SOP Indikator mutu keselamatan pasien.pdf

keyzaajja958 0 views 22 slides Sep 22, 2025
Slide 1
Slide 1 of 22
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22

About This Presentation

sop


Slide Content

Indikator
Mutu
Pelayanan
Pasien Disusun Oleh Kelompok 01

01
Anggota KelompokAnggota Kelompok
Alwies
Betran
01
02
Josua
07
Kezia
sr.Melkhiada
09
10

02
Latar BelakangLatar Belakang
Indikator mutu pelayanan keperawatan merupakan
indikator mutu minimal yang dapat dilaksanakan oleh
Perawat di Rumah Sakit dan merupakan suatu variabel
untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas pelayanan
keperawatan yang berdampak terhadap pelayanan
keperawatan yang diterima oleh pelanggan di Rumah
Sakit.

03
Konsep Patient SafetyKonsep Patient Safety
Keselamatan pasien (patient
safety) Rumah Sakit adalah
suatu sistem dimana Rumah
Sakit membuat asuhan pasien
lebih aman. Sistem tersebut
meliputi asesment risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya
serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko.Patient safety atau keselamatan
pasien merupakan upaya untuk
mencegah dan mengurangi
risiko, kesalahan, dan dampak
buruk yang dapat terjadi selama
pemberian pelayanan
kesehatan. Dalam praktik
keperawatan, patient safety
melibatkan berbagai aspek
mulai dari identifikasi pasien,
pemberian obat yang tepat,
pencegahan infeksi, komunikasi
efektif antar tenaga kesehatan,
hingga pelaporan insiden.

04
Patient Safety Menjadi Instrumen
Penting dalam Mutu Pelayanan
Keperawatan
Patient Safety Menjadi Instrumen
Penting dalam Mutu Pelayanan
Keperawatan
Beberapa instrument mutu pelayanan keperawatan yang
berkaitan dengan patient safety antara lain:
1. Kepatuhan cuci tangan petugas kesehatan Persentase
tindakan cuci tangan sesuai dengan 5 momen WHO yang
dilakukan oleh tenaga keperawatan
2. Kesalahan pemberian obat oleh petugas keperawatan
3. Insiden jatuh pasien
4. Insiden keselamatan
5. Instrument audit penggunaan alat bantu yang aman dalam
pelayanan keperawatan
6. Instrument audit kepatuhan komunikasi antar tim dalam
pelayanan keperawatan

04
Analisis Kesesuaian Antara Standart
Parameter dengan Patient Safety Sebagai
Instrumen Mutu Pelayanan Keperawatan
Analisis Kesesuaian Antara Standart
Parameter dengan Patient Safety Sebagai
Instrumen Mutu Pelayanan Keperawatan
Standar parameter mutu pelayanan keperawatan adalah
ukuran atau kriteria yang digunakan untuk menilai
kualitas pelayanan, yang mencakup keselamatan,
efektivitas, efisiensi, serta kepuasan pasien. Patient safety
merupakan salah satu indikator inti dari mutu pelayanan,
yang mencerminkan apakah pelayanan keperawatan telah
dilakukan tanpa menimbulkan risiko cedera atau efek
yang tidak diinginkan pada pasien

04
Analisis Kesesuaian Antara Standart
Parameter dengan Patient Safety Sebagai
Instrumen Mutu Pelayanan Keperawatan
Analisis Kesesuaian Antara Standart
Parameter dengan Patient Safety Sebagai
Instrumen Mutu Pelayanan Keperawatan
Patient safety sebagai instrumen penilaian mutu
pelayanan keperawatan. tidak hanya sejalan dengan
standar parameter mutu seperti efektivitas, keamanan,
dan kepatuhan, tetapi juga menyediakan alat ukur yang
konkret dan dapat diverifikasi. Instrumen patient safety
harus distandardisasi, divalidasi, dan dievaluasi secara
berkala untuk memastikan ketepatannya dalam
mengukur standar mutu

04
Analisis Kesesuaian Antara Standart
Parameter dengan Patient Safety Sebagai
Instrumen Mutu Pelayanan Keperawatan
Analisis Kesesuaian Antara Standart
Parameter dengan Patient Safety Sebagai
Instrumen Mutu Pelayanan Keperawatan

04
contoh kasus contoh kasus
An. Raffles. di Rumah Sakit X umur 1 tahun 6 bulan pada tanggal 11
Juni 2019, pasien di rawat di ruangan Mawar dengan diagnosa
Kejang demam . Sesuai instruksi dokter yang merawat bahwa
diperintahkan agar diberikan obat anti kejang yang bernama
Pentoin secara infus , dengan tujuan mencegah kembali pasien
kejang . Perawat yang baru bertugas tanpa melihat catatan petugas
perawat sebelumnya, langsung mencabut infus. Apa yang terjadi ;
beberapa menit setelah pencabutan infus pasien mengalami kejang-
kejang sampai tidak sadarkan diri. Segera keluarga pasien
melaporkan kejadian ini. Analisa dari kasus diatas : terlihat bahwa
kelalaian perawat sangat membahayakan keselamatan pasien.

04
contoh kasus contoh kasus
Seharusnya saat pergantian jam dinas semua perawat diwajibkan
mengikuti sesi laporan harian yang disampaikan oleh petugas
sebelumnya, dengan mengikuti sesi laporan tersebut, petugas yang
akan bertugas akan mendapatkan berita tentang kondisi semua
pasien yang dirawat dan rencana baru sesuai instruksi kerja yang
terakhir diberikan oleh dokter. Didalam kasus ini perawat juga tidak
menjalankan prinsip yang benar dalam pemberian obat. Seharusnya
perawat melihat terapi yang akan diberikan kepada pasien sesuai
atau tidak dengan order, dalam hal ini perawat tidak menjalankan
prinsip itu.

04
contoh kasus contoh kasus
Disamping itu terkait dengan hal ini perawat tidak mengaplikasikan
konsep patient safety dengan benar, terbukti dari kesalahannya
pasien mengalami kejang kembali, tentu hal ini samhat
membahayakan, bahkan dengan pasien tidak sadarkan diri sudah
terjadi kelainan di jalan nafasnya, atau pasien bisa mengalami
kematian secara mendadak. Perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien harus menerapkan keselamatan pasien.
Perawat harus melibatkan kognitif, afektif, dan tindakan yang
mengutamakan keselamatan pasien.

04
contoh kasus contoh kasus
keselamatan pasien sangat berperan dalam pencegahan,
pengendalian dan peningkatan keselamatan pasien (Choo,
Hutchinson & Bucknall, 2011; Elley et al, 2008
1. Pemberi layanan kesehatan berkontribusi terhadap terjadinya
kesalahan yang mengancam keselamatan pasien, khususnya
perawat, pelayanan terlama (24 jam secara terus menerus) dan
tersering berinteraksi pada pasien berbagai prosedur dan tindakan
keperawatan. Hal ini dapat memberikan peluang yang besar untuk
terjadi kesalahan dan keselamatan pasien. Selain itu kelelahan pada
perawat merupakan faktor yang berkontribusi terjadinya kesalahan
(Mattox, 2012).

04
contoh kasus contoh kasus
2.Perawat dalam melaksanakan keselamatan pasien dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan
karakteristik perawat yang bersifat bawaan yang teridentifikasi
berupa t ingkat kecerdasan, tingkat emosional, dan pengalaman
pribadi. Faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku perawat
adalah lingkungan, seperti pengaruh orang lain yang dianggap
penting atau kepemimpinan, budaya dan system organisasi.

04
contoh kasus contoh kasus
3.Faktor eksternal berupa pengaruh orang lain juga dapat
menimbulkan persepsi perawat terhadap pelaksanaankeselamatan
pasien. Perilaku perawat yang tidak menjaga keselamatan pasien
berkontribusi terhadap insiden
Keselamatan pasien merupakan hak pasien yang dijamin dalam UU
No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,untuk itu pihak rumah sakit
perlu meminimalkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi
dalam setiaptindakan yang dilakukan terhadap pasien di rumah
sakit. Salah satu upaya meminimalkan kejadian-kejadiantersebut
adalah dengan pembentukan Tim Keselamatan Pasien di rumah
sakit yang bertugas menganalisis danmengkaji kejadian-kejadian
yang berhubungan dengan keselamatan pasien.

04
contoh kasus contoh kasus
Strategi meningkatkan keselamatan pasien oleh Permenkes (2011)
melalui enam sasaran keselamatanpasien rumah sakit meliputi
identifikasi pasien dengan tepat, meningkatkan komunikasi yang
efektif,meningkatkan keamanan obat perlu diwaspadai,
memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien
operasi,mengurangi resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dan
mengurangi risiko jatuh. Joint Commision International (JCI)
menetapkan sasaran internasional keselamatan pasien dengan
meningkatkan keamanan obatobatan, memastikan lokasi
pembedahan, prosedur yang benar dan pembedahan pada pasien
yang benar, memastikan keamanan resiko jatuh pasien (JCI, 2011).

04
contoh kasus contoh kasus
Sembilan solusi keselamatan Pasien di RS (WHO Collaborating
Centre for Patient Safety, 2 May 2007), yaitu:
1) Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (look-alike, sound-
alike medication names)
2) Pastikan identifikasi pasien
3) Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
4) Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
5) Kendalikan cairan elektrolit pekat

04
contoh kasus contoh kasus
6) Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
7) Hindari salah kateter dan salah sambung slang
8) Gunakan alat injeksi sekali pakai
9) Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi
nosokomial

04
sopsop
Manajemen mutu pelayanan kesehatan adalah serangkaian kegiatan
yang bertujuan untuk memastikan pelayanan kesehatan yang diberikan
sesuai dengan standar, aman, efektif, efisien, dan berfokus pada pasien.
Berikut langkah-langkah utamanya:
1.Perencanaan Mutu (Quality Planning)
Menetapkan visi, misi, tujuan, dan kebijakan mutu pelayanan.
Menentukan standar mutu (nasional, internasional, atau
internal).
Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan pasien serta
masyarakat.
Merancang strategi peningkatan mutu.

04
sopsop
2.Pengorganisasian Mutu (Quality Organizing)
Membentuk tim manajemen mutu atau komite mutu.
Menentukan struktur organisasi, tugas, dan tanggung jawab.
Menyediakan sumber daya (SDM, dana, sarana).
3.Pelaksanaan Mutu (Quality Implementation/Control)
Melaksanakan pelayanan sesuai standar operasional prosedur
(SOP).
Melakukan audit internal dan eksternal.
Mengukur indikator mutu pelayanan (misalnya BOR, LOS, kepuasan
pasien).
Menjamin keselamatan pasien (patient safety).

04
sopsop
4.Pengawasan dan Pengendalian Mutu (Quality Assurance & Control)
Monitoring dan evaluasi berkala terhadap mutu layanan.
Identifikasi masalah, hambatan, atau deviasi dari standar.
Penerapan corrective action (perbaikan) dan preventive action
(pencegahan).
5.Peningkatan Mutu (Quality Improvement)
Melakukan analisis akar masalah (root cause analysis).
Melaksanakan program continuous quality improvement (CQI).
Mengadopsi metode seperti PDCA (Plan-Do-Check-Act), Six Sigma,
atau TQM.
Mengintegrasikan budaya mutu dalam organisasi.

08
KESIMPULANKESIMPULAN
Hal yang dapat kami simpulkan adalah bahwa untuk mewujudkan
patient safety butuh upaya dan kerjasama dari berbagai pihak
tenaga kesehatan, karena keselamatan pasien (patient safety)
adalah hal terpenting yang perlu diperhatikan, tindakan pelayanan,
peralatan kesehatan, dan lingkungan sekitar pasien sudah
seharusnya menunjang keselamatan serta keamanan dari pasien.
Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien
sudah sepatutnya memberikan dampak positif dan tidak
memberikan kerugian bagi pasien. Penatalaksanaan patient safety
dalam rumah sakit, puskesmas, pusat, kabupaten, dan provinsi,
sudah seharusnya dilakukan secara optimal.

TERIMA
KASIH
Tags