SKRIPSI ALI TABAR HSB BARUuuuuuhuuhhhhh.docx

windasarilubis63 8 views 112 slides May 12, 2025
Slide 1
Slide 1 of 112
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70
Slide 71
71
Slide 72
72
Slide 73
73
Slide 74
74
Slide 75
75
Slide 76
76
Slide 77
77
Slide 78
78
Slide 79
79
Slide 80
80
Slide 81
81
Slide 82
82
Slide 83
83
Slide 84
84
Slide 85
85
Slide 86
86
Slide 87
87
Slide 88
88
Slide 89
89
Slide 90
90
Slide 91
91
Slide 92
92
Slide 93
93
Slide 94
94
Slide 95
95
Slide 96
96
Slide 97
97
Slide 98
98
Slide 99
99
Slide 100
100
Slide 101
101
Slide 102
102
Slide 103
103
Slide 104
104
Slide 105
105
Slide 106
106
Slide 107
107
Slide 108
108
Slide 109
109
Slide 110
110
Slide 111
111
Slide 112
112

About This Presentation

zhsysyhsshsjsjjasjsjsjjssjjsjszjzjzjbzhzhzzjzjzjzjzjshshshshhshgglksjsjsjjsjssjsjsjshhshshshsshshzhzhzhzhzhzjzjshgaayatgwjwwkkakaajsnshshshshsjshshshqjqoqoaoaksjjzxjxjdjsjdjskskskskskskzjnssbbsshshsusjsjsjsjsjsjhkkssjsjsjsiskskskskkssksjhdbxbxbxxhjxjdysshsggsgwkwlslsksnsbbshsshsjdhhdbdhdhdhdhdhdhdhs...


Slide Content

PERAN SISTEM FULL DAY SCHOOL DALAM MENGATASI
KENAKALAN SISWA DI SD TAHFIZH F3 PEKANBARU
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
Alkifayah Riau
OLEH
ALI TABAR HASIBUAN
NIRM:1238.20.0776
PROGRAM STUD I
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AL-KIFAYAH RIAU
1445 H / 2024 M

SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : ALI TABAR HASIBUAN
NIRM : 1238.20.0776
Tempat/Tanggal Lahir : Parapat, 29-07-1999
Program : Sarjana (S1)
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis berjudul: Peran
Sistem Full Day School Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di SD Tahfizh
F3 Pekanbaru. salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) pada
Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Kifayah Riau ini seluruhnya merupakan hasil
karya saya sendiri maupun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang
saya kutip dari karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai
dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di
perguruan tinggi ini.
Pekanbaru, 10 Februari 2024
Yang membuat pernyataan,
Materai 10.000
A LI T A B A R H A S I B UA N
NIRM:1238.20.0776
i

Dr. PARLINDUNGAN SIMBOLON, S.I.Q., M.Us.
DOSEN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-KIFAYAH RIAU
NOTA DINAS
Prihal: Skripsi Ali Tabar Hasibuan
Kepada Yth.
Ketua STAI Al-Kifayah Riau
di_
Pekanbaru
Assalamua’alaikum Wr.Wb.
Setelah kami membaca, meneliti, mengoreksi, dan mengadakan bimbingan
perbaikan skripsi saudara:
Nama : ALI TABAR HASIBUAN
Nomor Induk Mahasiswa : 1238.20.0776
Tempat/Tanggal Lahir : Parapat, 29-07-1999
Program : Sarjana (S1)
Program Studi :Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI)
Judul :Peran Sistem Full Day School Dalam
Mengatasi Kenakalan Siswa di SD
Tahfizh F3 Pekanbaru
Maka dengan ini dapat disetujui untuk diseminarkan pada ujian Munaqasyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Kifayah Riau.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pekanbaru, 10 Februari 2024
Pembimbing I
Dr. PARLINDUNGAN SIMBOLON, S.I.Q., M.Us.
NIDN.2125058608
ii

SYAHRI RAMADHAN, S.Psi., M.S.I.
DOSEN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-KIFAYAH RIAU
NOTA DINAS
Prihal: Skripsi Ali Tabar Hasibuan
Kepada Yth.
Ketua STAI Al-Kifayah Riau
di_
Pekanbaru
Assalamua’alaikum Wr.Wb.
Setelah kami membaca, meneliti, mengoreksi, dan mengadakan bimbingan
perbaikan skripsi saudara:
Nama : ALI TABAR HASIBUAN
Nomor Induk Mahasiswa : 1238.20.0776
Tempat/Tanggal Lahir : Parapat, 29-07-1999
Program : Sarjana (S1)
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI)
Judul : Peran Sistem Full Day School Dalam
Mengatasi Kenakalan Siswa di SD
Tahfizh F3 Pekanbaru
Maka dengan ini dapat disetujui untuk diseminarkan pada ujian Munaqasyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Kifayah Riau.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pekanbaru, 10 Februari 2024
Pembimbing II
SYAHRI RAMADHAN, S.Psi., M.S.I.
NIDN. 2112048902
iii

PERSETUJUAN
Kami yang bertanda tangan di bawah ini selaku pembimbing I dan pembimbing II
skripsi, dengan ini menyetujui bahwa skripsi berjudul: Peran Sistem Full Day
School Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di SD Tahfizh F3 Pekanbaru
yang ditulis oleh:
Nama : ALI TABAR HASIBUAN
Nomor Induk Mahasiswa : 1238.20.0776
Tempat/Tanggal Lahir : Parapat, 29-07-1999
Program : Sarjana (S1)
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI)
Untuk diajukan dalam ujian Munaqasyah Sekolah Tinggi Agama Islam
(STAI) Al-Kifayah Riau.
Pekanbaru, 10 Februari 2024
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. PARLINDUNGAN SIMBOLON, M.Us SYAHRI
RAMADHAN, M.S.I.
NIDN.2125058608 NIDN. 2112048902
Mengetahui:
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
AYU PURNAMASARI S, S.Pd., M.Pd.
NIDN.2125128604
iv

MOTTO
ايكاب مدآ نبااي كما كتدلو
ارورس نوكحضي كلوح سانلاو
نوكت نا كسفنل دهتجاف
ارورسم اكحاض كتوم موي
"Engkau di lahirkan ibumu dalam keadaan menangis terisak-isak, sedangkan
manusia di sekeliling mu tertawa ria menyambut kedatangan mu.
Maka berjuanglah untuk diri mu, smoga di hari ke wafatan mu manusia menangis,
sedangkan engkau tertawa gembira menghadap Tuhan mu.
(Ali Tabar Hasibuan)
v

PERSEMBAHAN
~Yang utama dari segalanya~
Luapan rasa syukur tak hentinya Penulis rasakan atas berkat limpahan rahmat, nikmat dan hidayahnya Allah SWT sehingga Penulis dapat berada di
posisi saat ini. Dan shalawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW semoga tetap tercurah dan semoga tersampaikan.
Penulis persembahkan hasil studi ini sebagai ungkapan terimakasih dan rasa kasih sayang yang tulus dari lubuk hati yang paling dalam kepada :
~Ayah dan Ibu tercinta~
Ribua kata terimakasih tidak akan pernah bisa menandingi betapa besarnya jasa dan perjuangan yang telah Ayah dan Ibu lakukan untuk Ananda
sampai berada di titik sekarang. Hanya do’a yang selalu Ananda bisikan di hamparan sajadah semoga Allah Subhanahu WaTa’ala
senantiasa memberikan nikmat kesehatan kepada Ayah dan Ibu sehingga Ananda dapat sedikit membalas jasa Ayah dan Ibu dengan
ukiran senyuman dan rasa bangga di hati melihat Ananda membahagiakan Ayah dan Ibu di masa depan. Ananda bersyukur kepada Allah
Subhanahu WaTa’ala yang telah memberikan orangtua seperti Ayah dan Ibu, semoga kita semua dapat berkumpul kembali bersama-sama di surga
nanti. Ayahanda Ibunda
Ananda mencintai kalian karena Allah.
~Dosen Pembimbing~
Bapak Dr. Parlindungan Simbolon, S.I.Q., M.Us. dan Syahri Ramadhan, S.Psi,. M.S.I. selaku dosen pembimbing. Ananda mengucapkan rasa
terimakasih yang tulus kepada Bapak yang telah senantiasa meluangkan waktunya dan memberikan Ananda ilmu yang bermanfaat selama
ini sehingga Ananda dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah yang membalas kebaikan Bapak, semoga Bapak dan keluarga
senantiasa diberikan nikmat kesehatan sehingga dapat terus berjuang memajukan pendidikan anak bangsa kedepannya. Semoga Allah
mempertemukan kita kembali di surganya kelak aaamiiin.
~Seluruh Dosen dan Pegawai STAI Al-Kifayah Riau~
Ananda persembahkan skripsi ini kepada seluruh dosen STAI Al-Kifayah yang telah memberikan ilmu, nasihat, serta motivasi yang selalu
disampaikan selama Ananda menjalani kuliah, terimakasih Bapak/Ibu semoga Allah memberikan balasan yang setimpal atas kebaikannya dan
kepada seluruh pengawai STAI Al-Kifayah Riau yang telah banyak membantu demi kelancaran dan berlangsungnya perkuliahan
vi

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah Penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu
WaTa’ala yang telah memberikan nikmat kesehatan, kesempatan sehingga
dengan nikmat tersebut Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Sholawat serta salam Penulis hadiahkan kepada junjungan alam yakni Rasulullah
shallallahu‘alaihi wasallam semoga dengan bersholawat kita semua bisa
mendapatkan syafa’atnya di akhirat kelak. Aaamiiin.
Skripsi ini berjudul Peran Sistem Full Day School Dalam Mengatasi
Kenakalan Siswa di SD Tahfizh F3 Pekanbaru yang diajukan sebagai salah
satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di STAI Al-Kifayah Riau.
Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang telah
turut membantu berupa sumbangan pikiran, ide, bimbingan serta motivasi yang
sangat berarti kepada Penulis yaitu kepada yang terhormat:
1.Kepada Bapak Dr. Yundri Akhyar, MA. Selaku Ketua Yayasan Kifayatul
Akhyar yang telah memberikan motivasi untuk selalu kuliah dan memberikan
arahan agar bias selesai.
2.Bapak Dr. Mukhyar Bukhari, MA. Sebagai Direktur Pendidikan Sekolah
Tinggi Agama Islam Al-Kifayah Riau
3.Bapak Zalisman, M.Pd selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
Al-Kifayah Riau.
4.Bapak Ayu Purnamasari S, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGMI
5.yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
6.Bapak Dr. Parlindungan Simbolon, S.I.Q., M.Us. Selaku Pembimbing I dan
Syahri Ramadhan, S.Psi, M.S.I. selaku Pembimbing II yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada Penulis sehingga Skripsi ini dapat
selesai dengan baik.
7.Kepada Kabag Tata Usaha, Bapak Nurkholizah, S.Pd.I. Kasubbag Akademik
dan Kemahasiswaan Ibu Elvina Rahmadani, S.Kom. dan Kasubbag BAAK
vii

dan IT, Bapak Novialdi T, ST. Serta seluruh dosen dan pegawai sekretariat
dan akademik yang telah membantu Penulis dalam penyusunan skripsi ini.
8.Kepada orang yang Penulis sayangi Ayahanda dan Ibunda, Abang, Kakak dan
Adik tercinta, serta seluru keluarga yang telah memberikan banyak bantuan
dan dukungan baik berupa moril maupun materil sehingga Penulis dapat
menyelesaikan kuliah diSTAI Al-Kifayah Riau.
9.Kepada seluruh teman-teman seperjuangan di STAI Al-Kifayah Riau yang
turut memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik semoga kalian bahagia dunia akhirat.
Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga kita
semua dimasukkan ke dalam surganya kelak. Aamiin
Pekanbaru, 10 Februari
2024
Penulis,
A LI T A B A R H A S I B UA N
NIRM: 1238.20.0776
viii

DAFTAR ISI
PERNYATAAN...................................................................................................i
NOTA DINAS PEMBIMBING I.......................................................................ii
NOTA DINAS PEMBIMBING II......................................................................iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................iv
MOTTO................................................................................................................v
PERSEMBAHAN ................................................................................................vi
KATA PENGANTAR .........................................................................................vii
DAFTAR ISI........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL................................................................................................ix
TRANSLITERASI..............................................................................................x
ABSTRAK............................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
A.Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B.Penengasan Istilah...................................................................................5
C.Permasalahan...........................................................................................8
1.Identifikasi Masalah...........................................................................8
2.Batasan Masalah.................................................................................8
3.Rumusan Masalah...............................................................................8
D.Tujuan dan Manfaat Penelitian...............................................................9
1.Tujuan Penelitian................................................................................9
2.Manfaat Penelitian..............................................................................9
a.Manfaat teoritis..............................................................................9
b.Manfaat praktis..............................................................................9
BAB II KAJIAN TEORI.....................................................................................11
A.Landasan Teori .......................................................................................11
1.Fuul Day School.................................................................................11
a.Pengertian Full Day School ..........................................................11
b.Tujuan Pembelajaran Full Day School..........................................13
c.Sistem Pembelajaran Full Day School...........................................15
d.Kelebihan dan Kelemahan Sistem Full Day School......................17
e.Perbedaan Pembelajaran Reguler dengan Full Day School...........22
2.Kenakalan Siswa...............................................................................24
a.Pengertian Kenakalan Siswa..........................................................24
b.Faktor dan Penyebab Kenakalan Anak SD .................................27
c.Tipe-tipe Kenakalan Siswa............................................................29
d.Upaya-upaya untuk Menanggulangi Kenakalan Siswa.................32
B.Penelitian Relevan...................................................................................36
C.Konsep Operasional................................................................................38
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................38
A.Jenis Penelitian........................................................................................38
ix

B.Waktu dan Lokasi Penelitian...................................................................38
C.Informan Penelitian.................................................................................39
D.Objek Penelitian......................................................................................39
E.Teknik Pengumpulan Data......................................................................39
F.Teknik Analisis Data...............................................................................41
G.Keabsahan Data.......................................................................................42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Deskripsi Tempat Penelitian...................................................................48
B.Hasil Penelitian dan Pembahasan............................................................52
1.Konsep Full Day School di SD Tahfizh F3 Kota Pekanbaru.............52
2.Full Day School Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa........................57
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan..............................................................................................61
B.Saran .......................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................iii
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
x

DAFTAR TABEL
Tabel III. 1Biodata informan di SD Tahfizh F3 Pekanbaru............................39
xi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Observasi........................................................................65
Lampiran 2. Daftar Pertanyaan Wawancara.......................................................66
Lampiran 3.Jadwal Observasi, Wawancara......................................................68
Lampiran 4. Hasil Observasi..............................................................................69
Lampiran 5. Transkripsi Hasil Wawancara Subjek 1.........................................68
Lampiran 6. Transkripsi Hasil Wawancara Subjek 2.........................................72
Lampran 7. Transkripsi Hasil Wawancara Subjek 3.........................................74
Lampran 8. Transkripsi Hasil Wawancara Subjek 4.........................................76
Lampran 9. Transkripsi Hasil Wawancara Subjek 5.........................................78
Lampiran 10. Hasil Reduksi DataWawancara Subjek 1......................................79
Lampiran 11. Hasil Reduksi DataWawancara Subjek 2......................................81
Lampiran 12. Hasil Reduksi DataWawancara Subjek 3......................................83
Lampiran 13. Hasil Reduksi DataWawancara Subjek 4......................................85
Lampiran 14. Hasil Reduksi DataWawancara Subjek 5......................................86
Dokumentasi Kegiatan Penelitian.........................................................................87
xii

PEDOMAN TRANSLITERASI
1.Konsonan Tunggal
ﺍ = a ر = r ف = f ب = b ز = z
ق = q ت = t س = s ك = k ث = tsa
ش = sy ﻝ = l ج = j ص = sh م = m
ح = h ض = dh ن = n خ = kh ط = th
و = w د = d ظ = zh ه = h ذ = dz
, = ء ` = ع غ = gh ي = y
2.Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap ditulis rangkap, misalnya َ
زن
ditulis Zannu.
3.Vokal Pendek
Fathah (
َ

- ) ditulis a, misalnya َ
رَظَن
= nazhara.
Kasrah (
َ

- ) ditulis I, misalnya ملِعل
َا
= al-`Ilm dan
Dhammah (ُ) ditulis u, misalnya ق
ُر
ُ
ط
= Thuruq.
4.Vokal Panjang
a panjang tetap ditulis ă misalnyaبيلا
??سا
= asălíb, I panjang tetap ditulis i
misalnya ق
ّرِطلا
= at-Thariq dan u panjang tetap ditulis ŭ misalnya قيصلا = al-
Ushŭl.
5.Ta‘ Marbutah ( ة )
Ta‘ Marbuthah yang dimatikan ditulis h, misalnya ةسردم ditulis madrasah.
Tetapi Ta‘ Marbuthah yang dihubungkan kepada kalimat sesudahnya ditulis t.
6.Kata Sandang Alif Lam
Alif Lam yang diikuti huruf qamariyah, ditulis al, misalnya ملاسلاا ditulis al-
xiii

Islam.Alif Lam yang diikuti huruf syamsiyah dituliskan huruf syamsiyahnya,
misalnya يسايسا ditulis As-Siyasi.
7.Huruf Besar
Penulisan huruf besar disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)
8.Singkatan
Singkatan akan ditemukan dalam tesis ini walaupun jumlahnya sangat sedikit
seperti dll = dan lain-lain, hlm. = halaman, tt. = tanpa tahun
xiv

ABSTRAK
Ali Tabar Hasibuan (2024) :“Peran Sistem Full Day School Dalam
Mengatasi Kenakalan Siswa di SD Tahfizh
F3 Pekanbaru”.
Pelitian ini dilatarbelakangi oleh Sitem pembelajaran Full Day School
merupakan salah satu inovasi kreasi dan inovasi pembelajaran untuk menjadikan
sekolah unggul, inovatif serta kreatif dengan sistem pemebelajran terpadu yang
berlandaskan Iman dan Taqwa (Imtak) serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Iptek). salah satunya sekolah yang menggunakan sistem Full Day School ialah
SD Tahfizh F3 Pekanbaru, sekolah ini mempunyai program-program unggulan
dan banyak orangtua yang menyekolahkan di sekolah tersebut, salah satu tujuan
SD Tahfizh F3 Pekanbaru agar bisa mengatasi kenakalan siswa, namun
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SD Tahfizh F3, siswa itu memiliki
perilaku yang kurang baik seperti ribut saat suasana belajar, tanpa izin keluar
ruangan saat guru tidak ada, mengejek teman lainnya. Walaupun hanya kenakalan
yang bersifat normatif pada usia sekolah dasar itupun harus ada upaya atau
tindakan sedini mungkin agar tidak menjadi kebiasaan siswa dalam interaksi
sosial dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
konsep Full Day School dan peran Sistem Full Day School dalam mengatasi
kenakalan siswa di SD Tahfizh F3 Kota Pekanbaru. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, interview (wawancara), dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah
Kepala Sekolah, Bidang Kurikulum, Bidang kesiswaan, Wali kelas VI, dan Guru
Tahfizh. Adapun hasil penelitian menunjukan: Konsep Full Day School di SD
Tahfizh F3 Kota Pekanbaru dilakukan dengan cara melalui Kurikulum, metode
pembelajaran dan waktu pembelajaran. Adapun kurikulum yang digunakan adalah
K-13 dengan memadukan pelajaran umum dan agama, sedangkan metode
pembelajarannya indoor dan out door, dan penerapan Full Day Scholl melalui
waktu belajar dengan menambah 2 jam setiap harinya sehingga pukul 15.00 WIB
bagi kelas IV-VI Sedangkan hari Jumat pukul 11:30 dan Sabtu 14.00. siswa yang
menghabiskan waktu belajar disekolah dapat terjaga perilaku dari pengaruh luar
dan orangtuanya lebih merasa aman ketika bekerja. Peran Sistem Full Day School
dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di SD Tahfizh F3 dilakukan dengan dua
langkah, pertama, upaya Preventif contoh menetapkan pendidikan karakter ke
dalam kurikulum sekolah, mensosialisasikan peraturan sekolah, kegiatan
keagamaan, kedua, upaya represif seperti pemberian sanksi dari sekolah. kalau
kesalahannya bersifat ringan maka di hukum dengan teguran, jika pelanggaran
sedang di suruh menghafal ayat alquran, membersihkan pekarangan sekolah dan
menasehatinya untuk tidak mengulangi lagi, sedangkan pelanggaran berat di
panggil orangtunya dan mencari jalan solusi terbaik.
Kata kunci: Peran-Full Day School-Kenakalan
xv

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian yang inhern dengan kehidupan.
Pemahaman seperti ini, mungkin terkesan dipaksakan, tetapi jika mencoba
menurut alur dan proses kehidupan manusia, maka tidak dapat di pungkiri
bahwa pendidikan telah mewarnai jalan panjang kehidupan manusia dari awal
hingga akhir. Pendidikan menjadi pengawal sejati dan menjadi kebutuhan asasi
manusia. Pendidikan dapat juga diartikan suatu proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses pembuatan, cara
mendidik.
1
Dalam proses perubahan perilaku manusia dapat diperoleh melalui
pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan adalah sebuah proses,
bukan aktivitas spontan, yang sekali jadi. Sebagai sebuah proses, maka
pendidikan pada dasarnya adalah rangkaian aktivitas terprogram, terarah, dan
berkesinambungan. Ada berbagai komponen yang menjadi penopang dari
setiap aktivitas pendidikan. Komponen yang sesamanya saling tergantung,
saling berhubungan, dan saling menentukan. Tepatnya, pendidikan adalah
kumpulan aktivitas dari sebuah sistem.
2
1
Munir Yusuf, Pengatar Ilmu Pendidikan, (Palopo: Lembaga Penerbit Kampus IAIN
Palopo, 2018), hlm. 7-8.
2
Jalaludin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), hlm. 121.
1

Pendidikan sangatlah diharapkan oleh para orang tua baik pendidikan
secara umum maupun pendidikan agama. Di dalam ajaran Islam, pendidikan
agama mendapat perhatian lebih untuk selalu dikembangkan, seperti yang
disebutkan dalam surah at-Taubah ayat 122 yang berbunyi :
  

       

 


  

  





   
   


Artinya : tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang
agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka
telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
Menurut Ibnu Kastir dalam Tafsir Al-Qur’an alAzim bahwa penjelasan
ayat di atas adalah Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi
semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di
antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka
telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
3
Ayat di atas menjelaskan bahwa dalam ajaran Islam terdapat
perintah untuk pendidikan agama, baik dari keluarga maupun dari orang lain.
Sehingga orang tua atau keluarga sebagai penentu utama pendidikan
seharusnya dapat menentukan pendidikan yang terbaik untuk anaknya yaitu
yang memiliki muatan lebih tentan keagamaan. Selian itu Pendidikan juga
merupakan proses untuk meningkatkan, memperbaiki, mengubah pengetahuan,
keterampilan dan sikap serta tata laku seseorang atau kelompok orang lain
3
Al-Hafz Ibnu Katsir al-Dimasyqi, Imam Abi Al-Fida’ Tafsir Al-Qur’an alAzim. Bairud:
Jilid 4. Dar al Fikr, 1992. hlm. 229
2

dalam usaha mencerdaskan kehidupan manusia melalui kegiatan bimbingan
pengajaran dan pelatihan. Proses menunjukkan adanya aktivitas dalam bentuk
tindakan aktif di mana terjadi suatu interaksi yang dinamis dan dilakukan
secara sadar dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu
tindakan pendidikan selalu bersifat aktif dan terencana, maka pendidikan
merupakan suatu perbuatan atau tindakan sadar agar terjadi perubahan sikap
dan tata laku terampil, mandiri, berdisiplin dan berakhlak mulia.
4
Namun pada pelaksanaanya pendidikan dalam praktiknya mengalami
berbagai macam problem, baik yang berkaitan langsung dengan siswa (Faktor
Intern) Maupun yang berasal dari luar siswa (Faktor Ekstern). Banyaknya
masalah yang dihadapi oleh dunia Pendidikan yang menimbulkan banyak akses
negatif yang sangat merisaukan masyarakat. Akses tersebuat antara lain makin
banyaknya penyimpangan norma kehidupan agama dan sosial masyarakat yang
mayoritas masih berusia muda atau remaja, Kenakalan remaja pada hari
semakin mengkhawatirkan dan semakin hari semakin meningkat. Hal ini dapat
dilihat dari pemberitaan di media masa yang tidak jarang memuat berbagai
penyimpangan yang dilakukan kaum pelajar, seperti seks bebas, miras, tawuran
dan lain sebagainya. Disamping itu juga meningkatnya jumlah singel parent,
5
dan banyaknya aktifitas orang tua (parent career) serta adanya kenyataan
kebanyakan siswa menghabiskan sebagian waktu luang mereka di luar rumah
dan menggunakan untuk aktifitas yang tidak bermanfaat. Hal ini merupakan
signal penting yang harus dicari solusi alternatifnya.
4
M. Zainuddin, Reformasi Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008), hlm. 1-2.
5
Jhon M Echool & Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1996),
hlm. 544.
3

Kondisi ini menjadikan para pakar pendidikan berfikir keras untuk
merumuskan paradigma baru pendidikan dalam rangka pengoptimalan waktu
luang dengan aktifitas positif dan meminimalisir tingkat kenakalan siswa.
6
Beberapa usaha dilakukan oleh para pengelola pendidikan untuk memperoleh
suatu produk atau hasil pendidikan yang berkulitas, yaitu dengan cara
melakukan perbaikan yang berkulitas dalam mengatasi kenakalan siswa, yaitu
dengan dengan cara melakukan perbaikan dan pengembangan kurikulum serta
mutu pendidikan sekolah bertahap dan terus menerus. Salah satu alternatif
yang banyak digunakan adalah konsep Full Day School (sekolah sehari
penuh). Sitem pembelajaran Full Day School merupakan salah satu inovasi
kreasi dan inovasi pembelajaran untuk menjadikan sekolah unggul, inovatif
serta kreatif dengan sistem pemebelajran terpadu yang berlandaskan iman dan
taqwa (Imtak) serta ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).
Hal yang mampu memikat para siswa adalah sekolah Full Day School
ini sarat dengan permainan, yang bertujuan agar proses belajar mengajar penuh
kegembiraan, permainan-permainan yang menarik bagi siswa untuk belajar,
betah di sekoah dan mendapat nilai plus yang berbasis keislaman. Dengan
demikian, sekolah dapat menciptakan keakraban anatar siswa dan keakraban
antar guru bukanlah perkara yang sulit. Pada akhirnya, terbangunlah nilai yang
diidamkan banyak siswa, juga para orang tua. Situasi dan kondisi yang
6
Abu Thalib, Strategi Full Day School dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IX
A di MTS Al Bukhari Labuhan Sereseh Sampang, Skripsi (Malang, UIN Malik Ibrahim, 2014),
hlm. 1-2.
4

menyenangkan ini akan melahirkan generasi yang cerdas intelektual, cerdas
emosinal, dan cerdas spiritual.
7
Kota Pekanbaru sendiri banyak sekolah yang mengunakan sistem Full
Day School salah satunya SD Tahfizh F3 Pekanbaru, yang minat masyarakat
dan diminati banyak siswa. Banyak alasan orang tua menyekolahkan anaknya
di SD Tahfizh F3 Pekanbaru agar terhindar dari kegiatan-kegiatan yang
menjurus ke arah negatif dan meminimalisir kenakalan siswa.
Berdasarkan urian di atas penulis tertaik meneliti SD Tahfizh F3
Pekanbaru karena sekolah tersebut mempunyai program-program unggulan dan
banyak orangtua yang menyekolahkan di sekolah tersebut, salah satu tujuan SD
Tahfizh F3 Pekanbaru agar bisa mengatasi kenakalan siswa, namun
berdasarkan hasil penelitian yang dirasakan di SD Tahfizh F3, siswa itu
memiliki perilaku yang kurang baik seperti ribut saat suasana belajar, tanpa
izin keluar ruangan saat guru tidak ada, mengejek teman lainnya. Walaupun
hanya kenakalan yang bersifat normatif pada usia sekolah dasar itupun harus
ada upaya atau tindakan sedini mungkin agar tidak menjadi kebiasaan siswa
dalam interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari, sehingga peneliti tertarik
untuk penelitian problem tersebut dengan judul Peran Sistem Full Day School
dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di SD Tahfizh F3 Pekanbaru
B.Penegasan Istilah.
1.Peran dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian perasaan, ucapan dan
tindakan, sebagai suatu pola hubungan unik yang ditunjukkan oleh individu
7
Baharudin, Pendidikan & Psikologi Perekembangan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009),
hlm. 225.
5

terhadap individu lain. Peran yang dimainkan individu dalam hidupnya
dipengaruhi oleh persepsi individu terhadap dirinya dan terhadap orang lain.
Oleh sebab itu, untuk dapat berperan dengan baik, diperlukan pemahaman
terhadap peran pribadi dan orang lain.
8
2.Sistem ialah perangkat unsur yang secara teratur salig berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas.
9
Menurut R. Fagen dan A.Hall Fagen Dan
A.HAll menyatakan bahwa pengertian sistem adalah suatu kumpulan objek
yang meliputi hubungan antara objek tersebut atau Understanding of the
system is a set of objects, which includes the relationship between the
objeck, serta hubungan antara sifat yang mereka punya (The Relationship
Between Their Properties).
10
3.Full Day School Secara etimologi, kata Full Day School berasal dari bahasa
inggris. Terdiri dari kata full mengandung arti penuh, dan day artinya hari.
Maka ful day mengandung arti sehari penuh, full day juga berarti hari sibuk.
Sedangkan school artinya sekolah.
11
Jadi arti dari full day school jika dilihat
dari segi etimologi berarti sekolah atau kegiatan belajar yang dilakukan
sehari penuh. Berakar dari arti etimologi itulah, dapat diajukan makna
definitif, full day school sebagai salah satu proses pembelajaran yang
berlangsung secara aktif, kreatif, dan transformatif selama sehari penuh
bahkan kurang lebih 24 jam.
8
S. Halifah, 2020, “Pentingnya Bermain Peran Dalam Proses Pembelajaran Anak. JISIP”
(Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan), Vol. 4. N0. 3. hlm. 35.
9
Eko Hadi Wiyono, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Jakarta: Palanta, 2007), hlm. 575.
10
Ridho Saputra, Pengembangan Sistem Rental Kamera Online, Jurnal Pengembangan
Teknologi Informasi dan Ilmu komputer, Vol.2 No.6 (Juni,2018), hlm. 21-26
11
Jhon M Echols & Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia..., hlm. 259, 165, 504.
6

4.Kenakalan Menurut M. Gold dan J. Petronia adalah tindakan oleh seseorang
yang belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang di ketahui
oleh anak itu sendiri bahwa jika perbuatannya itu sempat di ketahui oleh
petugas hukum ia bisa dikenai hukuman.
12
Menurut Lemart kenakalan
remaja dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kenakalan primer dan
kenakalan sekunder. Kenakalan primer adalah suatu bentuk prilaku nakal
yang bersifat semantara dan tidak dilakukan terus-menerus sehingga masih
dapat ditolerir masyarakat seperti melanggar lalu lintas, buang sampah
sembarangan dan sebagainya. Sedangkan kenakalan sekunder yakni prilaku
yang tidak dapat toleransi dari masyarakat dan umumnya di lakukan
berulang kali seperti merampok, menjambret, mamakai narkoba, menjadi
pelacur dan lainlain.
13
5.Siswa
Pengertian siswa atau peserta didik menurut ketentuan umum
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu.
14
Dengan demikian peserta didik adalah orang yang
mempunyai pilihan untuk menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan
harapan masa depan. Oemar Hamalik mendefinisikan peserta didik sebagai
suatu komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya
12
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: Raja Perindo, 2002 ), hlm. 203.
13
Fahima Zulkifli, Psikologi Perkembangan Remaja (Bandung: Rosdakarya, 2016), hlm.
78.
14
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung:
Permana, 2006), hlm. 65.
7

diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang
berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Menurut Abu
Ahmadi peserta didik adalah sosok manusia sebagai individu/pribadi
(manusia seutuhnya). Individu di artikan "orang seorang tidak tergantung
dari orang lain, dalam arti benar-benar seorang pribadi yang menentukan
diri sendiri dan tidak dipaksa dari luar, mempunyai sifat-sifat dan keinginan
sendiri".
15
6.SD Tahfizh F3 sebuah lembaga pendidikan dasar yang terletak di Jl.
Gunung Kidul Gg. Kepri, Tengkerang Timur, Kec. Tenayan Raya, Kota
Pekanbaru Prov. Riau.
C.Permasalahan
1.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat disimpulkan bahwa
identifikasi masalah yang ada antara lain :
a.Kurang tertib saat belajar berlangsung atas ribut saat suasana belajar
b.Kurang sopan terhadap guru dengan keluar ruangan tanpa izin saat guru
tidak ada
c.Kurang menghargai temannya atau mengejek temannya.
2.Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian membatasi
permasalahan pada Peran Sistem Full Day School di SD Tahfizh F3 Kota
Pekanbaru.
15
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2009), hlm. 205
8

3.Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang telah di jelaskan di atas,
maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
a.Bagaimana konsep Full Day School di SD Tahfizh F3 Kota Pekanbaru?
b.Bagaimana peran Sistem Full Day School dalam mengatasi kenakalan
siswa?
D.Tujuan Penelitian dan Manfaat
1.Tujuan Penelitian
a.Untuk mengetahui konsep Full Day School di SD Tahfizh F3 Kota
Pekanbaru
b.Untuk mengetahui peran Sistem Full Day School dalam mengatasi
kenakalan siswa di SD Tahfizh F3 Kota Pekanbaru.
2.Manfaat Penelitian
a.Secara Teoritis
Penelitian ini diharapakan memberi manfaat secara teoritis yaitu
dapat mengembangkan wawasan ilmu dan mendukung teori-teori yang
sudah ada yang berkaitan dengan bidang pendidikan, terutama masalah
peran sekolah “Full Day School” dalam mengatasi kenakalan sisiwa.
b.Secara Praktis
1)Bagi pemerintah
Sebagai informasi untuk pihak pemerintah dalam menentukan
kebijakan-kebijakan dan membuat undang-undang guna mencegah
9

penyimpangan perilaku serta melakukan upaya untuk penanggulangan
khususnya kenakalan siswa.
2)Bagi sekolah
Sebagai bahan pertimbangan penyusunan kebijakan
penanganan pelanggaran tata tertib sekolah dan mekanisme
penanganan penyimpangan perilaku secara khusus kenakalan siswa
yang dapat mempengaruhi siswa-siswa lain.
3)Bagi guru
Informasi tentang peran sekolah dalam menanggulangi
kenakalan siswa yang dapat menjadi dasar dan bahan pertimbangan
dalam pencegahan perilaku kenakalanremaja.
4)Bagi orangtua
Sebagai informasi untuk orang tua dalam menanggulangi
kenakalan remaja dan diharapkan mampu melakukan pencegahan agar
tidak terjadi perilaku yang menyimpang pada anak.
5)Bagi akademisi
Memahami lebih mendalam mengenai peran sekolah dalam
menanggulangi kenakalan remaja dan diharapkan dapat memberikan
sumbangan pikiran dan alternatif referensi bagi penelitian selanjutnya.
10

BAB II
KAJIAN TEORI
A.Landasan Teori
1.Full Day School
a.Pengertian Sistem Full Day School
Menurut Campbell, sistem merupakan himpunan komponen atau
bagian yang saling berkitan yang bersama-sama berfungsi untuk
mencapai suatu tujuan. Sistem pembelajaran adalah sekelompok unsur
yang saling berhubungan dalam upaya membelajarakan peserta didik
untuk mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini terkandung pengertian bahwa
adanya kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan sekelompok
unsur atau elemen secara optimal untuk mencapai hasil pembelajaran
yang diinginkan dalam kondisi tertentu. Sekolah sebagai suatu sistem
seharusnya menghasilkan output yang dapat dijamin kepastiannya.
Output tersebut adalah segala sesuatu yang dipelajari di sekolah, yaitu
seberapa banyak yang dipelajari dan seberapa baik dalam
mempelajarinya yang dipelajari tersebut dapat berupa pengetahuan
kognitif, keterampilan dan sikap.
Program sekolah sepanjang hari full day school, merupakan
program pendidikan yang seluruh aktivitasnya berada di sekolah
sepanjang hari sejak pagi sampai sore. Dalam pengertian tersebut, makna
sepanjang hari pada hakikatnya tidak hanya upaya menambah waktu dan
memperbanyak materi pelajaran, namun full day school dimaksudkan
11

untuk meningkatkan pencapaian tujuan pendidikan dan pembelajaran
dengan penambahan jam pelajaran agar siswa mampu mendalami sebuah
mata pelajaran dengan jatah waktu yang proporsional selama sehari
penuh.
Full Day School berasal dari bahasa Inggris, yaitu full artinya
penuh, day artinya hari dan school artinya sekolah.
16
Menurut Bahruddin
adalah sekolah yang sebagian waktunya digunakan untuk program-
program pembelajaran yang suasana informal, tidak kaku, menyenangkan
bagi siswa dan membutuhkan kretifitas dan inovasi dari guru. Dalam hal
ini Sukur berpatokan pada sebuah penelitian yang menyatakan bahwa
waktu belajar afektif bagi anak itu hanya 3-4 jam sehari (dalam suasana
formal) dan 7-8 jam sehari (dalam suasana informal). Sekolah dengan
sistem full day school lebih banyak memuat pembelajaran dengan
suasana informal.
17
Sedangkan Wiwik menyatakan bahwa sekolah bertipe full day
school ini berlangsung hampir sehari penuh lamanya, yaitu dari pukul
08.00 pagi hingga 15.00 sore. Dengan demikian, sistem full day school
adalah komponen-komponen yang disusun dengan teratur dan baik untuk
menunjang proses pendewasaan manusia (peserta didik) melalui upaya
pengajaran dan pelatihan dengan waktu di sekolah yang lebih panjang
atau lama dibandingkan dengan sekolah-sekolah pada umumnya.
18
16
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Bahasa Inggris-Indonesia..., hlm. 259
17
Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan..., hlm. 221
18
Wiwik Sulistyaningsih, Full Day School dan Optimalisasi Perkembangan Anak,
(Yogyakarta: Paradigma Indonesia, 2008), hlm. 59
12

Dengan demikian yang dimaksud dengan full day school dalam
penelitian ini adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar
yang diberlakukan dari pagi hari sampai sore hari, mulai pukul 08.00-
15.00 WIB dengan durasi istirahat setiap dua jam sekali.
b.Tujuan Pembelajaran Full Day School
Pelaksanaan full day school merupakan salah satu alternatif untuk
mengatasi berbagai masalah pendidikan, baik dalam prestasi maupun
dalam hal moral atau akhlak. Dengan mengikuti full day school, orang
tua dapat mencegah dan menetralisir kemungkinan dari kegiatan anak
yang menjerumus pada kegiatan yang negatif. Salah satu alasan para
orangtua memilih dan memasukkan anaknya ke full day school adalah
dari segi edukasi siswa.
19
Banyak alasan mengapa full day school menjadi pilihan.
1)Meningkatnya jumlah orang tua (parent-career) yang kurang
memberikan perhatian kepada anaknya, terutama yang berhubungan
dengan aktivitas anak setelah pulang dari sekolah.
2)Perubahan sosial budaya yang terjadi dimasyarakat, dari masyarakat
agraris menuju ke masyarakat industri. Perubahan tersebut jelas
berpengaruh pada pola pikir dan cara pandang masyarakat. Kemajuan
sains dan teknologi yang begitu cepat perkembangannya, terutama
teknologi komunikasi dan informasi lingkungan kehidupan perkotaan
yang menjurus kearah individualisme.
19
Tristiyo Hendro Yuwono, Full Day School: Realisasi Pembentukan Karakter Anak”
Jurnal Pigur, Vol. 01 No. 01 (Januari 2017), hlm. 74-75.
13

3)Perubahan sosial budaya memengaruhi pola pikir dan cara pandang
masyarakat. Salah satu ciri masyarakat industri adalah mengukur
keberhasilan dengan materi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pola
kehidupan masyarakat yang akhirnya berdampak pada perubahan
peran. Peran ibu yang dahulu hanya sebagai ibu rumah tangga, dengan
tugas utamanya mendidik anak, mulai bergeser. Peran ibu di zaman
sekarang tidak hanya sebatas sebagai ibu rumah tangga, namun
seorang ibu juga dituntut untuk dapat berkarier di luar rumah.
4)Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu cepat sehingga jika
tidak dicermati, maka kita akan menjadi korban, terutama korban
teknologi komunikasi. Dengan semakin canggihnya perkembangan di
dunia komunikasi, dunia seolah-olah sudah tanpa batas (borderless
world), dengan banyaknya program televisi serta menjamurnya stasiun
televisi membuat anakanak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi
dan bermain playstation. Adanya perubahan-perubahan di atas
merupakan suatu sinyal penting untuk dicarikan alternatif
pemecahannya. Dari kondisi seperti itu, akhirnya para praktisi
pendidikan berpikir keras untuk merumuskan suatu paradigma baru
dalam dunia pendidikan.
Full day school selain bertujuan mengembangkan mutu
pendidikan yang paling utama adalah full day school bertujuan sebagai
salah satu upaya pembentukan akidah dan akhlak siswa dan menanamkan
nilai-nilai positif. Full day school juga memberikan dasar yang kuat
14

dalam belajar pada segala aspek yaitu perkembangan intelektual, fisik,
sosial dan emosional. Sebagaimana yang dikatakan oleh Aep Saifuddin
bahwa dengan full day school sekolah lebih bisa intensif dan optimal
dalam memberikan pendidikan kepada anak, terutama dalam
pembentukan akhlak dan akidah.
20
c.Sistem Pembelajaran Full Day School
Konsep pengembangan dan inovasi sistem pembelajaran full day
school adalah untuk mengembangkan kreatifitas yang mencakup
integrasi dari kondisi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Sistem pembelajaran full day school merupakan pengemasan dalam hal
metode belajar yang berorientasi pada kualitas pendidikan yang
berlangsung selama sehari penuh dengan penggunaan format games
(permainan) yang menyenangkan dalam pembelajarannya.
Hal ini diterapkan dalam sistem pembelajaran ini dengan tujuan
agar proses kegiatan belajar mengajara berlangsung dalam suasana yang
menyenangkan, karena dilandasi dengan permainan yang menarik
sehingga motivasi belajar siswa akan meningkat, walaupun berlangsung
selama sehari penuh. Permainan dalam pembelajaran adalah salah satu
aktifitas yang digunakan untuk mendorong tercapainya tujuan
instruksional. Pelaksanaan full day school pada hakikatnya tidak hanya
upaya menambah waktu dan memperbanyak materi pelajaran saja.
Namun lebih dari itu yaitu untuk mengkondisikan anak agar
memiliki pembiasaan hidup, melatih kemandirian, pendalaman konsep-
20
Baharuddin, Pendidikan Dan Psikologi Perkembangan..., hlm. 229-230.
15

konsep materi pelajaran, serta memasukkan materi-materi keislaman ke
dalam bidang studi yang harus dikuasai oleh siswa sebagai bekal
hidupnya kelak. Dengan lamanya waktu belajar siswa disekolah, maka
diperlukan adanya beberapa modifikasi pada kurikulum nasional yang
dapat disesuaikan dengan tambahan jam belajar yang lebih banyak
sehingga dapat dapat mencerminkan ciri khas bagi lembaga pendidikan
yang bersangkutan.
Sistem pembelajaran full day school diharapkan dapat membantu
dalam pembinaan kejiwaan, mental, moral dan akhlak siswa. Maksudnya
adalah memberikan keseimbangan antara kebutuhan rohani dan jasmani
agar terbentuk kepribadian yang utuh. Oleh karena itu sistem
pembelajaran ini dilengkapi dengan program rekreatif dalam
pembelajarannya agar tidak timbul kebosanan pada diri siswa dalam
menempuh studinya. Maka program ini melibatkan siswa utuh peran
orang tuadalam membantu pendidikan.
Dalam perspektif pendidikan Islam peran, fungsi, dan keberadaan
seorang guru merupakan suatu keharusan yang tidak mungkin dapat
diingkari. Tidak ada pendidikan tanpa adanya seorang guru. Guru
merupakan penentu arah dan sistematika pembelajaran mulai dari
kurikulum, sarana, bentuk sampai kepada usaha bagaimana anak didik
seharusnya belajar dengan baik dan benar dalam rangka mengakses diri
berperan sebagai pemberi petunjuk kearah masa depan anak didik
menuju kearah yang lebih baik.
21
21
Imam Tholkhah, Membuka Jendela Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2004), hlm. 219.
16

Penguasaan terhadap penguasaan pelajaran adalah merupakan
salah satu persyaratan bagi seorang guru yang profesional. Guru yang
profesional selain harus menguasai pelajaran yang akan diajarkan juga
harus menguasai metodologi pengajaran itu jauh lebih penting dari pada
pemberian materi pelajaran. Selain itu seorang guru yang profesional
juga harus memiliki idealisme, yaitu sikap dan komitmen untuk
menegakkan dan memperjuangkan terlaksananya nila-nilai yang luhur
seperti keadilan, kejujuran, kebenaran, kemanusiaan dan menjadikan
tugasnya sebagai pilihan hidup, dimana mata pencaharian serta sumber
kehidupannya bertumpu pada profesinya itu. Hal lain yang tidak dapat
dihindarkan adalah bahwa guru yang profesional harus menunjukkan
sikap dan perbuatan yang terpuji.
22
d.Kelebihan dan Kelemahan Sistem Full Day School
Sistem full day school dipilih oleh banyak orang tua sebagai
tempat untuk menitipkan anak-anaknya, karena sistem ini memiliki
beberapa kelebihan apabila dibandingkan dengan model sekolah pada
umumnya. Kelebihan sekolah yang menerapkan sistem ini dapat
dirasakan oleh peserta didik, pendidik, maupun orang tua. Di antara
kelebihan yang dimiliki oleh sistem ini adalah sebagai berikut:
1)Peserta didik mendapatkan materi pelajaran sebagaimana yang
didapatkan oleh peserta didik di sekolah konvensional lainnya, selain
itu, mereka juga mendapatkan materi dan praktik agama dan budi
22
Mochtar Bukhari, Pendidikan dan Pembangunan (Jakarta: IKIP Muhammadiyah, Jakarta
Press, 1985), hlm. 24.
17

pekerti, serta ketrampilan-ketrampilan yang barangkali tidak
didapatkan di sekolah yang non full day.
2)Orang tua yang memilih berkarir di luar rumah dengan waktu kerja
dari pagi sampai petang, sangat terbantu dengan sistem sekolah ini.
Mereka tidak perlu mengkhawatirkan tentang bagaimana dan dengan
siapa anak-anaknya bergaul sepulang sekolah. Sebab anak-anak bisa
diantar sekolah pagi hari ketika orang tuanya berangkat kerja, dan
dijemput sore hari ketika pulang kerja. Dengan demikian, untuk
sementara pengawasan anak dapat dipercayakan pada pihak yang
relatif tepat.
3)Pendidik memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk dekat dan
mengenal kepribadian peserta didiknya, karena setiap kelas berada
dibawah tanggung jawab sebuah tim kelas. Selain itu, pendidik akan
dapat mengelaborasi berbagai pendekatan, strategi dan metode
pembelajaran.
4)Lamanya waktu belajar dalam sistem full day tidak dikhawatirkan
menjadi beban karena sebagian waktu digunakan untuk kegiatan-
kegiatan informal.
Pendapat lain mengatakan bahwa nilai plus yang dimiliki sekolah
yang berbasis formal dan informal ini adalah: pertama, peserta didik
mendapat pendidikan umum sebagai antisipasi terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan. Kedua, peserta didik mendapatkan pendidikan
keislaman (berdasarkan nilai-nilai moral keagamaan) secara layak dan
18

proporsional. Ketiga, peserta didik memperoleh pendidikan kepribadian
yang bersifat antisipatif terhadap perkembangan social budaya, yang
ditandai dengan derasnya arus informasi dan globalisasi yang
membutuhkan nilaifilter. Keempat, potensi peserta didik tersalurkan
melalui kegiatankegiatan ekstrakurikuler, dan kelima perkembangan
bakat, minat dan kecerdasan anak terantisipasi sejak dini melalui
pertautan program bimbingan dan konseling.
23
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh sekolah dengan system
full day tersebut tidak dapat dilepaskan dari berbagai factor penunjang
yang dimiliki, yaitu:
Factor penunjang full day school antara lain :
1)Kurikulum, karena pada dasarnya kurikulum merupakan suatu alat
untuk mencapai tujuan pendidikan. Kesuksesan suatu proses
pendidikan dapat dilihat dari kurikulum yang digunakan oleh sekolah.
2)Manajemen pendidikan, karena manajemen sangat penting dalam
suatu organisasi. Tanpa manajemen yang baik, maka sesuatu yang
dicita-citakan tidak akan pernah tercapai dengan baik karena
kelembagaan akan berjalan dengan baik ketika dikelola dengan baik
pula.
3)Sarana dan Prasarana, karena sarana pembelajaran merupakan sesuatu
yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses pembelajaran
setiap hari tetapi sangat mempengaruhi kondisi belajar. Prasarana
sangat berkaitan dengan materi yang dibahas dan alat yang digunakan.
23
Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan..., hlm. 231.
19

Sekolah yang menerapkan system full day diharapkan mampu
memenuhi sarana penunjang kegiatan pembelajaran yang relevan
dengan kebutuhan peserta didik.
4)Sumber Daya Manusia dalam hal ini terutama tenaga pendidik, karena
dalam penerapan system full day, guru dituntut untuk selalu
memperkayapengetahuan dan ketrampilan serta harus memperkaya
diri dengan metode-metode pembelajaran yang sekiranya tidak akan
membuat peserta didik bosan, karena sekolah full day adalah sekolah
yang menuntut peserta didik berada di sekolah selama seharian. Factor
lain yang juga signifikan untuk diperhatikan adalah masalah
pendanaan, karena dana memainkan peran dalam pendidikan.
Pendanaan merupakan masalah yang cukup mendasar di setiap
lembaga pendidikan, karna dana secara tidak langsung mempengaruhi
kualitas sekolah terutama yang berkaitan dengan sarana dan prasarana
serta sumber belajar yang lain.
Namun demikian, sistem pembelajaran dengan menggunakan
sistem full day school ini tidak dapat terlepas dari kelemahan atau
kekurangan, antara lain:
1)Sistem full day school setiap kali menimbulkan rasa bosan pada siswa.
Sistem pembelajaran full day school membutuhkan kesiapan fisik,
psikologis, dan intelektual yang bagus. Diperlukan kejelian dan
improvasi pengelolaan sehingga tidak monoton dan membosankan.
Bisa juga dengan melakukan pembelajaran diluar kelas.
20

2)Sistem full day school memerlukan perhatian dan kesungguhan
manajemen bagi lembaga pengelola, agar proses pembelajaran
berlangsung optimal. Dibutuhkan sarana dan prasarana pendukung
yang bersifat fisik (material).
24
3)Minimnya sosialisasi dan kebebasan karena waktu sekolah dari pagi
hingga sore hari kondisi tubuh mereka sangat letih akibat seharian
berada di sekolah. Hal ini yang membuat anak malas dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
25
Oleh karena itu, dalam penerapannya program full day school
perlu di lengkapi dengan adanya buku penghubung dalam sistem
komunikasi dan koordinasi antara sekolah dan orangtua di rumah. Sebab,
pada penyelenggaraan program full day school ini anak banyak
mengabiskan waktu di sekolah maka harus diupayakan agar guru
merupakan uswatun hasanah, menjadi contoh dan model perilaku sosial,
dan spiritual yang baik bagi anak.
e.Perbedaan Pembelajaran Sekolah Reguler dan Full Day School
Sekolah reguler biasanya melakukan pertemuan sekitar 6 jam
perhari selama 180 hari setiap tahun. Waktu untuk kegiatan pendidikan
dapat diperpanjang melalui penugasan pekerjaan rumah, tetapi waktu
total yang tersedia untuk pengajaran pada dasarnya ditentukan. Dari 6
24
Choirul Umah, “Pembinaan Akhlak Siswa Melalui Program Full Day School (Studi
Kasus Di MTs Surya Buana Malan, Skripsi, hlm. 35.
25
Jamal Ma’mur Asmani, Full Day School, Konsep, Manajemen, & Quality Control.
(Yogyakarta: Ar-Rizz Media, 2017), hlm. 50.
21

jam ini harus terdapat waktu untuk mengajarkan berbagai mata pelajaran
ditambah dengan waktu untuk istirahat, olahraga (pendidikan jasmani)
peralihan diantara jam pelajaran, pengumuman, dan sebagainya.
Sekolah tanpa sistem full day school menerapkan kurikulum dari
pemerintah. Rangkaian pembelajarannya hanya sebatas apa yang ada
pada kurikulum inti. Dalam artian tidak adanya kurikulum lokal yang
dikembangkan dari sekolah itu sendiri. Muatan pembelajaran pada
sekolah reguler masih banyak menekankan pada aspek perkembangan
kognitif siswa. Berikut ini perbedaan sekolah reguler dan full day school
dalam beberapa poin utama :
1)Waktu
Jika sekolah reguler jam pembelajarannya hanya sekitar 6 jam
perhari. Yaitu masuk mulai dari jam 07.00 dan selesai sampai sekitar
jam 13.00. Berbeda dengan full day school yang menghabiskan jam
pembelajaran sekitar 9 jam per hari. Pembelajaran ini dimulai pukul
07.00 dan selesai sekitar pukul 15.30
2)Penambahan pelajaran
Sekolah reguler dengan waktu sekolah yang lebih pendek dari
full day school, cenderung tidak memiliki tambahan jam pelajaran lain
di luar kurikulum dari pemerintah. Sehingga sekolah reguler hanya
mempunyai mata pelajaran sesuai kurikulum nasional. Porsi untuk
22

mata pelajaran bidang keterampilan, motorik dan sikap masih cukup
terbatas. Full day school dengan waktu pelajaran yang lebih banyak
dapat membuat sekolah memberikan porsi yang lebih banyak ke
kesenian, musik, pembelajaran sosial, praktikum ataupun olahraga.
Penambahan pelajaran pada full day school lebih bersifat
pengembangan karakter, sikap, dan keterampilan peserta didik
3)Metode pembelajaran
Pada sekolah reguler, pembelajaran banyak dilakukan di kelas.
Metode yang digunakan beragam sesuai kemampuan gurunya.
Sedangkan full day school lebih banyak mengkolaborasikan
pembelajaran dengan bermain. Hal ini dikarenakan jam pelajaran yang
lebih banyak dikhawatirkan akan membuat anak mudah jenuh jika
kegiatannya monoton. Aktivitas pembelajarannya tidak terbatas hanya
di dalam kelas. Dengan demikian metode pembelajaran yang
diterapkan lebih bersifat fun learning.
4)Kurikulum
Sekolah reguler menggunakan kurikulum nasional dalam
pelaksanaan pembelajarannya. Sedangkan full day school selain
menggunakan kurikulum nasional, juga mengembangkan kurikulum
lokal. Kurikulum lokal ini yang menjadi perbedaan spesifik dari pada
sekolah reguler.
5)Biaya
23

Melihat jam pembelajaran yang hanya setengah hari dan tidak
banyaknya penambahan mata pelajaran lainnya maka tidak banyak
menghabiskan biaya. Biaya yang dibutuhkan tidak akan sebanyak
sekolah dengan sistem full day school. Sekolah dengan sistem full day
school membutuhkan fasilitas yang mendukung untuk
mengembangkan potensi lain selain aspek kognitif sehingga hal ini
membutuhkan lebih banyak biaya. Penambahan mata pelajaran khusus
juga harus menambah pengajar yang kompeten dibidangnya. Secara
keseluruhan full day school lebih menggunakan biaya yang lebih
tinggi ketimbang sekolah reguler.
26
2. Kenakalan Siswa
a.Pengertian Kenakalan Siswa
Kenakalan merupakan perilaku yang berupa penyimpangan atau
pelanggaran pada norma yang berlaku. Ditinjau dari segi hukum
kenakalan merupakan pelanggaran terhadap hukum yang belum bisa
dikenali hukum pidana sehubungan dengan usianya.
27
Menurut M. Gold
dan J. Petronia Kenakalan anak adalah tindakan oleh seseorang yang
belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang di ketahui oleh
anak itu sendiri bahwa jika perbuatannya itu sempat di ketahui oleh
petugas hukum ia bisa dikenai hukuman.
28
26
Nor Hasan, Full Day Scholl, Model Alternatif Pembelajaran Bahasa Asing, (Jurnal
Pendidikan Tadris, Vol. 1, No. 1, Tahun 2006), hlm. 114-115.
27
Sudarsono, Kenakalan Remaja (Jakarta: Rineka Cipta 2004), hlm. 11.
28
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja..., hlm. 203.
24

Menurut Lemart kenakalan remaja dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu kenakalan primer dan kenakalan sekunder. Kenakalan
primer adalah suatu bentuk prilaku nakal yang bersifat semantara dan
tidak dilakukan terus-menerus sehingga masih dapat ditolerir masyarakat
seperti melanggar lalu lintas, buang sampah sembarangan dan
sebagainya. Sedangkan kenakalan sekunder yakni prilaku yang tidak
dapat toleransi dari masyarakat dan umumnya di lakukan berulang kali
seperti merampok, menjambret, mamakai narkoba, menjadi pelacur dan
lainlain.
29
Kenakalan juga mempunyai arti semacam "seruan
pemberontakan" terhadap gaya belajar tertentu yang dipaksakan. Karena
peserta didik menganggap gaya belajar yang diterapkan kepadanya tidak
sesuai dengan gaya belajar alamiah mereka. Artinya, sistem yang
disajikan oleh peraturan yang ada dalam lingkup sekolah tidak mampu
memberikan kenyamanan dalam interaksi dalam kehidupan
kesehariannya disekolah.
Bentuk kenakalan siswa terbagi mengikuti tiga kriteria, yaitu :
“kebetulan, kadang-kadang, dan habitual sebagai kebiasaan, yang
menampilkan tingkat penyesuaian dengan titik patahan yang tinggi,
medium dan rendah. Klasifikasi ilmiah lainnya menggunakan
penggolongan tripartite, yaitu :historis, instinktual, dan mental. Semua
29
Fahima Zulkifli, Psikologi Perkembangan Remaja..., hlm. 78.
25

itudapat saling berkombinasi. Misalnya melanggar tatat tertib sekolah,
berekelahi, pacaran tauran antar sekolah.
30
Pengaruh sosial dan kurtural memainkan peranan yang besar
dalam pembentukan atau pengkondisian tingkah laku kriminal anak-anak
remaja. Perilaku anak-anak remaja ini menujukan tanda-tanda kurang
atau tidak adanya konfirmasi terhadap norma-norma sosial, mayoritas
kenakalan remaja/siswa berusia di bawah 21 tahun. Angka tertinggi
tindak kejahatan pada usia 15-19 tahun dan sesudah umur 22 tahun,
kasus kejahatan yang dilakukan oleh mereka jadi menurun.
31
Kenakalan anak dan remaja itu disebabkan kegagalan mereka
dalam memperoleh penghargaan masyarakat tempat mereka tinggal.
Penghargaan yang mereka harapan ialah tugas dan tanggung jawab
seperti orang dewasa. Mereka menuntut suatu peranan sebagaimana
dilakukan orang dewasa. Tetapi orang dewasa tidak dapat memberikan
tanggung jawab dan peranan itu, kerena belum adanya rasa kepercayaan
terhadap mereka. Kebanyakan orang dewasa masih mengangap mereka
sebagai anak-anak. dan memanglah kenyataan demikian, bahwa anak
remaja berada dimasa puberitas yakni sutau masa transisi dari masa anak-
anak ke masa dewasa. Remaja belum sanggup berperan sebagai orang
dewasa, tetapi enggan di sebut jika di sebut bahwa dia masih anak-anak.
Karena orang dewasa enggan memberikan peranan dan tanggungjawab
kepada mereka, maka hal itu dirasakan oleh seorang remaja sebagai
30
Kartini Kartono, Kenaklan Remaja (Jakarta; Raja Grafindo,2014), hlm. 5.
31
Ibid., hlm. 7.
26

kurangnya penghargaan. Perasaan kurang di hargai itu muncul dalam
kelainan-kelainan tinggkah laku remaja sepeti kebut-kebutan di jalan
raya, mengisap ganja, berkelakuan melanggar asusila, berkelahi, dan
sebagainya, kelakuan-kelakuan yang kita sebut kenakalan remaja.
32
b.Faktor dan Penyebab Kenakalan Anak SD
Penyebab kenakalan anak SD cukup beragam yaitu:
33
1)kurangnya didikan agama;
2)kurangnya pengertian orang tua tentang pendidikan;
3)kurang teraturnya pengisian waktu luang;
4)kemerosotan moral dan mental orang dewasa;
5)banyaknya film-film dan buku-buku bacaan yang kurang baik;
6)pendidikan dalam sekolah kurang baik;
7)perhatian masyarakat terhadap pendidikan anak-anak kurang.
Masa remaja atau siswa adalah masa dimana mereka mengalami
perubahan fisik maupun mental. Tak jarang pada masa perubahan ini
mereka mengalami banyak permasalahan, keguncangan, sering pula
dalam menghadapi permasalahan mereka mengalami kekecewaaan,
kegagalan. Untuk menghilangkan dan kegelisahan tekanaan perasaan
yang dideritanya dideskripsikan dalam penyimpangan perilaku, yang
menarik perhatian dan mecemaskan orang-orang di sekeliling
terutama orang tua. Namun kedaaan kenakalan tersebut bukanlah
32
Sofyan S. Willis, Remaja dan Masalahnya (Bandung; Alfabeta, 2014), hlm. 88.
33
Daradjat Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksar, 2000), hlm. 119.
27

merupakan suatu yang berdiri sendiri, keadaan tersebut akan muncul
karena beberapa sebab.
1)Faktor yang ada dalam diri siswa (Faktor Intern)
(1)Lemahnya pertahanan diri
(2)Kekurangan penampungan emosional
(3)Kurangnya kemampuan penyesuaian diri
(4)Kurangnya dasar-dasar keimanan dalam diri siswa
(5)Kegagalan prestasi sekolah dan pergaulan
2)Faktor kenakalan yang berasal dari lingkungan keluarga
a)Anak kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian orang tua
b)Lemahnya keadaan ekonomi orangtua di desa-desa, telah
menyebabkan tidak mampu mencukupi kebutuhan anak anaknya.
c)Kehidupan keluarga yang tidak harmonis.
3)Faktor kenakalan siswa yang berasal dari lingkungan masyarakat.
a)Kurangnya pelaksanaan ajaran-ajaran agama secara konsekuen.
b)Masyarakat yang kurang memperoleh pendidikan.
4)Faktor kenakalan siswa dari lingkungan sekolah
Sekolah merupakan tempat pendidikan kedua setelah rumah
tangga. Karena itu ia cukup berperan membina anak untuk menjadi
orang dewasa yang bertanggungjawab. Khusus menangani tugas
kurikuler, maka sekolah berusaha memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan kepada anak didiknya sebagai bekal kelak jika anak telah
dewasa dan terjun ke masyarakat. akan tetapi tugas kurikuler saja
28

tidak cukup untuk membina anak menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab. Karena itu sekolah bertanggungjawab pula dalam
kepribadian anak didik. Dalam hal ini peranan guru sangat diperlukan
sekali. Jika kepribadian guru buruk, dapat dipastikan akan menular
kepada anak didik.
34
Beberpa faktor yang mempengaruhi kenakalan siswa di sekolah
diantaranya:
1)Faktor guru
2)Faktor fasilitas pendidikan
3)Norma-norma pendidikan dan kekompakan guru
4)Kekurangan guru
c.Tipe-tipe Kenakalan Siswa
Pelanggaran pada peraturan sekolah adalah dalam rangka
penolakan atau rasa tidak nyaman siswa karena berbagai sebab dari
bosan, tidak suka, bahkan benci akan peraturan tersebut menjadikan
tindakan pelanggaran itu dilakukan oleh siswa. Kenakalan-kenakalan
tersebut tentunya mempunyai beberapa tipe.
Kenakalan pada usia remaja tidak pernah berlangsung dalam
isolasi sosial dan tidak berproses pada ruangan umum. Tetapi, selalu
langsung dalam kontak antar personal dan dalam konteks sosiol kultural,
karena itu perilaku menyimpang dapat bersifat fisiologis atau dapat pula
psikis interpersonal, antar personal dan kultural, sehingga perilaku
34
Sofyan S. Willis, Siswa dan Masalahnya..., hlm. 113.
29

menyimpang atau kenakalan remaja dapat dibagi menjadi empat
kelompok besar yaitu:
1)Delikuensi Individual
Adalah perilaku menyimpang yang berupa tingkah laku
kriminal yang merupakan ciri khas “jahat” yang disebabkan oleh
prodisposisi dan kecenderungan penyimpangan tingkah laku psikopat,
neorotis, dan anti sosial. Penyimpangan perilaku ini dapat diperhebat
dengan stimulus sosial yang buruk, teman bergaul yang tidak tepat
dan kondisi kultural yang kurang menguntungkan. Perilaku
menyimpang pada tipe ini seringkali bersifat simptomatik karena
muncul dengan disertai banyaknya konflik-konflik intra psikis yang
bersifat kronis dan disintegrasi.
2)Delikuensi Situasional
Adalah bentuk penyimpangan perilaku tipe ini pada umumnya
dilakukan oleh anak-anak dalam klasifikasi normal yang banyak
dipengaruhi oleh berbagai kekuatan situasional baik situasi yang
berupa stimulus sosial maupun kekuatan tekanan lingkungan teman
sebaya yang semuanya memberikan pengaruh yang “menekan dan
memaksa” pada pembentukan perilaku menyimpang. Penyimpangan
perilaku dalam bentuk ini seringkali muncul sebagi akibat
transformasi kondisi psikologis dan reaksi terhadap pengaruh
eksternal yang bersifat memaksa.
30

3)Delikuensi Sistematik
Yaitu perbuatan menyimpang dan kriminal pada anak-anak
remaja dapat berkembang menjadi perilaku menyimpang yang
disistematisir, dalam bentuk suatu organisasi kelompok sebaya yang
berperilaku seragam yaitu dalam melakukan kenakanalan atau
penyimpangan. Dorongan berperilaku pada kelompok remaja terutama
muncul pada saat kelompok remaja ini dalam kondisi tidak sadar atau
setengah sadar, karena berbagai sebab dan berada dalam situasi yang
tidak terawasi oleh kontrol diri dan kontrol sosial.
4)Delinkuensi Komulatif
Pada hakikatnya bentuk delikuensi ini merupakan produk dari
konflik budaya yang merupakan hasil dari banyak konflik kultural
yang kontroversial dalam iklim yang penuh konflik. Perilaku
menyimpang tipe ini memiliki ciri utama yaitu: Mengandung banyak
demensi keteganan syaraf, kegelisahan batin, dan keresahan hati pada
remaja, yang kemudian disalurkan dan dikompensasikan secara
negatif pada tindak kejahatan dan agresif tak terkendali. Merupakan
pemberontakan kelompok remaja terhadap kekuasaan dan
kewibawaan orang dewasa yang dirasa berlebihan. Untuk dapat
menemukan identitas diri lewat perilaku yang melanggar norma sosial
dan hukum. Diketemukan adanya bahaya penyimpangan seksual yang
disebab oleh penundaan usia perkawinan, jauh sesudah kematangan
31

biologis tercapai dan tidak disertai oleh kontrol diri yang kuat, hal ini
bisa terjadi karena sulitnya lapangan ataupun sebab-sebab yang lain.
d.Upaya-upaya untuk Menanggulangi Kenakalan Siswa
Menanggulangi kenakalan siswa tidak sama dengan menggobati
suatu penyakit. Setiap penyakit sudah ada obat-obat tertentu, misalnya
suntikan, tablet atau kapsul. Akan tetapi kenakalan belum mempunyai
suntikan, tablet atu kapsul tertentu untuk penyembuhannya. Misalnya
obat untuk anak-anak yang suka menipu atau mencuri belum ada dan
bahkan tidak akan pernah ada. Hal ini disebabkan karena kenakalan itu
adalah kompleks sekali dana amat banyak ragamnya serta amat banyak
jenis penyebabnya. Kenakalan yang sama dilakukan oleh dua orang anak
misalnya A dan B yang suka mencuri, belum tentu sebab-sebabnya sama
sehingga cara-cara mengatasinya pun berbeda.
35
Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka upaya
menagnggulangi kenakalan siswa dibagi atas tiga bagian:
1)Upaya Preventif
Yang dimaksud dengan upaya preventif adalah kegiatan yang
dilakukan secara sistematis, berencana dan terarah. Untuk menjaga
agar kenakalan itu tidak timbul. Upaya preventif lebih besar
memanfaatkan dari pada kuratif, karena jika kenakalan itu sudah
meluas, amat sulit menggulanginya. Banyak bahaya kepada
masyarakat, menghamburkan biaya, tenaga, dan waktu, sedangkan
hasilnya tidak seberapa. Berbagai upaya preventif dapat dilakuka,
35
Ibid., hlm. 127.
32

tetapi sebecra garis besarnya dapat di kelompokan atas tiga bagian
yaitu :
a)Di Rumah Tangga (Keluarga)
Orangtua menciptakan kehidupan rumah tangga yang agamis
Menciptakan kehidupan yang harmonis
Adanya kesaman norma-norma yang di pegang anatara ayah, ibu
dan keluaraga lainya di tumah tangga dalam mendidik anak-
anak
Memberikan kasih sayang secara wajar kepada anak-anak
Memberikan perhatian yang memedai terhadap kebutuhan anak-
anak
Memberikan pengawasana secara wajar terhadap pergaulan anak
remaja dilingkungan masyarakat.
b)Upaya di Sekolah
Guru hendaknya memahami aspek-aspek psikis murid.
Mengintensifkan pelajaran agama dan mengadakan tenaga guru
agama yang ahli dan berwibawa serta mampu bergaul secara
harmonis dengan guru-guru umum lainnya.
Melengkapi fasilitas pendidikan.
Perbaikan ekonomi guru.
c)Upaya di Masyarakat
33

Masyarakat adalah tempat pendidikan ketiga setelah rumah
dan sekolah. Ketiganya harus mempunyai keseragaman dalam
mengarahkan anak untuk tercapainya tujuan pendidikan. Apabila
salah satunya pincang maka yang akan turut pincang. Pendidikan
dimasyarakkat biasanya diabaikan orang karena banyak orang
berpendapat bahwa jika anak telah disekolahkan berarti semua
sudah beres dan gurulah yang memegang segala tanggung jawab
soal pendidikan. Karena apalah arti pendidikan yang diberikan
disekolah dan dirumah jika masyarakat terdapat pengaruh pengaruh
negatif yang merusak tujuan pendidikan itu. Karena itu pula ada
sinkronisasi di antara ketiga tempat pendidika itu.
36
2)Upaya Kuratif
Upaya kuratif adalah upaya dalam mengangulangi masalah
kenakalan remaja/siswa ialah upaya antisipasi terhadap gejala-gejala
kenakalan tersebut, supaya kenakalan itu tidak meluas dan merugikan
masyarakat. Upaya kuratif secara formal dilakukan oleh Polri dan
kejaksaan Negeri. Sebab jika terjadi kenakalan remaja atau siswa
berarti sudah terjadi suatu pelanggaran hukum yang dapat berakibat
merugikan diri mereka dan masyarakat. Berbagai jenis kenakalan
telah di jelaskan dalam bentuk bentuk Inpres 6/1971 yaitu: pencurian,
penipuan, perkelahian, perusakan, penganiyayan, perampokan,
penyalahgunaaan narkotika, pembunuhan, pelangaran asusila, dan
kejahatan lainya. Karena yang melakukan tindakan kejahatan terebut
36
Ibid., hlm. 138.
34

adalah anak-anak di bawah umur 16 tahun maka kemungkinan
tindakan negara terhadapnya adalah :
Anak itu di kembalikan kepada orangtua atau walinya
Anak itu dijadikan anak Negara
Dijatuhi hukuman seperti biasa hanya dikurangi dengan
sepertiganya.
3)Upaya Pembinaan
Pembinaan mental dan kepribadian beragama
Pembinaan mental ideolagi negara yakni pancasila, agar menjadi
warga negara yang baik
Pembinaaan keperibadian yang wajar untuk mencapai pribadi yang
stabil dan sehat
Pembinaaan ilmu pengetahuan
Pembinaan keterampilan khusus
Pengembangan bakat-bakat khusus.
B.Penelitian Relevan
1.Penelitian yang dilakukan oleh Cahyawati mahasiswi Agama Islam Negeri
(IAIN) Metro pada tahun 2019 dengan judul “Penerapan Full Day School
Dalam Pembentukan Akhlak Siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-
Muhsin Metro”. Hasil penelitian ini menunjukkan SD IT Al-Muhsin Metro
melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan program full day
school tidak dibedakan anatara kelas pagi dan kelas siang sebagaimana
program-program full day school pada umumnya. Namun, untuk beberapa
35

pembelajaran sengaja dijadwalkan di pagi hari seperti PJOK, Tahfidz,
Aqidah, dan yang berhubungan dengan diniyah. Perbedaan dalam penelitian
ini yaitu peneliti terdahulu berfokus pada penerapan program full day school
dalam pembentukan akhlak siswa SD IT Al-Muhsin Metro, sedangkan
penelitian peneliti lebih berfokus pada peran full day mengatasi dalam
mengatasi kenakalan siswa di SD Tahfizh F3 Pekanbaru, Adapun
persamaannya yaitu sama-sama meneliti tentang full day school serta sama-
sama menggunakan metode penelitian kualitatif.
2.Penelitian yang dilakukan oleh Della Arnesti Liana Mahasiswi Universitas
Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung pada tahun 2019 dengan judul
“Penerapan Full Day School Dan Kontribusinya Terhadap Peningkatan
Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Peserta Didik Kelas XI di SMK Bina
Latih Karya Bandar Lampung.” Adapun Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa peserta didik kelas IX di SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung
mengawali masuk kelas untuk pembelajaran pukul 07.15-15.30 WIB setiap
hari senin-kamis, pada hari jum at jam belajar siswa diterapkan pukul

07.00-11.30 WIB, hari sabtu dan minggu libur. Khusus untuk mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) sebelumnya mendapatkan jam
belajar 2 jam, kini menjadi 3 jam untuk pelajaran. Dengan ditambahnya
waktu tersebut guru PAI merubah pola belajar dengan klasifikasi waktu 1
jam digunakan untuk belajar teori, 2 jam digunakan untuk praktik pelajaran
keagamaan. Agar siswa tidak jenuh dalam menerima pembelajaran yang
telah disampaikan oleh guru. Perbedaan dalam penelitian ini yaitu penelitian
36

terdahulu fokus pada penerapan dan kendala pelaksanaan full day school
Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas XI di SMK Bina Latih Karya
Bandar Lampung, sedangkan penelitian peneliti lebih berfokus pada peran
full day school dalam mengatasi kenakalan siswa di SD Tahfizh F3
Pekanbaru. Adapun persamaannya yaitu sama-sama menggunakan
penelitian kulitatif
3.Penelitian yang dilakukan oleh Yuyun Widiyanti mahasiswa Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Pekalongan pada tahun 2019 dengan judul “Peran Full
Day School Dalam Pembentukan Akhlak Siswa Di SMA Negeri 1 Sragi
Kabupaten Pekalongan” Skripsi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembentukan akhlak di SMA Negeri Sragi Kabupaten Pekalongan dalam
hal keagamaan dan keimanan dengan ditanamkan sholat yang sesuai dengan
tepat waktu guna mendisiplinkan anak juga menanamkan dan
membangkitkan keyakinan beragama, etika pergaulan serta menanamkan
kebiasaan yang baik.18 Perbedaan dalam peneltian ini yaitu peneliti
terdahulu lebih berfokus pada peran full day school dalam pembentukan
akhlak siswa di SMA Negeri 1 Sragi Kabupaten Pekalongan, sedangkan
peneliti lebih fokus kepada peran full day school dalam mengatasi kenakalan
siswa SD Tahfizh F3 Pekanbaru. Adapun persamaannya yaitu sama-sama
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan jenis penelitian lapangan
C.Konsep Operasional
37

Konsep Operasional adalah konsep secara jelas mengenai variabel
penelitian untuk memberikan hasil penelitian yang seragam pada semua
pengamat. Juga menjelaskan tentang bagaimana kegiatan yang harus
dilakukan untuk memperoleh data atau indikator yang dimaksud.
37
Adapun konsep operasional dalam penelitian ini terkait dengan Peran
Sistem Full Day School dalam mengatasi kenakalan siswa di SD Tahfizh F3
sebagai berikut :
1.Masih terlihat ada murid yang Ribut saat suasana belajar, keluar dari
ruangan kelas tanpa izin saat guru tidak ada, mengejek temannya dan
lainnya
2.Pererapan sistem full day school di SD Tahfizh F3 Pekanbaru
3.Apakah full day school dapat menangkal kenakalan siswa di SD Tahfizh
F3 Pekanbaru.
37
https:/123dok.com/article/konsep-operasional-tinjauan-pustaka-kerangka-pemikiran-
dan. zpnrwewv, diunduh pada 27 Desember 2022
38

BAB III
METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipilih adalah deskriptif kualitatif. Menurut
Bogdan dan Taylor menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang di amati. Menurut Koentjaraninggrat
penelitian kualitatif penelitian di bidang ilmu umani dan kemanusiaan dengan
aktifitas yang berdasarkan disiplin ilmiah untuk mengumpulkan, menjelskan,
menganalisis, dan menafsirkan fakta-fakta serta hubungan-hubungan antara
fakta-fakta alam, masyarakat, kelakuan dan rohani manusia guna menemukan
prinsip-prinsip pengetahuan dan metode baru dalam usaha menanggapi hal-hal
tersebut.
38

B.Lokasi dan Tempat Penelitian
1.Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian akan dilaksanakan di SD Tahfizh F3 yang terletak
di Jl. Gunung Kidul Gg. Kepri, Tengkerang Timur, Kec. Tenayan Raya,
Kota Pekanbaru Prov. Riau.
2.Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan November 2023-Januari
2024 atau setelah seminar proposal.
38
Wayan Sauwendra, Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Ilmu Sosial, Pendidikan,
Kebudayaan, dan Keagamaan, (Bandung: Nilacakra, 2018), hlm. 4.
39

C.Informan Penelitian
Informan penelitian yaitu informasi yang akan di peroleh datanya untuk
keperluan penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah,
Kepala Bidang Kurikulum dan Wali Kelas di SD Tahfizh F3 Hal ini di
karenakan Kepala Sekolah, Kepala Bidang Kurikulum dan Wali kelas
merupakan informan utama yang mengalami dan mengetahui peran sistem full
day school di SD Tahfizh F3 Pekanbaru, sedangkan Kepala Bidang Kesiswaan
dan Guru sebagai informen pendukung dalam penerapan sistem full day school
di SD Tahfizh F3 Pekanbaru.
Tabel III. 1
Biodata informan di SD Tahfizh F3 Pekanbaru
NoNama Jabatan
1 Rina, S.Pd. Kepala Sekolah
2 Dr. Husnaini Zein M.Pd.I.Bidang Kurikulum
3 Risa Oktavira, S.Pd. Bidang kesiswaan
4 Elisa Elvionita, S.Pd.IWali kelas VI
5 Amat Muda Sireger Guru Tahfidz
D.Objek Penelitian
Adapun objek dalam penelitian ini adalah Peran full day school di SD
Tahfizh F3 di Jl. Gunung Kidul Gg. Kepri, Tengkerang Timur, Kec. Tenayan
Raya, Kota Pekanbaru Prov. Riau.
E.Teknik Pengumpulan Data
Untuk mempermudah penulis dalam memperoleh berbagai data maupun
informasi dilapangan, maka penulis menggunakan tiga teknik dalam
pengumpulan data:
40

1.Observasi
Observasi ialah pengumpulan data yang melibatkan interaksi peneliti
ke dalam aktivitas sehari-hari suatu kelompok orang sehingga peneliti dapat
mempelajari aspek yang tampak maupun tersembunyi dari rutinitas
kehidupan dan kebudayaan kelompok tersebut. Observasi ini merupakan
metode yang dapat digunakan untuk menangkap data yang bersifat non
verbal dalam interaksi, komunikasi, dan suasana yang dialami langsung
pada kondisi riil yang terjadi. Maka pada penelitian ini observasi digunakan
untuk mengamati secara langsung Sistem Full Day School di SD Tahfizh F3
Pekanbaru.
2.Wawancara
Metode ini yang digunakan untuk mencari data primer dan
merupakan metode yang banyak dipakai dalam penelitian interpretif
maupun penelitian kritis. Wawancara dilakukan ketika peneliti ingin
menggali lebih dalam mengenai sikap, keyakinan, perilaku, atau
pengalaman dari responden terhadap fenomena sosial, ciri khas dari metode
ini adalah adanya pertukaran informasi secara verbal dengan satu orang atau
lebih. Terdapat peran pewawancara yang berusaha untuk menggali
informasi dan memperoleh pemahaman dari responden.
39
Teknik wawancara
ini penulis gunakan untuk berdialog langsung dengan informan yaitu guru di
SD Tahfizh F3 Pekanbaru.
39
Jugiyanto Hartomo, Metode Pengumpulan Dan Teknik Analisis Data, (Yogyakarta: CV
Andi Offset, 2018), hlm. 31-53.
41

3.Dokumentasi
Cara ini dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis
sejumlah dokumen yang terkait dengan masalah penelitian. Dokumentasi
yang penulis lakukan adalah berupa profil sekolah, visi dan misi, motto, tata
krama dan panca jiwa, struktur organisasi, sarana dan prasarana, daftar
jumlah guru-guru, jumlah daftar jumlah siswa-siswi, kegiatan full day
school di SD Tahfizh F3 Pekanbaru.
F.Teknik Analisis Data
Setelah data hasil penelitian terkumpul sepenuhnya dianalisis secara
kualitatif, analisis data dilakukan setiap saat pengumpulan data di lapangan
secara berkesinambungan atau terus menerus sehingga datanya jenuh.
Analisis penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan
(observasi pendahuluan), selama dilapangan dan setelah selesai dilapangan
dan memperoleh hasil data yang tepat jika jawaban yang diwawancarai
setelah dianalisis terasa kurang memuaskan, maka penulis melanjutkan
pertanyaan lagi sampai tahap tertentu hingga memperoleh data yang dianggap
kredibel.
Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlansung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya menjadi jenuh. Analisis komponen Model
Miles dan Huberman sebagai berikut:
40
40
Amri Darwis dkk, Teknik Penulisan Skripsi Pendidikan Agama Islam, edisi kedua
(Pekanbaru: Cahaya Firdaus, 2021) hlm. 36-39.
42

1)Data Reduction (Redukasi Data)
Mereduksi data berarti merangkum data, memilih hal-hal yang
pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang sudah
direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah
peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya.
2)Data Display (Penyajian Data)
Data Display (penyajian data) dapat dilakukan dengan bentuk tabel,
grafik, dan sejenisnya. Sehingga data dapat terkumpulkan dan mudah
dipahami. Menurut Miles dan Huberman yang paling sering digunakan
untuk menyajikan data kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
3)Conclusion Drawing/Verification (Kesimpulan)
Setelah dilakukan penarikan kesimpulan kemudian harus verifikasi
dengan cara melihat kembali pada data reduksi, data display agar
kesimpulan yang diambil tidak menyimpang dari data yang dianalisis.
G.Keabsahan Data
Dalam sebuah penelitian penting sekali untuk keabsahan data agar
penelitian tersebut valid dan dapat dipercaya. Menurut Dr. Sugiyono, data
dalam penelitian kualitatif dapat dikatakan valid jika laporan peneliti itu sesuai
dengan apa yang terjadi di lapangan yang sedang diteliti, sehingga sebagai
peneliti harus bener-bener mengecek data itu dan disesuaikan dengan hal yang
terjadi dilapangan.
41
41
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif R & D, (Bandung: Alpabeta 2014),
hlm. 273.
43

Agar data penelitian kualitatif dapat dipertanggungjawabkan sebagai
penelitian ilmiah maka perlu diadakan uji keabsahan data. Adapun teknik
pengujian keabsahan data yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:
1.Kepercayaan (Credibility)
Credibility atau uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian yang
di sajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan tidak
meragukan sebagai sebuah karya ilmiah dilakukan.
a.Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kepercayaan data.
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang
ditemui maupun sumber data yang lebih baru. Perpanjangan pengamatan
berarti hubungan antara peneliti dengan sumber akan semakin terjalin,
semakin akrab, semakin terbuka, saling timbul kepercayaan, sehingga
informasi yang diperoleh semakin banyak dan lengkap.
b.Meningkatkan Kecermatan dalam Penelitian
Meningkatkan kecermatan atau ketekunan secara berkelanjutan
maka kepastian data dan urutan kronologis peristiwa dapat dicatat atau
direkam dengan baik dan sistematis. Meningkatkan kecermatan
merupakan salah satu cara mengontrol/mengecek pekerjaan apakah data
yang telah dikumpulkan, dibuat, dan disajikan sudah benar atau belum.
Untuk meningkatkan ketekunan peneliti dapat dilakukan dengan
cara membaca berbagai referensi, buku, hasil penelitian terdahulu, dan
44

dokumen-dokumen terkait dengan membandingkan hasil penelitian yang
telah diperoleh. Dengan cara demikian, maka peneliti akan semakin
cermat dalam membuat laporan yang pada akhirnya laporan yang dibuat
akan semakin berkualitas.
c.Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kreadibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan cara, dan berbagai waktu
dengan penjelasan sebagai berikut:
1)Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber. Sebagai contoh, untuk menguji kreadibilitas data tentang gaya
kepemimpinan seseorang, maka pengumpulan dan pengujian data
yang telah diperoleh dilakukan ke bawahan yang dipimpin, ke atasan
yang menugasi, dan ke teman kerja merupakan kelompok kerjasama.
Data dari ketiga sumber tersebut.
42
2)Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kreadibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek
dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan tiga
42
Ibid., hlm. 94.
45

teknik pengujian kreadibilitas data tersebut, menghasilkan data yang
berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada
sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data
mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena
sudut pandangnya berbeda-beda.
43
3)Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kreadibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat
narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan
data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka
pengujian kreadibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan
pengecekan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau
situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda,
maka dilakukan secara berulangulang sehingga sampai ditemukan
kepastian datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara
mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas
melakukan pengumpulan data.
44
43
Ibid., hlm. 95.
44
Ibid., hlm. 96.
46

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.Deskripsi Tempat Penelitian
1.Sejarah Sekolah SD Tahfizh F3 Pekanbaru
SD Tahfizh F3 adalah sebuah sekolah SD swasta yang yang
lokasinya berada di Jl. Gunung Kidul Gg. Kepri, Kota Pekanbaru. SD
swasta ini di dirikan pada tahun 2007. Yang di dirikan oleh ibu Rina S.Pd.
pada mulanya bangunan ini adalah ruko untuk usaha. Namun karena melihat
pendidikan begitu perlu dalam kehidupan dan untuk membumikan Al-
Qur'an dngn penuh cinta makanya ibu Rina S.Pd. mendirikan sekolah ini.
2.Visi dan Misi Sekolah SD Tahfizh F3 Pekanbaru
a.Visi Sekolah
Terwujudnya SD Tahfizh F3 yang memiliki aqiqah ahlussunah
waljama’ah Al-asy'ariyyah, Berakhlakul Karimah dan hafal 30 juz serta
mencintai Al-Qur'an
b.Misi Sekolah
1)Membentuk santri ber aqidah ahlussunah waljama’ah Al-asy'ariyyah
2)meningkatkan kompetensi tenaga pendidik yang profesional dan
menguasai teknologi
3)menanamkan akhlakul Karimah
4)Terwujudnya santri hafal Al-Qur'an 30 juz dengan tajwid yang benar
5)Memotivasi peserta didik untuk mencintai Al-Qur'an
48

49
3.Sarana dan Prasarana Sekolah SD Tahfizh F3
Untuk menunjang proses belajar dan mengajar serta kegiatan siswa-
siswi dan guru SD Tahfizh F3 memiliki, Ruang Kelas, Ruang
Perpustakaan, Ruang Laboratorium, Ruang Praktik, Ruang Pimpinan,
Ruang Guru, Ruang Ibadah, Ruang UKS, Ruang Toilet, Ruang Gudang,
Ruang Sirkulasi, Tempat Bermain / Olahraga, Ruang TU, Ruang Konseling,
Ruang OSIS.
4.Tenaga Kependidikan SD Tahfizh F3 Pekanbaru
Tabel IV.1
Data Guru SD Tahfizh F3 Pekanbaru
No Nama
1Rina, S.Pd.
2Zulkifli, S.Pd.
3Agni Deswandi, S.Psi.
4Dr. Mulyani, M.Pd.
5Elisa Alvionita, S.Pd.
6Kamisahar, B.A.
7Dr. (H.C) Yukasrinal ,S.H.I.
8Arianto Siregar, M.Sy.
9Dr. Mulyani, M.Pd.
10Dr. Husnaini Zein, M.Pd.I.
11Frizal Vikri, S.Pd. M.Si.
12Alimuddin, M.Pd.
13Abidatu Zuhra Zilkamala, M.H.
14Fitriyani, S.Pd.
15Yukasrino. S.E.I
16Asniar Anggia Lubis, S.E.
17Reiski Fadilah,S.H.I
18Cintya Pramadila Utami, S.Pd.
19Desmita, S.Pd.I.
20Ahmad Badawi S,Pd.
21Risa Oktavira, S.Pd.
22Hanafi, S.Ud.
23Lasmiastati, S.Pd.
24Nurul Mina, S.Pd.

50
No Nama
25Suci Rahmadani, S.Pd.
26Dewi Herika S.I.Kom.
27Erva Fitri, S.Pd.
28Syafri Yani, S.Pd.
29Sri Lestari, Skm
30Erma Yunita A, M.Pd.
31Amat Muda Siregar
32Silvia Riski Wahyuni
33Ali Husein Az-Zaki
5.Struktur Organisasi Sekolah SD Tahfizh F3 Pekanbaru
a.Kepala Sekolah : Rina, S.Pd.
b.Komita : Fitriyanti, S.Pd.
c.TU/Operator : Mulyani, M.Pd.
d.BID. Kurikulum : Dr. Musnaini Zein M.Pd.I.
e.BID. KESISWAAN : Risa Oktavira,S.Pd.
f.BID. Sarpas : Amat Muda Siregar
g.BID. HUMAS : Zulkifli
h.Keuangan : Elisa Alvionita, S.Pd.
i.Wali Kelas I : Desnita, S.Pd.I. dan Risa Oktavira, S.Pd.
j.Wali Kelas II :Suci Ramdhani, S.Pd.
k.Wali Kelas III: Ahmad Badawi S.Pd.
l.Wali Kelas IV : Elisa Alvionita, S.Pd.
m.Wali Kelas V: Cintya pramadila Utami, S.Pd.
n.Wali Kelas VI: Elisa Elvionita, S.Pd.I.
o.Studi Agama Islam : Reiski Fadhilah S.H.I
p.Studi PJOK : Hanafi, S.Ud.
q.Halaqoh Qur'an Pertama : Reiski Fadhilah S.H.I.
r.Halaqoh Qur'an Kedua : Amat Muda Siregar
s.Halaqoh Qur'an Ketiga : Hanafi, S.Ud dan Ahmad Badawi, S.Pd.
t.Halaqoh Qur'an Keempat :Dr. Husnaini Zein, M.Pd.I. dan Lasmiastati

51
6.Ekstrakulikuler
a.Cinta Al-Qur'an : Reiski Fadhilah, S.H.I.
b.Matematika Murni : Cintya pramadila Utami, S.Pd.
c.B. Inggris : Agni Deswandi, S.Psi
d.B. Arah : Dr. Husneinizein, M.Pd.
e.Hadroh : Reiski Fadhilah, S.H.I.
f.UKS : Mulyani, M.Pd.
7.Prestasi Sekolah SD F3 Tahfizh Pekanbaru
a.Juara Satu Lomba Tahfizh Pada Gebyar Tahfizh SMP Ath-Thoiba
b.Juara 2 MTQ Tingkat Kecamatan Kulim.
c.Juara 1 MTQ Cabang Tahfizh 1 Juz Kelurahan Sukajadi Pekanbaru
d.Juara 2 MTQ Cabang 1 Juz Kecamatan Sukajadi Pekanbaru
e.Juara 1 MTQ Kelurahan Mentangor, Kecamatan Kulim Pekanbaru
f.Juara 1 MTQ KelurahanTebing Tinggi Okura Rumbai Pesisir
Pekanbaru
g.Juara 1 MTQ Cabang 1 Juz Kelurahan Tangkerang Barat, Kec.
Marpoyan Damai, Pekanbaru.
h.Juara 2 Medali Perak pada Kejuaraan Taekwondo Provinsi Sumatera
Barat di Kota Solok, Desember 2022
i.Meraih Medali Perak Pada Ajang Olimpiade Sains Tingkat Nasional di
Medan, 18 Desember 2022.
j.Juara 2 pada Musabaqah Tilawatil Quran Tingkat Kecamatan Tenayan
Raya
k.Juara 1 dan Medali Emas pada Kejuaraan Taekwondo Walikota Cup V
dan Ketua Pengkot Cup II 2022.
B.Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang berupa
informasi mengenai judul skripsi ini yaitu Peran Sistem Full Day School dalam
Mengatasi Kenakalan Siswa di SD Tahfizh F3 Pekanbaru.

52
1.Konsep Full Day School di SD Tahfizh F3 Kota Pekanbaru
Berdasarkan dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang
peneliti peroleh di lapangan selama melakukan penelitian di SD Tahfizh F3
Pekanbaru dalam penerapan full day school maka didapatkan data melalui
wawancara kepada Bidang Kurikulum Dr. Husnaini Zein M.Pd.I. dengan
pertanyaan, bagaimana Penerapan sistem full day school SD Tahfizh F3
Pekanbaru ? ia menyatakan :
“Dalam penerapan sistem full day school di SD Tahfizh F3
diterapkan melalui Kurikulum, metode pembelajaran dan waktu
pembelajaran”.
45
Untuk lebih jelasnya peneliti akan uraikan hasil wawancara di bawah
ini :
a.Penerapan Full Day Scholl Melalui Kurikulum
Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada Bidang Kurikulum
Bapak Dr. Husnaini Zein M.Pd.I. dengan pertanyaan, seperti apa
kurikulum full day school di SD Tahfizh F3? ia menyatakan :
“Dalam penerapan sistem full day school di SD Tahfizh F3 Kota
Pekanbaru, kurikulum yang digunakan adalah K-13, dan kami
modifikasi kurikulum sendiri dengan memadukan pelajaran
umum dan agama. Dan pelajaran agama lebih banyak dari
Sekolah Dasar biasa”.
46
b.Penerapan Full Day Scholl Melalui Pembelajaran
Dalam penerapan pembelajaran full day school di SD Tahfizh F3
Pekanbaru dapat diketahui berdasarakan hasil wawancara peneliti kepada
45
Husnaini Zein (Bidang kurikulum), Wawancara, pada tanggal 25 Januari 2024 pukul
90.00 – 11.00 WIB, SD Tahfizh F3 Kota Pekanbaru, Hasil Reduksi HZ 8
46
Husnaini Zein (Bidang kurikulum), Wawancara, pada tanggal 25 Januari 2024 pukul
90.00 – 11.00 WIB, SD Tahfizh F3 Kota Pekanbaru, Hasil Reduksi HZ 10

53
Bidang Kurikulum Bapak Dr. Husnaini Zein M.Pd.I. dengan pertanyaan,
bagaimana metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk
mengatasi kejenuhan siswa dalam mengikuti full day school ? ia
menyatakan :
“Penerapan sistem full day school SD Tahfizh F3 Pekanbaru
dilakukan melalui pembelajaran indoor dan outdoor”.
47
Hasil wawancara tersebut diatas di pertegas oleh Wali Kelas VI
Ibu Elisa Elvionita, S.Pd.I. dengan mengatakan :
“Metode pembelajaran yang kami lakukan ada 2, yang pertama
belajar dalam kelasa dan kedua belajar di luar kelas.
pembelajaran di luar kelas dilakukan supaya siswa tidak bosan
dan membuat pikiran lebih segar lagi”.
48
Ketika peneliti bertanya lebih lanjut tentang sistem pembelajaran
dalam kelas dan ruang kelas kepada Bidang Kurikulum Bapak Dr.
Husnaini Zein M.Pd.I. dengan pertanyaan, Apa saja kegiatan yang
dilaksanakan ketika pembelajaran in door dan outdoor? Ia menyatakan:
“Belajar seperti biasa tentunya dengan metode penyampaian
materi yang berbeda-beda. Ada yang mendikte sambil menyuruh
peserta didik menulis ada yang mengajak bercerita untuk
mengatasi kebosanan dalam belajar dll”. Sedangkan “Kegiatan
out door disini tidak berpusat di dalam kelas saja melainkan
dilakukan diluar kelas juga seperti dilapangan, perpustakaan,
laboratorium dan masjid. Dengan begitu akan menciptakan
suasana baru dalam proses belajar mengajar sehingga peserta
didik juga akan lebih semangat dan antusias mengikuti
pembelajaran, bentuk kegiatannya seperti shalat dhuha
berjemaah, setoran hafalan al-quran, shalat zuhur berjemaah,
siswa berceramah secara bergantian dengan tema khusus seputar
iman, ilmu dan akhlak dan dilakukan setelah shalat zuhur”.
49
47
Husnaini Zein (Bidang kurikulum), Wawancara, pada tanggal 25 Januari 2024 pukul
90.00 – 11.00 WIB, SD IT F3 Tahfizh Kota Pekanbaru, Hasil Reduksi MZ 12
48
Elisa Elvionita (Wali Kelas VI), Wawancara, pada tanggal 26 Januari 2024 pukul 90.00 –
11.00 WIB, SD IT F3 Tahfizh Kota Pekanbaru, Hasil Reduksi EE 8
49
Husnaini Zein (Bidang kurikulum), Wawancara, pada tanggal 25 Januari 2024 pukul
90.00 – 11.00 WIB, SD Tahfizh F3 Kota Pekanbaru, Hasil Reduksi HZ 14

54
Berdasarkan hasil wawancara tersebut peneliti melakukan
observasi bahwa siswa-siswa sekitar pukul 14.00 WIB masih masuk
kelas dan belajar seperti biasa dan pada keesokan harinya peneliti melihat
kegiatan pembelajaran berada di luar lokal. Seperti kegiatan shalat dhuha
berjemaah dilaksanakan sebelum masuk kelas dengan tujuan agar siswa
terbiasa shalat dhuha dan melatih keistiqamahan siswa dan menyetor
hafalan al qur’an, sebagimana yang disampaikan oleh Bidang Kesiswaan
Risa Oktavira,S.Pd. dengan pertanyaan, Bagaimana sistem pelaksanaan
shalat dhuha disini? ia menyatakan :
“Sholat Dhuha dimulai pada pukul 07.45 WIB yang dilaksanakan
di masjid sekolah sebelum jam pelajaran dimulai. Sholat dhuha
ini dilakukan sebanyak 2 rakaat. Meskipun sholat dhuha ini
merupakan sholat sunnah tapi di SD Tahfizh F3 ini diwajibkan,
guna melatih keistiqomahan siswa ketika berada diluar sekolah,
selesai sekitar jam 08.00 WIB. Setelah itu di lanjutkan dengan
setoran hafalan al-quran”.
50
Begitu juga hal yang sama di katakan oleh Guru Tahfizh Amat
Muda Siregar ketika peneliti bertanya Bagaimana cara setoran
hafalannya ? ia menyatakan :
“Setiap guru kami bagi perkelas dan murid menyetorkan kepada
guru yang telah ditetapkan, dan setiap murid di wajibkan
menyetor hafalannya paling sedikit 10 ayat dalam satu hari dan
selesainya sekitar jam 09.00. setelah itu masuk dalam kelas”.
51

Selaian melaksanakan shalat dhuha dan setoran hafalan quran,
sistem full day school dilakukan juga dengan shalat zuhur berjemaah
sebagaimana yang hasil wawancara peneliti dengan Bidang Kesiswaan
50
Risa Oktavira (Bidang Kesiswaan), Wawancara, pada tanggal 27 Januari 2024 pukul
90.00 – 11.00 WIB, SD Tahfizh F3 Kota Pekanbaru, Hasil Reduksi RO 8
51
Amat Muda Siregar (Guru Tahfiz), Wawancara, pada tanggal 24 Januari 2024 pukul
90.00 – 11.00 WIB, SD Tahfizh F3 Kota Pekanbaru, Hasil Reduksi AMS 8

55
Risa Oktavira, S.Pd. ketika peneliti bertanya, Bagaimana sistem shalat
zuhur berjemaah? ia menyatakan :
“Untuk sholat zuhur dilakukan oleh semua murid, Sholat
berjamaah ini tujuannya agar dapat membiasakan siswa shalat
berjemaah ketika berada di rumah, Setelah itu salah seorang
murid maju kedepan untuk menyampaikan ceramah 3 orang
secara bergantian sampai habis 45 menit. Program ceramah ini
dilaksanakan dengan tujuan membiasakan siswa tampil didepan
orang ramai dan melatih mental untuk menjadi seorang
penceramah. Dan ketika mereka berada di rumah wajib
menghafal materi ceramahnya sehingga waktu anak-anak lebih
terarah”.
52
Berdasarakan hasil observasi di lapangan ditemukan siswa-siswi
melaksankan shalat dhuha setelah itu baru menyetor hafalan ayat al-
quran, setelah selesai baru masuk kelas, dan pada waktu zuhur sekolah
melaksanakan shalat zuhur berjemaah setelah selesai shalat ada agenda
ceramah oleh siswa.
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan full day
school melalui pembelajaran dengan cara berkegiatan di dalam kelas dan
luar kelas. sebelum masuk kelas siswa melakukan kegiatan di luar kelas
dilakukan mulai jam 7.45-09.00. setelah itu masuk kelas seperti biasanya.
c.Penerapan Full Day Scholl Waktu belajar
Penerapan full day school di SD Tahfizh F3 Pekanbaru dilakukan
dengan mengatur jam belajar. Sebagaimana hasil dari wawancara yang
peneliti lakukan kepada Bidang Kurikulum Dr. Husnaini Zein M.Pd.I.
52
Risa Oktavira (Bidang Kesiswaan), Wawancara, pada tanggal 27 Januari 2024 pukul
90.00 – 11.00 WIB, SD Tahfizh F3 Kota Pekanbaru, Hasil Reduksi RO 10

56
dengan pertanyaan, bagaimana mengatur waktu belajar dalam full day
school di SD Tahfizh F3 ini ? ia menyatakan :
“Setiap hari kami tambah waktu belajarnya dua jam, mulai dari
hari Senin, Selasa, Rabu dan Kamis, sehingga waktu pulangnnya
pukul 15.00 WIB bagi kelas IV-VI Sedangkan hari Jumat pukul
11:30 dan Sabtu 14.00”.
53
Berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan terlihat siswa
kelas IV-VI masih masuk kelas setelah melaksankan shalat zuhur
berjemaah dan belajar sampai pukul 15.00 Wib. Sedangkan kelas I-III
lebih awal pulang sekitar pukul 11.00 Wib.
Dari hasil wawancara dan observasi tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan full day scholl di SD Tahfizh F3
Pekanbaru di lakukan dengan cara menambah jam pada setiap mata
pelajaran bagi kelas IV-VI sehingga pulangnya sekolah pukul 15.00 Wib.
2.Peran Sistem Full Day School Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa
Sebelum menjelaskan peran full day school dalam mengatasi
kenakalan siswa di SD Tahfizh F3 terlabih dahulu peneliti menguraikan
bentuk-bentuk kenakalan siswa yang terjadi di SD Tahfizh F3. Berdasarkan
hasil wawancara kepada Bidang Kesiswaan Risa Oktavira,S.Pd. dengan
pertanyaan, bagaimana bentuk kenakalan siswa yang ada disekolah SD
Tahfizh F3 ? ia menyatakan :
“Kenakalan siswa di sini hanya sebatas ribut saat suasana belajar,
adab dan sopan santun terhadap guru masih kurang seperti keluar
masuk ruangan kelas tanpa izin guru dan kurang menghargai
temannya atau mengejek temannya sehingga berantem”.
54
53
Husnaini Zein (Bidang kurikulum), Wawancara, pada tanggal 25 Januari 2024 pukul
90.00 – 11.00 WIB, SD Tahfizh F3 Kota Pekanbaru, Hasil Reduksi HZ 16

57
Pernyataan tersebut di pertegas oleh Wali Kelas VI Elisa Elvionita,
S.Pd.I. ia menyatakan :
“Bahwa kenakalan siswa di sekolah ini hanya sebatas pelanggaran
kecil saja yang dapat di tangani oleh guru-guru”.
55
Berdasarkan hasil observasi penulis terlihat siswa-siswa ribut saat
guru menerangkan pelajaran bahkan da juga yang tertidur, ada juga yang
keluar masuk ruangan kelas. Lebih lanjut peniliti bertanya kepada Bidang
Kesiswaan Risa Oktavira, S.Pd. dengan pertanyaan, Apakah ada siswa yang
melakukan pelanggaran berat ?
“Sejauh ini kenakalan siswa di SD Tahfizh F3 hanya nakal biasa
saja, tidak sampai kepada pelanggaran berat yang melanggar
hukum, atau sampai kepada ranah hukum”.
56

Pernyataan di atas sesuai dengan yang disampaikan oleh Wali Kelas
VI Elisa Elvionita, S.Pd.I. ia menyatakan :
“Kenakalan siswa disini hanya sebatas pelanggran ringan saja
seperti siswa membulli temannya. kuku panjang, rambut panjang,
dan selama saya mengajar disini belum ada pelanggaran berat”.
57
Selanjut peneliti bertanya kepada Bidang Kesiswaan Risa Oktavira,
S.Pd. dengan pertanyaan, Apakah saja faktor yang mempengaruhi prilaku
siswa di SD Tahfizh F3 ini ? ia menyatakan :
“Faktor yang mempengaruhi prilaku siswa dari keluarga yang
broken home, lingkungan, pembawaan, cari perhatian”.
58
54
Risa Oktavira (Bidang Kesiswaan), Wawancara, pada tanggal 27 Januari 2024 pukul
90.00 – 11.00 WIB, SD Tahfizh F3 Kota Pekanbaru, Hasil Reduksi RO 12
55
Elisa Elvionita (Wali Kelas VI), Wawancara, pada tanggal 26 Januari 2024 pukul 90.00 –
11.00 WIB, SD Tahfizh F3 Kota Pekanbaru, Hasil Reduksi EE 10
56
Risa Oktavira (Bidang Kesiswaan), Wawancara, pada tanggal 27 Januari 2024 pukul
90.00 – 11.00 WIB, SD Tahfizh F3 Kota Pekanbaru, Hasil Reduksi RO 14
57
Elisa Elvionita (Wali Kelas VI), Wawancara, pada tanggal 26 Januari 2024 pukul 90.00 –
11.00 WIB, SD Tahfizh F3 Kota Pekanbaru, Hasil Reduksi EE 12
58
Risa Oktavira (Bidang Kesiswaan), Wawancara, pada tanggal 27 Januari 2024 pukul
90.00 – 11.00 WIB, SD Tahfizh F3 Kota Pekanbaru, Hasil Reduksi RO 16

58

Hal itu juga senada yang di sampaikan oleh Wali Kelas VI Elisa
Elvionita, S.Pd.I. tentang faktor yang mempengaruhi prilaku siswa.
“Prilaku siswa itu bisa di pengaruhin oleh lingkungan, seperti apa
ia di rumahnya kadang trebawa-bawa ke sekolah, dan di sini ada
grup W.A orang tua dengan guru, apa saja masalah yang ada di
sekolahan langsung di selesaikan oleh pihak sekolah”.
59
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bidang Kesiswaan Risa
Oktavira,S.Pd.dengan pertanyaan, Bagaimana peran sistem full day school
dapat mengatasi kenakalan siswa di SD Tahfizh F3? ia menyatakan :
“Dalam mengatasi kenakalan siswa di SD Tahfizh F3 kami lakukan
dengan dua langkah, langkah pertama dengan pendekatan Preventif
contoh menetapkan pendidikan karakter ke dalam kurikulum
sekolah, mensosialisasikan peraturan sekolah yang mengandung
hukuman ringan, sedang dan berat dan kegiatan keagamaan dalam
bentuk ceramah yang pematerinya siswa-siswi secara bergantian
dengan tema-tema khusus seputar akhlak setelah selesai
melaksanakan sholat dhuha, belajar tilawah dan memberikan tugas
yang nuansa cerita-cerita teladan. Setelah itu kami lakukan upaya
represif seperti pemberian sanksi dari sekolah. kalau kesalahannya
bersifat ringan maka kami hukum lakukan teguran dan hukuman
menghafal ayat, jika pelanggaran sedang kami suruh menghafal
ayat alquran, membersihkan pekarangan sekolah dan
menasehatinya untuk tidak mengulangi lagi sedangkan pelanggaran
berat kami panggil orangtunya dan mencari jalan solusi terbaik”.
60
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi bahwa penerapan
pembelajaran di SD Tahfizh F3 dilaksanakan dengan menggunakan sistem
full day school yaitu, sekolah saharian penuh dari pagi sampai sore hari
mulai hari Senin, Selasa, Rabu dan Kamis, sehingga waktu pulangnnya
pukul 15.00 WIB bagi kelas IV-VI Sedangkan hari Jumat pukul 11:30 dan
Sabtu 14.00 pukul 7:45-15.00 WIB.
59
Elisa Elvionita (Wali Kelas VI), Wawancara, pada tanggal 26 Januari 2024 pukul 90.00 –
11.00 WIB, SD Tahfizh F3 Kota Pekanbaru, Hasil Reduksi EE 14
60
Risa Oktavira (Bidang Kesiswaan), Wawancara, pada tanggal 27 Januari 2024 pukul
90.00 – 11.00 WIB, SD Tahfizh F3 Kota Pekanbaru, Hasil Reduksi RO 18

59
C.Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi bahwa penerapan
pembelajaran sistem Full Day School di SD Tahfizh F3 Kota Pekanbaru
kurikulum yang digunakan adalah K-13 dengan memodifikasi dengan mata
pelajaran agama, penerapan tersebut sejalan dengan apa yang dikatakan oleh
Fahmy Alaydroes bahwa format full day school meliputi beberapa aspek yaitu;
pertama, kurikulum yang mengintegrasikan atau pemaduan program
pendidikan umum dan agama, dengan memadukan kurikulum umum dan
agama dalam suatu jalinan kegiatan belajar mengajar diharapkan peserta didik
dapat memahami esensi ilmu dalam perspektif yang utuh, sedangkan kegiatan
belajar mengajar dengan cara mengoptimalisasikan pendekatan belajar berbasis
active learning, dimana siswa mesti dirangsang untuk aktif terlibat dalam
setiap aktivitas.
61
Pendekatan Integrated Curriculum merupakan pengorganisasian
kurikulum, yang isinya mengupas bagaimana bentuk bidang studi harus di
sajikan di depan kelas yang konsekuensinya akan diikuti oleh tindakan
bagaimana cara memilih bahan ajar dan cara menyajikan serta cara
mengevaluasinya. Dalam Integrated Curriculum, suatu topik atau
permasalahan dibahas dengan berbagai pokok bahasan baik dari bidang studi
yang sejenis maupun dari bidang studi lain yang relevan. Integrated
Curriculum juga meniadakan batasan-batasan antara berbagai mata pelajaran
dan penyajian bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan.
61
Azizah Afni Rizky, “Problematika Pembelajaran System Full Day School Siswa Kelas 1
Sdit Al-Irsyad Tegal”, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang, 2015), hlm. 29.

60
Dengan kebulatan bahan pelajaran diharapkan mampu membentuk
kepribadian murid yang integral, selaras dengan kehidupan sekitarnya, apa
yang diajarkan di sekolah disesuaikan dengan kehidupan anak diluar sekolah.
Ada beberapa manfaat kurikulum integrated ini dapat disebutkan sebagai
berikut; pertama, segala sesuatu yang dipelajari anak merupakan inti yang
bertalian erat, bukan fakta yang terlepas satu sama lain. Kedua, kemudian
kurikulum ini sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang belajar, murid
dihadapkan masalah yang berarti dalam kehidupan mereka. Ketiga kurikulum
ini memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat.
Sedangkan aktivitas anak-anak meningkat karena dirangsang untuk berfikir
sendiri dan bekerja sendiri, atau bekerja dengan kelompok. Keempat,
kurikulum ini mudah disesuaikan dengan minat, kesanggupan dan kematangan
murid.
Kemudian penerapan pembelajaran full day school SD Tahfizh F3
Pekanbaru dilakukan melalui pembelajaran indoor dan outdoor, konsep yang
digunakan untuk pengembangan dan inovasi sistem pembelajaran yaitu
mengembangkan kreativitas yang mencakup integrasi dari kondisi tiga ranah
psikologis, diantaranya ranah afektif, psikomotorik dan kognitif. Metode
bermain (game) juga diterapkan dalam sistem pembelajaran full day school
dengan tujuan agar proses belajar mengajar penuh dengan kegembiraan, santai,
bersemangat, dan tetap menyenangkan karena diterapkan dengan menggunakan
berbagai permainan yang menarik siswa untuk lebih giat belajar dan
termotivasi untuk menggali potensi-potensi yang ada dalam diri siswa.

61
Aktivitas yang ditawarkan dalam program full day school yaitu berupa
“Integrated Activity” dengan pendekatan ini maka seluruh program dan
aktivitas anak di sekolah mulai dari belajar, bermain, makan dan ibadah di
kemas dalam suatu system pendidikan. Dengan system ini pula diharapkan
mampu memberikan nilai-nilai kehidupan yang islami pada anak didik secara
utuh dan terintegrasi dalam tujuan pendidikan. Konsep pendidikan yang
dijalankan sebenarnya adalah konsep effective school yaitu bagaimana
menciptakan lingkungan yang efektif bagi anak didik sebagai konsekuensinya,
anak-anak didik diberi waktu lebih banyak di lingkungan sekolah.
Menurut Hilalah full day school adalah suatu proses pembelajaran yang
dilaksanakan sehari penuh yang menerapkan dasar Integrated Curriculum dan
Integrated Activity yang berarti hampir seluruh aktivitas anak berada di
sekolah, mulai dari belajar, makan, bermain, dan ibadah di kemas dalam dunia
pendidikan. lamanya waktu belajar tidak dikhawatirkan menjadikan beban
karena sebagian waktunya digunakan untuk kegiatan-kegiatan informal.
62
Hasil
wawancara dan observasi di SD Tahfizh F3 dalam proses pengajaran di kelas
berjalan efektif dan efesien guru menggunakan metode yang sesuai dengan
kebutuhan siswa yaitu disesuiakan dengan materi dan kondisi siswa di kelas itu
sendiri, agar proses pembelajaran belajar efektif dan efesien adalah dengan
menghindari jam kosong, ketika guru tidak ada di kelas siswa harus tetap ada
dikelas mengerjakan tugas yang sudah diberikan dengan guru piket yang
bertugas, sehingga siswa terpantau dan tidak keluar kelas dan kegiatannya
62
Hilalah, Nur. Tesis – Pelaksanaan Full Day School di SD Plus Nurul Hikmah Pamekasan
(Telaah Problematika Perkembangan Sosial Peserta Didik). (Surayaba: IAIN Sunan Ampel
Surabaya. 2009), hlm. 57

62
belajarnya tidak hanya di dalam kelas tapi pembelajaran sambil bermain di luar
ruangan kelas.
Selain penerapan sistem full day school melalui kurikulum dan
pembelajaran SD Tahfizh F3 melaksakan dengan waktu belajar dari pukul
08.00 pagi hingga 15.00 sore dan penerapan tersebut berkesesuain dengan
pendapat Wiwik bahwa penerapan full day school ini berlangsung hampir
sehari penuh lamanya, yaitu dari pukul 08.00 pagi hingga 15.00 sore.
63
Berdasarkan teori yang telah dijelaskan, apabila dikaitkan dengan hasil
wawancara, menurut hemat peneliti sistem full day school di SD Tahfizh F3
telah sesuai dengan apa disebutkan oleh pakar.
Menurut Bahruddin adalah sekolah yang sebagian waktunya digunakan
untuk program-program pembelajaran yang suasana informal, tidak kaku,
menyenangkan bagi siswa dan membutuhkan kretifitas dan inovasi dari guru.
Dalam hal ini Sukur berpatokan pada sebuah penelitian yang menyatakan
bahwa waktu belajar afektif bagi anak itu hanya 3-4 jam sehari (dalam suasana
formal) dan 7-8 jam sehari (dalam suasana informal). Sekolah dengan sistem
full day school lebih banyak memuat pembelajaran dengan suasana informal.
64
Menurut Susanti dan Asyhar, full day school adalah salah satu karya cerdik
para pemikir dan praktisi pendidikan untuk menyiasati minimalnya kontrol
orang tua terhadap anak di luar jam-jam sekolah formal sehingga sekolah yang
63
Wiwik Sulistyaningsih, Full Day School dan Optimalisasi Perkembangan Anak,
(Yogyakarta: Paradigma Indonesia, 2008), hlm. 59
64
Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan..., hlm. 221

63
awalnya dilaksanakan 5 sampai 6 jam berubah menjadi 8 bahkan sampai 9
jam.
65
Sedangkan tujuan dari pada sistem full day school menurut Cryan &
Others. dalam risetnya menemukan bahwa dengan adanya full day
menunjukkan anak-anak akan lebih banyak belajar dari pada bermain, adanya
banyak waktu terlibat di ruang kelas, produktivitas anak dalam belajar tinggi,
mereka juga lebih mungkin dekat dengan guru, siswa juga menunjukkan
tingkah laku lebih positif (morepositive behavioure). Sekolah yang
menerapkan half day school (sekolah setengah hari) cenderung kurang
memperhatikan siswanya ketika ada di luar sekolah, sehingga tidak heran bila
banyak tertulis di koran atau pun di televisi tentang kenakalan siswa seperti;
tawuran antarsekolah, narkoba dsb. Hal ini tidak bisa dikontrol karena ada
banyak waktu luang yang bisa dimanfaatkan siswa sepulang sekolah.
66
Melihat realita di atas full day school dimaksudkan sebagai salah satu
model alternatif untuk menghindarkan siswa dari pengaruh negatif di luar
sekolah. Full day school bertujuan memberikan dasar yang kuat dalam belajar
pada segala aspek, yaitu pengembangan intelektual, fisik, sosial dan emosional.
Agar semua dapat terakomodir, kurikulum full day school didesain untuk
menjangkau masing-masing bagian dari perkembangan anak Sisi positif lain
pelaksanaan Full Day School bisa menumbuhkan motivasi dalam diri siswa
untuk terus mengasah potensi dalam dirinya karena waktu yang ada selalu
65
Susianti, Purnama dan Asyhar, Ali. 2015.  Pelaksanaan Full Day School Sekolah Dasar
Islam Terpadu Al Huda Kecamatan Sangkapura Kabupaten Gresik (Studi Problematika
Perkembangan Sosial Peserta Didik) . Jurnal Pendidikan Vol.1, No.1.
66
Agus Eko Sujianto, Penerapan Full Day School dalam Lembaga Pendidikan Islam,
Jurnal Pendidikan Ta’allim, Vol 2, No. 28, Nopember 2005, hlm. 204

64
digunakan untuk melakukan aktivitas-aktivitas belajar, namun perlu
diperhatikan juga bahwa siswa juga membutuhkan refresing agar nantinya
dalam melakukan kegiatan belajar, kondisi siswa akan stabil. Siswa yang baru
mengikuti sistem full day school ini mungkin pada mulanya akan sedikit
merasa bosan dan malas karena mereka belum terbiasa dengan kegiatan
barunya. Namun dengan adanya pembiasaan dari siswa, maka rasa bosan dan
malas itu akan hilang dan berubah menjadi rasa senang. Tentu saja rasa senang
tersebut bisa muncul jika siswa dan segenap civitas akademikanya mampu
membuat kondisi lingkungan menjadi tidak monoton dan bervariasi, salah
satunya seperti penerapan metode-metode belajar oleh guru yang bisa
membangkitkan motivasi siswa untuk bersemangat dalam belajar.
Menurut Baharuddin, kelebihan atau keunggulan full day school
diantarnya, pengaruh negatif kegiatan anak di luar sekolah dapat dikurangi
seminimal mungkin karena waktu pendidikan anak di sekolah lama, anak didik
oleh tenaga kependidikan yang dilatih dan profesional, adanya perpustakaan
yang nyaman dan representatif sehingga membantu peningkatan prestasi
belajar anak dan siswa mendapat pelajaran dan bimbingan ibadah praktis.
Dalam pelaksanaannya Sekolah dapat membantu peserta didik dalam
mengeksplorasi Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences ) dan Kecerdasan
Interpersonal.
67
Menurut Soapatty dan Suyanto, tujuan pelaksanaan pembelajaran
sistem full day school ialah : banyaknya aktivitas orang tua yang berakibat
pada berkurangnya perhatian terhadap anak terutama yang berhubungan
67
Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan..., hlm. 221

65
dengan aktivitas anak-anak sepulang sekolah, kemajuan IPTEK yang begitu
cepat, sehingga apabila tidak dicermati, akan membawa dampak negatif,
terutama dari teknologi komunikasi, upaya untuk meningkatkan efisiensi waktu
dan perubahan sosial-budaya yang terjadi di masyarakat, dari masyarakat
agraris menuju ke masyarakat industri. Perubahan tersebut jelas berpengaruh
pada pola pikir masyarakat.
68
68
Suyanto, Totok dan Soapatty, Lisnawaty.  Jurnal Pengaruh Sistem Sekolah Sehari Penuh
(Full Day School) Terhadap Prestasi Akademik Siswa SMP Jati Agung Sidoarjo. (Surabaya:
UNESA, 2014), hlm 15.

BAB V
PENUTUP
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari penjebaran diatas maka dapat
diuraikan sebagai berikut:
A.Kesimpulan
1.Konsep Full Day School di SD Tahfizh F3 Kota Pekanbaru dilakukan
dengan cara penerapan sistem full day school melalui Kurikulum, metode
pembelajaran dan waktu pembelajaran. Adapun kurikulum yang digunakan
adalah K-13 dengan memadukan pelajaran umum dan agama dan suasana
pembelajarannya dilakukan melalui indoor atas dalam ruang kelas dan
outdoor atau di luar kelas, seperti shalat dhuha berjemaah, setoran hafalan
al-quran, hadrah dan praktek bahasa asing sehingga waktunya belajarnya
tambah dua jam setiap harinya mulai dari hari Senin, Selasa, Rabu dan
Kamis, sehingga waktu pulangnnya pukul 15.00 WIB bagi kelas IV-VI
Sedangkan hari Jumat pukul 11:30 dan Sabtu 14.00. siswa yang
menghabiskan waktu belajar disekolah dapat terjaga perilaku dari pengaruh
luar dan orangtuanya lebih merasa aman ketika bekerja.
2.Peran Sistem Full Day School Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa
Kenakalan siswa di SD Tahfizh F3 Kota Pekanbaru hanya sebatas
pelanggaran ringan saja tidak sampai kepada pelanggaran berat, dalam
mengatasi kenakalan siswa di SD Tahfizh F3 dilakukan dengan dua
langkah, langkah pertama dengan pendekatan Preventif contoh menetapkan
pendidikan karakter ke dalam kurikulum sekolah, mensosialisasikan
peraturan sekolah yang mengandung hukuman ringan, sedang dan berat dan
kegiatan keagamaan dalam bentuk ceramah yang pematerinya siswa-siswi
secara bergantian dengan tema-tema khusus seputar akhlak setelah selesai
melaksanakan sholat dhuha, belajar tilawah dan memberikan tugas yang
nuansa cerita-cerita teladan. Setelah itu dilakukan upaya represif seperti
66

67
pemberian sanksi dari sekolah. kalau kesalahannya bersifat ringan maka di
hukum lakukan teguran dan hukuman menghafal ayat, jika pelanggaran
sedang di suruh menghafal ayat alquran, membersihkan pekarangan sekolah
dan menasehatinya untuk tidak mengulangi lagi, sedangkan pelanggaran
berat di panggil orangtunya dan mencari jalan solusi terbaik
B.Saran
1.Hendaknya sekolah lebih Kratif dalam menjalankan sistem full day school
agar siswa tidak cepat bosan dan jenuh dalam belajar, dan disarankan untuk
membagi waktu belajar itu separuh di dalam kelasa dan separuhnya di luar
kelas dengan mengadakan berbagai metode belajar yang menggairahkan
dan menimbulkan semangat belajar anak selama melakukan full day school
2.Hendaknya orang tua, murid menjalin kerjasama yang baik melalui
komunikasi yang intensif kepada pihak sekolah dan wali kelas, orang tua
perlu mengetahui peraturan dan tata tertib selama pelaksanaan full day
school sehingga orantua lebih fokus dalam bekerja dan ketika pulang ke
rumah maka orangtua tetap mengontrol pergaulan anak selama di
lingkungan rumahnya.

DAFTAR PUSTAKA
Abu Thalib, (2014), Strategi Full Day School dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas IX A di MTS Al Bukhari Labuhan Sereseh Sampang, Skripsi
Malang, UIN Malik Ibrahim.
Agus Eko Sujianto, (2005) Penerapan Full Day School dalam Lembaga
Pendidikan Islam, Jurnal Pendidikan Ta’allim, Vol 2, No. 28, Nopember
Amri Darwis dkk, (2021), Teknik Penulisan Skripsi Pendidikan Agama Islam,
Pekanbaru: Cahaya Firdaus.
Azizah Afni Rizky, (2015), “Problematika Pembelajaran System Full Day School
Siswa Kelas 1 Sdit Al-Irsyad Tegal”, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah
Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Baharudin, (2009), Pendidikan & Psikologi Perekembangan, Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Choirul Umah, (Skripsi) “Pembinaan Akhlak Siswa Melalui Program Full Day
School (Studi Kasus Di MTs Surya Buana Malan.
Daradjat Zakiyah, (2000), Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksar.
Eko Hadi Wiyono, (2007), Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Jakarta: Palanta.
Fahima Zulkifli, (2016), Psikologi Perkembangan Remaja, Bandung: Rosdakarya.
Hilalah, Nur. (2009), Tesis Pelaksanaan Full Day School di SD Plus Nurul
Hikmah Pamekasan (Telaah Problematika Perkembangan Sosial Peserta
Didik). Surayaba: IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Imam Tholkhah, (2004), Membuka Jendela Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers.
Jalaludin, (2010), Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.
Jamal Ma’mur Asmani, (2017), Full Day School, Konsep, Manajemen, & Quality
Control, Yogyakarta: Ar-Rizz Media.
Jugiyanto Hartomo, (2018), Metode Pengumpulan Dan Teknik Analisis Data,
Yogyakarta: CV Andi Offset.
Jhon M Echool & Hassan Shadily, (1996), Kamus Inggris Indonesia, Jakarta:
Gramedia.
Kartini Kartono, (2014), Kenaklan Remaja, Jakarta; Raja Grafindo.
68

69
Munir Yusuf, (2018), Pengatar Ilmu Pendidikan, Palopo: Lembaga Penerbit
Kampus IAIN Palopo.
M. Zainuddin, (2008), Reformasi Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Mochtar Bukhari, (1985), Pendidikan dan Pembangunan, Jakarta: IKIP
Muhammadiyah, Jakarta Press.
Nor Hasan, (2006), Full Day Scholl (Model Alternatif Pembelajaran Bahasa
Asing), Jurnal Pendidikan Tadris, Vol. 1, No. 1.
Ridho Saputra, (2018), Pengembangan Sistem Rental Kamera Online, Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu komputer, Vol.2 No.6.
S. Halifah, (2020), “Pentingnya Bermain Peran Dalam Proses Pembelajaran
Anak. JISIP” (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan), Vol. 4. N0. 3.
Sarlito Wirawan Sarwono, (2002 ), Psikologi Remaja, Jakarta: Raja Perindo.
Sofyan S. Willis, (2014), Remaja dan Masalahnya, Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, (2014), Metode penelitian kuantitatif kualitatif R & D, Bandung:
Alpabeta.
Susianti, Purnama dan Asyhar, Ali. (2015).  Pelaksanaan Full Day School
Sekolah Dasar Islam Terpadu Al Huda Kecamatan Sangkapura
Kabupaten Gresik (Studi Problematika Perkembangan Sosial Peserta
Didik) . Jurnal Pendidikan Vol.1, No.1.
Suyanto, dkk. (2024) Pengaruh Sistem Sekolah Sehari Penuh (Full Day School)
Terhadap Prestasi Akademik Siswa SMP Jati Agung Sidoarjo, Jurnal,
Surabaya: UNESA.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, (2009), Manajemen Pendidikan,
Bandung: Alfabeta.
Tristiyo Hendro Yuwono, (2017), Full Day School: Realisasi Pembentukan
Karakter Anak” Jurnal Pigur, Vol. 01 No. 01.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wiwik Sulistyaningsih, (2008), Full Day School dan Optimalisasi Perkembangan
Anak, Yogyakarta: Paradigma Indonesia.
Wayan Sauwendra, (2018), Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Ilmu Sosial,
Pendidikan, Kebudayaan, dan Keagamaan, Bandung: Nilacakra.

LAMPIRAN 1
PEDOMAN OBSERVASI
Nama Guru :
Tanggal Observasi :
Waktu Observasi :
No Hal yang diamati Pelaksanaan
Ada Tidak
1Pelaksanaan belajar di kelas sistem full day school
di SD Tahfizh F3 Pekanbaru
2Pelaksanaan belajar di luar kelas sistem full day
school di SD Tahfizh F3 Pekanbaru
3Pelaksanaan shalat dhuha dalam sistem full day
school di SD Tahfizh F3 Pekanbaru
4Pelaksanaan setoran hafalan dalam sistem full day
school di SD Tahfizh F3 Pekanbaru
70

LAMPIRAN 2
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
1.Narasumber :
Pewawancara :
Tanggal wawancara :
Pukul :
Lokasi wawancara :
No Pertanyaan Jawaban
1Kapan didirikanya SD Tahfizh F3 Pekanbaru?
2Apa visi misi SD Tahfizh F3 Pekanbaru?
3Sarana dan prasarana apa saja yang ada di SD
Tahfizh F3 Pekanbaru?
4Ada berapa tenaga pengajar di SD Tahfizh F3
Pekanbaru?
5Struktur organisasi SD Tahfizh F3 Pekanbaru?
6Kegiatan ekstrakurikuler SD Tahfizh F3
Pekanbaru?
7Prestasi Sekolah SD Tahfizh F3 Pekanbaru?
2.Narasumber :
Pewawancara :
Tanggal wawancara :
Pukul :
Lokasi wawancara :
No Pertanyaan Jawaban
1bagaimana Penerapan sistem full day school SD
Tahfizh F3 Kota Pekanbaru
2seperti apa kurikulum full day school di SD Tahfizh
F3
3bagaimana metode pembelajaran yang dilakukan
oleh guru untuk mengatasi kejenuhan siswa dalam
mengikuti full day school
4Apa saja kegiatan yang dilaksanakan ketika
pembelajaran in door dan out door?
5Bagaimana sistem pelaksanaan shalat dhuha disini
6Bagaimana cara setoran hafalannya
7Bagaimana sistem shalat zuhur berjemaah?
8bagaimana mengatur waktu belajar dalam full day
71

72
school di SD Tahfizh F3 ini
9bagaimana bentuk kenakalan siswa yang ada
disekolah SD Tahfizh F3
10Apakah ada siswa yang melakukan pelanggaran
berat
11Apakah saja faktor yang mempengaruhi prilaku
siswa di SD Tahfizh F3 ini
12Bagaimana peran sistem full day school dapat
mengatasi kenakalan siswa di SD Tahfizh F3

LAMPIRAN 3
JADWAL OBSERVASI, WAWANCARA
A.Jadwal Observasi
No Nama Tempat
Observasi
Hari dan
Tanggal
Waktu WIB
1Dr. Husnaini Zein
M.Pd.I.
SD Tahfizh F3
Pekanbaru
Senin, Selasa,
Rabu 15-17
Januari 2024
08.30 – 15.00
2Amat Muda Sireger
B.Jadwal Wawancara
NoNama Informan Tempat
Observasi
Hari dan
Tanggal
Waktu WIB
1Rina, S.Pd.
SD Tahfizh F3
Pekanbaru
Senin, 15
Januari 2024
08.30-11.00
WIB
2Dr. Husnaini Zein
M.Pd.I.
Senin, 15
Januari 2024
12.30-15.00
WIB
3Risa Oktavira,S.Pd. Selasa, 16
Januari 2024
08.30-11.00
WIB
4Elisa Elvionita,
S.Pd.I
Selasa, 16
Januari 2024
12.30-15.00
WIB
5Amat Muda Sireger Rabu, 17
Januari 2024
08.30-11.00
WIB
73

LAMPIRAN 4
HASIL OBSERVASI
PERAN SISTEM FULL DAY SCHOOL DALAM MENGATASI
KENAKALAN SISWA SD TAHFIZH F3 PEKANBARU
Nama Guru : Dr. Husnaini Zein M.Pd.I.
Tanggal Observasi: 15-17 Januari 2024
Waktu Observasi: 08.30 – 15.00 WIB
No Hal yang diamati Pelaksanaan
Ada Tidak
1Pelaksanaan belajar di kelas sistem full day school
di SD Tahfizh F3 Pekanbaru

2Pelaksanaan belajar di luar kelas sistem full day
school di SD Tahfizh F3 Pekanbaru

Nama Guru : Amat Muda Siregar
Tanggal Observasi: 15-17 Januari 2024
Waktu Observasi: 08.30 – 15.00 WIB
No Hal yang diamati Pelaksanaan
Ada Tidak
1Pelaksanaan shalat dhuha dalam sistem full day
school di SD Tahfizh F3 Pekanbaru

2Pelaksanaan setoran hafalan dalam sistem full day
school di SD Tahfizh F3 Pekanbaru

74

LAMPIRAN 5
TRANSKRIPSI CACATAN HASIL WAWANCARA
SUBJEK 1
Narasumber (R) : Rina, S.Pd. (Kepala Sekolah)
Pewawancara (ATH): Ali Tabar Hasibuan
Tanggal wawancara: Senin, 15 Januari 2024
Pukul : 08.30-11.00 WIB
Lokasi wawancara: SD Tahfizh F3 Pekanbaru

No Data Wawancara
1
2
3
4
5
6
7
8
ATH: Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Pak..
R : Wa’alaikummusslam Warahmatullahi Wabarakatuh, silakah
masuk (sambil menunjuk kearah tempat duduk)…
ATH: Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu.
Nama saya Ali Tabar Hasibuan mahasiswa STAI Al-Kifayah
Riau Pekanbaru, Kebetulan saya memilih SD Tahfizh F3
Pekanbaru ini sebagai objek penelitian saya setelah melakukan
kegiatan pra observasi sebelumnya ibu. Bolehkah saya minta
waktu ibu untuk wawancara sebentar ibu, karena ada beberapa
pertanyaan yang akan saya tanyakan ke ibu...
R : Boleh, Silahkan.
ATH : Izin ibu, Nama lengkap ibu siapa ibu?
R : Rina, S.Pd.
ATH : Apa jabatan ibu di sekolah ini?
R : Sebagai kepala sekolah
9
10
11
12
ATH: Sejak Tahun Berapa sekolah ini berdiri ibu?
R : Sekolah ini berdiri pada tahun 2007
ATH : sudah lama juga ya bu.
R : Iya
13
14
ATH: Apa visi dan misi sekolah ini ibu?
R : Visi Sekolah : Terwujudnya SD Tahfizh F3 yang memiliki
aqiqah ahlussunah waljama’ah Al-asy'ariyyah, Berakhlakul
Karimah dan hafal 30 juz serta mencintai Al-Qur'an
Misi Sekolah
1)Membentuk santri ber aqidah ahlussunah waljama’ah Al-
asy'ariyyah
2)meningkatkan kompetensi tenaga pendidik yang profesional dan
menguasai teknologi
3)menanamkan akhlakul Karimah
4)Terwujudnya santri hafal Al-Qur'an 30 juz dengan tajwid yang
benar
5)Memotivasi peserta didik untuk mencintai Al-Qur'an
75

76
15
16
ATH : Bagaimana sarana dan prasarana di sekolah ini ibu ?
R : SD Tahfizh F3 memiliki, Ruang Kelas, Ruang Perpustakaan,
Ruang Laboratorium, Ruang Praktik, Ruang Pimpinan, Ruang
Guru, Ruang Ibadah, Ruang UKS, Ruang Toilet, Ruang Gudang,
Ruang Sirkulasi, Tempat Bermain / Olahraga, Ruang TU, Ruang
Konseling, Ruang OSIS.
17
18
ATH : Ada berapa tenaga pengajar di Sekola ini ibu ?
R : Kalau Guru Disini Secara Keseluruhan Ada 33 Orang
19
20
ATH : Apakah sekolah menerapkan ekstrakurikuler ?
R : Cinta Al-Qur'an, Matematika Murni, B. Inggris, B. Arab, Hadrah
dan UKS.
21
22
23
24
ATH : Alhamdulillah sepertinya sudah cukup itu saja ibu, yang ingin
saya tanyakan.
R : Baik
ATH : Terimakasih ibu, Assalamuallaikum Warahmatullahi
Wabarokatuh
R : sama-sama, Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarokatuh.

LAMPIRAN 6
TRANSKIPSI CATATAN HASIL WAWANCARA
SUBJEK 2
Narasumber (HZ) : Dr. Husnaini Zein M.Pd.I. (Wakil Bidang Kurikulum)
Pewawancara (ATH): Ali Tabar Hasibuan
Tanggal wawancara: Senin, 15 Januari 2024
Pukul : 12.30-15.00 WIB
Lokasi wawancara: SD Tahfizh F3 Pekanbaru
No Data Wawancara
1
2
3
4
5
6
ATH: Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh pak..
HZ: Wa’alaikummusslamWarahmatullahiWabarakatuh
ATH : Sebelumnya izin ya pak, saya ingin memperkenalkan diri terlebih
dahulu... nama saya Ali Tabar Hasibuan pak. mahasiswa dari
STAI Al-Kifayah Riau, jurusan PGMI, nah kebetulan saya disini
mengambil objek penelitiannya di SD Tahfizh F3 Pekanbaru ini
dengan judul Peran Sistem Full Day School dalam Mengatasi
Kenakalan Siswa di SD Tahfizh F3 Pekanbaru. Izin pak, boleh
tau nama pak?
HZ: Husnaini Zein
ATH : bapak disekolah ini sebagai apa pak ?
HZ: Wakil Bidang Kurikulum
7
8
ATH: bagaimana Penerapan sistem full day school SD Tahfizh F3 Kota
Pekanbaru?
HZ: Dalam penerapan sistem full day school di SD Tahfizh F3
diterapkan melalui Kurikulum, metode pembelajaran dan waktu
pembelajaran
9
10
ATH: seperti apa kurikulum full day school di SD Tahfizh F3?
HZ: Dalam penerapan sistem full day school di SDIT F3 Tahfizh Kota
Pekanbaru, kurikulum yang digunakan adalah K-13, dan kami
modifikasi kurikulum sendiri dengan memadukan pelajaran
umum dan agama. Dan pelajaran agama lebih banyak dari
Sekolah Dasar biasa
11
12
ATH : bagaimana metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk
mengatasi kejenuhan siswa dalam mengikuti full day school?
HZ : Penerapan sistem full day school SD Tahfizh F3 Pekanbaru
dilakukan melalui pembelajaran indoor dan outdoor
13ATH : Apa saja kegiatan yang dilaksanakan ketika pembelajaran in
door dan out door?
77

78
14HZ : Belajar seperti biasa tentunya dengan metode penyampaian
materi yang berbeda-beda. Ada yang mendikte sambil menyuruh
peserta didik menulis ada yang mengajak bercerita untuk
mengatasi kebosanan dalam belajar dll sedangkan Kegiatan out
door disini disini tidak berpusat di dalam kelas saja melainkan
dilakukan diluar kelas juga seperti dilapangan, perpustakaan,
laboratorium dan masjid. Dengan begitu akan menciptakan
suasana baru dalam proses belajar mengajar sehingga peserta
didik juga akan lebih semangat dan antusias mengikuti
pembelajaran, bentuk kegiatannya seperti shalat dhuha
berjemaah, setoran hafalan al-quran, shalat zuhur berjemaah,
siswa berceramah secara bergantian dengan tema khusus
seputar iman, ilmu dan akhlak dan dilakukan setelah shalat
zuhur
15
16
ATH : bagaimana mengatur waktu belajar dalam full day school di SD
Tahfizh F3 ini?
HZ : Setiap hari kami tambah waktu belajarnya dua jam, mulai dari
hari Senin, Selasa, Rabu dan Kamis, sehingga waktu pulangnnya
pukul 15.00 WIB bagi kelas IV-VI Sedangkan hari Jumat pukul
11:30 dan Sabtu 14.00
17
18
19
ATH :Mungkin itu saja pertanyaan wawancara dengan Ibu, saya
ucapkan terimakasih telah meluangkan waktu nya.
HZ : Baik terimakasih pak
ATH : Sama sama dek

LAMPIRAN 7
TRANSKIPSI CATATAN HASIL WAWANCARA
SUBJEK 3
Narasumber (RO) : Risa Oktavira,S.Pd. (Wakil Bidang Kemahasiswaan)
Pewawancara (ATH): Ali Tabar Hasibuan
Tanggal wawancara: Selasa, 16 Januari 2024
Pukul : 08.30-11.00 WIB
Lokasi wawancara: SD Tahfizh F3 Pekanbaru
No Data Wawancara
1
2
3
4
5
6
ATH: Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ibu..
RO: Wa’alaikummusslamWarahmatullahiWabarakatuh
ATH : Sebelumnya izin ya ibu, saya ingin memperkenalkan diri terlebih
dahulu... nama saya Ali Tabar Hasibuan ibu. mahasiswa dari
STAI Al-Kifayah Riau, jurusan PGMI, nah kebetulan saya disini
mengambil objek penelitiannya di SD Tahfizh F3 Pekanbaru ini
dengan judul Peran Sistem Full Day School dalam Mengatasi
Kenakalan Siswa di SD Tahfizh F3 Pekanbaru. Izin ibu, boleh
tau nama ibu?
RO: Risa Oktavira
ATH : mohom maaf bu, jabatan ibu di sekolah ini sebagai apa bu ?
RO: Wakil Bidang Kemahasiswaan
7
8
ATH: Bagaimana sistem pelaksanaan shalat dhuha disini?
RO: Sholat Dhuha dimulai pada pukul 07.45 WIB yang dilaksanakan
di masjid sekolah sebelum jam pelajaran dimulai. Sholat dhuha
ini dilakukan sebanyak 2 rakaat. Meskipun sholat dhuha ini
merupakan sholat sunnah tapi di SD Tahfizh F3 ini diwajibkan,
guna melatih keistiqomahan siswa ketika berada diluar sekolah,
selesai sekitar jam 08.00 WIB. Setelah itu di lanjutkan dengan
setoran hafalan al-quran
9
10
ATH: Bagaimana sistem shalat zuhur berjemaah?
RO: Untuk sholat zuhur dilakukan oleh semua murid, Sholat
berjamaah ini tujuannya agar dapat membiasakan siswa shalat
berjemaah ketika berada di rumah, Setelah itu salah seorang
murid maju kedepan untuk menyampaikan ceramah 3 orang
secara bergantian sampai habis 45 menit. Program ceramah ini
dilaksanakan dengan tujuan membiasakan siswa tampil didepan
orang ramai dan melatih mental untuk menjadi seorang
penceramah. ketika mereka berada di rumah wajib menghafal
materi ceramahnya sehingga waktu anak-anak lebih terarah”.
79

80
11
12
ATH : Bagaimana bentuk kenakalan siswa yang ada disekolah SD
Tahfizh F3?
RO : Kenakalan siswa di sini hanya sebatas ribut saat suasana belajar,
adab dan sopan santun terhadap guru masih kurang seperti
keluar masuk ruangan kelas tanpa izin guru dan kurang
menghargai temannya atau mengejek temannya sehingga
berantem
13
14
ATH : Apakah ada siswa yang melakukan pelanggaran berat?
RO : Sejauh ini kenakalan siswa di SD Tahfizh F3 hanya nakal biasa
saja, tidak sampai kepada pelanggaran berat yang melanggar
hukum, atau sampai kepada ranah hukum
15
16
ATH : Apakah saja faktor yang mempengaruhi prilaku siswa di SD
Tahfizh F3 ini?
RO : Faktor yang mempengaruhi prilaku siswa dari keluarga yang
broken home, lingkungan, pembawaan, cari perhatian
17
18
ATH : Bagaimana peran sistem full day school dapat mengatasi
kenakalan siswa di SD Tahfizh F3?
RO : Dalam mengatasi kenakalan siswa di SD Tahfizh F3 kami
lakukan dengan dua langkah, langkah pertama dengan
pendekatan Preventif contoh menetapkan pendidikan karakter ke
dalam kurikulum sekolah, mensosialisasikan peraturan sekolah
yang mengandung hukuman ringan, sedang dan berat dan
kegiatan keagamaan dalam bentuk ceramah yang pematerinya
siswa-siswi secara bergantian dengan tema-tema khusus seputar
akhlak setelah selesai melaksanakan sholat dhuha, belajar
tilawah dan memberikan tugas yang nuansa cerita-cerita
teladan. Setelah itu kami lakukan upaya represif seperti
pemberian sanksi dari sekolah. kalau kesalahannya bersifat
ringan maka kami hukum lakukan teguran dan hukuman
menghafal ayat, jika pelanggaran sedang kami suruh menghafal
ayat alquran, membersihkan pekarangan sekolah dan
menasehatinya untuk tidak mengulangi lagi sedangkan
pelanggaran berat kami panggil orangtunya dan mencari jalan
solusi terbaik
19
20
ATH :Mungkin itu saja pertanyaan wawancara dengan Ibu, saya
ucapkan terimakasih telah meluangkan waktu nya.
RO : Sama sama pak

LAMPIRAN 8
TRANSKIPSI CATATAN HASIL WAWANCARA
SUBJEK 4
Narasumber (F) : Elisa Elvionita, S.Pd.I (Wali Kelas VI)
Pewawancara (AP): Ali Tabar Hasibuan
Tanggal wawancara: Selasa, 16 Januari 2024
Pukul : 12.30-15.00 WIB
Lokasi wawancara: SD Tahfizh F3 Pekanbaru
No Data Wawancara
1
2
3
4
5
6
ATH: Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh pak..
EE: Wa’alaikummusslamWarahmatullahiWabarakatuh
ATH : Sebelumnya izin ya pak, saya ingin memperkenalkan diri terlebih
dahulu... nama saya Ali Tabar Hasibuan pak. mahasiswa dari
STAI Al-Kifayah Riau, jurusan PGMI, nah kebetulan saya disini
mengambil objek penelitiannya di SD Tahfizh F3 Pekanbaru ini
dengan judul Peran Sistem Full Day School dalam Mengatasi
Kenakalan Siswa di SD Tahfizh F3 Pekanbaru. Izin pak, boleh
tau nama pak?
EE: Elisa Elvionita
ATH : bapak disekolah ini sebagai apa pak ?
EE: Wali Kelas VI
7
8
ATH: Bagaimana metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk
mengatasi kejenuhan siswa dalam mengikuti full day school?
EE: Metode pembelajaran yang kami lakukan ada 2, yang pertama
belajar dalam kelasa dan kedua belajar di luar kelas.
pembelajaran di luar kelas dilakukan supaya siswa tidak bosan
dan membuat pikiran lebih segar lagi
9
10
ATH: Bagaimana bentuk kenakalan siswa yang ada disekolah SD
Tahfizh F3?
EE: Kenakalan siswa di sini hanya sebatas ribut saat suasana
belajar, adab dan sopan santun terhadap guru masih kurang
seperti keluar masuk ruangan kelas tanpa izin guru dan kurang
menghargai temannya atau mengejek temannya sehingga
berantem
11
12
ATH : Apakah ada siswa yang melakukan pelanggaran berat?
EE : Kenakalan siswa disini hanya sebatas pelanggran ringan saja
seperti siswa membulli temannya. kuku panjang, rambut panjang,
dan selama saya mengajar disini belum ada pelanggaran berat
13ATH : Apakah saja faktor yang mempengaruhi prilaku siswa di SD
81

82
14
Tahfizh F3 ini?
EE : Prilaku siswa itu bisa di pengaruhin oleh lingkungan, seperti apa
ia di rumahnya kadang trebawa-bawa ke sekolah, dan di sini ada
grup W.A orang tua dengan guru, apa saja masalah yang ada di
sekolahan langsung di selesaikan oleh pihak sekolah
15
16
ATH :Mungkin itu saja pertanyaan wawancara dengan Ibu, saya
ucapkan terimakasih telah meluangkan waktu nya.
EE : Sama sama pak

LAMPIRAN 9
TRANSKIPSI CATATAN HASIL WAWANCARA
SUBJEK 5
Narasumber (N) : Amat Muda Siregar
Pewawancara (AP): Ali Tabar Hasibuan
Tanggal wawancara: Rabu, 17 Januari 2024
Pukul : 08.30-11.00 WIB
Lokasi wawancara: SD Tahfizh F3 Pekanbaru
No Data Wawancara
1
2
3
4
5
6
ATH: Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh pak..
AMS: Wa’alaikummusslamWarahmatullahiWabarakatuh
ATH : Sebelumnya izin ya pak, saya ingin memperkenalkan diri terlebih
dahulu... nama saya Ali Tabar Hasibuan pak. mahasiswa dari
STAI Al-Kifayah Riau, jurusan PGMI, nah kebetulan saya disini
mengambil objek penelitiannya di SD Tahfizh F3 Pekanbaru ini
dengan judul Peran Sistem Full Day School dalam Mengatasi
Kenakalan Siswa di SD Tahfizh F3 Pekanbaru. Izin pak, boleh
tau nama pak?
AMS: Amat Muda Siregar
ATH : Bapak mengajar mata pelajaran apa pak ?
AMS: Guru Alquran
7
8
ATH: Bagaimana cara setoran hafalannya pak?
AMS: Setiap guru kami bagi perkelas dan murid menyetorkan kepada
guru yang telah ditetapkan, dan setiap murid di wajibkan
menyetor hafalannya paling sedikit 10 ayat dalam satu hari dan
selesainya sekitar jam 09.00. setelah itu masuk dalam kelas
9
10
ATH :Mungkin itu saja pertanyaan wawancara dengan Ibu, saya
ucapkan terimakasih telah meluangkan waktu nya.
AMS : Baik terimakasih dek
83

LAMPIRAN 10
HASIL REDUKSI DATA WAWANCARA
SUBJEK 1
No Latar Belakang Pribadi dan Pendidikan Kode dan
Baris
Wawancara
1.Pribadi
Wa’alaikummusslam Warahmatullahi Wabarakatuh,
silahkah masuk dan duduk (sambil menunjuk kearah
tempat duduk)…
Saya Ali Tabar Hasibuan, Bolehkah saya minta waktu
ibu untuk wawancara sebentar ibu, karena ada beberapa
pertanyaan yang akan saya tanyakan ke ibu.
Boleh, Silahkan.
R/2
ATH/3
R/4
2.Kegiatan
Sebagai kepala sekolah R/8
3.Profil SD Tahfizh F3 Pekanbaru
a)Berdirinya sekolah
Sekolah ini berdiri pada tahun 2007 R/10
b)Visi dan Misi Sekolah
Visi Sekolah : Terwujudnya SD Tahfizh F3 yang
memiliki aqiqah ahlussunah waljama’ah Al-
asy'ariyyah, Berakhlakul Karimah dan hafal 30 juz
serta mencintai Al-Qur'an
Misi Sekolah
d)Membentuk santri ber aqidah ahlussunah waljama’ah
Al-asy'ariyyah
e)meningkatkan kompetensi tenaga pendidik yang
profesional dan menguasai teknologi
f)menanamkan akhlakul Karimah
g)Terwujudnya santri hafal Al-Qur'an 30 juz dengan
tajwid yang benar
h)Memotivasi peserta didik untuk mencintai Al-Qur'an
R/14
c)Sarana dan Prasarana Sekolah
SD Tahfizh F3 memiliki, Ruang Kelas, Ruang
Perpustakaan, Ruang Laboratorium, Ruang Praktik,
Ruang Pimpinan, Ruang Guru, Ruang Ibadah, Ruang
UKS, Ruang Toilet, Ruang Gudang, Ruang Sirkulasi,
Tempat Bermain / Olahraga, Ruang TU, Ruang
Konseling, Ruang OSIS
R/16
84

85
d)Tenaga Pendidik
Kalau Guru Disini Secara Keseluruhan Ada 33 OrangR/18
e)Ekstrakurikuler
Cinta Al-Qur'an, Matematika Murni, B. Inggris, B. Arab,
Hadrah dan UKS.
R/20

LAMPIRAN 11
HASIL REDUKSI DATA WAWANCARA
SUBJEK 2
No Latar Belakang Pribadi dan Pendidikan
Kode dan
Baris
Wawancara
1.Pribadi
Dr. Husnaini Zein M.Pd.I. HZ/4
2.Jabatan
Wakil Bidang Kurikulum HZ/6
3.Kegiatan guru
a)Bagaimana Penerapan sistem full day school SD Tahfizh F3 Kota
Pekanbaru
Dalam penerapan sistem full day school di SD
Tahfizh F3 diterapkan melalui Kurikulum, metode
pembelajaran dan waktu pembelajaran
HZ/8
b)Seperti Apa Kurikulum Full Day School di SD Tahfizh F3
Dalam penerapan sistem full day school di SDIT F3
Tahfizh Kota Pekanbaru, kurikulum yang digunakan
adalah K-13, dan kami modifikasi kurikulum sendiri
dengan memadukan pelajaran umum dan agama.
Dan pelajaran agama lebih banyak dari Sekolah
Dasar biasa
HZ/10
c)Bagaimana metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk
mengatasi kejenuhan siswa dalam mengikuti full day school
Penerapan sistem full day school SD Tahfizh F3
Pekanbaru dilakukan melalui pembelajaran indoor
dan outdoor
HZ/12
d)Apa saja kegiatan yang dilaksanakan ketika pembelajaran in door
dan out door
Belajar seperti biasa tentunya dengan metode
penyampaian materi yang berbeda-beda. Ada yang
mendikte sambil menyuruh peserta didik menulis ada
yang mengajak bercerita untuk mengatasi kebosanan
dalam belajar dll sedangkan Kegiatan out door disini
disini tidak berpusat di dalam kelas saja melainkan
dilakukan diluar kelas juga seperti dilapangan,
perpustakaan, laboratorium dan masjid. Dengan
begitu akan menciptakan suasana baru dalam proses
belajar mengajar sehingga peserta didik juga akan
lebih semangat dan antusias mengikuti pembelajaran,
bentuk kegiatannya seperti shalat dhuha berjemaah,
setoran hafalan al-quran, shalat zuhur berjemaah,
siswa berceramah secara bergantian dengan tema
HZ/14
86

87
khusus seputar iman, ilmu dan akhlak dan dilakukan
setelah shalat zuhur
e)Bagaimana mengatur waktu belajar dalam full day school di SD
Tahfizh F3
Setiap hari kami tambah waktu belajarnya dua jam,
mulai dari hari Senin, Selasa, Rabu dan Kamis,
sehingga waktu pulangnnya pukul 15.00 WIB bagi
kelas IV-VI Sedangkan hari Jumat pukul 11:30 dan
Sabtu 14.00
HZ/16

LAMPIRAN 12
HASIL REDUKSI DATA WAWANCARA
SUBJEK 3
No Latar Belakang Pribadi dan Pendidikan
Kode dan
Baris
Wawancara
1.Pribadi
Saya Risa Oktavira, S.Pd. RO/4
2.Jabatan
Sebagai Wakil Bidang Kesiswaan RO/6
3.Kegiatan guru
a)Bagaimana sistem pelaksanaan shalat dhuha disini
Sholat Dhuha dimulai pada pukul 07.45 WIB yang
dilaksanakan di masjid sekolah sebelum jam
pelajaran dimulai. Sholat dhuha ini dilakukan
sebanyak 2 rakaat. Meskipun sholat dhuha ini
merupakan sholat sunnah tapi di SD Tahfizh F3 ini
diwajibkan, guna melatih keistiqomahan siswa ketika
berada diluar sekolah, selesai sekitar jam 08.00 WIB.
Setelah itu di lanjutkan dengan setoran hafalan al-
quran
RO/8
b)Bagaimana sistem shalat zuhur berjemaah
Untuk sholat zuhur dilakukan oleh semua murid,
Sholat berjamaah ini tujuannya agar dapat
membiasakan siswa shalat berjemaah ketika berada
di rumah, Setelah itu salah seorang murid maju
kedepan untuk menyampaikan ceramah 3 orang
secara bergantian sampai habis 45 menit. Program
ceramah ini dilaksanakan dengan tujuan
membiasakan siswa tampil didepan orang ramai dan
melatih mental untuk menjadi seorang penceramah.
Dan ketika mereka berada di rumah wajib menghafal
materi ceramahnya sehingga waktu anak-anak lebih
terarah”.
RO/10
c)bagaimana bentuk kenakalan siswa yang ada di sekolah SD Tahfizh
F3
Kenakalan siswa di sini hanya sebatas ribut saat
suasana belajar, adab dan sopan santun terhadap
guru masih kurang seperti keluar masuk ruangan
kelas tanpa izin guru dan kurang menghargai
temannya atau mengejek temannya sehingga
berantem
RO/12
88

89
d)Apakah ada siswa yang melakukan pelanggaran berat
Sejauh ini kenakalan siswa di SD Tahfizh F3 hanya
nakal biasa saja, tidak sampai kepada pelanggaran
berat yang melanggar hukum, atau sampai kepada
ranah hukum
RO/14
e)Apakah saja faktor yang mempengaruhi prilaku siswa di SD Tahfizh
F3
Faktor yang mempengaruhi prilaku siswa dari
keluarga yang broken home, lingkungan, pembawaan,
cari perhatian
RO/16
f)Bagaimana peran sistem full day school dapat mengatasi kenakalan
siswa di SD Tahfizh F3
Dalam mengatasi kenakalan siswa di SD Tahfizh F3
kami lakukan dengan dua langkah, langkah pertama
dengan pendekatan Preventif contoh menetapkan
pendidikan karakter ke dalam kurikulum sekolah,
mensosialisasikan peraturan sekolah yang
mengandung hukuman ringan, sedang dan berat dan
kegiatan keagamaan dalam bentuk ceramah yang
pematerinya siswa-siswi secara bergantian dengan
tema-tema khusus seputar akhlak setelah selesai
melaksanakan sholat dhuha, belajar tilawah dan
memberikan tugas yang nuansa cerita-cerita teladan.
Setelah itu kami lakukan upaya represif seperti
pemberian sanksi dari sekolah. kalau kesalahannya
bersifat ringan maka kami hukum lakukan teguran
dan hukuman menghafal ayat, jika pelanggaran
sedang kami suruh menghafal ayat alquran,
membersihkan pekarangan sekolah dan
menasehatinya untuk tidak mengulangi lagi
sedangkan pelanggaran berat kami panggil
orangtunya dan mencari jalan solusi terbaik
RO/18

LAMPIRAN 13
HASIL REDUKSI DATA WAWANCARA
SUBJEK 4
NoLatar Belakang Pribadi dan Pendidikan
Kode dan
Baris
Wawancara
1. Pribadi
Saya Elisa Elvionita, S.Pd.I EE/4
2. Jabatan
Sebagai Wali Kelas VI EE/6
3. Kegiatan guru
a)Bagaimana metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk
mengatasi kejenuhan siswa dalam mengikuti full day school
Metode pembelajaran yang kami lakukan ada 2, yang
pertama belajar dalam kelasa dan kedua belajar di
luar kelas. pembelajaran di luar kelas dilakukan
supaya siswa tidak bosan dan membuat pikiran lebih
segar lagi
EE/8
b)Bagaimana bentuk kenakalan siswa yang ada disekolah SD Tahfizh
F3
Kenakalan siswa di sini hanya sebatas ribut saat
suasana belajar, adab dan sopan santun terhadap
guru masih kurang seperti keluar masuk ruangan
kelas tanpa izin guru dan kurang menghargai
temannya atau mengejek temannya sehingga
berantem
EE/10
c)Apakah ada siswa yang melakukan pelanggaran berat
Kenakalan siswa disini hanya sebatas pelanggran
ringan saja seperti siswa membulli temannya. kuku
panjang, rambut panjang, dan selama saya mengajar
disini belum ada pelanggaran berat
EE/12
d)Apakah saja faktor yang mempengaruhi prilaku siswa di SD Tahfizh
F3
Prilaku siswa itu bisa di pengaruhin oleh lingkungan,
seperti apa ia di rumahnya kadang trebawa-bawa ke
sekolah, dan di sini ada grup W.A orang tua dengan
guru, apa saja masalah yang ada di sekolahan
langsung di selesaikan oleh pihak sekolah
EE/14
90

LAMPIRAN 14
HASIL REDUKSI DATA WAWANCARA
SUBJEK 5
No Latar Belakang Pribadi dan Pendidikan
Kode dan
Baris
Wawancara
1.Pribadi
Saya Amat Muda Siregar AMS/4
2.Jabatab Guru
Guru tahfizh alquran AMS/6
3.Kegiatan Guru
a)Bagaimana cara setoran hafalannya
Setiap guru kami bagi perkelas dan murid
menyetorkan kepada guru yang telah ditetapkan, dan
setiap murid di wajibkan menyetor hafalannya paling
sedikit 10 ayat dalam satu hari dan selesainya sekitar
jam 09.00. setelah itu masuk dalam kelas
AMS/8
91

LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN
1.Pelaksanaan belajar di kelas sistem full day school di SD Tahfizh F3 Pekanbaru
2.Pelaksanaan belajar di luar kelas sistem full day school di SD Tahfizh F3
Pekanbaru
92

93
3.Pelaksanaan shalat dhuha dalam sistem full day school di SD Tahfizh F3
Pekanbaru
4.Pelaksanaan setoran hafalan dalam sistem full day school di SD Tahfizh F3
Pekanbaru

94
5.Struktur Organisasi

95
6.Surat Izin Melakukan Kegiatan Riset Skripsi

96

83
BIODATA PENULIS
Ali Tabar Hasibuan lahir disebuah Desa terpencil dan
terisolir yang bernama Parapat Kecamatan Sosa Kabupaten
Padang Lawas Provinsi Sumatera Utara. Saya dilahirkan dari
rahim seorang perempuan cantik nan tangguh yaitu Tiodang
Pasaribu pada tanggal 29 Juli 1999 dan diperjuangkan
seorang lelaki yang tidak pernah berkeluh kesah, kebanggaan
keluarga itulah ayahku yang bernama Baginda Bangunan
Hasibuan dan Penulis adalah anak ke-3 dari 6 bersaudara.
Setelah penulis berumur 7 taun kemudian penulis diberikan
oleh umak dan ayah pendidikan Formal di Sekolah Dasar Negeri 101310 Parapat,
setelah menamatkan sekolah dasar penulis berumur sekitar 12 tahun harus rela
meninggalkan kampung halamannya, teman-teman sejawat dan sepermainannya,
demi melanjutkan pengembaraan menuntut ilmu di pondok pesantren Syekh
Ahmad Daud An-Naqsabandiy pada tahun 2012-2019. Setelah tujuh tahun belajar
akhirnya penulis menamatkan sekolahnya pada tingkat Stanawiyah dan Aliyah.
Selanjutnya penulis bertekad untuk hijrah ke kota pekanbaru kampungnya para
raja-raja melayu untuk menuntut ilmu ke jenjang yang lebih tinggi pada tahun
2020 dari sekian banyak kampus Islam Swasta di Riau akhirnya penulis memilih
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI Al Kafiyah Riau) sebagai tempat menggali
ilmu, kampusnya para pemikir, berkumpulnya para pejuang dan untuk
memberikan maslahat bagi ummat.