Surveilans Epidemiologi untuk ISIP.pptx

ssuser3c7618 0 views 50 slides Sep 22, 2025
Slide 1
Slide 1 of 50
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50

About This Presentation

surveilans epidemiologi


Slide Content

Surveilans Epidemiologi

Surveilans Kesehatan Adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang memperngaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien .

Tujuan Surveilans Tersedianya informasi tentang situasi , kecenderungan penyakit , dan factor risikonya serta masalah kesehatan masyarakat dan factor-factor yang memperngaruhi sebagai bahan pengambilan keputusan Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya KLB/ Wabah dan dampaknya Terselenggaranya investigasi dan penanggulangan KLB/ Wabah dan Dasar penyampaian informasi kesehatan kepada para pihak yang berke [ entingan sesuai dengan pertimbangan kesehatan

Kegiatan surveilans kesehatan Pengumpulan data : aktif dan pasief . Jenis data : data kesakitan , kematian , dan factor risiko yang diperoleh dari individu , faskes , demografi , dll Pengolahan data : perekaman data, validasi , pengkodean , alih bentuk dan pengelompokan berdasarkan variable tempat , waktu dan orang. Hasil pengolahan dapat berupa table, grafik , dan peta Analisa data : menggunakan metode epidemiologi deskriptif dan/ atau analitik untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan tujuan surveilans yang ditetapkan Diseminasi infromasi : disampaikan dalam benetuk bulletin, surat edaran , laporan berkala , forum pertemuan , publikasi ilmiah

Bentuk penyelenggaraan surveilans kesehatan Surveilans berbasis indikator untuk memperoleh gambaran pentakit , factor risiko dan masalah kesehatan Kunjungan ibu hamil , cakupan imunisasi , laporan bulanan , laporan bulanan campak , dll Surveilans berbasis kejadian Untuk menangkap dan memberikan infromasi secara cepat tentang suatu penyakit , factor risiko dan masalah kesehatan . Kabar KLB campak di media masa, rumor masalah kesehatan di masyarakat

Kerangka Surveilans Kewaspadaan Dini dan Respon

Verifikasi Alert SKDR rifikasi Alert SKDR Alert merupakan signal kewaspadaan untuk penyakit yang dilaporkan . Alert penyakit ditentukan berdasarkan nilai kasus dalam paramater alert dapat disesuaikan dengan masing-masing wilayah unit pelapor . Ada dua jenis alert dalam sistem SKDR, Fix Case dan Peningkatan Kasus . Fix Case: setiap kasus yang dilaporkan akan terjadi alert jika telah melewati nilai ambang kasus yang sudah ditentukan 2. Peningkatan kasus : setiap kasus yang memenuhi nilai ambang batas akan menjadi alert jika terjadi peningkatan 1.5x dibandingkan dengan periode waktu yang sudah ditentukan . Petugas unit pelapor dan petugas dinas kesehatan melakukan verifikasi alert penyakit melalui web SKDR. Informasi yang perlu dilengkapi antara lain : 1. Jumlah kasus dilaporkan 2. Temuan dilapangan ( Jumlah Kasus dan kematian , Kasus menurut kelompok umur , jumlah kasus menurut jenis kelamin ) Tindakan yang sudah dilakukan ( Pengambilan Spesimen , identifikasi kasus kontak ) 3. Hasil verifikasi alert 4. Status KLB 5. Status Respon < 24 6. Nama Petugas

Daftar Penyakit di Surveilans Berbasis Indikator (Pembaharuan 30 Desember 2024) Daftar Lama Daftar Baru Daftar Lama Daftar Baru 1. Diare Akut 1. Diare Akut 13. Suspek Antraks 13. Suspek Antraks 2. Malaria Konfirmasi 2. Malaria Konfirmasi 14. Suspek Leptospirosis 14. Suspek Leptospirosis 3. Suspek Dengue 3. Suspek Dengue 15. Suspek Kolera 15. Suspek Kolera 4. Diare Berdarah 4. Diare Berdarah 16. Suspek Meningistis/Encephalitis 16. Suspek Meningistis/Encephalitis 5. Suspek Demam Tifoid 5. Suspek Demam Tifoid 17. Influenza Like Illness 17. Influenza Like Illness 6. Sindrom Jaundice Akut 6. Sindrom Jaundice Akut 18. Suspek Tetanus 18. Suspek Tetanus 7. Suspek Flu burung 7. Suspek Flu burung 19. Pneumonia 19. Pneumonia 8. Suspek Chikungunya 8. Suspek Chikungunya 20. Suspek Tetanus Neonatorum 20 . Suspek Tetanus Neonatorum 9. Suspek Campak 9. Suspek Campak 21. Kasus GHPR 21. Kasus GHPR 10. Suspek Difteri 10. Kasus Observasi Difteri 22. Suspek HFMD 22. Suspek HFMD 11. Suspek Pertussis 11. Suspek Pertussis 23. Klaster Penyakit Tidak Lazim 23. ISPA 12. AFP 12. AFP 24. Suspek COVID- 19 24. COVID- 19 Konfirmasi

Surveilans Berbasis Kejadian Daftar kejadian/faktor risiko yang wajib dilaporkan segera (<24 Jam) Kematian/Kluster Kematian karena Penyakit Menular Laporan Kejadian Penyakit Potensial KLB/ Wabah dari Media, Masyarakat / Kader / Petugas Kesehatan Klaster Penyakit yang Tidak Diketahui / Tidak Lazim Kluster kematian hewan Untuk Unit Pelapor Laboratorium: Hasil laboratorium konfirmasi dari spesimen penyakit yang wajib dilaporkan segera (<24 Jam) Daftar penyakit yang wajib dilaporkan segera (<24 Jam) PD3I (Campak, AFP, Pertusis, Difteri, Tetanus Neonatorum) Zoonosis (Flu Burung, GHPR, Rabies, Antraks, Leptospirosis) Keracunan Pangan DBD Chikungunya Malaria (Pada Wilayah Non Endemis) Jaundis (Hepatitis) Meningitis/Ensefalitis Kolera ILI antigen positif Covid- 19 Pneumonia antigen positif Covid- 19 Penyakit Infeksi Emerging (Mers- Cov, Nipah, Hanta Virus, Legionellosis, Penyakit Infeksi Baru, JE, Pes, Ebola, dll) Mpox

Definisi Operasional dan Kode ICD X (Pembaharuan 30 Desember 2024) (1/10) No Penyakit Definisi Operasional Kode ICD X 1 Diare Akut Buang air besar yang frekuensinya 3 kali atau lebih dalam 24 jam dengan konsistensi tinja cair A02 (Other salmonella infection) A04 (Other bacterial intestinal infections); A08 (Rotaviral Enteritis); A09 (Other gastroenteritis and colitis of infectious and unspecified origin) 2 Diare Berdarah Diare dengan darah dan lendir dalam tinja dapat disertai dengan adanya tenesmus. Disentri berat adalah disentri yang disertai dengan komplikasi. A06 (Amebiasis) A03 (Shigellosis) 3 Suspek Demam Tifoid Penyakit infeksi saluran cerna yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi A, Salmonella paratyphi A, Salmonella paratyphi B, dan Salmonella paratyphi C, dengan gejala demam khas seperti anak tangga naik (step ladder fever), demam saat sore- malam lebih tinggi dari pada demam pagi- siang disertai gangguan pencernaan. Nelwan score dengan cut off poin 10 dapat digunakan untuk skrining tifoid A01 (Typhoid and paratyphoid fevers) 4 Sindrom Jaundice Akut Kumpulan gejala yang terdiri dari kulit dan sklera berwarna kuning dan urine berwarna gelap yang timbul secara mendadak R17 (Unspecified Jaundice) A95 (Yellow fever) B15 (Acute hepatitis A) B17 (Acute viral hepatitis) 5 Suspek Kolera Diare cair akut yang berlangsung < 7 hari dengan tanda tanda dehidrasi berat A00 (Cholera)

Definisi Operasional dan Kode ICD X (Pembaharuan 30 Desember 2024) (2/10) No Penyakit Definisi Operasional Kode ICD X 6 ISPA Gejala non spesifik berupa demam akut, batuk, sakit tenggorokan dan pilek J00 (Commond Cold) J01 (Acute Sinusitis) J02 (Acute pharyngitis) J03 (Acute tonsillitis) J04 (Acute Laryngitis) J05 (Acute obstructive laryngitis [croup] and epiglottitis) J06 (Acute upper respiratory infections of multiple and unspecified sites) J20 (Acute bronkhitis) J21 (Acute bronkiolitis) 7 COVID- 19 Konfirmasi Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID- 19 yang dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT- PCR atau Pemeriksaan RDT positif U07.1 (COVID- 19, virus identified) U07.2 (COVID- 19, virus not identified) 8 Pneumonia Pada usia <5 thn : batuk DAN/ATAU tanda kesulitan bernapas (ditandai dengan adanya nafas cepat). Gejala <14hr. Kadang disertai tarikan dinding dada bagian bawah kedalam (TDDK) atau pemeriksaan saturasi oksigen <92% ditemukan pada pnemonia berat . Frekuensi nafas cepat berdasarkan usia penderita: <2 bulan: RR≥ 60/ menit 2- 11 bulan: RR ≥ 50/ menit 1- 5 tahun: RR ≥ 40/ menit Pada usia >5thn : demam ± 37.5°C, batuk DAN/ATAU kesulitan bernafas, frekunsi nafas cepat lebih dari sama dengan 30x/menit dan nyeri dada saat menarik nafas, atau gambaran radiologi foto torak menunjukan infiltrate paru akut J12 (Viral Pneumonia) J13 (Pneumonia Due To Streptococcus pnemoniae) J14 (Pneumonia Due To Hemophilus Influenzae) J15 (Bacterial Pneomoniae) J16 (Pneumoniae Due To Other Infectious organisms) J17 (Pneumoniae in diseases classified elsewhere) J18 (Pneumonia organism unspecified) 9 ILI Penderita dengan demam ≥ 38°C (diukur pada saat di fasyankes) disertai batuk <10 hr J09 (Influenza due to certain identified influenza viruses) J10 (Influenza due to identified seasonal Influenza) J11 (Influenza due to unidentified influenza virus)

Definisi Operasional dan Kode ICD X (Pembaharuan 30 Desember 2024) (3/10) No Penyakit Definisi Operasional Kode ICD X 10 Suspek Campak Setiap kasus dengan gejala demam dan ruam makulo papular A02.9 (Salmonella infection, unspecified) A27 (Leptospirosis) A32 (Listeriosis) A38 (Scarlet fever) A39 (Meningococcal infection) A51.3 (Secondary syphilis of skin and mucous membranes) A51.4 (Other secondary syphilis) A69.2 (Lyme disease) A75.2 (Typhus fever due to Rickettsia typhi) A77 (Spotted fever [tick- borne rickettsioses]) A90 (Dengue fever [classical dengue]) B00 (Herpesviral [herpes simplex] infections) B05 (Measles) B06 (Rubella) B08.2 (Exanthema subitum [sixth disease]) B16 (Acute hepatitis B) B20 (HIV disease resulting in infectious and parasitic diseases) B27.9 (Infectious mononucleosis, unspecified) B34.0 (Adenovirus infection, unspecified site) B34.3 (Parvovirus infection, unspecified site) B38 (Coccidioidomycosis) J15.7 (Pneumonia due to Mycoplasma pneumoniae) M30.3 (Mucocutaneous lymph node syndrome [Kawasaki]) R50.2 (Drug-induced fever) 11 Kasus Observasi Difteri Seseorang dengan gejala adanya infeksi saluran pernafasan atas dan pesudomembran A36 (Diphteria) 12 Suspek Tetanus Neonatorum Setiap bayi lahir hidup umur 3- 28 hari sulit menyusu/menetek, dan mulut mencucu dan disertai dengan kejang rangsang. A33 (Tetanus neonatorum)

Definisi Operasional dan Kode ICD X (Pembaharuan 30 Desember 2024) (3/10) No Penyakit Definisi Operasional Kode ICD X 10 Suspek Campak Setiap kasus dengan gejala demam dan ruam makulo papular A02.9 (Salmonella infection, unspecified) A27 (Leptospirosis) A32 (Listeriosis) A38 (Scarlet fever) A39 (Meningococcal infection) A51.3 (Secondary syphilis of skin and mucous membranes) A51.4 (Other secondary syphilis) A69.2 (Lyme disease) A75.2 (Typhus fever due to Rickettsia typhi) A77 (Spotted fever [tick- borne rickettsioses]) A90 (Dengue fever [classical dengue]) B00 (Herpesviral [herpes simplex] infections) B05 (Measles) B06 (Rubella) B08.2 (Exanthema subitum [sixth disease]) B16 (Acute hepatitis B) B20 (HIV disease resulting in infectious and parasitic diseases) B27.9 (Infectious mononucleosis, unspecified) B34.0 (Adenovirus infection, unspecified site) B34.3 (Parvovirus infection, unspecified site) B38 (Coccidioidomycosis) J15.7 (Pneumonia due to Mycoplasma pneumoniae) M30.3 (Mucocutaneous lymph node syndrome [Kawasaki]) R50.2 (Drug-induced fever) 11 Kasus Observasi Difteri Seseorang dengan gejala adanya infeksi saluran pernafasan atas dan pesudomembran A36 (Diphteria) 12 Suspek Tetanus Neonatorum Setiap bayi lahir hidup umur 3- 28 hari sulit menyusu/menetek, dan mulut mencucu dan disertai dengan kejang rangsang. A33 (Tetanus neonatorum)

Definisi Operasional dan Kode ICD X (Pembaharuan 30 Desember 2024) (4/10) No Penyakit Definisi Operasional Kode ICD X 13 Suspek Pertusis Batuk lebih dari 2 minggu disertai minimal satu gejala dibawah ini: batuk yang khas (terusmenerus/ paroxysmal) napas dengan bunyi “whoop” muntah setelah batuk tanpa sebab yang lain untuk anak usia <1 tahun: henti napas dengan atau tanpa sianosis (bibir kebiruan) A37 (Whooping cough) 14 AFP Semua anak berusia kurang dari 15 tahun dengan kelumpuhan/kelemahan yang sifatnya flaccid (layuh),terjadi secara akut (mendadak), bukan disebabkan oleh ruda paksa A80 (Acute poliomyelitis) G54 (Nerve root and plexus disorders) G56 (Mononeuropathies of upper limb) G57 (Mononeuropathies of lower limb) G61.0 (Guillain- Barre syndrome) G61.8 (Other inflammatory polyneuropathy) G62 (Other polyneuropathies) G63.0 (Polyneuropathy in infectious and parasitic diseases classified elsewhere) G70.0 (Myasthenia gravis) G70.1 (Toxic myoneural disorders) G71.0 (Muscular dystrophy) G72.3 (Periodic Paralysis) G73.4 (Myopathy in infectious and parasitic diseases classified elsewhere) G73.5 (Myopathy in endocrine diseases) G73.6 (Myopathy in metabolic diseases) G73.7 (Myopathy in other diseases classified elsewhere) G81.0 (Flaccid hemiplegia) G82.0 (Flaccid paraplegia) G82.3 (Flaccid tetraplegia) G83.0 (Diplegia of upper limbs) G83.1 (Monoplegia of lower limb) G83.2 (Monoplegia of upper limb)

Definisi Operasional dan Kode ICD X (Pembaharuan 30 Desember 2024) (5/10) No Penyakit Definisi Operasional Kode ICD X 15 Suspek Flu Burung Pada Manusia Demam >=38oC dan ILI dan disertai satu atau lebih pajanan di bawah ini dalam 7 hari sebelum mulainya gejala: Kontak erat dengan pasien suspek, probable, atau kasus H5N1 yang sudah terkonfirmasi. Terpajan dengan ternak ayam, unggas liar, unggas air, bangkai unggas atau terhadap lingkungan yang tercemar oleh kotoran unggas itu dalam wilayah terjangkit dalam satu bulan terakhir. Mengonsumsi produk unggas mentah atau yang tidak dimasak dengan sempurna yang berasal dari dalam wilayah tersebut yang dicurigai atau dipastikan terdapat hewan atau manusia yang terkonfirmasi H5N1 dalam satu bulan terakhir. Kontak erat dengan binatang lain yang telah terkonfirmasi terinfeksi H5N1 Memegang/ menangani sampel (hewan atau manusia) yang dicurigai mengandung virus H5N1 dalam suatu laboratorium atau tempat lainnya. Demam >=38oC dan ILI, disertai Leukopenia dan tampak gambaran pnemonia pada foto toraks. Demam >=38oC dan ILI disertai itemukan titer antibodi terhadap H5 dengan pemeriksaan uji HI menggunakan eritrosit kuda atau uji ELISA untuk Influenza A tanpa subtype Seseorang yang mempunyai gejala ILI secara klinis dan radiologis yang cepat mengalami perburukan meskipun riwayat kontak tidak jelas. J09 (Influenza due to certain identified influenza viruses)

Definisi Operasional dan Kode ICD X (Pembaharuan 30 Desember 2024) (5/10) No Penyakit Definisi Operasional Kode ICD X 15 Suspek Flu Burung Pada Manusia Demam >=38oC dan ILI dan disertai satu atau lebih pajanan di bawah ini dalam 7 hari sebelum mulainya gejala: Kontak erat dengan pasien suspek, probable, atau kasus H5N1 yang sudah terkonfirmasi. Terpajan dengan ternak ayam, unggas liar, unggas air, bangkai unggas atau terhadap lingkungan yang tercemar oleh kotoran unggas itu dalam wilayah terjangkit dalam satu bulan terakhir. Mengonsumsi produk unggas mentah atau yang tidak dimasak dengan sempurna yang berasal dari dalam wilayah tersebut yang dicurigai atau dipastikan terdapat hewan atau manusia yang terkonfirmasi H5N1 dalam satu bulan terakhir. Kontak erat dengan binatang lain yang telah terkonfirmasi terinfeksi H5N1 Memegang/ menangani sampel (hewan atau manusia) yang dicurigai mengandung virus H5N1 dalam suatu laboratorium atau tempat lainnya. Demam >=38oC dan ILI, disertai Leukopenia dan tampak gambaran pnemonia pada foto toraks. Demam >=38oC dan ILI disertai itemukan titer antibodi terhadap H5 dengan pemeriksaan uji HI menggunakan eritrosit kuda atau uji ELISA untuk Influenza A tanpa subtype Seseorang yang mempunyai gejala ILI secara klinis dan radiologis yang cepat mengalami perburukan meskipun riwayat kontak tidak jelas. J09 (Influenza due to certain identified influenza viruses)

Definisi Operasional dan Kode ICD X (Pembaharuan 30 Desember 2024) (6/10) No Penyakit Definisi Operasional Kode ICD X 16 Suspek Antraks Antraks Kulit (Cutaneus Anthrax); Papel pada inokulasi, rasa gatal tanpa disertai rasa sakit,2- 3 hari vesikel berisi cairan kemerahan, haemoragik menjadi jaringan nekrotik, ulsera ditutupi kerak hitam, kering, Eschar (patognomonik), demam, sakit kepala dan pembengkakan kelenjar limfe regional Antraks Saluran Pencernaan : Rasa sakit perut hebat, mual, muntah, tidak nafsu makan, demam, konstipasi, gastroenteritis akut kadang disertai darah, hematemesis, pembesaran kelenjar limfe daerah inguinal, perut membesar dan keras, asites dan oede m scrotum, melena. Antraks Paru- Paru (Pulmonary Anthrax); Gejala klinis antraks paruparu sesuai dengan tanda- tanda bronchitis. Dalam waktu 2- 4 hari gejala semakin berkembang dengan gangguan respirasi berat, demam, sianosis, dispnue, stridor, keringat berlebihan, detak jantung meningkat, nadi lemah dan cepat. Kematian biasanya terjadi 2- 3 hari setelah gejala klinis timbul. Antraks Meningitis Kompilasi dari 3 bentuk utama antraks (kulit (sistemik), pencernaan dan paru), dengan gambaran klinis meningitis purulenta akut yaitu demam, nyeri kepala hebat, kejang, kaku kuduk, dan penurunan kesadaran A22 (Antrax) Incl.: infection due to Bacillus anthracis A22.0 Cutaneous anthrax Malignant: carbuncle, pustule A22.1 Pulmonary anthrax Inhalation anthrax Ragpicker disease Woolsorter disease A22.2 Gastrointestinal anthrax A22.7 Anthrax sepsis A22.8 Other forms of anthrax Anthrax meningitis (G01*) A22.9 Anthrax, unspecified"

Definisi Operasional dan Kode ICD X (Pembaharuan 30 Desember 2024) (7/10) No Penyakit Definisi Operasional Kode ICD X 17 Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) Kasus gigitan hewan (anjing, kucing, monyet, atau hewan berdarah panas lainnya) yang dapat menularkan rabies pada manusia. A82.9 (Rabies) W54 (Bitten by dog intial encounter) W55 (Contact with other mammals) Z20.3 (Contact with and (suspected) exposure to rabies) 18 Suspek Leptospirosis Demam akut dengan ≥ 38,5° dan atau nyeri kepala hebat, dengan nyeri otot, malaise, conjunctival suffusion (radang pada konjungtiva), nyeri betis, disertai dengan adanya riwayat kontak dengan lingkungan yang terkontaminasi leptospira (daerah banjir, persawahan, selokan) A27 (Leptospirosis) A27.0 (Leptospirosis icterohaemorrhagica Leptospirosis due to Leptospira interrogans serovar icterohaemorrhagiae A27.8 (Other forms of leptospirosis) A27.9 (Leptospirosis, unspecified)

Definisi Operasional dan Kode ICD X (Pembaharuan 30 Desember 2024) (8/10) No Penyakit Definisi Operasional Kode ICD X 19 Malaria Konfirmasi Penderita yang di dalam tubuhnya ditemukan plasmodium atau parasit malaria yang dibuktikan dengan pemeriksaan Mikroskopis positif dan atau RDT (Rapid Diagnostic Test) Positif B50 (Plasmodium falciparum malaria) B51 (Plasmodium vivax malaria) B52 (Plasmodium malariae malaria) B53 (Other parasitologically confirmed malaria) B54 (Unspecified malaria) 20 Suspek Dengue Demam tinggi (≥39°C) mendadak tanpa sebab yang jelas 2- 7 hari, mual, muntah, sakit kepala, nyeri dibelakang bola mata (nyeri retro orbital), nyeri sendi, dan adanya manisfestasi pendarahan sekurang- kurangnya uji tourniquet (rumple leed) positif. A90 (Dengue fever [classical dengue]) A91 (Dengue haemorrhagic fever) 21 Suspek Chikungunya Demam mendadak >38,5°C dan nyeri persendian hebat (severe arthralgia) dan atau dapat disertai ruam (rash). A92.0 (Chikungunya virus disease)

Definisi Operasional dan Kode ICD X (Pembaharuan 30 Desember 2024) (9/10) No Penyakit Definisi Operasional Kode ICD X 22 Suspek Meningitis / Ensefalitis Panas > 38°C mendadak, sakit kepala, kaku kuduk, kadang disertai penurunan kesadaran dan muntah. Pada anak < 1 tahun ubun- ubun besar cembung. A20.3 (Plague meningitis); A83 (Mosquito-borne viral encephalitis); A84 (Tick- borne viral encephalitis); A85 (Other viral encephalitis, not elsewhere classified); A86 (Unspecified viral encephalitis); A87 (Viral meningitis); A88 (Other viral infections of central nervous system, not elsewhere classified); A89 (Unspecified viral infection of central nervous system); G00 (Bacterial meningitis, not elsewhere classified); G01 (Meningitis in bacterial diseases classified elsewhere); G02 (Meningitis in other infectious and parasitic diseases classified elsewhere); G03 (Meningitis due to other and unspecified causes); G04 (Encephalitis, myelitis and encephalomyelitis); G05 (Encephalitis, myelitis and encephalomyelitis, in diseases classified elsewhere); G06 (Intracranial and intraspinal abscess and granuloma); G07 (Intracranial and intraspinal abscess and granuloma in diseases classified elsewhere) Japanese Encephalistis Definisi Acute Encephalitis Syndrome (AES) Gejala ensefalitis akut pada anak usia < 16 tahun dengan gejala demam atau riwayat demam disertai: Penurunan kesadaran, perubahan status mental (termasuk gejala seperti kebingungan, disorientasi, koma, atau ketidakmampuan berbicara), dan/atau Kejang (kejang demam kompleks, tidak termasuk kejang demam sederhana) disertai gejala awal meningkatnya iritabilitas, somnolen (mengantuk). Dapat disertai kelemahan otot/ paralisis. A83 (Mosquito- borne viral encephalitis)

Definisi Operasional dan Kode ICD X (Pembaharuan 30 Desember 2024) (10/10) No Penyakit Definisi Operasional Kode ICD X 23 Suspek HFMD (Hand, Foot, Mouth Disease) Demam akut ( ⩾ 38,5°C) atau riwayat demam <5 hari dan ruam kulit yang khas (papulovesicular/bintil dan lenting disertai kemerahan) pada salah satu atau beberapa lokasi di telapak tangan, telapak kaki, kulit di atas bokong, lutut atau siku, dengan atau tanpa disertai sariawan (stomatitis) di mulut*. Biasanya terjadi pada anak dibawah 10 tahun ATAU Demam akut ( ⩾ 38,5°C) atau riwayat demam <5 hari yang disertai sariawan (stomatitis) atau ruam kulit yang khas seperti tersebut di atas DAN memiliki hubungan epidemiologis dengan kasus konfirmasi (merupakan kontak erat kasus konfirmasi) B08.4 (Enteroviral vesicular stomatitis with exanthem) O74.3 (HFMD) 24 Suspek Tetanus Ditandai dengan kontraksi dan kekejangan otot mendadak, dan sebelumnya ada riwayat luka A35 (Other tetanus)

Variable Pengisian Event Based Surveillance
Tags