STUDI KASUS
IMPLEMENTASI QUALITY
ASSURANCE
Disusun oleh kelompok 1
PENGERTIAN QUALITY ASSURANCE (QA)Quality Assurance (QA) adalah serangkaian proses sistematis untuk
memastikan bahwa perangkat lunak yang dikembangkan memenuhi
standar kualitas, bebas dari kesalahan kritis, dan sesuai dengan
kebutuhan pengguna.
Dalam QA, salah satu model yang sering digunakan adalah ISO/IEC
9126 yang menilai kualitas perangkat lunak dari beberapa aspek
utama.
TUJUAN IMPLEMENTASI QAMenjamin aplikasi bebas dari kesalahan fatal.
Meningkatkan kepercayaan pengguna terhadap aplikasi.
Meminimalkan risiko kegagalan sistem.
Memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik.
KOMPONEN QA DALAM LAYANAN
KESEHATAN
1.Standar Mutu
Standar prosedur operasional (SPO), standar pelayanan medis, standar keselamatan
pasien.
2.Monitoring & Evaluasi
Audit medis, survei kepuasan pasien, indikator mutu klinis.
3.Pelatihan & Kompetensi SDM
Pendidikan berkelanjutan untuk tenaga kesehatan.
4.Manajemen Risiko
Identifikasi risiko, pelaporan insiden keselamatan pasien, pencegahan infeksi.
5.Perbaikan Berkelanjutan (Continuous Quality Improvement)
Menggunakan metode Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau Total Quality Management
(TQM).
STUDI KASUS: PENCAPAIAN INDIKATOR NASIONAL
MUTU WAKTU TUNGGU RAWAT JALAN DI RS PERMATA
SERDANG Latar Belakang
Mutu pelayanan rumah sakit harus memenuhi Indikator Nasional Mutu
(INM), salah satunya adalah waktu tunggu rawat jalan. Berdasarkan
Permenkes No. 30 Tahun 2022, standar waktu tunggu adalah:
≥80% pasien mendapatkan pelayanan dokter <60 menit setelah
pendaftaran.
Namun, di banyak rumah sakit waktu tunggu masih panjang (contoh: RSUD
Indramayu 70 menit, RS St. Carolus 68 menit). Oleh karena itu, RS Permata
Serdang (RS tipe D swasta non-BPJS) melakukan implementasi QA untuk
memastikan pencapaian standar mutu ini.
TUJUAN QA
Menilai apakah RS Permata Serdang memenuhi standar mutu
nasional waktu tunggu.
Mengidentifikasi faktor pendukung efisiensi dan kendala.
Memberikan rekomendasi perbaikan berkelanjutan untuk mutu
pelayanan.
METODOLOGI QA
jenis penelitian: Studi kasus kuantitatif.
Sampel: 176 pasien rawat jalan (April–Mei 2024).
Poliklinik yang diteliti: Anak, Kandungan, Penyakit Dalam, Bedah.
Instrumen pengukuran: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS).
Analisis: SPSS (uji normalitas, homogenitas, Kruskal-Wallis).
HASIL IMPLEMENTASI QA
a.Pencapaian Indikator
Semua poli memenuhi standar nasional ≥80%.
Rata-rata waktu tunggu per poli:
Anak: 22 menit
Kandungan: 20 menit
Bedah: 21 menit
Penyakit dalam: 27 menit (pernah mencapai 70 menit → masih
dalam target 88,8%).
Tidak ada perbedaan signifikan antar poli (p = 0,160).
HASIL IMPLEMENTASI QA
b.Faktor Pendukung Mutu
1.Sumber daya manusia (Man): kedisiplinan dokter, komunikasi baik
dengan perawat, fleksibilitas staf saat jam sibuk.
2.Metode (Method): adanya SOP waktu tunggu, pemanfaatan e-rekam
medis, nurse station berbasis cluster.
3.Sarana/prasarana (Material): penggunaan SIMRS (aplikasi Khansa)
mempercepat proses registrasi & distribusi berkas.
4.Mesin (Machine): tidak adanya alur BPJS → mengurangi birokrasi
pendaftaran.
5.Pembiayaan (Money): tarif wajar → mendorong loyalitas pasien &
kedisiplinan dokter.
ANALISIS QUALITY ASSURANCE Keberhasilan: RS Permata Serdang berhasil mencapai indikator mutu
nasional waktu tunggu rawat jalan.
Kelemahan: Masih ada inkonsistensi (variasi 2–70 menit), standar deviasi
tinggi, menunjukkan sistem belum stabil sepenuhnya.& kedisiplinan dokter.
REKOMENDASI PERBAIKAN MUTU Penguatan monitoring: evaluasi berkala terhadap waktu tunggu tiap poli.
Revisi standar nasional: indikator perlu lebih menantang (misalnya ≤30
menit).
Penguatan digitalisasi: perluasan e-rekam medis agar semua dokter
meninggalkan rekam medis fisik.
Manajemen jadwal dokter: koordinasi jadwal agar praktik ganda tidak
mengganggu jam poli.
Pemanfaatan inovasi teknologi: sistem antrean elektronik, aplikasi mobile
pendaftaran, prediksi waktu tunggu.
Integrasi indikator mutu lain: gabungkan dengan kepuasan pasien,
efisiensi, dan outcome klinis.
KESIMPULAN Implementasi Quality Assurance di RS Permata Serdang melalui evaluasi
waktu tunggu rawat jalan:
Telah memenuhi target nasional (≥80% pasien dilayani <60 menit).
Namun, masih ditemukan inkonsistensi akibat variasi jumlah pasien dan
keterlambatan dokter.
QA memberikan dasar bagi continuous improvement agar mutu layanan
lebih konsisten, efisien, dan berorientasi pada pasien.