SOP Soft Tissue Tumor New.docx Mengetahui cara diagnosis dan penatalaksanaan Soft Tissue Tumor (STT)
docasdarsurgeon
12 views
6 slides
Dec 02, 2024
Slide 1 of 6
1
2
3
4
5
6
About This Presentation
sop soft tissue tumor
Size: 87.79 KB
Language: none
Added: Dec 02, 2024
Slides: 6 pages
Slide Content
SOP
SOFT TISSUE TUMOR
OBYEKTIF
Mengetahui cara diagnosis dan penatalaksanaan Soft Tissue Tumor (STT)
RUANG LINGKUP
Semua penderita Soft Tissue Tumor (STT)
DEFINISI
Benjolan atau pembengkakan yang abnormal yang disebabkan oleh pertumbuhan sel
baru, yang dapat berupa neoplasma dan non-neoplasma, misalnya kista, akibat reaksi
radang atau hipertrofi.
Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta
organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak adalah yang berasal dari
jaringan embrional mesoderm yaitu jaringan ikat, otot, pembuluh darah dan limfe,
jaringan lemak, dan selaput saraf.
Klasifikasi Soft Tissue Tumor meliputi :
1.Benign
2.Malignant
RUJUKAN
1.Weiss S.W., Goldblum, J.R., Folpe A.L. Soft Tissue Tumors. Sixth edition.
Elsevier. 2013
2.Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Penjaminan Klaim Excisi Tumor. 2019
PENANGGUNG JAWAB
1.Spesialis Bedah Umum
PRESEDUR LENGKAP
1.DIAGNOSIS
1.1.DIAGNOSIS KLINIS
1.1.1.Anamnesis:
Keluhan Utama : Benjolan yang muncul di bagian tubuh manapun
dalam jangka waktu tetentu.
Faktor Risiko : Kondisi Genetik, terpapar radiasi, trauma, infeksi.
Riwayat Penyakit : penyakit lain yang menyertai keluhan
(komorbid), adanya benjolan yang muncul di tempat lain.
1.1.2.Peemriksaan Fisik
1.1.2.1. Status General : keadaan umum pasien
1.1.2.2. Status Lokalis
1.1.2.2.1.Inspeksi: lokasi benjolan, warna, bentuk, ada tidaknya
pembuluh darah pada benjolan, benjolan ditempat lain di
lokasi yang berbeda.
1.1.2.2.2.Palpasi : permukaan, ukuran, kedalaman, konsistensi,
mobile / fixed, invasi terhadap jaringan sekitar
1.1.2.2.3.Perkusi:-
1.1.2.2.4.Auskultasi:-
1.2.DIAGNOSIS PENUNJANG
1.2.1.Laboratorium:
Darah Lengkap (UL)
Faal Hemostatis
Gula Darah Sewaktu (GDS) dan/atau Puasa (GDP) : opsional, pasien sudah
dengan riwayat atau usia diatas 35 tahun.
1.2.2.Radiologi:
Konvensional : Jika ada kecurigaan invasi tumor tulang, permintaan dokter lain
terkait (rontgen thorax). Contoh gambaran fatty tumor adalah luscent.
Ultrasonography (USG)
Computed Tomography (CT Scan)
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
2.TERAPI
2.1.TERAPI PEMBEDAHAN
Tindakan Pembedahan dapat dilakukan dengan narkose local dan umum dengan
masing-masing indikasi :
Indikasi tindakan pembedahan STT yang dilakukan dengan Narkose
Umum dengan salah satu kriteria di bawah ini :
a.Deep Soft Tissue Tumor
b.Meluas ke struktur vital
c.Ukuran dimensi salah satu >4cm
d.Keganasan
e.Perlu rekonstruksi
f.Lokasi Head dan Neck
Indikasi tindakan pembedahan STT yang dilakukan dengan Narkose
Lokal dengan salah satu kriteria di bawah ini :
a.Superficial Soft Tissue Tumor
b.Lokal, tidak meluas ke strutur vital
c.Ukuran dimensi salah satu <4cm
d.Tidak perlu rekonstruksi
Tindakan pembedahan STT yang perlu rawat inap :
Perlu tindakan dengan narkose umum
Meluas ke struktur vital (pembuluh darah, saraf, organ vital)
Keganasan
Jenis Tindakan Pembedahan :
Wide Excisi : pengangkatan seluruh jaringan tumor dengan rekonstruksi flap
untuk penutupan luka
Insisi : jika jaringan tumor besar; tidak dapat diangkat seluruhnya, terfiksasi
dengan jaringan sekitar. Tindakan ini di ikuti dengan pemeriksaan jaringan
hasil insisi ke Patologi Anatomi (PA).
3.PERSIAPAN PENDERITA
3.1.PRA-BEDAH
3.1.1.Laboratorium
DL, FH, GDS/GDP, HbsAg
3.1.2.Radiologi
(apabila diperlukan atas intruksi operator)
3.1.3.Konsultasi
Anastesi
Interna : apabila umur diatas 40 tahun atau atas indikasi medis
SMF.lainnya apabila ada indikasi medis
3.1.4.Penderita rawat inap (Kelas.I-III; VIP)
3.1.5.Persetujuan tindakan medis/ pembiusan/pembedahan
3.1.6.Pegisian Form Site Marking
3.1.7.Persetujuan Tindakan Tranfusi (apabila diperlukan; sesuai indikasi)
3.1.8.Masuk ruang Pra-Bedah, Pasang IV line, Obat premedikasi pembiusan
dan antibiotika profilaksis/terapiutik.
3.1.9.Siap menjalani operasi/pembedahan
3.1.10.Masuk kamar operasi
3.2.PEMBEDAHAN
3.2.1.Tata Cara :
3.2.1.1.Setelah dilakukan pembiusan, pasien diposisikan sesuai indkasi
lokasi operasi
3.2.1.2.Desinfeksi area operasi, drapping
3.2.1.3.Dilakukan tindakan pembedahan : incisi, wide excisi
3.2.1.4.Tutup luka operasi dengan rekonstruksi (apabila diperlukan)
3.2.2.Indikasi Pemeriksaan Patologi Anatomi (PA) Jaringan Tumor :
Perlu atau tidaknya STT dilakukan pemeriksaan PA dapat dievaluasi
dari assessment pre operasi dan durante operasi.
Pertumbuhan tumor cepat (mencapai 5cm dalam kurun waktu
kurang dari 3 bulan)
Riwayat Malignant Soft Tissue Tumor sebelumnya
Riwayat keluarga dengan Malignant Soft Tissue Tumor
Tumor yang residif
Batas tumor tidak tegas
Permukaan tumor tidak rata
Fixed dengan jaringan sehat sekitarnya
Konsistensi tumor rapuh, mudah berdarah
Letak tumor dalam (Deep Soft Tissue Tumor)
Menginvasi jaringan sekitar
Terdapat vaskularisasi pada tumor
3.3.PASCA BEDAH
3.3.1.Masuk ruang Pasca-Bedah/ruang Pulih
3.3.2.Masuk ruang perawatan (Kelas.I-III; VIP) setelah penderita stabil dan
“transportable”, atau masuk ruang perawatan “Intensive” (RTI/HCU)
apabila memerlukan perawatan intensive dan keluar ruang “Intensive”
(RTI/HCU) setelah penderita stabil dan “transportable”.
3.3.3.Boleh makan dan minum kecuali ada instruksi khusus dari operator
untuk puasa.
3.3.4.Pemeriksaan laboratorium DL apabila diperlukan
3.3.5.Tranfusi darah apabila Hb.kurang dari 10.00 gr% atau atas instruksi
operator
3.3.6.Buka infus hari ke-2 atau atas instruksi operator
3.3.7.Penggantian terapi injeksi ke terapi oral hari ke-2 atau atas intruksi
operator.
3.3.8.Keluar Rumah Sakit setelah penderita stabil dan “transportable”.
3.3.9.Buka jahitan operasi setelah hari ke-7 atau atas intruksi operator.
3.3.10.Tindak Lanjut : Tergantung dari hasil biopsi PA. Jika hasilnya
keganasan, pasien akan dirujuk ke spesialis onkologi lewat Instalasi
Rawat Jalan