DIRGAHAYU INDONESIA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK ATAU YANG BERISIKO GIZI BURUK DIREKTORAT GIZI MASYARAKAT Disampaikan pada acara: Workshop Penanganan Gizi Buruk di Proviinsi NTT Kupang , 6 Desember 202 1
PENDAHULUAN 2
Pendahuluan (1) Deteksi dini dan rujukan kasus balita gizi buruk, gizi kurang atau yang berisiko gizi buruk merupakan salah satu bagian dari pelaksanaan mobilisasi masyarakat. Bila kegiatan ini berjalan dengan optimal maka banyak kasus gizi buruk yang dapat dicegah dan ditangani dengan cepat dan tepat sehingga kondisi mereka tidak menjadi lebih buruk. Agar deteksi dini dan rujukan kasus dapat optimal diperlukan kegiatan penemuan dini aktif dan pasif yang melibatkan semua komponen masyarakat, khususnya orang tua, tokoh masyarakat, kader dan anggota masyarakat yang terlatih lainnya. Sasaran SOP ini ditujukan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan kegiatan penemuan dini dan rujukan serta pendampingan kepada kader dan anggota masyarakat yang terlatih lainnya.
Pendahuluan (2) Hasil yang Diharapkan 1. Tenaga kesehatan mampu memfasilitasi proses persiapan, pelaksanaan dan pemantauan deteksi dini dan rujukan kasus mulai dari tingkat masyarakat. Deteksi dini dan rujukan kasus yang optimal dapat dilaksanakan dengan melibatkan semua anggota masyarakat. Balita gizi buruk atau yang berisiko gizi buruk dapat dideteksi dini dan dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) untuk mendapatkan perawatan yang cepat dan tepat. 2. 3.
Pendahuluan (3) Langkah-langkah Pelaksanaan Persiapan Awal S e b ag ai aw a l k e gia tan , t e n a g a k e s e h a t a n , k ep ala dae ra h , d an p ema n g k u k e p e n t ing a n s e t em p at y a ng t erkait mela k s an a ka n k aji a n m as yara k a t , y a itu mela ku k a n p e ni l aian k eg i a t an m o b ili s a s i m asya r aka t , te r masuk untuk keg i atan deteksi d i ni kasus o l eh an g gota m asya r akat te r l a tih. Un t uk k e gia t an d ete k si dini d a n ru j u k an m a s y ara k a t , kom p o n e n y a n g p e nt i ng u ntuk di n il a i adala h : 1. Sumber daya manusia. Siapa saja yang ada dalam wilayah tersebut yang dapat dilatih dan dapat berperan aktif dalam deteksi dini, contohnya kader Posyandu, kader dasawisma, guru PAUD, anggota karang taruna, guru kelas pengajian/ guru sekolah minggu dan anggota masyarakat lain yang berpotensi. Kebutuhan dan sumber pembiayaan. Sumber dana yang tersedia dan dapat dimanfaatkan oleh tenaga kesehatan dan anggota masyarakat terlatih untuk melakukan deteksi dini, khususnya penemuan kasus aktif. 2.
Pendahuluan (4) 3. Tempat dan kegiatan yang dapat digunakan sebagai titik deteksi dini secara aktif dan pasif diluar kegiatan pemantauan pertumbuhan bulanan di Posyandu. Tempat atau kegiatan yang rutin atau yang insidental yang dapat menjadi titik penemuan dini secara aktif, seperti kelas PAUD, kelas pengajian, sekolah minggu, bulan Vitamin A, kegiatan sosial kemasyarakatan, atau kegiatan keagamaan. Logistik yang dibutuhkan. Logistik dasar yang dibutuhkan adalah alat antropometri standar yang diperlukan untuk pemantauan pertumbuhan dan pita Lingkar Lengan Atas (LiLA) berwarna (hijau, kuning dan merah) yang dapat digunakan untuk kegiatan deteksi dini secara aktif oleh anggota masyarakat terlatih. 4. Setelah semua informasi tersebut didapatkan, penting untuk menentukan strategi deteksi dini d a n ru j u k an k a s us b erd a s a rkan i nfor m a s i te r se b ut da n me m bu a t k e s e p a ka t an be rsa m a an t ara semua peman g ku kepe n tingan te r ka i t .
PELATIHAN DETEKSI DINI DAN RUJUKAN KASUS 7
Pelatihan Deteksi Dini dan Rujukan Kasus (1) Setelah anggota masyarakat dapat dijadikan ‘agen’ untuk deteksi dini kasus, terutama deteksi kasus secara aktif teridentifikasi dan telah mendapatkan komitmen mereka untuk terlibat aktif, maka perlu dilakukan penguatan kapasitas terkait dalam deteksi dini dan rujukan kasus, termasuk sensitisasi (langkah awal) strategi deteksi dini dan rujukan masyarakat ke fasilitas layanan kesehatan yang telah disepakati.
Pelatihan Deteksi Dini dan Rujukan Kasus (2) Anggota masyarakat tersebut dilatih untuk mampu melakukan: • Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) balita usia 6–59 bulan dengan menggunakan pita LiLA berwarna • Identifikasi balita yang terlihat sangat kurus • Identifikasi kemungkinan adanya pitting edema bilateral • Identifikasi bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit menyusu • Identifikasi hambatan pertumbuhan, khususnya untuk kader Posyandu atau anggota masyarakat lain yang terlibat dalam pemantauan pertumbuhan (misalnya guru PAUD) • Rujukan kasus
PELAKSANAAN DETEKSI DINI DAN RUJUKAN KASUS 10
Pelaksanaan Deteksi Dini dan Rujukan Kasus (1) Deteksi dini kasus: 1. Secara aktif, dilakukan oleh: a. Anggota masyarakat, khususnya anggota masyarakat yang terlatih di setiap kesempatan. b. Kader didampingi oleh petugas Kesehatan, melakukan s weeping dan untuk balita yang tidak hadir pada hari Posyandu. Deteksi dini kasus ini dapat dilakukan dengan: • Men i mba n g berat bada n ba l ita setiap waktu dan kunjungan rumah • Men g u k ur li n g k ar l e ng an atas (L iL A ) balita usia 6 – 59 b ulan d e n g a n m e n ggu n a k a n p i t a LiLA berwarna • Men g i d ent i fikasi ba l ita ya n g terli h at sa n gat kurus • Meng i de n tifik a si kemungk i nan ad a nya p i t t i n g ed e ma b i l a te r al • Meng i de n tifik a si bayi < 6 bu l an yang te r l a lu l e mah atau su l it menyusu
Pelaksanaan Deteksi Dini dan Rujukan Kasus (2) Balita yang perlu dirujuk: • Balita yang terindikasi mengalami hambatan pertumbuhan • Balita (6–59 bulan) dengan LiLA di warna kuning (LiLA 11,5 cm - < 12,5 cm) atau warna merah (< 11,5 cm) • Balita (6–59 bulan) dengan LiLA di warna hijau namun terlihat sangat kurus • Balita yang teridentifikasi adanya pitting edema bilateral • Bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit menyusu
Pelaksanaan Deteksi Dini dan Rujukan Kasus (3) 2. Secara pasif , saat kegiatan pemantauan pertumbuhan di Posyandu atau titik pemantauan lain (contoh kelas PAUD) dan saat balita berkunjung ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes). Deteksi dini kasus dengan: Mengidentifikasi balita dengan hambatan pertumbuhan atau berisiko hambatan pertumbuhan menggunakan grafik pertumbuhan anak di KMS dan Buku KIA Mengukur lingkar lengan atas (LiLA) balita usia 6–59 bulan dengan menggunakan pita LiLA berwarna untuk semua balita yang datang ke Posyandu • Pemeriksaan pitting edema bilateral • Mengidentifikasi bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit menyusu
Pelaksanaan Deteksi Dini dan Rujukan Kasus (4) Balita yang perlu dirujuk: • B a lita teri n di k asi m en g al a mi hamba t an pertum bu han b er d a s ark a n gra f ik pert u mbuh a n anak di KMS dan Buku KIA: o Garis o Garis o Garis Balita 6–59 (<11,5 cm) pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan anak anak anak memotong salah satu garis Z-score meningkat atau menurun secara tajam terus mendatar, misalnya tidak ada kenaikan berat badan bulan dengan LiLA di warna kuning (LiLA 11,5 cm - <12,5 cm) atau warna merah • B a l i ta 6–5 9 bu l an denga n Li L A d i w a rna h i j a u nam u n terli h at sa n gat kurus • B a l i ta yang te r i d entifik a si adanya p i t t i n g ed e ma b i l a te r al • B a yi < 6 bu l an yang te r l a lu l e mah atau su l it menyusu Kader dan anggota masyarakat terlatih lain dibekali cara melakukan rujukan, contoh slip rujukan (terlampir).
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan dan Pelaporan Dalam strategi penemuan dini dan kasus yang telah disepakati, perlu ditentukan sistem pencatatan dan pelaporan, khususnya untuk deteksi dini secara aktif dan rujukan kasus oleh anggota masyarakat.
PEMANTAUAN DAN SUPERVISI FASILITATIF
Pemantauan dan Supervisi Fasilitatif (1) Tenaga kesehatan, k ep a la daerah, dan pemangku kepentingan terkait melakukan pemantauan dan supervisi fasilitatif secara berkala untuk kegiatan detek s i d ini da n ru j uk a n kasus balita gi z i bu r uk atau b alita yang be r isiko gi z i buru k . Dalam kegiatan pemantauan dan supervisi fasilitatif dibicarakan hal-hal yang menjadi keberhasilan, tantangan atau kendala dan mencari solusi bersama.
Pemantauan dan Supervisi Fasilitatif (2) Hal-hal yang perlu dipantau, termasuk diantaranya: 1. 2. 3. 4. Cakupan Posyandu Jumlah Jumlah Jumlah balita yang diskrining dengan menggunakan balita dengan hambatan pertumbuhan pita LiLA balita yang dirujuk oleh anggota masyarakat terlatih melalui deteksi kasus aktif Jumlah balita yang dirujuk dengan hambatan pertumbuhan 5.
SLIP RUJUKAN MASYARAKAT • Anak dirujuk ke • Name anak : Tanggal rujukan : Nama i bu : Desa: Dusun/Posyand u : LILA (L i ngkari) : I H i j a u 1 1 K u n i n g I I M e r a h Edema (Lingkar i ) : Ya I Tidak Kelihatan kurus (Lingkari) : Ya/Tidak Dirujuk oleh (nama) :
ALUR DETEKSI DINI DAN ALUR RUJUKAN
PENEMUAN KASUS Ke t e r angan B agan 1 : 1 . P enemu a n ka s u s ballta glzl b u ruk d a p a t : LAP O RA N MA S YARAKAT / HASIL PE L ACAKA N BALITA DATA N G BE R KU N JUN G KE POSY AN DU , PAUD D AN B K B • Pe n e m u a n kas u s p asif, y a itu b a l it a gizi b uruk d it em u k an saat datan g be r k unj ung ke P os y a n d u a tau k e fas l l l ta s p ela y a n an k eseh atan l a i n n ya. P enem u a n k as u s a k t l f y a l t u p enemuan ka sus o l e h ma s y a r a k a t a t a u p e t ugas s aa t k un j unga n rum a h a t a u saa t p e l aca k a n k as u s . • D I RUJUK B I LA : · � y a ng � o;i ��� • � ( 6-5 9 bwoo) � I.JJ.6.Wl(AAlsWIJoo. ( 11 , 5 • < 1 2 . 5 cm ) � OOWl/t � ( < 1 1 , 5 cm ) • � ( 6-5 9 bwoo) � UJ.6. �� MIIAA �� • �� p, fl mg edema bilate r a l • l;\QVl < 6 ll.1tlM. van11 mM!IQIAm( kll/.1tli1M. IJl.ll.ll¥i,llill HA SIL P E N G U K URA N : - BE RA T S AD A N TID AK N AIK - B G M - iLA WA R N A K U NI N G D A N M E R A H 2. B allta y ang da t a ng k e Po s y a nd u a t au k e f aslll t as p e l a y a n a n k ese h a t a n dengan: • B e ra t ba d a n t l d a k n a lk a t a u • Ba li t a deng a n b e r a t bad a n b e r ad a dl b a w a h g a r l s m e r a h ( BG M ) • ULA wa r n a � d a n � Pe rl u d ir u j u k ke Pus k esma s / f a si l i ta s pe la ya na n k es eh a ta n unt uk d il a k uk a n k onfirmasi s t a tu s gi z in y a d en ga n pemeri k saan k l in i s dan an t ro po me tri mengg un akan ind i kat o r BB / PB at a u BB /T B d a n a tau ULA . B ay l/ ba llt a y an g d l t e mu k an p a d a saa t k unjungan r u ma h a t a u s a a t p e l aca k an k asus den gan k ondlsl sebagal b e rlkut: PUSKESMAS / FASYANKES ( � f � s t a t u s gW �� p e me r l k s a a n kl l n ls d a n a ntr o p o m e t r l m e ngg u nak a n l nd l k ator BB / PB at a u BB / TB d a n ata u L I LA) 3 . Ba ll ta 6 - 59 bu l a n : D en gan sa t u atau l e b l h t anoa be r l l<ut : B ayl < 6 bu la n : De n gan s a t u a t au l eb i h tanda b e r i kut : • BB/PB < - 3 SD - A da edema • T e r l a l u l e mah u nt uk m e nyu s u • BB t i da k n a i k ata u BB tu ru n • Terdapa t ta nda - ta n d a k ornpn k a s t m e di s Denga n s atu a t a u l e bi h tanda b e r i k u t : . BB/PB a t a u BB/TB - 3 SO sd < - 2 SD . U LA a nt a r a 11 , 5 c m s d < 12 , 5 c m ( b al i t a u sia 6 - 59 b u l an) . Ti d ak ada edema Ba l l t a 2: 6 bul a n d e n g an BB < 4 k g • • • • • � ya ng t er ln d l k as l m e n galam l ha m ba t an pe rtumb u han . Ba li t a (6-5 9 bu l an) d e n g a n ULA w a rn a k u n ln g ( 11 ,5 - < 12 ,5 c m) , m e r a h (< 1 1 , 5 cm) . Ba li t a d e ng a n p i tt i ng edem a b ila te ral . Ba li t a ya n g tampak ku r u s. Ba y i < 6 bulan y ang menga l a mi k es u li t an men yusu ba i k d i sebab k an kare na f a kt or bay i ma u p u n f a ktor i®_ . • E dema minima l paca x e cua pungg u n g l<al< V t a n gan ( de r a j a t + 1 a t a u + 2 ) BB / PB a t au BBfTB < - 3 SD L I LA < 1 1 5 c m • GIZI KURANG ��� F � untuk d lla k u k an k onfir m asl s t a t u s glz l d e n ga n p emerl k saan kl ln l s dan an t ropo m e t r l m e ngg u n a k a n lnd lk a t or BB / PB a t a u BB / T B a t au ULA . Penen tu an sta tu s g l z l buruk p ada ballt a b erdasar k a n g eja l a k l l n l s y al t u ad a nya edema b il ate ral yan g b ers l f a t p i tt i n g , m i n imal p ada k e d ua pu n ggung k akl. Cara ru:m � ia!l ed e ma b i l a t eral: • Lakuk an p e m e r l k s aa n p a d a k ed ua p un g gung k a k l a t a u t angan a t a u ke d u a t u ng k a l. • T e k an l e mbut de n gan k ed u a ib u j ar i p a d a bag i an pungg u ng k ak i at a u tan g an a t au bag i an baw ah k a k i ata u t ung k ai d a n h it u n g h in g ga t i ga det i k , k emud i an angk a t i b u jari. • Ji k a l ekuk a n beka s tekan a n t e rt i n ggal pad a k e du a k akl ata u tang a n a t au tung ka i , i n i men u nju kk a n �� edema . GIZI BURUK / GIZI BURUK TAN PA KOMPLIKASI MEOIS : RAWATJALAN 4 . PMT P E MU L I H A N , PENIMBANGAN RU T1 N , KONSELING P M B A , K ON SE L I N G G I Z I SEIMBANG S E S U A I U S I A A N AK 5 . RAWATINAP di RS B aga n 1. Alur O e t e k s i D i ni B a li ta G iz i Buruk
Keterangan Bagan 1 (lanjutan)
https://bit.ly/pedomanpencegahan STAY AT HOME , STAY SAFE , STAY HEALTHY