Bahan Sosialisasi Bulan KS Nasional 2025 dengan Tema: Allah Sumber Pembaruan Relasi dalam Hidup.
Kitab Zakaria dan Maleakhi sebagai dua Kitab Nabi Kecil terakhir untuk tema ini.
Size: 3.2 MB
Language: none
Added: Sep 14, 2025
Slides: 16 pages
Slide Content
BKSN 2025 Kitab Zakaria dan Maleakhi KONTEKS REGIO NUSA TENGGARA
Tema Umum BKSN 2025 ALLAH Sumber Pembaruan Relasi Dalam Hidup Tahun Yubileum: Harapan Tidak Mengecewakan. “Di Tahun Yobel ini semoga semua orang dapat menerima pengampunan dan penghiburan dari Tuhan” (SNC 23). Allah mengasihi manusia dan menghendaki manusia hidup dalam kemuliaan abadi bersama dengan Dia (Yoh. 3:16). Kasih ini tampak dalam diri Yesus yang wafat dan bangkit untuk menebus manusia. Kembalilah kepada -Ku, maka Aku pun akan kembali kepadamu ” (Za. 1:3) Orang yang bertobat dan menerima pengam-punan dipanggil menjalani kehidupan mereka seperti yang dikehendaki oleh Allah, yaitu hidup dalam kasih dengan Allah dan dengan sesama.
Kitab Zakaria Nabi Zakharia adalah seorang imam, yang memberikan semangat kepada mereka sampai bangunan suci itu berdiri dan digunakan untuk beribadah . Nabi Zakaria menubuatkan hidup yang baik di masa depan. Untuk itu, mereka harus bertobat dan berlaku adil. Jangan sampai mereka berlaku seperti nenek moyang mereka yang menolak untuk bertobat dan tidak mau mendengarkan suara TUHAN dan akhirnya dibuang ke Babilonia. Sebaliknya, mereka harus bertobat dan melakukan apa yang dikehendaki TUHAN (Za. 1:1-6). Konteksnya adalah orang Israel dibebaskan dari Pembuangan dan diizinkan oleh Raja Persia bernama Koresh untuk membangun kembali Bait Allah mereka di Yerusalem. Di tengah tantangan karena kesulitan ekonomi dan ancaman dari orang Samaria, Nabi Zakaria bersama Nabi Haggai bangkit memberikan dorongan dan motivasi untuk pembangunan ini hingga selesai.
Kitab Maleakhi Nabi yang dikenal sebagai Nabi Maleakhi berkarya sesudah orang Yahudi menyelesaikan pembangunan Bait Allah. Mereka tidak lagi sibuk dengan pembangunan tempat suci itu, tetapi kehidupan rohani mereka buruk. Jemaat tidak lagi bercita-cita luhur dan seolah tidak peduli dengan hidup keagamaan mereka. Semangat keagamaan yang dikobarkan oleh Nabi Hagai dan Zakharia sudah melemah. Kemerosotan iman ditandai dengan para imam yang tidak lagi setia mempersembahkan korban, atau mempersembahkan korban yang tidak benar. Selain itu, umat Israel tidak lagi setia pada Tuhan karena perzinahan, perceraian, dan perkawinan campur yang membuat mereka tidak lagi setia pada Tuhan. Maleakhi mengingatkan orang Israel untuk tidak berkhianat kepada TUHAN dengan tidak memperistri perempuan asing. Selain itu, nabi juga mengingatkan orang Israel supaya memiliki sikap takut akan TUHAN karena sikap itu akan mendatangkan kebahagiaan untuk mereka.
1. Pembaruan Relasi dengan Diri Sendiri (Za. 1:1-6) 1. Pembaruan Relasi dengan Diri Sendiri (Za. 1:1-6) 1. Pembaruan Relasi dengan Diri Sendiri (Za. 1:1-6) 1. Pembaruan Relasi dengan Diri Sendiri (Za. 1:1-6) Pendalaman Empat Minggu 1. Pembaruan Relasi dengan Diri Sendiri (Za. 1:1-6) 3. Pembaruan Relasi dalam Keluarga (Mal. 2:10-16) 2. Pembaruan Relasi dengan Sesama (Za. 7:1-14) 4. Pembaruan Relasi dengan Diri Allah (Mal. 3:13-18) Nabi Zakharia menyampaikan seruan pertobatan agar orang Israel meninggalkan tingkah laku mereka yang jahat kembali kepada TUHAN. Nabi Zakharia juga menyerukan agar umat Israel beribadah kepada Allah dengan benar dan menunjukkan kasih sayang kepada sesama . Maleakhi mengingatkan orang Israel bahwa Allah menghendaki mereka hidup benar di dalam keluarga dengan berlaku setia kepada keluarganya. Maleakhi juga mengingatkan mereka bahwa Allah berkenan pada orang-orang yang takut akan Dia.
Pola Katekese Empat Tema Lagu Pembuka Tanda Salib Pengantar Doa Pembuka Pembacaan Teks Pendalaman Teks Penjelasan Teks (rangkuman) Sharing Aksi Nyata Doa Umat lalu Doa Bapa Kami Doa Penutup Tanda Salib Penutup Lagu Penutup
Pendalaman Minggu Pertama Tema: Pembaruan Relasi Dengan Diri Sendiri (Za.1:1-6) Tujuan: (1) Peserta memahami dan menyadari bahwa Tuhan ingin manusia memba-rui dirinya dengan pertobatan. (2) Peserta mampu membangun semangat pemba-ruan diri sendiri melalui membaca dan merenungkan Sabda Tuhan dalam Kitab Suci. Perikop Za. 1:1-6 mengungkapkan ajakan Tuhan bagi umat Israel untuk membarui diri mereka. Ajakan ini digambarkan melalui ayat berikut: “Beginilah firman TUHAN Semesta Alam: Kembalilah kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN Semesta Alam, maka Aku pun akan kembali kepadamu, firman TUHAN Semesta Alam” (Za 1:3). Gereja Katolik Regio Nusa Tenggara (Nusra) memiliki pertumbuhan iman yang baik, namun tidak bisa dipungkiri bahwa ada penurunan kualitas iman. Untuk itu perlu ada pemahaman dan kesadaran terhadap kesalahan atau dosa yang membuat kualitas iman menurun agar bisa melakukan pembaruan diri dan pertobatan. Melalui Zakaria, Tuhan mengundang kita untuk bertobat yang bisa dibuat melalui mem-baca dan menghayati Sabda Tuhan dalam Kitab Suci, dan berbalik dari kesalahan untuk membangun pembaruan diri dan terdorong untuk melakukan perbuatan baik dan benar. 1
Pertanyaan Untuk Sharing a. Melalui nabi Zakharia, Tuhan menyatakan kemurkaan-Nya atas perilaku jahat yang dibuat oleh nenek moyang bangsa Yahudi. Hal-hal apa yang membuat saya tergoda untuk melakukan perilaku jahat yang bisa mendatangkan murka Tuhan? b. Tuhan mencela sikap nenek moyang umat pilihan yang tidak mau mendengar teguran melalui para nabi. Apakah saya juga mampu mendengar masukan atau teguran ketika saya melakukan kesalahan ataukah saya bersikap tidak peduli? c. Bagaimana cara saya untuk membangun semangat pembaruan relasi dengan diri sendiri dan mengupayakan pertobatan? d. Seberapa sering saya membaca Kitab Suci sebagai upaya untuk membarui diri saya agar semakin dekat dengan Tuhan? e. Manakah ayat Kitab Suci yang bisa menjadi penuntun Anda dalam melakukan perbuatan yang baik dan menghindari perbuatan yang jahat? 1
Pendalaman Minggu Kedua Tema: Pembaruan Relasi dengan Sesama (Za. 7:1-14) Tujuan: (1) Peserta memahami dan menyadari pentingnya relasi yang benar dengan sesama sesuai dengan kehendak Allah. (2) Peserta berani melakukan pembaruan diri dalam relasi yang harmonis dengan sesama ciptaan yang lain. Perikop Za. 7:1-14 memperlihatkan jawaban Zakharia tentang puasa yang benar. Puasa atau ibadah itu mesti dilakukan dengan sungguh-sungguh dan berbuah dalam relasi yang baik dengan sesama, tidak menindas sesama, atau menunjukkan kasih setia satu sama lain. Umat Katolik Regio Nusa Tenggara berhadapan dengan persoalan-persoalan terkait relasi dengan semua ciptaan lain, baik manusia maupun alam. Dalam Ensiklik Laudato Si, kita diajak untuk memandang ”bumi sebagai rumah kita bersama” (manusia dan alam ciptaan) yang membutuhkan sentuhan perhatian kita semua. Sebagai peziarah pengaharapan kita juga dipanggil untuk membangun relasi yang harmonis dengan sesama ciptaan yang lain dalam semangat sinodalitas yang berpedoman pada firman Allah dalam Kitab Suci. 2
Pertanyaan Untuk Sharing 1) Bagaimana saya membangun relasi dengan sesama selama ini? Apakah saya perlu membenahi relasi saya? 2) Perbuatan apa saja yang dapat mengganggu relasi pribadi saya dengan sesama? 3) Bagaimana saya membaharui relasi saya dengan sesama ciptaan seturut firman Allah? 4) Tindakan-tindakan apa saja yang harus saya lakukan untuk membarui relasi dengan sesama ciptaan sehingga bumi dapat menjadi rumah bersama? 2
Tema Minggu Ketiga Tema: Pembaruan Relasi dalam Keluarga (Mal. 2:10-16) Tujuan: (1) Peserta memahami dan menyadari Allah adalah Bapa yang memanggil keluarga untuk hidup dalam kasih dan kesetiaan. (2) Peserta menghayati dan memperbarui relasi dalam keluarga seturut firman Allah. Perikop Maleakhi 2:10-16 menegaskan bahwa semua manusia diciptakan oleh satu Allah yang sama, dan karena itu umat Israel dipanggil untuk hidup dalam kesetia-an, terutama hidup berkeluarga. Allah yang setia menuntut umat-Nya mencermin-kan kesetiaan itu dalam kehidupan nyata, terutama dalam ikatan kasih suami-istri. Banyak keluarga mengabaikan makna sakral perkawinan sebagai perjanjian kasih, sehingga keluarga kehilangan jati diri sebagai tempat bertumbuhnya iman, kasih, dan pengampunan. Dalam konteks ini, seruan nabi untuk menjaga kesetiaan menjadi sangat mendesak. Perkawinan bukan sekadar ikatan hukum, tetapi ikatan kasih yang kudus dan tak terputuskan. Keteladanan Allah yang setia kepada umat-Nya meskipun berkali-kali dikhianati, menjadi panggilan bagi setiap suami, istri untuk mengusahakan kesetiaan dalam keluarga sesuai dengan inspirasi Kitab Suci. 3
Pertanyaan Untuk Sharing 1) Bagaimana saya menghargai relasi dalam keluarga dan komunitas sebagai bagian dari kesetiaan saya kepada Allah? 2) Dalam hal apa saja saya mungkin telah setia menjalani hidup berkeluarga? 3) Dalam hal apa saja saya mengabaikan kesetiaan dalam hubungan keluarga yang dipercayakan Tuhan kepada saya? 4) Bagaimana cara saya mewujudnyatakan firman Allah dalam memperbaharui dan mempertahankan relasi hidup berkeluarga? 3
Tema Minggu Keempat Tema: Pembaruan Relasi dengan Diri Allah (Mal. 3:13-18) Tujuan: (1) Agar peserta memahami dan menyadari bahwa kehidupan yang bahagia hanya ada di dalam Allah. (2) Agar peserta mampu membarui relasinya dengan Allah lewat membaca, mendengar dan merenungkan Sabda Allah. Perikop Maleakhi 3:13-18 menggambarkan tentang perbedaan antara orang fasik dan orang yang takut akan Tuhan. orang fasik pada akhirnya akan mendapat hukuman sedangkan orang benar yang takut akan Tuhan akan memperoleh keselamatan. Dalam konteks umat Allah regio Nusa Tenggara, kita menemukan banyak orang yang setia beribadat, rajin mengikuti semua kegiatan rohani terutama perayaan ekaristi. Akan tetapi motivasi di balik keikutsertaan ini bisa saja masih bersifat dangkal dan tidak tulus. Kita diberi kesempatan untuk melihat dan membarui relasi dengan diri kita sendiri, sesama, keluarga dan motivasi ibadat kita kepada Tuhan. Secara khusus, kita diajak untuk membarui relasi kita dengan Tuhan sebab Tuhan mencintai dan menyayangi orang yang takut kepada-Nya dan akan menghukum orang yang tidak setia dan taat kepada-Nya. 4
Pertanyaan Untuk Sharing 1) Bangsa Israel meragukan Tuhan karena membandingkan kehidupan orang fasik dengan orang yang benar, apakah kita juga pernah memiliki pengalaman bahwa ibadah kepada Tuhan itu sia-sia? Bagaimana pengalaman iman saya? 2) Banyak kesempatan yang tersedia bagi kita untuk menjalin dan membarui relasi kita dengan Tuhan (doa, membaca, mendengar dan merenungkan KS dan mengikuti Perayaan Ekaristi). Apa saja pembaruan yang saya lakukan? Mana yang paling membantu saya dekat dengan Tuhan? Kesulitan apa yang membuat saya tidak terlibat dalam kegiatan ibadah? 4