Syur'atul Istijabah (Respons yang cepat)

aslahnabilah 21 views 4 slides Oct 18, 2024
Slide 1
Slide 1 of 4
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4

About This Presentation

Syur'atul Istijabah


Slide Content

SYUR’ATUL ISTIJABAH
(Respon yang cepat)
esetiaan seorang pekerja kepada atasannya diukur dengan kecepatannya melaksanakan perintah
dan menjauhi larangan atasan tersebut. Demikian juga dalam hubungan interaksi seorang
manusia dengan Allah Azza Wa Jalla. Dalam hubungannya dengan Allah seorang muslim
bagaikan seorang pekerja terhadap Tuannya. Bahkan Allah melebihi Tuan mana pun di permukaan bumi
ini, Dia memberikan fasilitas kepada hamba-Nya dengan berbagai kenikmatan hidup yang tidak dapat
dibalas dengan harga semahal apapun. Karena itu, sebagai hamba, manusia yang beriman kepada Allah
wajib sesegera mungkin merespon apa saja yang Allah perintahkan sekuat kemampuannya. Manakala ia
dilarang atau diharamkan terhadap sesuatu maka dengan cepat dia harus .menghentikannya. Sikap
demikian itu disebut “Syur’atul Istijabah” (Respon yang cepat).
K
Respon yang tinggi dan cepat dari seorang muslim terhadap perintah dan laranganNya ini
merupakan buah keimanannya kepada Allah, Malaikat, Kitab, dan Rasul-rasul-Nya. Keimanan yang benar
dan mendalam merupakan modal utama dari “istijabah”, sebagaimana dinyatakan di dalam Al Qur-anul
Karim,
َ
نَمآ
ُ
لوُسَّرلا
ا
َمِب
َ
لِزْن
أُ
ِ
هْيَل
إِ
ْ
نِم
ِ
هِّبَر
َ
نوُنِمؤُْمْلاَو
ٌّ
لُك
َ
نَمآ
ِ
هَّللاِب
ِ
هِتَكئِلاَمَو
ِ
هِبُتُكَو
ِ
هِلُسُرَو
لا ُ
قِّرَفُن
َ
نْيَب
ٍ
دَح
أَ
ْ
نِم
ِ
هِلُسُر
او
ُلاَقَو
ا
َنْعِمَس
ا
َنْعَط
أَ
َو
َ
كَناَرْفُغ
ا
َنَّبَر
َ
كْيَل
إَِو
ُ
ريِصَمْلا
:ةرقبلا(285 )
Rasul telah beriman kepada al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-
orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan
rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan):"Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan
yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan, "Kami dengar dan kami ta'at". (Mereka
berdoa):"Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". (QS. 2:Al Baqarah:
285)
Sikap “sam’an wa thoatan” (mendengar dan taat) merupakan tuntutan iman. Dengan kata lain,
iman seseorang tidak dapat dianggap benar dan lurus sebelum melahirkan sikap ini dalam kehidupan
sehari-hari. Iman sejati membawa orang beriman pada perjanjian yang mengikat dengan Allah untuk
melaksanakan syariat-Nya di muka bumi. Sebagai contoh, ayat dalam Surat Al Baqarah di atas,
sebelumnya didahului dengan firman Allah ayat 284 yang membuat para sahabat Nabi menangis ketika
ayat tersebut diturunkan. Pasalnya, dalam ayat tersebut Allah menyatakan bahwa Dia akan menghisab
amal manusia baik yang tampak maupun tersembunyi dan Dia akan mengampuni atau mengazab manusia
sesuai dengan kehendak-Nya,
ِ
هَّلِل
ا
َم
ي
ِف
ِ
تاَواَمَّسلا
ا
َمَو
ي
ِف

ِ
ضْر
لْأَ
ا
ْ
ن
إَِو
او
ُدْبُت
ا
َم
ي
ِف
ْ
مُكِسُفْن
أَ
و
أَ
ُ
هوُفْخُت
ْ
مُكْبِساَحُي
ِ
هِب
ُ
هَّللا
ُ
رِفْغَيَف
ْ
نَمِل
ُءا
َشَي
ُ
بِّذَعُيَو
ْ
نَم
ُءا
َشَي
ُ
هَّللاَو
ى
َلَع
ِّ
لُك
ٍء
ْيَش
ٌ
ريِدَق
:ةرقبلا(284 )
Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada
di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu
tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang
dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. 2.Al Baqarah :284)
Para sahabat Nabi menangis membaca ayat ini karena merasa betapa jiwa mereka tidak memiliki
kemampuan untuk senantiasa bersih dari noda dan dosa. Namun di sisi lain mereka siap menerima
ketentuan Allah dalam ayat ini. Lantaran itu mereka bertanya kepada Nabi Muhammad dan mendapat
jawaban dengan turunnya ayat 285-286. Allah memuji kesiapan mereka untuk mendengar dan taat karena
keimanan mereka kepada Allah yang memiliki langit dan bumi.
Ketika seorang muslim bersyahadat, sebagai perwujudan keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya dia
melakukan jual beli dengan Allah. Dia sebagai pihak penjual dan Allah sebagai Pembeli. Syahadat kita
1

adalah bai’ah yang wajib direalisasikan dalam hidup keseharian. Seorang pedagang yang baik tidak akan
memberikan barang dagangan yang buruk, palsu atau pun rendah kualitasnya. Apalagi pembelinya adalah
Allah Azza Wa Jalla yang memberikan harga yang mahal yaitu syurga. Firman Allah,
َّ
ن
إِ
َ
هَّللا
ى
َرَتْTTشا
َ
نِم
َ
نيِنِمؤْTTُمْلا
ْ
مُهَTTسُفْن
أَ
ْ
مُهَلاَوTTْم
أَ
َو
َّ
ن
أَ
TTِب
ُ
مُهَل
َ
ةَّنَجْلا
َ
نوُلِتاَقُي
ي
ِف
ِ
ليِبَس
ِ
هَّللا
َ
نوُلُتْقَيَف
َ
نوُلَتْقُيَو
ً
ادْعَو
ِ
هْيَلَع
ً
اTTّقَح
ي
ِف
ِ
ةاَرْوَّتلا
ِ
لTTيِجْنلْأِاَو
ِ
نآْرTTُقْلاَو
ْ
نَمَو
ى
َفْو
أَ
ِ
هِدTTْهَعِب
َ
نِم
ِ
هَّللا
او
ُرِTTشْبَتْساَف
ُ
مُكِعْيَبِب
ي
ِذَّلا
ْ
مُتْعَياَب
ِ
هِب
َ
كِلَذَو
َ
وُه
ُ
زْوَفْلا
ُ
ميِظَعْلا
:ةبوتلا(111 )
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan
surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu
telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih
menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu
lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS. 9:111)
Karena harga tinggi (surga) yang diberikan Allah inilah maka orang-orang beriman bersegera
memberikan yang terbaik dalam hidupnya. Dalam hal ini kualitas tertinggi dari pencapaian iman
seseorang adalah kesediaan memberikan nyawa di jalan Allah. Karena itu dinyatakan bahwa mereka siap
berperang membunuh atau terbunuh. Atas janji yang demikian Allah menuntut orang-orang beriman untuk
senantiasa memiliki komitmen terhadap perjanjian ini.
او
ُرُكْذاَو
َ
ةَمْعِن
ِ
هَّللا
ْ
مُكْيَلَع
ُ
هَقاَثيِمَو
ي
ِذَّلا
ْ
مُكَقَثاَو
ِ
هِب
ْ
ذ
إِ
ْ
مُتْلُق
ا
َنْعِمَس
ا
َنْعَط
أَ
َو
اوُق
َّتاَو
َ
هَّللا
َّ
ن
إِ
َ
هَّللا
ٌ
ميِلَع
ِ
تاَذِب
ِ
روُدُّصلا
:ةد
ئاملا(
7 )
Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang telah diikat-Nya dengan kamu, ketika
kamu mengatakan :"Kami dengar dan kami ta'ati". Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui isi hati(mu). (QS. 5. Al Maaidah:7)
Pelajaran Dari Al Qur-an dan Sunnah
Al Quranul Karim dipenuhi ibroh dari kehidupan orang-orang beriman di masa lalu. Kisah-kisah
dalam Kitabullah bukan hanya sekedar cerita tetapi merupakan contoh teladan dan pelajaran yang penting
bagi setiap insan beriman untuk meningkatkan kualitas imannya kepada Allah. Salah satu kisah yang
populer dalam menunjukkan syuratul istijabah suatu kaum di masa lalu adalah kisah para hawariy yang
merupakan sahabat dekat Nabi Isa Alaihis Salam. Mereka memiliki kepekaan yang tinggi dalam
memberikan reaksi terhadap peristiwa yang terjadi pada masyarakatnya. Manakala Bani Israil
mengingkari Kerasulannya, Nabi Isa segera bertanya kepada para hawariy. Mereka segera pula
memberikan jawaban yang menunjukkan kesiapan bekerjasama dengan pemimpinnya.
ا
َّمَلَف
َّ
سَح
أَ
ى
َسيِع
ُ
مُهْنِم
َ
رْفُكْلا
َ
لاَق
ْ
نَم
ي
ِراَصْن
أَ
ى
َل
إِ
ِ
هَّللا
َ
لاَق
َ
نوُّيِراَوَحْلا
ُ
نْحَن
ُ
راَصْن
أَ
ِ
هَّللا
ا
َّنَمآ
ِ
هَّللاِب
ْ
دَهْشاَو
ا
َّن
أَ
ِب
َ
نوُمِلْسُم
لآ(
:نارمع52 )
Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israil) berkatalah dia:"Siapakah yang akan
menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah" Para hawariyyin (sahabat-sahabat
setia) menjawab:"Kamilah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah; dan
saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri. (QS. 3:52)
Nyata sekali bahwa iman kepada Allah dan penyerahan diri kepada syariat-Nya menjadikan para
hawariy mempunyai kepekaan yang tinggi untuk segera merespon seruan dari pemimpin mereka. Selain
itu syuratul istijabah menunjukkan pemahaman yang mendalam kepada wahyu yang diturunkan,
mengikuti petunjuk Rasul, dan mempunyai semangat serta cita-cita yang tinggi. Perhatikan kelanjutan
ayat berikut ini
2

ا
َنَّبَر
ا
َّنَمآ
ا
َمِب
َ
تْلَزْن
أَ
ا
َنْعَبَّتاَو
َ
لوُسَّرلا
ا
َنْبُتْكاَف
َ
عَم
َ
نيِدِهاَّشلا
لآ(
:نارمع53 )
Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul,
karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan
Allah)". (QS. 3. Ali Imraan:53)
Dalam kisah hidup Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wa Sallam kita juga menemukan
kecepatan reaksi para sahabat Rasulullah ketika mereka menerima seruan Nabi. Hal ini karena mereka
ingin mengikuti keteladanan para hawariy Isa dalam menolong agama Allah,
ا
َي
ا
َهُّي
أَ
َ
نيِذَّلا
او
ُنَمآ
او
ُنوُك
َ
راَصْن
أَ
ِ
هَّللا
ا
َمَك
َ
لاَق
ى
َسيِع
ُ
نْبا
َ
مَيْرَم
َ
نيِّيِراَوَحْلِل
ْ
نَم
ي
ِراَصْن
أَ
ى
َل
إِ
ِ
هَّللا
َ
لاَق
َ
نوُّيِراَوَحْلا
ُ
نْحَن
ُ
راَصْن
أَ
ِ
هَّللا
ْ
تَنَمآَف
ٌ
ةَفئِاَط
ْ
نِم
ي
ِنَب
َ
ليئارْس
إِ
ْ
تَرَفَكَو
ٌ
ةَفئِاَط
ا
َنْدَّي
أَ
َف
َ
نيِذَّلا
او
ُنَمآ
ى
َلَع
ْ
مِهِّوُدَع
او
ُحَبْص
أَ
َف
َ
نيِرِهاَظ
:فصلا(14 )
Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putera
Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia:"Siapakah yang akan menjadi penolong-
penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?". Pengikut-pengikut yang setia itu berkata:"Kamilah
penolong penolong agama Allah!", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain)
kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka,
lalu mereka menjadi orang-orang yang menang. (QS. 61. As Shof:14)
Kecepatan merespon perintah pemimpin sangat penting dalam gerakan dakwah Islam. Ini
dicontohkan sahabat, Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a katanya: Ketika ayat ini diturunkan:
ا
َي
ا
َهُّي
أَ
َ
نيِذَّلا
او
ُنَمآ
لَا او
ُعَفرَت
ْ
مُكَتاَوْص
أَ
َ
قْوَف
ِ
تْوَص
ِّ
يِبَّنلا
(Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suara kamu melebihi suara Nabi). Hingga
ke akhir ayat 2 surat al-Hujurat. Tsabit bin Qais sedang duduk di rumahnya dan berkata: "Aku ini
termasuk ahli Neraka!" Beliau bersembunyi dari Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wa Sallam
sehingga beliau bertanya kepada Saad bin Muaz, “Wahai Abu Amru, bagaimanakah keadaan Tsabit ?
Adakah dia sakit ? “ Sa’ad menjawab, “Keadaannya seperti biasa dan aku tidak mendengar berita
yang menyatakan dia sakit”. Lalu Saad pun menziarahinya dan memberitahu kepadanya tentang
percakapan beliau dengan Rasulullah. Tsabit berkata, “Ayat ini diturunkan, sedangkan kamu semua
mengetahui bahwa aku adalah orang yang paling nyaring suaranya, melebihi suara Rasulullah. Kalau
begitu aku ini termasuk ahli Neraka. Maka Sa’ad menceritakan hal itu kepada Rasulullah Shollallahu
Alaihi Wa Sallam. Maka Rasulullah Shollallahu Alaihi Wa Sallam pun bersabda,”Bahkan dia termasuk
dari kalangan ahli Surga *
ا
َي
ا
َهُّي
أَ
َ
نيِذَّلا
او
ُنَمآ
او
ُبيِجَتْسا
ِ
هَّلِل
ِ
لوُسَّرلِلَو
ا
َذ
إِ
ْ
مُكاَعَد
ا
َمِل
ْ
مُكيِيْحُي
او
ُمَلْعاَو
َّ
ن
أَ
َ
هَّللا
ُ
لوُحَي
َ
نْيَب
ِء
ْرَمْلا
ِ
هِبْلَقَو
ُ
هَّن
أَ
َو
ِ
هْيَل
إِ
َ
نوُرَشْحُت
:لافن
لأ(
24 )
Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada
suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi
antara manusia dan hatinya, dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. (QS. 8:24)
ا
َنَّبَر
ا
َنَّن
إِ
ا
َنْعِمَس
ً
ايِداَنُم
ي
ِداَنُي
ِ
ناَمي
لْإِِل
ْ
ن
أَ
او
ُنِمآ
ْ
مُكِّبَرِب
ا
َّنَمآَف
ا
َنَّبَر
ْ
رِفْغاTTَف
ا
َنَل
ا
َنَبوُنُذ
ْ
رِّفَكَو
ا
َّنَع
ا
َنِتائَِّيَس
ا
َنَّفَوَتَو
َ
عَم
ِ
راَرْب
لْأَ
ا
لآ( :نارمع193 )
Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu):"Berimanlah
kamu kepada Tuhanmu"; maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami
3

dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang
berbakti. (QS. 3:193)
4
Tags