SOSIALISASI JAKSA MASUK PESANTREN[1].pptx

galihanggaramukti1 1 views 21 slides Sep 13, 2025
Slide 1
Slide 1 of 21
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21

About This Presentation

Sosialisasi


Slide Content

JAKSA MASUK PESANTREN PENCEGAHAN KENAKALAN REMAJA SEJAK DINI Kejaksaan Negeri Kabupaten Magelang

Era globalisasi berdampak pada prilaku siswa, diantaranya  siswa lebih suka game online daripada belajar, adanya peningkatan kenakalan anak, dan siswa kurang memiliki karakter sesuai nilai budaya bangsa Indonesia. Kenakalan remaja merupakan salah satu dampak negatif dari terjadinya globalisasi . 

Solusi : Perlunya pengawasan dari semua pihak terkait dengan Anak , selain itu Anak juga harus mengenal dirinya dan mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa . 01 Apa yang dimaksud dengan kenakalan remaja ? Kenakalan remaja  (juvenile delinquency) adalah suatu perbuatan yang melanggar   norma ,  aturan , atau   hukum   dalam masyarakat yang dilakukan pada usia   remaja   atau transisi masa   anak-anak   ke   dewasa 02 Jenis Kenakalan Remaja : Kenakalan , kejahatan yang dilakukan anak berhadapan hukum dan ditangani dengan sistem   peradilan anak . Perilaku kriminal , kejahatan yang ditangani oleh peradilan   pidana . Pelanggaran status, pelanggaran yang termasuk pelanggaran ringan . Contoh : bolos sekolah 03 Penyebabnya : Faktor internal, yaitu Krisis identitas dan Kontrol diri yang lemah : Faktor eksternal , yaitu keluarga , dan lingkungan pergaulan kurang baik

Sekilas Aturan Tentang Anak 1979 Undang-Undang   Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan   Anak . 1997 Undang-Undang   Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak . 2012 Undang – Undang  No.11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak . 1990 Indonesia meratifikasi onvensi Hak Anak melalui Kepres No. 36 Tahun 1990 tanggal 25 Agustus 1990. 2002 Undang – Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak . 2014 UU 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU 23 tahun 2002 tentang   Perlindungan Anak

Anak Dalam Hukum Pidana 2 1 3 ANAK SAKSI ANAK (PELAKU) ANAK KORBAN Pasal 1 ayat (1) UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan   Anak   adalah seseorang yang belum berusia 18 ( delapan belas ) tahun , termasuk   anak  yang masih   dalam   kandungan .

Kenakalan Remaja menempatkan Anak sebagai subjek pelaku dalam perbuatan yang melanggar norma , etika , dan hukum yang berlaku dalam kehidupan , bisakah Anak diminta pertanggungjawaban secara pidana ? Kenakalan Remaja Bisakah dipidana ? Bisa ! Untuk kenakalan remaja yang melanggar aturan perundang-undangan . Tidak Bisa Untuk kenakalan remaja yang sifatnya ringan , misalnya bolos sekolah .

KENAKALAN REMAJA YANG TIDAK DIPIDANA Tidak mengikuti upacara BOLOS SEKOLAH

Usia dan Pertanggungjawaban Pidana Anak ( pelaku ) Penyidik , pembimbing kemasyarakatan , mengambil keputusan untuk menyerahkanan kepada orang tua / wali atau mengikutsertakannya dalam program pendidikan , pembinaan pada LPKS. Anak ( pelaku ) Usia ini , Anak dapat dilakukan penahanan jika melakuakn tindak pidana yang diancam pidana 7 ( tujuh ) tahun . Anak ( pelaku ) Terhadap Anak , bisa ditahan dan dimintakan pertanggungjawaban secara pidana dengan mekanisme Sistem Peradilan Pidana Anak . 8-12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun 14-18 Tahun Anak ( pelaku ) Usia ini , Anak dapat bertanggungjawab secara pidana , namun masih belum dapat dilakukan penahanan .

Kenakalan Remaja dan Pidananya Menggunakan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Penyalahgunaan Narkotika Korban Anak , maka digunakan UUPA; Korban Dewasa , maka digunakan KUHP. Akses Pornografi dengan UU ITE dan UU Pornografi . Seks Bebas / Pornografi Secara fisik maupun psikis melalui perbuatan langsung (UUPA), maupun melalui Media Sosial (UU ITE). Bullying ( Perundungan ) Menggunakan KUHP untuk pidana umum ; Mengunakan UU Spesialis untuk pidana yang khusus . Kriminalitas lainnya Digunakan UUPA untuk korban yang masuk kategori Anak . Digunakan KUHP untuk korban dewasa . Tawuran / Perkelahian

SENJATA TAJAM (SAJAM) “ membuat, menerima, mencoba memperolehnya, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata pemukul, senjata penikam, atau senjata penusuk” - Pasal 2 Ayat 1 Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951, pidana penjara paling lama10 Tahun

Narkotika Pasal 114 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 20 tahun, pidana denda paling sedikit Rp. 1.000.000.000 (satu milyar rupiah) dan paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) Pasal 112 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 12 tahun, pidana denda paling sedikit Rp. 800.000.000,- (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 8.000.000.000 (8 milyar rupiah) Pasal 127 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Penyalahgunaan Narkotika Golongan I bagi diri sendiri pidana penjara paling lama 4 tahun Penyalahgunaan Narkotika Golongan II bagi diri sendiri pidana penjara paling lama 2 tahun Penyalahgunaan Narkotika Golongan III bagi diri sendiri pidana penjara paling lama 1 tahun

Pil Y Setiap Orang yang memproduksi atau mengedarkan Sediaan Farmasi dan/ atau Alat Kesehatan yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat/ kemanfaatan, dan mutu - Pasal 435 jo Pasal 138 Ayat (2) dan Ayat (3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan, pidana penjara paling lama 12 Tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah)

Tawuran Pasal 170 KUHP, dengan sengaja melakukan kekerasan, pidana penjara 5 Tahun 6 Bulan Pasal 351 KUHP, Ayat (1) Penganiayaan, pidana penjara paling lama 2 Tahun 8 Bulan Ayat (2) Jika mengakibatkan luka berat, pidana penjara paling lama 5 Tahun Ayat (3) Jika mengakibatkan kematian, pidana penjara paling lama 7 Tahun Pasal 355 KUHP, Ayat (1) Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana lebih dahulu, pidana penjara paling lama 12 Tahun Ayat (2) Jika mengakibatkan kematian, pidana penjara paling lama 15 Tahun

Pencabulan , persetubuhan Pencabulan - Pasal 289 KUHP, Pidana Penjara paling lama 9 Tahun Persetubuhan – Pasal 285 KUHP, pidana penjara paling lama 12 Tahun

Judi Online atau Judi Konvensional Pasal 303 Ayat (1) KUHP, pelaku Judi diancam pidana penjara 10 Tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) Pasal 27 Ayat (2) Undang-Undang ITE, pelaku Judi Online pidana penjara paling lama 6 tahun, dan pidana denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah)

Pencurian Pasal 362 KUHP, pencurian diancam dengan pidana penjara paling lama 5 Tahun Pasal 363 KUHP, pencurian dalam keadaan memberatkan penjara pidana paling lama 7 ( tujuh ) tahun .

Kekhususan Bagi Anak D C A B Kekhususan dalam Sistem Peradilan Adanya Diversi , dalam semua tahap penyelesaian pidana anak . Pemeriksaan oleh Hakim Tunggal. Adanya Pendamping Bagi ABH Anak sebagai Pelaku wajib didampingi oleh Pembimbing Kemasyarakatan dan Pekerja Sosial Anak sebagai korban wajib didampingi oleh Pekerja Sosial . Adanya Sanksi Tindakan Dikembalikan kepada Orang Tua , dirawat atau didik di Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (LPKS). Pengurangan Sanksi Pidana Hukuman bagi Anak hanya ½ dari ancaman pidana dewasa ; Tidak ada pidana mati ; Pidana penjara maksimum 10 tahun .

Mekanisme Sistem Peradilan Pidana Anak 02 Tahap Prapenuntutan Di Kejaksaan Wajib diversi untuk pidana yang diancam dibawah 7 ( tujuh ) tahun . Anak didampingi PK Bapas dan Peksos Anak Korban didampingi Peksos . Diversi berhasil , perkara tutup . Diversi Tidak berhasill , perkara dilanjutkan . 03 Tahap Persidangan Di Pengadilan Wajib diversi untuk pidana yang diancam dibawah 7 ( tujuh ) tahun . Anak didampingi PK Bapas dan Peksos Anak Korban didampingi Peksos . Diversi berhasil , perkara tutup . Diversi Tidak berhasill , perkara dilanjutkan . 04 LPKA Lembaga Pembinaan Khusus Anak . Anak diberikan pelatihan , pendidikan . Mengembalikan Anak setelah menjalani pidananya . 01 Tahap Penyidikan Di Kepolisian . Wajib diversi untuk pidana yang diancam dibawah 7 ( tujuh ) tahun . Anak didampingi PK Bapas dan Peksos Anak Korban didampingi Peksos . Diversi berhasil , perkara tutup . Diversi Tidak berhasill , perkara dilanjutkan .

Diri Sendiri Mengenal diri sendiri . Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan pada Tuhan YME Keluarga Mengawasi perkembangan Anak . Mengeratkan hubungan keluarga . Guru Memberikan konseling kepada Anak . Mengawasi perubahan perilaku Anak di sekolah . Lingkungan Memberikan dukungan keada Anak . Garda depan dalam penyelesaian kenakalan Anak . Mengatasi Kenakalan Remaja Bagaimana cara mengatasi KENAKALAN REMAJA ?

Terus Bergerak, Terus Maju Generasi Hebat, Peraih Mimpi

THANK YOU
Tags