Studi Kelayakan Investasi Agribisnis Pertemuan 13-14.pptx

rakhasatyaidsan 1 views 29 slides Oct 20, 2025
Slide 1
Slide 1 of 29
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29

About This Presentation

Studi Kelayakan Investasi Agribisnis Pertemuan


Slide Content

Analisis Kelayakan dan Kriteria Investasi Rakha Satya Idsan, S.TP., M.TP.

Proyeksi Laba / Agribisnis Break Even Point (BEP) dan Payback Period (PP) Net Present Value (NPV) Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio) Internal Rate of Return (IRR ) Sub Topik

Proyeksi Laporan Keuangan Proyek laporan keuangan merupakan bentuk dari perencanaan keuangan . P royeksi akan mempermudah perusahaan melihat apa yang terjadi beberapa tahun yang datang . Jenis dimensi proyeksi : Waktu J angka pendek satu tahun atau kurang J angka p anjang dua tahun atau lebih Satuan Proyeksi Proyeksi untuk tiap unit atau bagian organisasi Proyeksi untuk setiap spesifik proyek Proyeksi total perusahaan atau total proyek

Proyeksi Laporan Keuangan Proyek laporan keuangan biasanya dibuat dalam beberapa skenario Skenario sering juga disebut juga analisis sensitivitas Skenario yang biasanya digunakan dalam penyusunan proyeksi : Kondisi buruk / worst case Kondisi normal / normal case Kondisi terbaik / best case Untuk masing-masing kondisi tersebut dibuat kriteria kedadaan yang dapat diamati dan terukur

Proyeksi Merupakan kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang yang dilakukan pada masa sekarang Harus mengetahui data masa lalu dan kondisi yang terjadi di masa lalu Dalam melakukan proyeksi berdasarkan data masa lalu harus diingat , bahwa di masa datang kondisi yang akan terjadi belum tentu sama dengan kondisi yang ada di masa lalu

Bagaimana Proses Penyusunan Proyeksi Interaksi Proyeksi dibuat dengan mengkombinasikan antara proposal investasi dan pilihan pendanaan yang digunakan Pilihan Alternatif /Options Proyeksi dibuat dengan memberikan kesempatan perusahaan untuk menentukan beberapa alternative pilihan berdasarkan scenario yang telah ditentukan . Kelayakan / Feasibility Proyeksi harus dibuat dengan pertimbangan akal sehat dan sesuai dengan kondisi dan kemampuan perusahaan Hindarkan kejutan / Avoiding Surprises No body plans to fail, but many faill to plan.

Sumber Data Laporan Keuangan Neraca Laporan laba rugi Arus kas Catatan atas laporan keuangan Kondisi konsumen dan pasar secara umum , kondisi budaya / tradisi – asumsi Kondisi makroekonomi – asumsi Regulasi Target jangka pendek dan jangka panjang perusahaan secara spesifik

Proyeksi Laporan Keuangan Proyeksi Penjualan Pro forma laporan keuangan Kebutuhan asset Kebutuhan Pendanaan Asumsi penyusunan proyeksi

Proyeksi Penjualan Semua perencanaan keuang membutuhkan proyeksi penjualan karena penjual merupakan titik awal aktivitas perusahaan Tidak ada pengetahuan yang sempurna untuk memastikan jumlah penjualan di masa mendatang karena dipengaruhi oleh : Ketidakpastian ekonomi Pola konsumsi masyarakat yang terkadang berubah Perkembangan teknologi Perubahan regulasi Setiap perushaan memiliki sensitivitas berbeda terhadap perubahan lingkungan yang terjadi

Laporan Proforma Berisikan tentang proyeksi atas : Neraca Laporan laba rugi Proyeksi penambahan asset yang diperlukan Proyeksi penambahan dana untuk memenuhi target penjualan dan penambahan asset

Kebutuhan Asset Proyeksi keuangan menjelaskan tentang kebutuhan atas tambahan asset untuk mendukung proyeksi yang telah dibuat Peningkatan penjualan juga harus didukung dengan pengingkatan modal kerja

Kebutuhan Pendanaan Proyeksi keuangan akan memasukkan jumlah kebutuhan dana yang digunakan untuk mencapai pertumbuhan penjualan dan target laba yang telah ditetapkan Kebijakan deviden dan struktur pendanaan akan memperngaruhi jumlah dana yang dibutuhkan Jika tidak ada dana baru yang diharapkan , dapat diperoleh melalui utang , maka perusahaan harus mempertimbangkan untuk menerbitkan tambahan saham atau jenis pendanaan lainnya .

Asumsi dalam Proyeksi Proyeksi tidak dapat dibuat jika tidak ditentukan dari beberapa asumsi , yaitu : Kondisi lingkungan ekonomi Kondisi yang diharapkan berdasarkan evaluasi Hubungan antar variable berdasarkan data-data historis

Kelemahan dalam Model Proyeksi Keuangan Model proyeksi keuangan tidak mengindikasikan kebijakan keuangan mana yang paling baik , namun hanya menggambarkan beberapa alternative kondisi Banyak simplikasi dari keadaan sebenarnya sedangkan keadaan sebenarnya dapat berubah menjadi hal yang tidak diduga sebelumnya Tanpa perencanaan jangka pendek perusahaan seperti dalam sebuah peribahasa “ dalam laut yang berombak tanpa kemudi utnuk pegangan ”. Perencanaan keuangan harus diterjemahkan dalam detail anggaran keuangan dan operasi

Model Proyeksi Proyeksi keuangan berdasarkan proyeksi penjualan merupakan contoh proyeksi sederhana Perusahaan dapat membuat proyeksi dengan lebih detail dengan memperhatikan : Target rasio-rasio keuangan untuk menentukan item-item dalam laporan keuangan Memperhatikan kapasitas sumber daya yang dimiliki seperti tenaga kerja , mesin , ruang kantor , dan peralatan Tidak semua item dalam laporan keuangan memiliki hubungan linear dengan penjualan Terget pertumbuhan dan efisiensi yang diinginkan oleh manajeman Asumsi yang dibuat harus cukup realistis

Kesimpulan Perencanaan keuangan mengharuskan perusahaan berpikir tentang masa depan dan menyusun proyeksi . Penyusunan proyeksi meliputi : Mengembangkan model keuangan perusahaan Menjelaskan skenario yang berbeda di masa mendatang dari kondisi terburuk sampai dengan kondisi terbaik Menggunakan model untuk mengkonstruksi proforma laporan keuangan Menjalankan model dengan beberapa skenario yang berbeda ( analisis sensitivitas ) Mengevaluasi implikasi dari perencanaan startegis

Analisis Kelayakan Finansial Tujuan analisis finansial adalah : Untuk memastikan seberapa jauh mana usaha yang direncanakan dinyatakan sehat dari segi keuangan . Suatu usaha dinyatakan mempunyai keuangan yang sehat apabila dapat memenuhi kewajiban finansial ke dalam dan keluar serta mampu mendatangkan keuntungan yang layak kepada perusahaan dan pemiliknya .

Analisis Kelayakan Finansial Berkaitan dengan rencana penggunaan dana untuk investasi perlu diperlukan adanya kajian melalui suatu analisis finansial . Beberapa kriteria kelayakan finansial yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : Kriteria analisis finansial yang mengabaikan nilai uang karena faktor waktu ( time value of money ) seperti R/C, Payback Period dan BEP Kriteria analisis finansial yang memperhatikan nilai uang karena faktor waktu seperti B/C, NPV dan IRR .

Net Present Value (NPV ) Net Present Value  atau disingkat NPV adalah selisih antara nilai saat ini dari arus kas masuk dengan nilai saat ini dari arus kas keluar pada masa waktu tertentu   NPV = (Ct /(1+r)t) – C0 Keterangan : NPV =   Net Present Value  ( dalam   Rupiah ) Ct = Arus Kas per Tahun pada Periode t C0 = Nilai Investasi awal pada tahun ke 0 ( dalam Rupiah) r = Suku Bunga atau Discount Rate ( dalam %) Adapun kriteria diterima atau tidaknya suatu usulan investasi dengan menggunakan NPV adalah : Jika NPV positif , proyek / usulan investasi feasible atau diterima Apabila NPV negatif , usulan investasi ditolak .

Contoh Soal NPV Suatu perusahaan tengah merencanakan sebuah proyek dengan investasi awal sebesar Rp500.000.000. Investasi ini diprediksi akan menghasilkan arus kas sebanyak Rp600.000 di tahun depan . Maka , perhitungan NPV dengan asumsi tingkat pengembalian yang diminta adalah 10% dan tidak terdapat nilai sisa di akhir proyek adalah ? Diket : Ct = Rp . 600.000 C0 = Rp . 500.000.000 r = 10% = 0,1 t = di tahun depan = 1 tahun Ditanya : NPV = …? Jawab :   NPV = (Ct /(1+r)t) – C0   NPV = (600.000/(1+0,1)1) – 500.000.000 NPV = Rp45.454.545 “ Hasil NPV tersebut menunjukkan bahwa proyek investasi ini akan menguntungkan , sehingga manajer bisa menerimanya .”

Internal Rate of Return (IRR) Internal rate of return adalah untuk mencari suatu tingkat bunga yang akan menyamakan jumlah nilai sekarang dari penerimaan yang diharapkan diterima ( present value of future proceed ), dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran untuk investasi. Keterangan : R = Internal rate yang dicari P 1 = Tingkat bunga ke-1 P 2 = Tingkat bunga ke-2 C 1 = NPV ke-1 C 2 = NPV ke-2 Ketentuan untuk pengambilan keputusan dengan menggunakan metode IRR adalah sebagai berikut : Apabila IRR lebih besar daripada tingkat biaya modal yang diperhitungkan , proyek investasi layak untuk dilaksanakan . Apabila IRR lebih kecil daripada tingkat biaya modal , proyek investasi tersebut ditolak .

Contoh Soal IRR S uatu perusahaan mampu memberikan usulan dalam melakukan investasi sebesar Rp140.000.000. Sementara arus kas yang mampu dihasilkan oleh perusahaan tersebut di setiap tahunnya adalah sebanyak Rp22.000.000 dalam kurun waktu 6 tahun . Asumsi untuk Internal rate of return dari investasi tersebut adalah 13%, saat menghitung diskonto , maka akan menghasilkan nilai NPV sebesar Rp6.649.000 dan diskonto sebanyak 12%, serta NPV senilai Rp659.000. Bila dihitung menggunakan rumus Internal rate of return,  berikut cara menghitung IRR : Selisih diskonto 12% – 10% = 2% atau Rp6.649.000 + Rp659.000 = Rp7.308.000. sehingga , bisa kita ketahui bahwa nilai IRR nya adalah sebagai berikut : IRR = 10% + (Rp659.000 : Rp7.308.000) x 2% = 10,18% “ Dengan asumsi rate of return sebesar 13%, maka angka 10,18% sebenarnya masih bernilai kecil . Dengan berdasarkan prinsip IRR, maka ada baiknya jenis investasi ini ditolak .”

Payback Period (PP) Payback Period dapat diartikan sebagai pengembalian modal investasi dalam jangka waktu tertentu . Payback period = n + (a – b )/c – b  1 tahun Keterangan : n = tahun terakhir , yaitu jumlah arus kas belum bisa menutupi investasi mula-mula a = jumlah investasi mula-mula b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke -n c = jumlah kumulatif arus kas pada tahun n + l

Contoh Soal Payback Period PT. Max Indonesia melakukan sebuah investasi dengan besaran Rp.50.000.000,00, adapun jumlah proceed per tahun adalah Rp.25.000.000,00. Maka didapat periode pengembalian besaran modal adalah sebagai berikut . Jawab : PP  = ( besaran total investasi awal ) / ( besaran jumlah arus kas ) x 1 tahun . PP  = (Rp.50.000.000,00) / (Rp.25.000.000,00) x 1 tahun . PP  = 2 tahun “ Periode pengembalian modal yang diperoleh PT. Max Indonesia usai menginvestasikan sejumlah dana ialah 2 tahun . Hal ini bermakna bahwa uang yang tertanam di dalam suatu aktiva ialah Rp.50.000.000,00 dan dapat diambil kembali dalam kisaran waktu 2 tahun .”

Break Even Point (BEP) Perhitungan BEP sangat penting dilakukan sebagai acuan dalam analisis proyeksi jumlah unit yang harus diproduksi dan biaya yang harus dikeluarkan , serta harga penjualan yang harus didapat agar mencapai titik impas dan bisnis tidak mengalami kerugian . BEP Unit = (Fixed Cost)/( harga unit – variable cost unit) BEP harga = biaya tetap /(1-(variable cost/ harga )) BEP Mata Uang = (Fixed cost) / ( Kontribusi margin unit/ harga unit) Manfaat BEP yaitu , d engan adanya perhitungan Break Even Point (BEP), perusahaan bisa menghitung target minimal penjualan agar bisa mendapatkan keuntungan yang diinginkan , terlepas dari untuk menutupi modal awal biaya produksi yang dikeluarkan

Contoh Soal BEP Perusahaan A bergerak dalam bisnis penjualan botol air. Dalam bisnis tersebut , Perusahaan A mempunyai biaya tetap berupa pajak properti , biaya sewa , serta gaji eksekutif sejumlah Rp.100.000.000. Sedangkan biaya variabel perusahaan tersebut untuk memproduksi botol air adalah Rp.2.000 per unit, dengan harga jual Rp.12.000 per unit. Jawab : BEP unit = 100.000.000 / (12.000-2.000 ) = 10.000 unit “ Berdasarkan perhitungan tersebut , Perusahaan A harus menjual sebanyak 10 ribu unit agar bisa mencapai   Break Even Point   atau titik impas bisnisnya .”

Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio) Benefit Cost Ratio dapat diartikan sebagai rasio antara pendapatan dengan pengeluaran . B/C Ratio = I / TC Keterangan : B/C Ratio = Benefit/Cost Ratio I = Pendapatan ( Rp ) TC = Total Biaya ( Rp ) Jika B/C Ratio lebih dari 1 , maka keuntungan dari proyek tersebut lebih besar daripada pengeluaran sehingga proyek tersebut dapat diterima atau layak dilanjutkan . Jika B/C Ratio kurang dari 1 , maka keuntungan dari proyek tersebut lebih kecil daripada pengeluarannya sehinga proyek tersebut tidak layak dan perlu ditinjau ulang . Jika B/C Ratio sama dengan 1 , maka keuntungan dan pengeluarannya dikatakan seimbang atau impas

Contoh Soal B/C ratio Sebuah usaha tani tanaman padi di Madiun memperoleh penghasilan atau pendapatan sebesar Rp110.000.000 pada tahun pertama . Dimana untuk beroperasi selama satu tahun tersebut , usaha tani mengeluarkan modal sebesar Rp70.000.000, dimana modal tersebut termasuk biaya implisit dan biaya eksplisit . Jawab : B/C Ratio = 110.000.000 / 70.000.000 = 1,57 “ Berdasarkan perhitungan tersebut , diperoleh hasil sebesar 1,57 . Dimana artinya setiap Rp . 1 yang dikeluarkan oleh petani akan mengantarkan keuntungan sebesar Rp . 1,57 . Dengan demikian , usaha tani tanaman padi di Madiun tersebut cukup menguntungkan dari segi finansialnya .”

Thank You.