Telaah*>Manajemen Pendidikan InklusifOSunardi, Sunaryo
hasilasesmendandibuatbersamaantara
gum kelas dan guru khusus dalam bentuk
program pembelajaran individual(IEP,(2)
pelaksanaanpembelajaran lebih
mengutamakanmetodepembelajaran
kooperatifdan partisipatif, memberi
kesempatan yangsamadengan siswa lain,
menjadi tanggungjawabbersama dan
dilaksanakansecarakolaborasiantara gum
khusus dan guru kelas, serta dengan
menggunakan media, sumber daya dan
lingkungan yang beragam sesuai kebutuhan
ABK. Sedangkan dalam evaluasi: (1)perlu
penyesuaian cara, waktu dan isi kurikulum,
(2)mengacukepada hasil asesmen, (3)
mempertimbangkan penggunaan Penilaian
AcuanDiri, (3)dilaksanakansecara
fleksibel,multimetode danberkelanjutan,
(4) secara rutin mengkomunikasikan
hasilnyakepadaorangtua.
Dalamkaitandengangum,ia
hendaklahmempunyaipandanganyang
positifterhadap anak dan pendidikannya,
sensitifdanproaktifterhadapkebutuhan
ABK, peduliterhadapkemajuanbelajamya,
kreatif,memilikikompetensiyangcukup
memadai,serta terbukauntukdiskusi,
menerimamasukan,danberkolaborasi.
Kolaborasitersebutmulaidaripelaksanaan
asesmen, pembuatan perencanaan,
pelaksanaan,danevaluasipembelajaran
yangdisertaidenganpembagianperan,
tugas, dan tanggungjawabdalam
pembelajaran.Kolaborasidalam mencari
cara-caraefektifuntukmeningkatkan
kualitaspembelajaransertapengadaan
mediadanpenciptaanlingkunganyang
kondusifbagi ABK.
Dalam kaitandengansistem
dukungan,terdapatbeberapaperan orang
tua,sekolahkhusus(SLB) danpemerintah
yangperludiperhatikan,yaitu:
1.
Orang tua ditunmt dapat
berpartisipasiaktifdalampembuatan
rencanapembelajaran,pengadaan
alat,media, dansumberdayayang
dibutuhkan sekolah. Aktif
berkomunikasidanberkonsultasi
tentangpermasalahandankemajuan
belajaranaknya,kolaborasidalam
mengatasihambatanbelajaranaknya,
sertapengembanganpotensianak
melaluiprogram-programlaindiluar
sekolah.
2. SLB dituntut mampu berperan
sebagaipusatsumber
gunamembantu
melayanikebutuhaninformasidan
konsultasibagisekolah,dalam
memahamikebutuhankhususABK
danlayananpembelajaran,serta
dalampengadaan
gumkhusus,
sosialisasi,danpendampingan.
3.Pemerintahdituntutuntukmembantu
dalam merumuskan kebijakan-
kebijakan internal sekolah,
meningkatkankualitasgurudan
ktenagakependidikanmelalui
berbagaipelatihandibidang
pendidikaninklusi,menyediaanguru
khusus,memberikansubsidiberupa
bantuananggarankhusus dandalam
pengadaanmedia,alat, dansarana
khususyangdibutuhkansekolah,
programpendampingan,monitoring
danevaluasiprogram,maupundalam
sosialisasikemasyarakatluas.
Perkembangan Pendidikan Inklusi di
Indonesia
Prosesmenujupendidikaninklusif
bagianakluarbiasadiIndonesia
hakekatnyasudahberlangsunglama,yaitu
sejaktahun1960-anyangditandaidengan
berhasilditerimanyabeberapalulusanSLB
TunanetradiBandung
masukkesekolah
umum,meskipunadaupayapenolakandari
pihak sekolah.Lambat-launterjadi
perubahansikapmasyarakatterhadap
kecacatandanbeberapasekolahumum
bersediamenerimasiswatunanetra.
Selanjutnya,padaakhirtahun1970-an
pemerintahmulaimenaruhperhatian
terhadappentingnyapendidikanintegrasi,
dan mengundang Helen Keller
International,Inc.untukmembantu
}Affl_Anakku» Volume10:Nomor2Tahun2011|191