Sosialisasi penyakit Tuberkulosis .pptx

EzaLenza 1 views 37 slides Oct 07, 2025
Slide 1
Slide 1 of 37
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37

About This Presentation

Tuberkulosis


Slide Content

TUBERKULOSIS (TBC)

Situas i Glob a l Tub e rk u losis Indonesia merupakan negara dengan estimasi kasus tertinggi ke-2 di dunia Su m b e r : G l o b a l T ub e rcu l o si s Rep o r t , 202 2 Secara global terjadi penurunan kasus dan incidence rate, namun terjadi peningkatan kematian dibandingkan tahun sebelumnya. Indonesia menempati posisi ke-2 setelah India dengan estimasi kasus sebanyak 969.000 kasus dan estimasi kematian 144.000 orang India menyumbang kasus TB sebesar 28%, Indonesia 9,2%, dan Cina 7,4%. Beban TBC No Negara Estimasi 1 India 2.950.000 2 Indonesia 969.000 3 China 780.000 4 Philippines 741.000 5 Pakistan 611.000 6 Nigeria 467.000 7 Bangladesh 375.000 8 Democratic Republic of the Congo 305.000 30 High TB Burden Country 9.498.000

Peta jalan eliminasi TBC di Indonesia sesuai dengan target global Target Nasional Insidensi turun 50% 163 per 100 ribu penduduk Insidensi turun 80% 65 per 100 ribu penduduk Kematian turun menjadi 6 per 100 ribu* I nd i k a t or Treatment coverage 90% Success Rate 90% Terapi Pencegahan TBC (TPT) kontak serumah 48% Treatment coverage 90% Success Rate 90% Terapi Pencegahan TBC (TPT) kontak serumah 70% Treatment coverage ≥ 90% Success Rate ≥ 90% Terapi Pencegahan TBC (TPT) kontak serumah ≥ 80% 202 2 2025 2030 Catatan: * Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis **Baseline insiden tahun 2015: 325 per 100 ribu penduduk Target Global END TB Strategy** Insidensi turun 50% Kematian akibat TBC turun 75% Insidensi turun 80% Kematian akibat TBC turun 90%

Dasar/Latar Belakang dan Kebijakan Program TBC menjadi Program Nasional TBC menjadi Indikator SPM Bidang Kesehatan yang menjadi kinerja Kepala Daerah/Wako Program TBC menjadi Indikator Nasional Mutu /INM yang menjadi nilai dalam akreditasi faskes TBC merupakan Penyakit menular dan masuk dalam RENAKSI Pemerintah baik Pusat maupun daerah / RPJP Perlu komitmen dan dukungan semua sektor , Kebijakan TBC di Kota Padang yaitu Perwako no 63 tahun 2019 dan SK wako Peran multisektor dalam P2TBC tahun 2022

KEBIJAKAN DAN REGULASI PROGRAM TBC 01 . Peraturan Presiden No 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberculosis Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberculosis. Peraturan Walikota No 36 Tahun 2017 tentang Pengendalian dan Penaggulangan Penyakit Tuberculosis, revisi Peraturan Walikota No 63 Tahun 2019 Surat Edaran No HK.02.02/III.I/936/2021 tentang Perubahan Alur Diagnosis dan Pengobatan Tuberculosis di Indonesia 02. 03. 04.

DIAGNOSIS TUBERKULOSIS PADA DEWASA

PENDAHULUAN

Penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis Sebagian menyerang paru , tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya TBC pada anak usia 0- 18 tahun, TBC pada dewasa di atas 18 tahun Diagnosis TBC anak relatif lebih sulit daripada dewasa, karena anak sulit mengeluarkan sputum untuk tes BTA ataupun TCM TBC pada dewasa kadang juga menunjukkan gejala tidak khas dan pemeriksaan sputum menunjukkan hasil negatif Tuberkulosis

Bahasan Diagnosis TBC pada Dewasa Pengertian & Perjalanan TBC Diagnosis & Cara Pemeriksaan TBC pada Dewasa Gejala- gejala TBC Algoritma diagnosis TBC Pemeriksaan penunjang untuk diagnosis TBC Penulisan diagnosis TBC

Pengertian TBC Faktor risiko penularan TBC tingkat penularan lama pajanan daya tahan tubuh TBC BTA positif BTA negatif dengan hasil kultur positif pasien TBC dengan hasil kultur negatif dan foto toraks positif 26% 17% 65%

Perjalanan TBC Diagnosis TBC pada anak relatif lebih sulit daripada dewasa, karena anak sulit mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan BTA ataupun TCM TBC pada dewasa kadang juga menunjukkan gejala tidak khas dan pemeriksaan sputum menunjukkan hasil negatif Penularan TBC biasanya melalui inhalasi droplet nuklei yang kecil menembus sistem mukosiliar saluran napas untuk mencapai bronkiolus dan alveolus Sampai di alveolus, akan terjadi reaksi inflamasi non spesifik yang disebut fokus primer Makrofag akan memfagosit basil TBC tetapi tidak semuanya mati Basil TBC berkembang biak dan menyebar melalui saluran limfe dan aliran darah Penyebaran secara limfogen akan mencapai kelenjar regional sedangkan penyebaran hematogen akan mencapai organ tubuh lain membuat tuberkel kecil yang terlokalisir di suatu organ

Perjalanan TBC Pajanan Kuman TBC 30% Terinfeksi TBC 3- 10% berkembang menjadi TBC Aktif Setelah 1 tahun, sekitar 3- 5 % pasien dengan TBC laten akan berkembang menjadi TBC aktif, sisanya akan tetap memiliki TBC laten sepanjang hidup Infeksi kuman TBC Respons imun adekuat membatasi pertumbuhan bakteri dan mencegah terjadinya penyakit sistem imun inadekuat tanda dan gejala atipikal tidak dijumpai kavitas dapat dijumpai TBC miliar

DIAGNOSIS DAN CARA PEMERIKSAAN TBC PADA DEWASA

Gambaran Klinis TBC Batuk berdahak 2 minggu atau lebih Batuk darah Sesak napas Badan lemas Penurunan nafsu makan Penurunan berat badan Demam subfebris Anamnesis

Pemeriksaan Fisik Pada awal perkembangan penyakit: kelainan sulit ditemukan. Kelainan paru umumnya di lobus superior terutama apeks dan segmen posterior (S1 dan S2), serta daerah apeks lobus inferior (S6). Suara napas bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki basah kasar/halus, dan/atau tanda- tanda penarikan paru, diafragma, dan mediastinum. Kelainan yang didapat tergantung luas kelainan struktur paru Pada perkusi ditemukan redup atau pekak, pada auskultasi ditemukan suara napas melemah sampai tidak terdengar pada sisi yang terdapat cairan. Pleuritis tuberkulosis Pembesaran kelenjar getah bening, tersering di daerah leher (pikirkan kemungkinan metastasis tumor), kadang- kadang di daerah ketiak. Limfadenitis tuberkulosis Gambaran Klinis TBC

Pemeriksaan Bakteriologi Untuk penegakkan diagnosis Tidak dapat digunakan untuk evaluasi hasil pengobatan. Sampel non dahak 🡪 cairan serebrospinal ( Cerebro Spinal Fluid /CSF), jaringan biopsi, bilasan lambung ( gastric lavage ), dan aspirasi cairan lambung ( gastric aspirate ). Pemeriksaan Tes Cepat Molekular (TCM) MTB Uji dahak yang dikumpulkan berupa dahak Sewaktu- Pagi (SP). BTA (+) adalah jika salah satu atau kedua contoh uji dahak menunjukkan hasil pemeriksaan BTA positif Pemeriksaan dahak mikroskopis langsung Baku emas ( gold standard ) dalam mengidentifikasi M. tuberculosis . Media padat (Lowenstein- Jensen) dan media cair ( Mycobacteria Growth Indicator Tube /MGIT). Jika terjadi pertumbuhan koloni pada biakan, maka dilanjutkan dengan identifikasi spesies M. tuberculosis dengan Rapid Test TBC Ag MPT64. Hasil biakan positif juga dapat dilanjutkan dengan uji resistensi terhadap OAT lini 1 dan 2. Pemeriksaan Biakan

Pemeriksaan Penunjang lain untuk Diagnosis TBC Gambaran radiologi yang dicurigai sebagai lesi TBC aktif adalah: Bayangan berawan/nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah; Kavitas, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau nodular; Bayangan bercak milier; Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang). Gambaran radiologi yang dicurigai lesi TBC inaktif : Fibrotik, Kalsifikasi, Schwarte atau penebalan pleura Foto Toraks Biopsi aspirasi dengan jarum halus (BJH) kelenjar getah bening (KGB). Biopsi pleura (melalui torakoskopi atau jarum abram, Cope dan Veen Silverman). Biopsi jaringan paru ( transbronchial lung biopsy /TBCLB) dengan bronkoskopi, transthoracal needle aspiration /TTNA, biopsi paru terbuka). Biopsi atau aspirasi pada lesi organ di luar paru yang dicurigai TBC. Otopsi. Histopatologi Hain test (uji kepekaan R dan H)

Algoritma Diagnosis TBC

Algoritma Diagnosis TBC Jika TCM Tidak Tersedia

Penulisan Diagnosis TBC Pasien dibedakan berdasarkan klasifikasi penyakitnya yang bertujuan untuk: Pencatatan dan pelaporan pasien yang tepat Penetapan paduan pengobatan yang tepat Standarisasi proses pengumpulan data untuk penanggulangan TBC Evaluasi proporsi kasus sesuai lokasi penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologis dan riwayat pengobatan Analisis kohort hasil pengobatan Pemantauan kemajuan dan evaluasi efektifitas program TBC secara tepat baik dalam maupun antar kabupaten/kota, provinsi, nasional dan global

Definisi kasus TBC PASIEN TBC TERKONFIRMASI BAKTERIOLOGIS Pasien TBC yang terbukti positif pada hasil pemeriksaan contoh uji biologinya (sputum dan jaringan) melalui pemeriksaan mikroskopis langsung, TCM, atau biakan. Termasuk di dalamnya adalah: Pasien TBC paru BTA positif Pasien TBC paru hasil biakan M. tuberculosis positif Pasien TBC paru hasil TCM positif Pasien TBC ekstraparu terkonfirmasi secara bakteriologis, baik dengan BTA, biakan maupun TCM dari contoh uji jaringan yang terkena. TBC anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan bakteriologis. PASIEN TBC TERDIAGNOSIS KLINIS Pasien TBC paru BTA negatif dengan hasil pemeriksaan foto toraks mendukung TBC. Pasien TBC paru BTA negatif dengan tidak ada perbaikan klinis setelah diberikan antibiotika non- OAT, dan mempunyai faktor risiko TBC Pasien TBC ekstraparu yang terdiagnosis secara klinis maupun laboratoris dan histopatologis tanpa konfirmasi bakteriologis TBC anak yang terdiagnosis dengan sistem skoring. Pasien TBC yang terdiagnosis secara klinis dan kemudian terkonfirmasi bakteriologis positif (baik sebelum maupun setelah memulai pengobatan) harus diklasifikasi ulang sebagai pasien TBC terkonfirmasi bakteriologis.

Klasifikasi pasien TBC Berdasarkan lokasi anatomi Tuberkulosis paru TBC yang berlokasi pada parenkim (jaringan) paru. Milier TBC dianggap sebagai TBC paru Pasien yang menderita TBC paru dan sekaligus juga menderita TBC ekstra paru, diklasifikasikan sebagai pasien TBC paru. Tuberkulosis ekstraparu TBC yang terjadi pada organ selain paru, misalnya: pleura, kelenjar limfe, abdomen, saluran kencing, kulit, sendi, selaput otak dan tulang Diagnosis TBC ekstra paru harus diupayakan secara bakteriologis dengan ditemukannya Mycobacterium tuberculosis. Bila proses TBC terdapat dibeberapa organ, penyebutan disesuaikan dengan organ yang terkena proses TBC terberat.

Klasifikasi pasien TBC Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya Pasien baru TBC adalah pasien yang belum pernah mendapatkan pengobatan TBC sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT namun kurang dari 1 bulan (kurang dari 28 dosis). Pasien yang pernah diobati TBC Pasien kambuh pasien TBC yang pernah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap dan saat ini didiagnosis TBC berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau klinis (baik karena benar- benar kambuh atau karena reinfeksi). Pasien yang diobati kembali setelah gagal pasien TBC yang pernah diobati dan dinyatakan gagal pada pengobatan terakhir. Pasien yang diobati berobat ( lost to follow- up ) pasien yang pernah diobati dan dinyatakan lost to kembali setelah putus follow up. (Klasifikasi ini sebelumnya dikenal sebagai pengobatan pasien setelah putus berobat /default). Lain- lain pasien TBC yang pernah diobati namun hasil akhir pengobatan sebelumnya tidak diketahui. Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak diketahui adalah pasien TBC yang tidak masuk dalam kelompok 1) atau 2).

Klasifikasi pasien TBC: berdasarkan hasil pemeriksaan uji kepekaan obat TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan terhadap salah satu jenis OAT lini pertama TB Monoresistant TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan terhadap lebih dari salah satu jenis OAT lini pertama selain R dan H bersamaan TB Poliresistant TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan terhadap R dan H bersamaan dengan atau tanpa diikuti resistan OAT lini pertama lainnya Multidrug resistant (TB MDR) TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan terhadap OAT golongan fluorokuinolon TB pre- XDR TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan terhadap salah satu OAT kelompok A dan OAT golongan fluorokuinolon TB XDR TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan terhadap R dengan atau tanpa resistan terhadap OAT lain TB RR

Klasifikasi pasien TBC Hasil tes HIV positif sebelumnya atau sedang mendapatkan ART, atau Hasil tes HIV positif pada saat diagnosis TBC. Berdasarkan status HIV Hasil tes HIV negatif sebelumnya, atau Hasil tes HIV negative pada saat diagnosis TBC. Pasien TBC dengan HIV positif ( Ko-infeksi TBC/HIV) Pasien TBC dengan HIV negatif

PENCATATAN DAN PELAPORAN PROGRAM TBC

Pencatatan dan Pelaporan TBC Program TB di laporkan dalam Bentuk Aplikasi (SITB) dan manual, setiap FKTP wajib Memiliki akun sendiri. R egister Terduga TBC: TB 06 Kartu Pengobatan TBC : TB 01 Register Pengobatan TBC : TB 03 Formulir Rujukan Pasien/Pindah Pasien: TB 09 Kartu Identitas Pasien : TB 02 Register Labor TBC; TB 04 Pengantar labor TB : TB 05

No. Urut (1) No. Identitas Sediaan (2) No. Rekam Medis (3) Tanggal Didaftar (4) NIK ( Nomor Identitas Kependudikan ) (5) No. BPJS (6) Nama Lengkap TBC (7) Umur ( tahun ) (8) Jenis Kelamin (9) Alamat Lengkap (10) Nama Fasyankes Kode Fasyankes Kabupaten /Kota Provinsi Bulan / Tahun TBC.06 – 2018 (Register Terduga TBC) Part 1

TBC.06 – 2018 (Register Terduga TBC) Part 2 Dirujuk / Dikirim oleh (11) Kriteria terduga TBC RO (12) Lokal Abatomi Penyakit (13) Total Skoring TBC anak (14) Hasil Pemeriksaan Foto Toraks (15) Status HIV (16) Riwayat Diabetes Melitus (17) Hasil Pemeriksaan Mikroskopis (18) Hasil Pemeriksaan Xpert (TCM) (19) Hasil Pemeriksaan Biakan (20-21)

Tipe Diagnosis Klasifikasi Berdasarkan Lokasi Anatomi Klasifikasi berdasarkan Kode ICD 10 Identitas Pasien Nama NIK Alamat Lengkap Jenis Kelmin Hamil / Tidak Hamil Umur Berat Badan Jika pasien pindahan , harus diisi Pemeriksaan Kontak Pemeriksaan lain-lain Kegiatan TBC DM TBC.01 SO – 2018 (KARTU PENGOBATAN PASIEN TBC) Bagian Depan

Hasil Akhir Pengobatan : Sembuh Pengobatan Lengkap Gagal Meninggal LFU Tidak dievaluasi Paduan OAT Bentuk OAT Sumber OAT Layanan Tes dan Konseling HIV selama pengobatan TBC Layanan PDP untuk pasien TB HIV TBC.01 SO – 2018 (KARTU PENGOBATAN PASIEN TBC) Bagian Belakang

Nama Fasyankes Kode Fasyankes Kabupaten /Kota Provinsi Triwulan / Tahun No. Registrasi Fasyankes (1) No.Registrasi TBC Kab /Kota (2) NIK (3) No. BPJS (4) Nama Lengkap Pasien (5) Umur ( tahun ) (6) Jenis Kelamin (7) TBC.03 SO – 2018 (Register Pasien TBC) Part 1 Alamat Lengkap (8) Dilakukan Pemeriksaan Kontak (9) Dirujuk / dikirim oleh (10) Tipe Diagnosis TBC (11) Klasifikasi Berdasarkan Lokasi Anatomi (12) Klasifikasi Berdasarkan Riwayat Pengobatan Sebelumnya (13)

Klasifikasi Berdasarkan Status HIV (14) Skoring TBC Anak (0-13) (15) Tanggal Mulai Pengobatan (16) Paduan OAT (17) Sumber Obat (18) Pemeriksaan Contoh Uji (19-30) TBC.03 SO – 2018 (Register Pasien TBC) Part 2

FORM TBC.09-2018 Formulir Rujukan / Pindah Pasien TBC Nama Fasyankes Pengirim Nama Fasyankes Tujuan NIK No.BPJS Jenis Kelamin Umur Alamat Lengkap No.Reg TBC Kab /Kota Tanggal Mulai Berobat Paduan OAT Bentuk OAT Jumlah Dosis ( obat ) yang sudah ditelan Pemeriksaan Ulang Dahak Terakhir Klasifikasi Berdasarkan Riwayat Pengobatan Sebelumnya : Baru Kambuh Diobati setelah gagal Diobati setelah putus berobat Tidak diketahui Jumlah dosis ( obat yang dibawa / dikirim Status HIV Status DM TBC Sensitif Obat TBC Resistan Obat Bagian Atas

Bagian BAWAH TBC.09 – 2018 ( Formulir Rujukan / Pindah Pasien TBC) Bagian Bawah Jika pasien pindahan sudah datang ke fasyankes rujukan , maka petugas TB di fasyankes rujukan melaporkan bagian bawah TB.09 ini ke fasyankes awal pasien berobat

TERIMA KASIH