Solusi Bertani di Perkotaan dan permasalahannya .pptx

nurwahyuni1981 1 views 43 slides Aug 29, 2025
Slide 1
Slide 1 of 43
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43

About This Presentation

Urban farming


Slide Content

Solusi bertAni di perkotaan

Permasalahan Bertani di kota 1. Lahan yang terbatas kawasan perkotaan yang padat penduduk dan dipenuhi dengan bangunan dapat diatasi Dengan mengoptimalkan lahan pekarangan yang terbatas ( Lahan sempit ) dengan metode pertanian hidroponik , vertikultur maupun menanam dalam polybag 2. Pengetahuan tentang cara Bertani di perkotaan yang masih kurang Dapat diatasi dengan pemberian pelatihan maupun pemberian bantuan dari pemerintah kepada Masyarakat supaya tertarik untuk Bertani

Teknik Bertani untuk mengatasi keterbatasan lahan di perkotaan 1. Konvensional 2. POLIBAG 3. VERTIKULTUR 4. HIDROPONIK 5. TABULAMPOT

Lahan terbatas Pertanaman campuran Intersepsi cahaya ( < 100%) Kelembaban ( relatif tinggi ) Struktur tanah masif / keras Limbah rumah tangga Karakteristik Lahan Pekarangan

Penataan lahan dan mapping jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi pekarangan Alternatif model budidaya dan media tumbuh ( budidaya pada wadah terbatas , vertikultur , hidroponik , akuaponik dll ) Pengelolaan managemen hara Pengelolaan OPT Strategi :

BEBERAPA HAL PENTING DALAM PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN Estetika : Luas lahan Jenis komoditas Tata letak Low Eksternal Input dan Ramah Lingkungan : Manfaatkan semaksimal mungkin bahan dan sarana yang telah ada Mengembangkan sistem integrasi tanaman-ternak-ikan )

Jenis tanaman yang dibudidayakan Sayur – Sayuran Bunga / Tanaman Hias Toga buah

Manfaat pertanian di perkotaan ( Urban farming ) Akses makanan segar yang bergizi Menyediakan tambahan pekerjaan dan penghasilan Pemanfaatan limbah rumah tangga Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk ketahanan pangan

1. konvensional

2. Polybag / pot Perbandingan Tanah Pupuk kendang Sekam bakar

Budidaya tanaman dalam polybAG Persiapan benih : Tidak mudah berkecambah (cabai, terong, tomat) direndam menggunakan air hangat 15-30 menit ( memecah kulit benih ) M udah berkecambah (melon, timun, pare, kobis, brokoli) tidak perlu direndam. Taburlah biji sayuran pada polybag, lalu tutup dengan tanah / pupuk kandang sedikit . Siramlah secara berkala (pagi dan sore) untuk menjaga kelembaban , tempatkan pada tempat yang tedu h.

Kompsisi b ahan Penggantian Jenis, cara dan waktu pemupukan Penyiraman , Pendangiran, Pengendalian OPT Cahaya matahari Sirkulasi udara Bahan, desain Bermutu baik Kemasan sachet Penyimpanan

4. HIDROPONIK Tehnik menumbuhkan tanaman dengan media air yang diperkaya dengan nutrisi terlarut. Sistem Wick adalah sistem yang paling sederhana . Disebut juga sistem pasif dengan kondisi air menggenang , yang berarti tidak ada bagianyang bergerak . Larutan nutrisi ditarik ke dalam media tumbuh dari wadah nutrisi dengan sumbu , biasanya sumbu yang digunakan berupa kain flannel atau jenis bahan lain yang mudah menyerap air. Berbagi media dapat digunakan dalam Sistem wick, sekam bakar , arang atau dapat pula menggunakan hidroton dan pecahan batu bata .

Sekam bakar Cocopeat Batu apung Rockwool MEDIA TANAM HIDROPONIK Hidroton

Persiapan media rockwool : p otong rockwool dengan gergaji besi atau pisau tajam sehingga menjadi potongan berbentuk kubus atau dadu dengan panjang sisi 2 cm.

Lubangi rockwool dengan menggunakan pensil dengan jarak 3 -4 cm Ambil biji secukupnya dan letakkan dalam wadah Masukkan biji satu persatu ke dalam rockwool yang telah dipotong-potong kecil berbentuk dadu

PEMBERIAN NUTRISI Larutan nutrisi standar untuk tanaman sayuran daun adalah 5 ml larutan pekat A dan 5 ml larutan pekat B dalam 1 liter air/ Apabila tidak memiliki EC (Electric Conductivity) meter atau TDS (Total Dissolve Soluble) , lakukan penambahan nutrisi setiap 3 hari sekali.

5. TABULAMPOT Tabula m pot adalah menanam tanaman buah-buahan di dal a m pot. Media tanam harus mampu menopang tanaman, dapat menyediakan hara, air dan aerasi yang baik (sama dengan untuk pola tanam vertikal) Pot yang kurang baik, akan menghasilkan tata udara yang kurang baik sehingga kurang menguntungkan untuk perkembangan akar.

Pemupukan Tabulampot di pupuk padat setiap 2 minggu sekali dengan pupuk padat,dan pupuk cair seminggu sekali serta saat berbunga 01 Penyiraman Dapat dilakukan penyiraman sehari sekali dengan memantau kondisi kelembapan tanah,jika masih lembab tidak perlu di siram 02 Pemangkasan Dilakukan minimal 1 bulan sekali , dengan ukuan sekitar 20 cm dari pucuk tanaman 03 Pengendalian Hama dan penyakit Penyemprotan pestisida nabati dan pemasangan Yellow trap 04 PEMELIHARAAN Pendangiran dan Penyiangan Pendagiran adalah penggemburan tanah lapisan atas dan penyiangan pembersihan tanaman liar di sekitar tanaman 05

Kompsisi b ahan Penggantian Re-potting Jenis, cara dan waktu pemupukan Penyiraman. Pendangiran, Pemangkasan Pembungaan Pembuahan Pengendalian OPT Dapat berbuah Unik Esteti ka Cahaya matahari Sirkulasi udara Bermutu baik

TIPS AGAR CEPAT BERBUAH PEMUPUKAN YANG RUTIN PEMANGKASAN YANG RUTIN BOOSTER Booster adalah hormone penunjang tanaman agar terangsang untuk berbuah Penggemburan tanah lapisan atas agar mendapat oksigen

Faktor Pendukung 1. Media tanam

2. BIJI, BENIH, BIBIT

3. PENYEMAIAN

4. PUPUK

5. HAMA DAN PENYAKIT Serangga : Kutu putih , lalat buah , belalang , kupu-kupu Jamur : Layu Fusarium Bakteri : Pseudomonas solanacearum Virus : Virus kuning

6. PENGENDALIAN HAMA A. PESTISIDA NABATI, kelebihan : Mudah terurai di alam , sehingga tidak mencemarkan lingkungan ( ramah lingkungan ). Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang . Dapat membunuh hama / penyakit seperti ekstrak dari daun pepaya , tembakau , biji mahoni , dsb . Bahan yang digunakan nilainya murah serta tidak sulit dijumpai dari sumberdaya yang ada di sekitar dan bisa dibuat sendiri . Murah Dosis lebih aman dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis . Penggunaan dalam dosis tinggi sekalipun , tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati . Tidak menimbulkan kekebalan pada serangga .

Kelemahan Pestisida Nabati Daya kerja relatif lambat Tidak membunuh jasad sasaran secara langsung Tidak tahan disimpan Kadang-kadang harus diaplikasikan atau disemprotkan secara berulang kali

Pembuatan Pestisida Nabati Daun Pepaya untuk mengendalikan hama ulat dan hama penghisap : Daun pepaya segar (1kg) di rajang Hasil rajangan di rendam dalam 10 liter air,  2 sendok makan minyak       tanah ,  30 gr sabun cuci piring , diamkan semalam . Larutan hasil perendaman disaring dengan kain halus lalu ditambah 50 ml minyak tanah dan diaduk Larutan siap disemprotkan ke tanaman terserang . Daun Tembakau Rajang 250 gr tembakau ( sekitar 4 daun ) dan rendam dalam 8 liter air selama semalam . Tambahkan 2 sendok sabun cuci piring , aduk merata kemudian disaring . Saringan siap disemprotkan ke tanaman . Daun tembakau mengandung nikotin yang efektif mengendalikan hama pengisap . Aplikasi ekstrak daun   tembakau yang paling baik adalah digunakan dengan konsentrasi tinggi yaitu 300 ml/l

B. Tanaman Refugia

C. Yellow Trap

D. Cairan Petrogenol Botol Bekas Kapas Sabun cuci piring / minyak goreng Kawat

TERIMA KASIH
Tags