Tafsir Al Balad dalam alquran islam.pptx

muharni13 7 views 16 slides Sep 24, 2025
Slide 1
Slide 1 of 16
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16

About This Presentation

Tafsir Al Balad dalam alquran islam menceritakan asbabul al bald


Slide Content

Al Balad Negeri Dini putri ningtyas

لَا أُقْسِمُ بِهَذَا الْبَلَدِ (1) وَأَنْتَ حِلٌّ بِهَذَا الْبَلَدِ (2) وَوَالِدٍ وَمَا وَلَدَ (3) لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ (4) أَيَحْسَبُ أَنْ لَنْ يَقْدِرَ عَلَيْهِ أَحَدٌ (5) يَقُولُ أَهْلَكْتُ مَالًا لُبَدًا (6) أَيَحْسَبُ أَنْ لَمْ يَرَهُ أَحَدٌ (7) أَلَمْ نَجْعَلْ لَهُ عَيْنَيْنِ (8) وَلِسَانًا وَشَفَتَيْنِ (9) وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ (10) فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ (11) وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْعَقَبَةُ (12) فَكُّ رَقَبَةٍ (13) أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ (14) يَتِيمًا ذَا مَقْرَبَةٍ (15) أَوْ مِسْكِينًا ذَا مَتْرَبَةٍ (16) ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ (17) أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ (18) وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا هُمْ أَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ (19) عَلَيْهِمْ نَارٌ مُؤْصَدَةٌ (20) بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

(1-10) Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini ( Mekah ), dan kamu (Muhammad) bertempat di kota Mekah ini , dan demi bapak dan anaknya . Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah . Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali -kali tiada seorang pun yang berkuasa atasnya ? Dia mengatakan .”Aku telah menghabiskan harta yang banyak .” Apakah dia menyangka bahwa tiada seorang pun yang melihatnya ? Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata , lidah , dan dua buah bibir . Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan .

(11-20) Maka tidakkah sebaiknya ( dengan hartanya itu ) ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar ? Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu ? ( Yaitu ) melepaskan budak dari perbudakan , atau memberi makan pada hari kelaparan , ( kepada ) anak yatim yang ada hubungan kerabat , atau orang yang miskin yang sangat fakir. Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang . Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan ini ) adalah golongan kanan . Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri . Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat .

“ Aku benar-benar bersumpah dengan kota Ini ( Mekah ) ”. (QS. 90: 1) Hampir semua ulama sepakat bahwa yang dimaksud negeri yang digunakan sumpah dalam ayat di atas adalah negeri kelahiran Nabi Muhammad saw, yaitu kota Makkah. Setidaknya seperti demikian pendapat Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah , Atha’ dan Ibnu Zaid, seperti dituturkan Ibnu Jarir ath-Thabary . Ibnu Katsir menambahkan bahwa Ikrimah juga berpendapat demikian .

“ Dan kamu (Muhammad) bertempat di kota Mekah ini ”. (QS. 90: 2) Meskipun Rasulullah Saw lahir dan tinggal di Makkah, namun yang dimaksud dalam ayat ini adalah bahwa kelak Nabi Muhammad akan bisa memasuki Makkah dengan tenang . Karena itu lafzah yang dipakai adalah “ hillun ” yang berarti halal. Karena keberadaan Rasulullah di tempat kelahirannya pun selalu identik dengan penderitaan , tekanan dan kesusahan-kesusahan yang diakibatkan dari perbuatan orang-orang  kuffar   Quraisy . Seolah-olah beliau “ diharamkan ” atau terhalang dari menikmati hidup di kampung halamannya . Bahkan dalam salah satu riwayat , beliau menangis ketika meninggalkan Makkah saat hendak berhijrah . Pada hakikatnya beliau sangat mencintai Makkah, namun penduduknya lah yang menyia-nyiakannya dan menyakitinya bahkan mengusirnya . Namun Allah Maha Mendengar , maka Dia kabulkan impian Rasulullah kembali ke tempat kelahirannya . Dalam keadaan tenang , terhormat dan takkan ada lagi yang mengharamkannya dari melakukan apapun di tempat itu kecuali hanya Allah. Ini merupakan berita gembira bagi Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya . Janji Allah tersebut akan terealisasi secara sempurna kelak pada tahun ke tujuh hijriyah melalui sebuah peristiwa akbar yang diabadikan sejarah , Fathu Makkah.

“ Dan demi bapak dan anaknya ”. (QS. 90: 3) Sebagian mufassirin berpendapat bahwa yang dimaksud bapak di sini adalah Adam. Ada juga yang mengatakannya Nuh atau Ibrahim as. Sedangkan Imam al- Mawardi mengatakan bahwa yang dimaksud “ bapak ” di sini adalah Nabi Muhammad saw dan “ anak ” adalah umatnya . Hal tersebut karena ada konsideran yang disebut di dua ayat sebelumnya yang membicarakan tentang beliau . Namun , Imam al- Alusy lebih memilih penafsiran umum terhadap ayat ini yaitu setiap bapak dan keturunannya . Ini untuk menujukkan kekuasaan Allah. Bapak hanyalah merupakan salah satu sebab keberadaan anaknya , namun pada hakikatnya yang menjadi penentu dan pencipta hanyalah Allah Yang Maha Kuasa.

“ Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah ”. (QS. 90: 4). Yang dimaksud dengan “ كبد” adalah kesulitan dan kesusahan yang ditemui manusia dalam kehidupannya . Baik yang berupa kepayahan fisik yang bisa dirasakan oleh tubuh manusia dan penyakit-penyakit yang dideritanya , ataupun kepayahan psikis yang hanya bisa dirasakan seperti rasa sedih dan takut . Dalam Surat al- Insyiqaq Allah juga menjelaskan makna lain dari kepayahan ini , yaitu kerja dan usaha yang keras . “ Hai manusia , sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu , maka pasti kamu akan menemui -Nya ” (QS. 84: 6) Karena ketika di dunia manusia telah berusaha bekerja keras untuk memenuhi segala keperluan hidupnya . Sebagian di antara mereka bahkan berlebihan hingga melupakan hak jasadnya untuk beristirahat . Sebagian lagi bahkan melupakan Allah, Dzat yang membuatnya berkecukupan dalam kehidupannya . Sebagian manusia menyadari kekeliruannya , sehingga ia pun semakin bekerja dan berusaha keras untuk memenuhi hak-haknya , keluarganya , masyarakat sekelilingnya , dan tentunya Allah. Dalam keadaan payah seperti yang dijelaskan di atas , sebagian manusia juga memiliki orientasi hidup yang salah dan persepsi yang tidak benar tentang kehidupannya .

“ Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali -kali tiada seorang pun yang berkuasa atasnya ? Dan mengatakan : “Aku telah menghabiskan harta yang banyak ”. Apakah dia menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya ? ”. (QS. 90: 5-7) Setidaknya ada tiga kesalahan persepsi orang-orang kafir yang kemudian bisa menyebabkan mereka memusuhi Rasulullah dan ajaran yang dibawanya . Kesombongan yang melampaui batas sehingga ia merasa menjadi orang yang berkuasa . Dengan kedudukan dan posisi sosial serta harta yang melimpah menyebabkan seseorang lupa bahwa ada Dzat Yang Maha Kuasa. Bahwa yang mereka namakan “ kebaikan ” adalah mempertahankan posisi mereka meskipun dengan menghabiskan harta . Maka tak masalah jika harta yang mereka peroleh baik dengan jalan baik atau tidak benar mereka mubadzirkan karena tak mengerti prioritas investasi yang benar . Dengan merasa bahwa tak seorang pun bisa mengawasi gerak-geriknya , maka ia bisa seenaknya berbuat , meskipun itu melawan hati nurani dan menzhalimi diri sendiri serta orang lain. Sadarkah ia , bahwa harta yang ia cari dan kemudian mereka mubadzirkan kelak akan ditanya oleh Allah dari mana ia mendapatkannya dan ke mana saja ia habiskan ?( [11] ). Seharusnya orang-orang yang salah persepsi di atas , sadar akan karunia Allah yang luar biasa , yang dalam surat ini hanya disinggung beberapa saja , yang berkaitan dengan misi besar surat ini .

“ Bukankah kami telah memberikan kepadanya dua buah mata . Lidah dan dua buah bibir . Dan kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan ”. (QS. 90: 8-10) Dua mata , lidah , dua bibir adalah sekian dari nikmat Allah yang melekat dalam jasad manusia . Bahkan ia bisa melihatnya sendiri dengan berdiri di depan cermin , maka ia akan segera mendapatinya . Seharusnya ia bisa melihat . Dengan dua mata . Bahkan seandainya satu matanya ditutup pun ia masih akan tetap bisa melihat nikmat Allah swt . Lantas apa yang membuatnya buta dan tak mampu melihat karunia Allah yang sangat tak terbatas ini . Lidah dan bibirnya pun tak digunakan dalam koridor syukur terhadap Allah. Justru ia menggunakan untuk melawan Allah. Mobilisasi massa untuk melawan ajaran Allah. Bukan hanya itu , Allah juga telah menyediakan dua jalan ; yaitu jalan kebaikan dan jalan kegelapan . Masing-masing jalan dengan gamblang dijelaskan Allah ujung serta konsekuensi yang akan diterima bagi setiap penempuh jalan tersebut . Jalan kebenaran dan kebaikan akan dipilih oleh orang-orang yang cerdas yang tahu prioritas amal dan kerja . Sebaliknya , yang mengamblil jalan pintas karena hati mereka tertutup

“ Tetapi dia tidak menempuh jalan yang mendaki lagi sukar . Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu ? ” (QS. 90: 11-12) Jalan kebaikan tidaklah mudah . Karena itu ia sukar dan sulit ditempuh dan menanjak . Hanya orang-orang sabar saja yang mampu dan mau melakukannya . Jalan- jalan sulit berikut ini tak lain merupakan jawaban sekaligus pelurusan   misspersepsi   tentang harta : 1. “ ( yaitu ) melepaskan budak dari perbudakan ”(QS. 90: 13) Karena Allah hanya menginginkan penghambaan yang sempurna kepada Dzat -Nya saja . Bukan perbudakan sesama manusia . Karena itulah salah satu misi utama agama Islam adalah menghapus dan menghilangkan perbudakan .

2. “ Atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan ” (QS. 90: 14) Memberi pertolongan pada saat dibutuhkan adalah sesuatu yang mulia . Dan hal tersebut tidaklah mudah . Apalagi jika tidak didahului oleh permintaan tolong dari pihak yang memerlukan bantuan , sungguh hal tersebut menjadi berat . Hanya orang tertentu saja yang memiliki kepekaan hati dan diringankan untuk membantu . Pemilihan kata yang sangat teliti ini menandakan bahwa pada hari itu kelaparan dijumpai di mana-mana. “ hari yang memiliki orang-orang lapar di mana-mana ”. Ini adalah hari paceklik dan kelaparan yang menimpa banyak orang. 3. “ ( kepada ) anak yatim yang ada hubungan kerabat ” (QS. 90: 15) Memuliakan dan menolong anak yatim adalah salah satu amal yang utama . Apalagi jika sang yatim tersebut masih ada hubungan kekerabat -an, tentu akan menambah nilai plus. Membantu dan sekaligus menjaga tali kekerabatan ( silaturrahmi ).

4. “ Atau kepada orang miskin yang sangat fakir ” (QS. 90: 16) Orang-orang yang miskin dan tertekan kemiskinannya adalah orang yang berada diprioritas pertama untuk dibantu . Jiwa mereka tertekan karena lidah mereka tak lagi sanggup mengungkapkan permintaan tolong . Hati mereka juga sakit menanggung malu . Mereka juga miris melihat nasib orang-orang yang berada dalam tanggungannya . Tapi mereka memiliki iman yang menahan dari menghalalkan segala cara . Orang yang seperti inilah yang sangat perlu diutamakan untuk ditolong . Abu Ubaidah mengungkapkan rahasia pemilihan kata “ dzâ matrabah ” yang berarti terlempar di atas tanah atau pasir . Ini menandakan ia benar-benar hanya memiliki badan yang lemah hingga membuatnya tersungkur di atas pasir . Tak ada yang menahan badannya karena sangat lapar dan lemah .

5. “ Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang ”(QS. 90: 17) Orang-orang yang mampu bersabar dan sanggup menempuh jalan yang sukar seperti di atas adalah orang-orang pilihan yang dirahmati Allah selalu . “ Mereka adalah golongan kanan ”. (QS. 90: 18) Ini adalah sebuah pilihan yang memiliki konsekuensi tanggung jawab . Namun , hal tersebut tidaklah sia-sia , karena Allah telah menyediakan balasan dan ganjaran yang melebihi bayangan seseorang , bahkan dengan sesuatu yang belum terbayang-kan sebelumnya . Sebaliknya pilihan jalan yang salah akan membuahkan konsekuensi yang tidak sesuai harapan pula. Sebagaimana tak ada paksaan dalam memilih jalan , mereka juga tak bisa memaksa Allah untuk memberikan balasan sesuai keinginan mereka . Orang-orang yang berbaris di golongan kiri tersebut akan digiring ke neraka Allah yang tak ada celah bagi siapapun untuk lari dan menghindar darinya .

Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat kami, mereka itu adalah golongan kiri . Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat ” (QS. 90: 19-20) Jika dalam surat sebelumnya Allah memanggil jiwa-jiwa yang tenang untuk bergabung dalam kafilah orang-orang sukses yang beruntung dan berbahagia , itu karena mereka tepat dalam memilih jalan yang disediakan Allah di dunia. Tanpa paksaan . Rela dan ridha , maka kelak mereka juga diridhai . Hanya orang-orang yang cerdas saja yang mau dan sanggup menyiapkan dirinya dengan bekal-bekal berharga untuk sebuah perjalanan yang jauh . Semoga Allah terus menjaga kita sehingga kita bisa tsabat dan istiqamah dalam berbuat baik dan membekali diri untuk menghadap Allah dalam keadaan yang ridha dan diridhai . Amin.

Jazakumullah Khair
Tags