SOSIALISASI BAHAYA NARKOBA (REMAJA SEKOLAH).pptx

narkoba

1. Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tanah Laut SOSIALISASI BAHAYA PENYALAHGUNAAN NARKOBA Abdullah Miftakhul Yaqin , S.I.Kom Penyuluh Narkoba BNNK Tanah Laut

2. 1. 2. Memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan Hak Asasi Manusia (HAM). Meman t a p k a n s i s t em pe rt a h a na n k e a ma n a n neg a r a da n m e n d or o n g k em a n diri a n b a ng s a me l a l ui s w a semb a da pa n g a n , e nerg i , air, e k on o m i k r ea t i f , e k o no m i h i j a u , dan e k on o mi biru . 3. Meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur. Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olah raga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas. Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri; Membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan 4. 5. 6. kemiskinan; 7. VISI RPJMN 2025-2029 “ Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045” ; 8. Mempe rk uat penye l a r as a n k e h i d u pa n y a ng h a r m o n i s d e n ga n l i n g k un g a n , a l am , dan budaya, serta peningkatan toleransi antar umat beragama untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. “Presiden Prabowo sangat memahami ancaman dan dampak buruk kejahatan narkoba bagi masa depan bangsa Indonesia. Investasi pembangunan sumber daya manusia secara besar-besaran akan sia-sia dan tidak memberikan dampak bagi kemajuan bangsa, apabila SDM Indonesia justru rusak secara fisik dan mental karena narkoba …” PROGRAM PRIORITAS KE- 7 : PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN NARKOBA Langkah-langkah pencegahan dan pemberantasan peredaran dan penggunaan narkoba harus dilakukan secara tepat sasaran dan menyeluruh dimulai dari kesadaran dalam keluarga. dan birokrasi , serta memperkuat pencegahan dan Memperkuat reformasi politik , hukum, narkoba pemberantasan korupsi dan 8 MISI (ASTA CITA)

3. L A T AR BELAKANG: P e r edaran narko ba tidak han y a di kota besar namun sampai kota k ecil , bahkan juga pelosok desa PR EVALENSI PE N Y A L AH GU N A N AR KO TIKA UMUR 15-64 TAHUN up ay a maksimal pencegahan dan r ehabilitasi terpadu akan menekan jumlah pen y alahgunaan Sumber: Data Survei Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun 2008, 2011, 2014, 2017 , 2019, 2021, 2023 BNN bekerjasama Puslitkes UI D I M A N A - M A N A N A R K O BA A

4. HASIL PENGUNGKAPAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2021-2024 TAHUN JUMLAH KASUS JUMLAH TSK JENIS KELAMIN JUMLAH BARANG BUKTI L P SABU EKSTASI CARNOPHEN GANJA SELEDRYL 2021 107 132 120 12 685,41 Gram 38 Butir - - - 2022 143 166 159 7 2351,55 Gram 12 Butir 114 Butir - 673 Butir 2023 119 137 126 11 431,75 Gram - 584 Butir 256,09 Gram 1800 Butir 2024 128 149 141 8 1.044,73 Gram 10 Butir - - 2568 Butir Sumber : Polres Tanah Laut dan BNNK Tanah Laut , 2024

5. apa sih NARKOBA itu ?

6. NARKOBA? NARKOTIKA PSIKOTROPIKA BAHAN ADIKTIF LAINNYA

7. NARKOTIKA .... (Menurut UU Nomor 35 Tahun 2009) Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang akan menyebabkan perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit dan dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi). Jenis Narkotika yang sering disalahgunakan adalah ekstasi, shabu, morfin, heroin (putauw), petidin, termasuk ganja / kanabis/ m ariyuana, hashis dan kokain Tua , Muda, Berkarya, Mandiri & Bahagia TANPA NARKOBA

8. Dilarang digunakan dalam pengobatan / layanan Kesehatan. Digunakan terbatas untuk penelitian atas rekomendasi kemenkes Termasuk narkotika golongan I adalah opium, heroin, kokain , ganja, metamfetamin , amfetamin , MDMA. Digunakan dalam pengobatan sebagai pilihan terakhir . Termasuk narkotika golongan II adalah morfin , petidin , metadon . Digunakan dalam pengobatan . Bisa menyebabkan ketergantungan ringan Termasuk narkotika golongan III adalah kodein , bufrenorfin . PENGGOLONGAN NARKOTIKA BERDASARKAN UU NO. 35 TAHUN 2009, PASAL 6 – 8 :

9. Marijuana (Ganja)

10. Methamphetamine shabu, ice, crystal, meth

11. Kokain

12. M D M A i n e x, e c s t a s y

13. Heroin, morfin & putaw

14. Magic Mushroom

15. Muda, Berkarya, Mandiri & Bahagia TANPA NARKOBA PSIKOTROPIKA.... (UU No.5 Tahun 1997) Psikotropika adalah zat atau obat baik alami maupun sintetis namun bukan Narkotika yang berkhasiat aktif terhadap kejiwaan (psikoaktif) melalui pengaruhnya pada susunan syaraf pusat sehingga menimbulkan perubahaan tertentu pada aktivitas mental dan perilaku. Sedangkan jenis Psikotropika yang sering disalahgunakan adalah obat penenang seperti mogadon, rohypnol, dumolid, lexotan, pil koplo, diazepam, alprazolam .

16. PSIKOTROPIKA

17. D BAHAN ADIKTIF ... Bahan adiktif disini adalah bahan/zat bukan Narkotika & Psikotropika seperti alkohol/etanol atau metanol, tembakau, gas yang dihirup (inhalansia) maupun zat pelarut (solven). Sering kali pemakaian rokok dan alkohol terutama pada kelompok remaja (usia 12-20 tahun) harus diwaspadai, karena umumnya pemakaian kedua zat tersebut cenderung menjadi pintu masuk penyalahgunaan Narkoba lain yang lebih berbahaya. Tua , Muda, Berkarya, Mandiri & Bahagia TANPA NARKOBA

18. Inhalant

19. NARKOTIKA JENIS BARU (NPS) 21

20. 1386 NPS PERKEMBANGAN NPS GLOBAL PER TANGGAL 30 Juli 2025 JUMLAH NPS DI DUNIA YANG DILAPORKAN KE UNODC EARLY WARNING ADVISORY (EWA) DARI 152 NEGARA SEBANYAK : •BERDASARKAN PENGGOLONGAN EFEK YANG DITIMBULKAN, DIMANA : •33% GOLONGAN STIMULANT, •31% GOLONGAN SYNTHETIC CANNABINOID RECEPTOR AGONIST, •14% GOLONGAN CLASSIC HALLUCINOGENS, •13% GOLONGAN SYNTHETIC OPIOIDS, •5% GOLONGAN SEDATIVES/HYPNOTICS, •3% GOLONGAN DISSOCIATIVES. Sumber : https://www.unodc.org/LSS/Page/NPS/DataVisualisations , diakses 30 Juli 2025

21. Perkembangan NPS di Indonesia 175 NPS sudah diregulasi dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI; 99 NPS teridentifikasi di Indonesia; 94 NPS dari 99 NPS masuk dalam regulasi Peraturan Menteri Kesehatan RI dan 5 NPS belum masuk dalam regulasi Etomidate MDMB 5 Methyl INACA 175 NPS*) SUDAH MASUK DALAM REGULASI P M K 5 TOTAL 99 NPS TERIDENTIFIKASI DI LAB NARKOTIKA DI INDONESIA 94 NPS ( sudah teridentidentifikasi di Indonesia dan diatur dalam PMK) NPS yang belum diatur dalam Regulasi PMK : 1. KETAMIN 2. Mitragyna speciosa (KRATOM) 3. MDMB-5-methyl-INACA 4. Etomidate 5. AB-INACA *) Termasuk sejumlah NPS rekomendasi INCB Kratom Ketamin AB- INACA

22. REGULASI NPS DI INDONESIA PMK terbaru per Juni 2025

23. KASUS VAPE DI PUSAT LABORATORIUM NARKOTIKA BNN

24. 26

25. 1. Tanggal 16 Desember 2024 Puslab Narkotika BNN di Lido menerima sampel dari Penyidik BNN berupa catridge vape berisikan cairan warna kuning dengan volume ± 1ml yang mengandung Etomidate . Etomidate Sumber : Pusat Laboratorium Narkotika BNN Etomidate merupakan senyawa golongan anestesi yang dapat menimbulkan efek sedatif, hipnotik, relaksasi, dan kecanduan. Etomidate belum diatur dalam regulasi narkotika maupun psikotropika di Indonesia 2. Tanggal 07 Februari 2025 Puslab Narkotika BNN di Deli Serdang, Medan menerima sampel PNBP berupa 2 (dua) buah catridge vape berisikan cairan bening masing-masing dengan volume ± 1ml mengandung Etomidate .

26. 1. Tanggal 07 Desember 2023 Puslab Narkotika BNN di Samarinda menerima sampel PNBP berupa refill vape berisikan cairan warna kuning dengan volume ± 2 ml yang mengandung MDMB- Inaca, MDMB-Butinaca, MDMB-4en Pinaca . Synthetic Cannabinoid Sumber : Pusat Laboratorium Narkotika BNN 2. Pada tahun 2023 , pada tanggal 29 Maret, 10 Mei dan 14 Juli Puslab Narkotika BNN di Lido, Bogor menerima sampel dari penyidik Polres Cimahi dan Polrestro Bekasi berupa refill vape berisikan cairan kekuningan dengan volume bervariasi dari 3 ml – 15 ml mengandung MDMB-4en Pinaca . 3 . a . Pada tanggal 13 Maret 2024 Puslab Narkotika BNN di Deli Serdang, Medan menerima sampel PNBP berupa refill vape berisikan cairan kekuningan dengan volume ±20 ml mengandung ADB- Butinaca b. Pada tanggal 15 Mei 2024 Puslab Narkotika BNN di Lido, Bogor menerima sampel dari penyidik Polrestabes Bandung berupa refill vape berisikan cairan kekuningan dengan volume bervariasi dari ± 2 ml-15 ml mengandung MDMB-4en Pinaca dan MDMB- Inaca c. Pada tanggal 19 November 2024 Puslab Narkotika BNN di Samarinda menerima sampel dari penyidik Polresta Samarinda berupa catridge vape berisikan cairan bening dengan volume ± 25 ml mengandung MDMB-4en Pinaca

27. Tanggal 11 Juni 2025 PusLab Narkotika BNN di Lido, Bogor menerima sampel berupa catridge vape merk Muha Meds berisikan cairan coklat dengan volume ± 2ml dari Polres Kota Bandara Soekarno Hatta; Cairan vape mengandung Tetrahidrokannabinol (THC) . THC Sumber : Pusat Laboratorium Narkotika BNN

28. 30

29. 31

30. 32

31. 33

32. 34

33. 35

34. 36

35. 39

36. M enyebabkan gangguan kesehatan fisik ( jantung , otak , kulit , dll ) Menyebabkan gangguan mental ( halusinasi , delusi , paranoid, dll ) Mengapa Narkoba Berbahaya? Langsung Menyebabkan kematian karena penggunaan dengan dosis tinggi Memiskinkan diri dan keluarga sendiri Dikucilkan dan dianggap sebagai orang yang jahat Tidak Langsung Masa depan suram , hilang kesempatan meraih cita - cita

37. DAMPAK BAGI KESEHATAN 42

38. 45

39. DAMPAK JANGKA PANJANG DAN KESEHATAN MENTAL Dampak Jangka Panjang Penggunaan Zat Narkotika Dampak Kesehatan Mental Pengguna Zat Narkotika Sumber : Penelitian BNN dan Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya pada 6 Loka/Balai Rehabilitasi BNN 6 Provinsi War on Drugs – Indonesia Bersinar

40. FAKTOR PENYALAHGUNA Penyebab penyalahagunaan narkoba pada generasi muda dapat disebabkan oleh banyak faktor , baik faktor internal maupun eksternal . 1. Faktor Internal, faktor yang berasal dari diri seseorang . Keluarga Jika hubungan dengan keluarga kurang harmonis (Broken Home) maka seseorang akan muda h merasa putus asa dan Frustasi . Akibat lebih jauh , orang akhirnya mencari kompensasi diluar rumah dengan menjadi konsumen narkoba . Ekonomi Kesulitan mencari pekerjaan menimbulkan keinginan untuk bekerja menjadi pengedar narkoba . Seseorang yang ekonomi cukup mampu , tetapi kurang perhatian yangcukup dari keluarga atau masuk dalam lingkungan yang salah lebih mudah terjerumus jadi pengguna narkoba . Kepribadian Apabila kepribadian seseorang labil , kurang baik , dan mudah dipengaruhiorang lain maka lebih mudah terjerumus kejurang narkoba .

41. FAKTOR PENYALAHGUNA 2. Faktor Eksternal , berasal dari luar seseorang . Faktor yang cukup kuat mempengaruhi seseorang . Pergaulan : Teman sebaya mempunyai pengaruh cukup kuat bagi terjerumusnya seseorang kelembah narkoba , biasanya berawal dari ikut-ikutan teman . Terlebih bagi seseorang yang memiliki mental dan keperibadian cukup lemah , akan mudah terjerumus . Sosial /Masyarakat : Lingkungan masyarakat yang baik terkontrol dan memiliki organisasi yang baik akan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba .

42. Cara Mengenali Pengguna Narkoba Fisik Psikologis Say NO to DRUGS before THEY KILL YOU first

43. jalan semp oy ongan, bicara pelo, apatis mengantuk sering mengurung diri di kama r , kamar mandi, menghindar be r temu k elua r ga k ebersihan dan k esehatan tidak terawat ditemukan alat bantu penggunaan narkotika ban y ak bekas s ay atan/ suntikan emosional/ ag r esif B A GAI M A N A MENGE N ALI PE N Y A L AH GU N A N AR K O TIKA ?

44. CARA MENCEGAH Terapkan pola hidup sehat Jangan malu utk berbagi cerita Menambah pengetahuan ttg narkoba Dg tegas katakan TIDAK pd narkoba Hindari situasi & tempat - tempat rawan Jaga hubungan harmonis keluarga Tingkat kan iman & takwa

45. MENUJU INDONESIA BERSINAR TERIMA KASIH 0821-4814-1881

46. UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA DALAM PENCEGAHAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA

47. NO. PERBUATAN PASAL YANG DILANGGAR KET 1. MENANAM, MEMELIHARA, MEMILIKI, MENYIMPAN, MENGUASAI ATAU MENYEDIAKAN NARKOTIKA GOLONGAN I DALAM BENTUK TANAMAN PASAL : 111 ayat 1 DENDA : Rp . 800juta s/d Rp . 8 M ANCAMAN : 4 s/d 12 tahun 2. MEMILIKI, MENYIMPAN, MENGUASAI, ATAU MENYEDIAKAN NARKOTIKA GOLONGAN I BUKAN TANAMAN PASAL : 112 ayat 1 DENDA : Rp . 800juta s/d Rp . 8 M ANCAMAN : 4 s/d 12 tahun 3. MEMPRODUKSI, MENGIMPOR, MENGEKSPOR, ATAU MENYALURKAN NARKOTIKA GOLONGAN I PASAL : 113 ayat 1 DENDA : Rp . 1 M s/d Rp . 10 M ANCAMAN : 5 s/d 15 tahun 4. MENAWARKAN UNTUK DIJUAL, MENJUAL, MEMBELI, MENERIMA, MENJADI PERANTARA DALAM JUAL BELI, MENUKAR ATAU MENYERAHKAN NARKOTIKA GOLONGAN I PASAL : 114 ayat 1 DENDA : Rp . 1 M s/d Rp . 10 M ANCAMAN : 5 s/d 20 tahun 5. MEMBAWA, MENGIRIM, MENGANGKUT, ATAU MENTRANSITO NARKOTIKA GOLONGAN I PASAL : 115 ayat 1 DENDA : Rp . 800juta s/d Rp . 8 M ANCAMAN : 4 s/d 12 tahun 6. MENGGUNAKAN NARKOTIKA GOLONGAN I TERHADAP ORANG LAIN ATAU MEMBERIKAN NARKOTIKA GOLONGAN I UNTUK DIGUNAKAN ORANG LAIN PASAL : 116 ayat 1 DENDA : Rp . 1 M s/d Rp . 10 M ANCAMAN : 5 s/d 15 tahun KETENTUAN SANKSI/PIDANA :

48. 7. DLM HAL GUNAKAN NARKOTIKA TRHDP ORG LAIN ATAU BERI NARKOTIKA GOL. I UTK DIGUNAKAN ORG LAIN SBGMN DIMKSD PD AYAT (1) MENGAKIBATKAN ORG LAIN MATI ATAU CACAT PERMANEN PASAL : 116 ayat 2 DENDA : Rp . 10 M ANCAMAN : 5 s/d 20 tahun + 1/3 8. MEMILIKI, MENYIMPAN, MENGUASAI, ATAU MENYEDIAKAN NARKOTIKA GOLONGAN II PASAL : 117 ayat 1 DENDA : Rp . 600juta s/d Rp . 5 M ANCAMAN : 3 s/d 10 tahun 9. MEMPRODUKSI, MENGIMPOR, MENGEKSPOR, ATAU MENYALURKAN NARKOTIKA GOLONGAN II PASAL : 118 ayat 1 DENDA : Rp . 800juta s/d Rp . 8 M ANCAMAN : 4 s/d 12 tahun 10. MENAWARKAN UNTUK DIJUAL, MENJUAL, MEMBELI, MENERIMA, MENJADI PERANTARA DALAM JUAL BELI, MENUKAR ATAU MENYERAHKAN NARKOTIKA GOLONGAN II PASAL : 119 ayat 1 DENDA : Rp . 800juta s/d Rp . 8 M ANCAMAN : 4 s/d 12 tahun 11. MEMBAWA, MENGIRIM, MENGANGKUT, ATAU MENTRANSITO NARKOTIKA GOLONGAN II PASAL : 120 ayat 1 DENDA : Rp . 600juta s/d Rp . 5 M ANCAMAN : 3 s/d 10 tahun 12. MENGGUNAKAN NARKOTIKA GOLONGAN II TERHADAP ORANG LAIN ATAU MEMBERIKAN NARKOTIKA GOLONGAN II UNTUK DIGUNAKAN ORANG LAIN PASAL : 121 ayat 1 DENDA : Rp . 800juta s/d Rp . 8 M ANCAMAN : 4 s/d 12 tahun 13. DLM HAL PENGGUNAAN NARKOTIKA TRHDP ORG LAIN ATAU PEMBERIAN NARKOTIKA GOL. III UTK DIGUNAKAN ORG LAIN SBGMN DI MKSD PD AYAT (1) MENGAKIBATKAN ORG LAIN MATI ATAU CACAT PERMANEN PASAL : 121 ayat 2 DENDA : Rp . 10 M ANCAMAN : 5 s/d 20 tahun + 1/3 KETENTUAN SANKSI/PIDANA :

49. 14. MEMILIKI, MENYIMPAN, MENGUASAI, ATAU MENYEDIAKAN NARKOTIKA GOLONGAN III PASAL : 122 ayat 1 DENDA : Rp . 400juta s/d Rp . 3 M ANCAMAN : 2 s/d 7 tahun 15. MEMPRODUKSI, MENGIMPOR, MENGEKSPOR, ATAU MENYALURKAN NARKOTIKA GOLONGAN III PASAL : 123 ayat 1 DENDA : Rp . 600juta s/d Rp . 5 M ANCAMAN : 3 s/d 10 tahun 16. MENAWARKAN UTK DIJUAL, MENJUAL, MEMBELI, MENERIMA, MENJADI PERANTARA DLM JUAL BELI, MENUKAR ATAU MENYERAHKAN NARKOTIKA GOL. III PASAL : 124 ayat 1 DENDA : Rp . 400juta s/d Rp . 3 M ANCAMAN : 2 s/d 7 tahun 17. MEMBAWA, MENGIRIM, MENGANGKUT, ATAU MENTRANSITO NARKOTIKA GOLONGAN III PASAL : 125 ayat 1 DENDA : Rp . 400juta s/d Rp . 3 M ANCAMAN : 2 s/d 7 tahun 18. MENGGUNAKAN NARKOTIKA GOLONGAN III TERHADAP ORANG LAIN ATAU MEMBERIKAN NARKOTIKA GOLONGAN III UNTUK DIGUNAKAN ORANG LAIN PASAL : 126 ayat 1 DENDA : Rp . 600juta s/d Rp . 5 M ANCAMAN : 3 s/d 10 tahun 19. SETIAP PENYALAH GUNA : a. NARKOTIKA GOLONGAN I BAGI DIRI SENDIRI; NARKOTIKA GOLONGAN II BAGI DIRI SENDIRI; NARKOTIKA GOLONGAN III BAGI DIRI SENDIRI; PASAL : 127 ayat 1 hruf (a), (b), (c) ANCAMAN :4, 2, 1 tahun KETENTUAN SANKSI/PIDANA :

50. PERAN SERTA MASYARAKAT PASAL 105 MASYARAKAT MEMPUNYAI HAK & TANGGUNG JAWAB DLM UPAYA PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DAN PREKURSOR NARKOTIKA. PASAL 106 HAK MASYARAKAT DIWUJUDKAN DALAM BENTUK : MENCARI , MEMPEROLEH , DAN MEMBERIKAN INFORMASI ; MEMPEROLEH PELAYANAN ; MENYAMPAIKAN SARAN DAN PENDAPAT ; MEMPEROLEH JAWABAN ATAS PERTANYAAN TENTANG LAPORANNYA; MEMPEROLEH PERLINDUNGAN HUKUM. PASAL 104 MASYARAKAT MEMPUNYAI KESEMPATAN YANG SELUAS LUASNYA UNTUK BERPERAN SERTA DALAM PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DAN PREKURSOR NARKOTIKA. PASAL 107 MASYARAKAT DAPAT MELAPORKAN KEPADA PEJABAT YANG BERWENANG ATAU BNN JIKA MENGETAHUI ADANYA PENYALAHGUNAAN ATAU PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DAN PREKURSOR NARKOTIKA.

51. UU NO. 35 Tahun 2009 Tentang NARKOTIKA PASAL 128 : Orang tua atau wali dari pecandu yang belum cukup umur, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) yang sengaja tidak melapor, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah). Pecandu Narkotika yang belum cukup umur dan telah dilaporkan oleh orang tua atau walinya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) tidak dituntut pidana. Pecandu Narkotika yang telah cukup umur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (2) yang sedang menjalani rehabilitasi medis 2 (dua) kali masa perawatan dokter di rumah sakit dan/atau lembaga rehabilitasi medis yang ditunjuk oleh pemerintah tidak dituntut pidana. Rumah sakit dan/atau lembaga rehabilitasi medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan oleh Menteri. PASAL 55 : Orang tua / wali dari pecandu narkotika yang belum cukup umur wajib lapor yang ditunjuk pemerintah . P ecandu narkotika yang sudah cukup umur wajib melaporkan diri atau dilaporkan oleh keluarganya ke instansi yang ditunjuk pemerintah Pelaksanaan wajib lapor .