
menghasilkan untung darinya.
Tujuan Kritik Sosial
Lukisan juga banyak dijadikan media menyampaikan kritik terhadap
pemerintah maupun penguasa setempat. Hal ini dikarenakan sebuah lukisan
dapat menggambarkan keberdayaan, kesenjangan sosial, ketidakadilan,
kejadian politik, dan lain sebagainya, dengan jelas dan dapat dimengerti
secara luas.TUJUAN SENI LUKIS
Manusia dan Dirinya Sendiri
Manusia dan Manusia Lain
Manusia dan Alam Sekitarnya
Manusia dan Alam Benda
Manusia dan Kegiatannya
Manusia dan Alam Khayalan TEMA SENI LUKIS
Alat dan Bahan Media
Kertas, Kanvas, Papan Kayu, Tembok
Alat
Pensil, Pengapus, Kuas, Pisau Palet, Palet, dll
Pewarna
Cat Air, Cat Minyak, Cat Akrilik, Cat Poster, Cat Tembok, dll
Aliran dan Gaya
Seni Lukis
Gaya Seni Lukis REPRESENTATIF
DEFORMATIF
NON-REPRESENTATIF
Aliran dan Gaya Seni Lukis Representatif mengandung pengertian
sesungguhnya, nyata, atau sesuai keadaan.
Terdapat sejumlah aliran bergaya
representatif, alirannya yaitu:
Romantisme
Naturalisme
Realisme
Gaya Representatif
Aliran
Realisme
Realisme Aliran realisme yaitu aliran yang
menampilkan karya lukis apa adanya
sebagaimana tampil dalam kehidupan
sehari-hari dan berusaha agar lukisan
tampak nyata tanpa ada tambahan lain.
ciri-ciri aliran ini yaitu :
kebanyakan menampilkan tentang
kehidupan sehari-hari
lukisan apa adanya
lukisan terlihat menyatu dengan objek
satu dan lainnya
Tokoh : Gustove Corbert, Fransisco de
Goya, Honore Umier, Trubus Soedarsono
“The Potato Harvest”
oleh Jean Francois
Millet
“The Stone Breaker”
oleh Gustav Courbet
“Mbah Irosentono”
oleh Trubus Soedarsono
Aliran
Naturalisme
Naturalisme Naturalisme adalah aliran seni yang mengutamakan keakuratan dan
kemiripan objek yang dilukis agar tampak natural dan realistis
seperti referensinya yang terdapat di alam. Naturalisme adalah
bentuk apresiasi Seniman pada keindahan alam. Biasanya seniman
mengangkat tema keindahan pemandangan di sekitar, seperti yang
terjadi pada pergerakan mooi indie di Indonesia atau Hindia Belanda
tepatnya pada masa itu.
Ciri-ciri Naturalisme:
Mengutamakan kemiripan gambar pada lukisan dengan objek yang
dilukis sesuai dengan referensi.
Teknik dan kepiawaian seniman menjadi senjata utama.
Membawakan tema-tema lukisan yang indah namun berdasarkan
kemurniannya.
Naturalisme adalah bentuk apresiasi seniman terhadap keindahan
alam.
Mengangkat tema keindahan pemandangan di sekitar seniman.
Melukiskan kecantikan atau ketampanan potret manusia apa
adanya, tanpa dilebih-lebihkan.
Tokoh- Tokoh naturalisme:
John Constable, Thomas Cole, Abdullah Suriosubroto
“The White Horse”
oleh John constable
“Lake With Dead Trees”
Oleh Thomas Cole
“Pemandangan Gunung” oleh Abdullah Suriosubroto
Aliran
Romantisme
Romantisme Aliran romantisme adalah aliran yang berusaha
menampilkan suatu lukisan kejadian secara fantastik
dan indah. Aliran ini menampilkan tentang suatu hal
yang bersifat roman, seperti suatu pemandangan alam,
tragedi, ataupun sejarah.
ciri-ciri aliran ini yaitu :
mengandung cerita yang dahsyat dan emosional
penuh gerak dan dinamis
warna bersifat kontras dan meriah
pengaturan komposisi dinamis
Mengandung kegetiran dan menyentuh perasaan
kedahsyatan melebihi kenyataan
Tokoh aliran romantisme :
Raden saleh, Eugene Delacroix, Theodore Gericault
“Raft of the medusa”, oleh Theodore Gericault
“Flood in Java”
oleh Raden Saleh
“Greece on the Ruins of Missolonghi”
oleh Eugene Delacroix
Aliran dan Gaya Seni Lukis Deformatif berasal dari kata ‘deformasi’ yang
berarti perubahan bentuk alam yang diubah
sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk
baru, tetapi masih memiliki bentuk aslinya.
Gaya seni lukis deformatif antara lain:
Surealisme
Impresionisme
Ekspresionisme
Kubisme
Gaya Deformatif
Aliran
Surealisme
Surealisme Aliran Surealisme yaitu aliran yang erat
kaitannya dengan dunia fantasi, seolah-olah
melukis dalam alam mimpi. Lukisan surealisme
juga biasannya memiliki bentuk objek yang
tidak logis serta seperti khayalan.
ciri-ciri surealisme yaitu :
lukisan aneh dan asing
penuh dengan fantasi dan khayalan
Tokoh-tokoh surealisme :
Joan Miro, Salvador Dali, Andre Masson,
Robby Dwi Antono
“The Temptation of Saint Anthony” oleh Salvador Dali
“Ballad of a Hero #3"
oleh Roby Dwi Antono
Aliran
Impresionisme
Impresionisme Aliran Impresionisme adalah seni yang berusaha menampilkan
kesan yang cahaya yang ditangkap objek. aliran impresionisme juga
memiliki gambar yang agak kabur dan tidak mendetail.
Ciri-ciri aliran impresionisme :
goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip skets, untuk
memberikan kemudahan pelukis menangkap esensi objek
daripada detailnya
warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen
cat yang digunakan. diharapkan warna tercampur secara optis
oleh retina.
bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer
(hitam tidak digunakan sebagai bayangan)
cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna
berikutnya
pengolahan sifat transparansi cat dihindari
meneliti sedetail mungkin sifat pentulan cahaya dari suatu
objek untuk kemudian diterapkan dalam lukisan
dikerjakan diluar ruangan (en plein air)
Tokoh-tokoh Impresionisme
Claude Monet, Auguste Renoir, Casmile Pissaro, Sisley
“The Water Lily Pond”, oleh Calude Monet
“Frog Pond”
oleh Pierre Auguste Renoire
Aliran
Ekspresionisme
Ekspresionisme Ekspresionisme adalah aliran yang memberikan
kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk lahirkan
emosi ataupun menyatakan sensasi dari dalam (baik
objeknya maupun senimannya).
Ciri-ciri aliran ekspresionisme yaitu :
lebih banyak mengungkapkan emosi kemarahan dan
depresi daripada emosi bahaia seseorang.
ungkapan isi hati seseorang
imajinasi seseorang
pemilihan warn diutamakan
ekspresionisme menjaga jiwa dan menemukan
“Sturm Und Drang” dan pancaran keluar merupakan
media yang baik untuk melukiskan emosinya kepada
orang lain.
Tokoh-tokoh Ekspresionisme :
Ernst Ludwig, Jean Michel Basquiat, Affandi
“The Scream”, oleh Edvard Munch
“Potret Diri”, oleh Affandi
Aliran
Kubisme
Kubisme Aliran Kubisme adalah aliran yang memiliki bentuk-
bentuk geometris seperti segitiga, segi empa,
lingkaran, silinder, bola, kerucut, kubus dan kotak-
kotak sebagai hasil dari deformasi bentuk dari objek
asli.
Ciri-ciri Kubisme:
Menggunakan beberapa perspektif sekaligus dalam
satu gambar
Melakukan deformasi dan dekonstruksi
Menyederhanakan obyek menjadi mirip bentuk
geometris
Mengeksplorasi bentuk terbuka Banyak
menggunakan benda sehari-hari sebagai tanda
abstrak
Tokoh-tokh aliran Kubisme :
Pablo Picaso, Georges Braques, Mochtar Apin
“Guernica” oleh Pablo Picaso
“Pemandangan Kota”
Oleh Mochtar Apin
Aliran dan Gaya Seni Lukis Adalah gaya seni lukis yang tidak berusaha
untuk merepresentasikan atau menggambarkan
objek-objek yang ada di dunia nyata. Aliran ini
menekankan pada penggunaan elemen-elemen
visual seperti warna, bentuk, garis, dan tekstur
untuk menciptakan komposisi yang berdiri
sendiri, tanpa merujuk pada representasi visual
tertentu, alirannya dikenal dengan seni lukis
abstrakionisme.
Gaya Non-Representatif
Aliran
Abstrakionisme
Abstrakionisme Abstraksionisme adalah aliran yang menggunakan
warna dan bentuk secara non-representasional.
ciri-ciri abstraksionisme :
menampilkan unsur-unsur seni rupa yang
disusun tidak terbatas pada bentuk-bentuk
yang ada di alam. garis, bentuk, dan warna
ditampilkan tanpa mengindahkan bentuk asli
alam.
Tidak adanya objek yang dapat dikenal
Ekspresif
Penggunaan garis dan tekstur
tokoh abstrak :
Mark Rothko, Jackson Pollock, Hanafi Muhammad
“No. 5" oleh Jackson Pollock
"Lights for the Layer"
Oleh Ay Tjoe Christine
TUGAS
(Individu) Buatlah lukisan dengan gaya
representatif/deformati/non
representatif (pilih salah satu),
menggunakan media kanvas dan cat
akrilik. Tema bebas dengan ketentuan
tidak mengandung unsur SARA dan
pornografi Alat yang dipersiapkan:
1.Kanvas (40 x 40)
2.Cat Akrilik
3.Kuas (besar, sedang, kecil)
4.Palet
5.Koran/plastik besar untuk alat
6.Mini essel painting (tidak wajib)