Sertifikasi Hiperkes Tenaga Kesehatan Indonesia

abolitaa25 1 views 28 slides Sep 08, 2025
Slide 1
Slide 1 of 28
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28

About This Presentation

Sertifikasi Hiperkes


Slide Content

LAPORAN STUDI KASUS PT INTI ERGONOMI KELAS A

Anggota Kelompok dr. Dimas Firmansyah Wijaya dr. Dinda Ajeng Anindita dr. Eddo Leonardo Hartanto dr. Fitria Hasanah Simamora dr. Galuh Nafisa Nastiti dr. Gratia Manasye Gosal dr. Hafsah Nabilah dr. I Putu Wira Putra Suherman dr. Irsyan Baginda Maulana dr. Malvin Chandra dr. Margareta Oktaviani dr. Muhammad Yusuf Manggabarani dr. Mustika Febriani Rizona dr. Nadiastina Restyandini dr. Nurdiantoro dr. Nycodemus Sesa dr. Paulus Taufik dr. Rahmatul Dwi Hutriawan

PT Industri Telekomunikasi Indonesia Alamat perusahaan : Jl. Moch . Toha No. 77 Bandung Jumlah pegawai : 415 orang (397 tetap , 9 tidak tetap , 9 direksi , dewan dan staf komisaris ) Sektor usaha : bidang industri telekomunikasi , elektronika , kelistrikan / energi , serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Asuransi pegawai : BPJS Kesehatan dan BPJS-TK Sertifikasi perusahaan : ISO 9001:2015 Sucofindo International Services QSC 01480, ISO 14001:2015 Sucofindo International Certification Services EMS 00270 OHSAS 18001:2007 Sucofindo International Certification Services OSH 00452, CIQS 2000:2009 Telkom Professional Certification Center, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bendera Emas Penghargaan Kecelakaan Nihil: Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Kelembagaan P2K3 : Tim P2K3 ( Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja ) melalui Surat Keputusan Direksi dan disahkan oleh Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kota Bandung

Bekerja sama dengan PT Widya Bhakti Inti Berdasarkan undang-undang No 24 tahun 2011 dibentuk 2 BPJS, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan Terhitung mulai 1 November 2014 Klinik Pratama Widya Bhakti Inti resmi menjadi Faskes tingkat pertama Program BPJS Kesehatan dan melayani salah satunya Karyawan dan Karyawati PT.INTI beserta keluarga Sebagai wujud kepedulian terhadap tenaga kerja dan mensukseskan program BPJS Ketenagakerjaan PT WBI ikut berperan sebagai Lembaga Pelaksana Pelayanan Pengobatan dan Perawatan Program JKK dengan PKS Nomor : PER/15/012016, Nomor : 121/25/WBI-USAHA/III/16, tanggal 4 Januari 2015 Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Fasilitas Pelayanan Kesehatan Bekerja sama dengan PT. Widya Bakti Inti memberikan pelayanan komprehensif berupa PROMOTIF Seminar dan Penyuluhan kesehatan PREVENTIF Imunisasi dan Vaksin bagi pekerja serta keluarga , Serta pelaksanaan MCU bagi calon pegawai dan pegawai KURATIF Layanan pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis penyakit dalam , spesialis anak , dokter umum , dokter gigi serta instalasi farmasi . REHABILATITIF Konsultasi terkait gizi dan klinik bekam . Yang telah terlaksana adalah renovasi kantin PT.INTI

Kegiatan Pelayanan Kesehatan antara PT Widya Bhakti Inti dengan PT Inti PROMOTIF Seminar kepada karyawan PT. INTI dan pelaksanaan kegiatan senam pagi setiap hari Jumat PREVENTIF Kegiatan PAP Smear KURATIF Layanan pemeriksaan oleh dokter umum REHABILATITIF Pembangunan kantin yang layak baik secara gizi dan sanitasi

Alur Produksi Tabung LPG 3 kg Pressing (200 ton ) Pressing (250 ton ) Flanging Footring welding Neckring welding Handguard welding Circumferential welding Hydrostatic test Shotblasting Pasang valve Numerator Leak test

PROGRAM KESEHATAN Hasil P engamatan Dampak yang dapat terjadi Upaya perusahaan Standar /PP Pemecahan masalah PROMOTIF Upaya program promotif dalam perusahan ini sudah meliputi beberapa aspek seperti: senam pagi , terdapat pelatihan atau pembinaan di bidang kesehatan kerja , fasilitas sarana olahraga Risiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja rendah Upaya perusahaan sudah ada dalam bidang prom o tif kesehatan tenaga kerja dalam hal program olahraga dan perbaikan gizi Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.Kep.22/DJPPK/V/2008 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No: PER.03/Men/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja Melakukan promosi kesehatan di tempat kerja Monitoring dan Evaluasi PREVENTIF Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan setiap tahun Lingkungan dan posisi kerja tidak ergonomis Minimnya APD untuk tenaga kerja Dapat terjadi penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja Upaya perusahaan belum maksimal dalam bidang preventif kesehatan tenaga kerja , namun kegiatan MCU 1 tahun sekali rutin dilakukan P e raturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi no. Per.02/men/1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam penyelenggaraan keselamatan kerja. Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.Kep.22/DJPPK/V/2008 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No: PER.03/Men/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja Edukasi terkait sikap dan posisi kerja yang benar Pengadaan alat kerja dan modifikasi lingkungan kerja sesuai prinsip ergonomi Penyediaan APD , sosialisasi SOP serta monitoring penggunaannya ( Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif )

Hasil P engamatan Dampak yang dapat terjadi Upaya perusahaan Standar /PP Pemecahan masalah KURATIF Sudah tersedia klinik pratama Bila terjadi PAK dan KK akan mudah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai Upaya perusahaan dalam bidang kuratif terhadap kesehatan tenaga kerja sudah ada yaitu adanya klinik Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No: PER.03/Men/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja Monitoring dan Evaluasi REHABILITATIF Program rehabilitasi pada klinik kerjasama masih terbatas jenisnya ( Bekam ). Belum bekerjasama dengan provider yang menyediakan alat bantu dengar , protesa dll Pekerja yang mengalami kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja tidak dapat kembali bekerja secara optimal Upaya perusahaan dalam bidang rehabilitatif terhadap kesehatan tenaga kerja belum tersedia Peraturan pemerintah No.43 tahun 1998 tentang upaya peningkatan kesejahteraan sosial penyandang cacat . Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.Kep.22/DJPPK/V2008 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No: PER.03/Men/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja Perusahaan be kerjasama dengan provider layanan rehabilitasi medis bagi para pekerja yang mengalami kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja , maupun penyedia alat bantu dan protesa . PROGRAM KESEHATAN ( Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif )

Pencegahan HIV, AIDS berdasarkan hukum di tempat kerja 1. Kebijakan : Membuat kebijakan tertulis untuk menerapkan program pencegahan dan penanggulangan ( edukasi ataupun pelatihan rutin ) 2. Pendidikan : Pemberian informasi tentang cara penularan dan pencegahan HIV/AIDS serta IMS dan mengenai konseling sukarela pengobatan HIV/AIDS 3. Perlindungan hak pekerja terkait HIV/AIDS: Selalu menjaga kerahasiaan rekam medik pekerja Pemeriksaan HIV terhadap pekerja atas dasar kesukarelaan dan persetujuan tertulis yang bersangkutan Memberikan perlindungan terhadap pekerja dengan HIV dari diskriminatif Tetap mendapatkan pelayanan kesehatan kerja terhadap pekerja dengan HIV AIDS 4. Prosedur K3 khusus untuk pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS: Pengusaha wajib memastikan keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja terlebih jika berisiko untuk terjadi penularan HIV/AIDS. Penetapan Kebijakan : Menetapkan kebijakan dalam pencegahan , penanggulangan , dan peredaran gelap narkotika serta membentuk unit yang menanganinya . Dalam melakasanakan upaya pencegahan perusahaan dapat berkonsultasi dengan instansi pemerintah yang terkait Penyusunan dan Pelaksanaan Program: Memberikan penyuluhan mengenai narkoba kepada pekerja / buruh secara rutin ; mengkomunikasikan kebijakan dan program kepada semua pekerja / buruh ; mengevaluasi kebijakan Pengusaha dapat melakukan tes kepada pekerja / buruh yang diduga menyalahgunakan narkoba Pencegahan Narkoba Berdasarkan hukum di tempat kerja PENCEGAHAN HIV, AIDS, dan NARKOBA terhadap PT. INTI

Pencegahan HIV, AIDS dan NARKOBA Perusahaan PT INTI bekerjasama dengan Pelayanan kesehatan klinik pratama WIDYA BHAKTI INTI yang menyediakan BPJS Ketenagakerjaan maupun BPJS kesehatan , serta memiliki apotek BHAKTI MEDIKA FARMA. Hal ini membuat setiap tenaga kerja memiliki sumber informasi yang baik mengenai HIV, AIDS dan narkoba serta dapat mengecek kesehatan secara berkala . Saat ini perusahaan sudah baik dalam melakukan penyuluhan mengenai upaya pencegahan HIV,AIDS dan Narkoba kepada setiap pekerja / buruh ; perusahaan juga menerapkan pelarangan penggunaan narkoba dan adanya sanksi bagi yang melanggar . Hal yang terjadi bila tidak dilakukan pencegahan : Adanya tindakan diskriminatif antar sesama tenaga kerja Kurangnya pemahaman mengenai pencegahan bahkan penanggulangan HIV AIDS dan Narkoba serta kurangnya pemahaman mengenai penularan HIV/AIDS Peredaran narkoba di dalam tempat kerja Produktivitas kerja menurun Hal yang diharapkan dalam upaya pencegahan : Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran tenaga kerja PT. INTI mengenai HIV AIDS dan Narkoba Setiap tenaga kerja PT.INTI saling menghargai dan saling mendukung satu dengan yang lain Produktivitas kerja meningkat ➕

Observasi : PT. INTI bekerjasama dengan PT. Widya Bakti Inti mengadakan MCU bagi calon karyawan mengadakan MCU bagi karyawan yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun , meliputi ( https://widyabhaktiinti.co.id/index.php?views=home ) : pemeriksaan darah dan urin rutin, tekanan darah, cek fisik, konsultasi dengan dokter, EKG, rontgen paru Saran : ditambahkan untuk pemeriksaan audiometri PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA Permenakertrans No.3 Th.1982,psl.3

Lingkungan Kerja Lingkungan kerja sempit Ventilasi minimal Pencahayaan kurang Iklim kerja panas Kesesuaian Pekerja dengan Alat Beban Kerja Tidak terdapat informasi mengenai jadwal dan jam kerja Pada perusahaan sejenis jam kerja dengan total 8 jam/shift Aktivitas kerja termasuk dalam beban kerja sedang  

Ragam Postur Tubuh Tenaga Kerja dan Evaluasi Faktor Risiko RULA alat untuk mengevaluasi faktor-faktor risiko postur , konstraksi otot statis, gerakan repetitive , dan gaya yang digunakan untuk suatu pekerjaan tertentu REBA M etode untuk menganalisis pekerjaan berdasarkan posisi tubuh Didesain untuk mengevaluasi pekerjaan atau aktivitas yang dapat cenderu untuk terjadinya kelelahan pada leher , punggu dan lengan

+ 3 + 1 √ +3 +2 +4 +1 +2 7 +3 +3 +2 5 +1 +2 8 7

Masalah terkait Ergonomi Lingkungan kerja , tempat kerja yang kecil  pekerja bekerja dengan kurang leluasa Beberapa pekerja dalam proses produksi barang masih banyak yang membungkuk dalam proses bekerja Kursi yang digunakan memiliki tatakan duduk yang keras dan tanpa sandaran Posisi duduk pekerja kurang tepat Prolonged standing dengan gerakan repetitif Tinggi meja tempat kerja terlalu rendah pada pekerja dengan posisi berdiri

Pemecahan Masalah terkait Ergonomi Ruang lingkup kerja diperluas untuk meningkatkan ruang gerak pekerja Jarak antar karyawan yang bekerja diperlebar Disediakan tempat penyimpanan tabung LPG khusus , yang terpisah dengan area kerja  untuk pengangkutan dapat pula disediakan alat bantu Penyesuaian tinggi meja dengan pekerja Pekerjaan sebisa mungkin dilakukan dalam posisi duduk atau bergantian duduk berdiri Pekerja diberi waktu untuk melakukan stretching untuk mengatasi kelelahan otot setiap 1 jam sekali , selama 5-10 menit Diadakan pelatihan berkala mengenai ergonomi serta posisi dan postur kerja yang ergonomis dan manfaat ergonomi pada tenaga kerja , termasuk bagaimana prosedur mengangkat beban yang benar Penyediaan kursi yang memiliki sandaran dan dapat diatur sesuai tinggi pekerja

Program Pemenuhan Gizi Pekerja , Kantin , atau Ruang Makan

10 Besar Penyakit Tersering di Pe layanan Kesehatan Akibat posisi bekerja dan lama berdiri; Myalgia Varises kaki Akibat pengecatan: Rhinitis alergi Dermatitis kontak iritan Akibat pengelasan: Luka bakar Korpus alienum pada mata Akibat mengangkat beban: Trauma benda tumpul Carpal tunnel syndrome Low Back Pain (LBP) Akibat kebisingan; Noise induced hearing loss ( Gangguan Pendengaran akibat tepapar bising di suatu lingkungan kerja waktu yang lama dan terus menerus )

Penyakit Akibat Kerja (PAK) terkait Ergonomi Bursitis  gerakan bahu dan siku yang berulang CTS  gerakan berulang dengan menggunakan peralatan yang bergetar Epicondylitis  gerakan berulang Ganglion  gerakan berulang Tendonitis  gerakan berulang Tenosynovitis  gerakan berulang , mengangkat beban tiba-tiba Neck tension  harus mempertahankan posisi tegak Trigger finger  gerakan berulang , pegangan lama, keras dan sering Osteoarticular deviations  postur dan gerakan membungkuk HNP  mengangkat tidak ergonomis LBP  posisi kerja tidak ergonomis

Sarana P3K Dasar Hukum : Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.15/MEN/VIII/2008 Tahun 2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja Hasil pengamatan : tidak terlihat sarana terkait P3K

Personel Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kesehatan Kerja Dokter Kesehatan Kerja : UU No.1 / 1970 pasal 8 Permenaker No. 01/1976 ttg Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan; Permenaker No. 02/ 1980 tentang pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggara Keselamatan Kerja ; Paramedis Perusahaan : Permenaker No. 01/ 1979 ttg Kewajiban Latihan Hiperkes bagi tenaga Paramedis Perusahaan Ahli K3 : Permenaker No. 02/ 1992 ttg Tata cara Penunjukan Kewajiban dan wewenang ahli K3 Ahli K3 Kimia dan Petugas K3 Kimia: Kepmenaker No. 187/ 1999 ttg Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat kerja

Tugas dan Kewajiban Personel Kesehatan Dokter Perusahaan : Dokter yang bekerja di suatu perusahaan yang bertugas atau bertanggung jawab atas higiene perusahaan keselamatan dan kesehatan kerja Paramedis Perusahaan : Tenaga Paramedis yang ditugaskan untuk melaksanakan atau membantu penyelenggaraan tugas higiene perusahaan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan atas petunjuk dokter perusahaan

IDENTIFIKASI BAHAYA No. Proses Kerja Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikologi Kemungkinan PAK Kemungkinan Kecelakaan Kerja 1. Pressing (200 dan 250 ton) Iklim kerja panas , bising Fume Berdiri lama, gerakan membungkuk , rotasi pada leher dan pinggang , gerakan berulang , mengangkat beban kerja , tidak menggunakan pelindung telinga , p enca ha yaan kurang , tidak menggunakan masker, tidak menggunakan googles Target produksi Heat cramps, heat exhaustion, heat stroke , dehidrasi , miliaria , NIHL, bursitis, epicondylitis , ganglion, tendonitis, tenosynovitis , neck tension , trigger finger , osteoarticular deviations , HNP, LBP, stress kerja , corpus alienum mata Terjepit mesin , t erbentur badan mesin , tertimpa plat 2 Flanging Iklim kerja panas , bising Fume Berdiri lama, gerakan berulang , rotasi pada leher dan pinggang , tidak menggunakan pelindung telinga , tidak menggunakan googles , p enca ha yaan kurang Target produksi Heat cramps, heat exhaustion, heat stroke , dehidrasi , miliaria , NIHL, bursitis, epicondylitis, ganglion, tendonitis, tenosynovitis, neck tension, trigger finger,, LBP, stress kerja , corpus alienum mata Terjepit mesin , Terbentur badan mesin , tertimpa plat

IDENTIFIKASI BAHAYA 3 Footring welding, Handguard welding, neckring welding, circumferential welding Iklim kerja panas , Bising , vibrasi , korsleting Sinar UV, Asap, fume Berdiri lama, gerakan membungkuk , rotasi pada leher dan pinggang , gerakan berulang , meja kerja kurang tinggi , t idak menggunakan pelindung wajah , telinga , dan anggota tubuh lainnya Target produksi Heat cramps, heat exhaustion, heat stroke , dehidrasi , miliaria , NIHL, luka bakar , bursitis, CTS, epicondylitis , ganglion, tendonitis, tenosynovitis , neck tension , trigger finger , osteoarticular deviations , HNP, LBP, penyakit paru , kanker , penyakit ginjal , kerusakan sistem saraf Tersandung kabel mesin las, terjatuh , terkena percikan api las, tersengat listrik , ledakan dan kebakaran , 4 Hydrostatic test Iklim kerja panas Bakteri , jamur , virus Berdiri lama, membungkuk , rotasi pada leher dan pinggang , gerakan berulang , tidak menggunakan pelindung telinga , p enca ha yaan kurang , tidak menggunakan masker, tidak menggunakan sarung tangan, apron, serta boot Target produksi Heat cramps, heat exhaustion, heat stroke , dehidrasi , miliaria , dermatitis, bursitis, CTS, epicondylitis , ganglion, tendonitis, tenosynovitis , neck tension , trigger finger , osteoarticular deviations , HNP, LBP Terjatuh , Terpeselet , tertimpa material

IDENTIFIKASI BAHAYA 5 Shotblasting Iklim kerja panas , Bising , vibrasi Terpapar liquid dan terhirup : HCl , Thinner A, thinner B, timah AZ, dll Berdiri lama, membungkuk , rotasi pada leher dan pinggang , menunduk , posisi meja kerja terlalu rendah , mengangkat tidak ergonomis , gerakan berulang , tidak menggunakan pelindung telinga Target produksi Heat cramps, heat syncope, heat stroke, heat exhaustion , dehidrasi , NIHL, stress kerja , miliaria , LBP, tendonitis, tenosynovitis, CTS, luka akibat zat kimia Terjatuh , terjepit dan terbentur mesin , kejatuhan plat 6 Pasang valve Iklim kerja panas Berdiri lama, membungkuk , rotasi pada leher dan pinggang , menunduk , mengangkat tidak ergonomis , gerakan berulang , tidak menggunakan pelindung telinga , p enca ha yaan kurang , t idak menggunakan masker/ digantungkan di dagu Target produksi Heat cramps, heat syncope, heat stroke, heat exhaustion , dehidrasi , stress kerja , miliaria , LBP, CTS tendonitis, tenosynovitis Terjepit mesin , Terbentur badan mesin , kejatuhan tabung ,

IDENTIFIKASI BAHAYA 7 Leak test Iklim kerja panas , Bakteri , jamur dan virus Duduk membungkuk , berdiri lama, menunduk , gerakan twisting , kesulitan menjangkau benda / tombol , gerakan berulang , Tidak menggunakan masker, tidak menggunakan sarung tangan, apron, dan sepatu boot Target produksi Heat cramps, heat syncope, heat stroke, heat exhaustion , dehidrasi , stress kerja , miliaria , LBP, tendonitis, tenosynovitis , CTS, dermatitis Terjatuh , tertimpa material 8 Numerator Iklim kerja panas Gerakan twisting , gerakan berulang Penca ha yaan kurang , Tidak menggunakan masker Target produksi Heat cramps, heat syncope, heat stroke, heat exhaustion , dehidrasi , stress kerja , miliaria , LBP, tendonitis, tenosynovitis Terjepit mesin , Terbentur badan mesin , tertimpa tabung

tHANK YOU!
Tags