Spermatogenesis Male Gametogenesis – Reproductive Physiology Presented by: dr Ivor Wiguna Hartanto Wilopo , Sp.B Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2025
Spermatogenesis Male Gametogenesis – Reproductive Physiology Presented by: dr Ivor Wiguna Hartanto Wilopo , Sp.B Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2025
Learning Objectives Menjelaskan anatomi testis dan kompartemennya Menguraikan sel-sel penting dalam spermatogenesis ( Sertoli , peritubular , germinal ) Menjelaskan tahapan spermatogenesis dan spermiogenesis Memahami regulasi hormonal proses ini Menguraikan peran epididimis dan kelenjar aksesoris Menggambarkan struktur dan fungsi spermatozoa
Pendahuluan Definisi: Proses pembentukan spermatozoa di testis Durasi: ±64 hari di testis + 10–14 hari maturasi di epididimis Lokasi: Tubulus seminiferus testis Signifikansi: Porsi kecil ejakulat adalah sel sperma; sisanya seminal plasma Catatan: Sperma memerlukan maturasi di epididimis & modifikasi di traktus reproduksi wanita
Kompartemen Tubular 60–80% volume testis Mengandung: Sel germinal (berbagai tahap) Sel Sertoli (penunjang) Sel peritubular (myofibroblas) Panjang total tubulus seminiferus: ±360 m
Sel Peritubular Lokasi: Lamina propria (luar tubulus) Fungsi: Kontraksi, sekresi ECM/faktor pertumbuhan, produksi PEDF
Sel Sertoli Jenis: Sel somatik penunjang, membentang dari membran basal ke lumen Fungsi: Dukungan mekanik & nutrisi Sekresi cairan tubular Blood–testis barrier Fagositosis sitoplasma spermatid Sekresi ABP, inhibin B Kapasitas: ±1 sel Sertoli melayani ±10 sel germinal
Sel Germinal Tahap: Ad → Ap → B spermatogonia Spermatosit primer → meiosis I → spermatosit sekunder Spermatosit sekunder → meiosis II → spermatid (haploid) Spermiogenesis → spermatozoa matur
Regulasi Hormonal Kaskade: Kisspeptin → GnRH → FSH & LH LH: Stimulasi sel Leydig → testosteron intratestikular FSH: Stimulasi sel Sertoli → ABP, inhibin B Umpan balik negatif: Testosteron, estradiol → menekan GnRH, FSH, LH Inhibin B → menekan FSH
Tahapan Spermatogenesis Mitosis & diferensiasi spermatogonia Meiosis I & II → spermatid haploid Spermiogenesis → elongasi, pembentukan akrosom & ekor Spermiasi → pelepasan spermatozoa ke lumen
Skema Tahapan Diagram Clermont: 6 tahap siklus epitel seminiferus Perkembangan simultan di lokasi berbeda dalam tubulus
Peran Epididimis Transit: 4–12 hari → maturasi sperma Fungsi: Meningkatkan motilitas Perbaikan morfologi kepala Peningkatan reseptor zona pelusida Kesiapan reaksi akrosom Penyimpanan sementara Proteksi antioksidan
Struktur Spermatozoa Kepala: Inti haploid + akrosom (enzim) Leher: Plat basal + sentriol Midpiece: Aksonema 9+2 + mitokondria Principal piece: Aksonema + selubung fibrous End piece: Aksonema
Morfologi Sperma Kriteria Krueger ketat Persentase bentuk normal rendah → fertilitas menurun
Kesimpulan Spermatogenesis adalah proses kompleks & panjang Keberhasilan bergantung pada koordinasi anatomi, sel pendukung, hormon, dan fungsi epididimis Gangguan pada proses ini dapat mengakibatkan penurunan fertilitas