TALHUYY889898T65434567FYR54W4ER567GHIH324RTYUJNUYRD43Q2345RTY865Q23ERDFGTY67R489I0OYR5AK.pptx

kuncibatangan 0 views 21 slides Sep 30, 2025
Slide 1
Slide 1 of 21
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21

About This Presentation

YUIY7RRSERDFTGHU


Slide Content

1. Ahmad Muafik 2. Faizal Al Farozi 3. Iqbal Maulana 4. Muhammad Habil Yudistira 5. Tiara Maulikinanti Kelompok 3

TALAK

Pengertian Talak 01

Apa itu Talak ? Talak secara bahasa memiliki pengertian melepas ikatan dan memisahkan . Adapun secara istilah para ulama berbeda pendapat dalam memberikan definisinya. Dalam ensiklopedi Islam disebutkan bahwa menurut mazhab Hanafi dan Hambali talak ialah pelepasan ikatan perkawinan secara langsung atau pelepasan ikatan perkawinan di masa yang akan datang. Secara langsung maksudnya adalah tanpa terkait dengan sesuatu dan hukumnya langsung berlaku ketika ucapan talak tersebut dinyatakan oleh suami. Sedangkan “di masa yang akan datang” maksudnya adalah berlakunya hukum talak tersebut tertunda oleh suatu hal. Kemungkinan talak seperti itu adalah talak yang dijatuhkan dengan syarat. Menurut mazhab Syafi’i talak ialah pelepasan akad nikah dengan lafal talak atau yang semakna dengan lafal itu. Sedangkan menurut mazhab Maliki talak ialah suatu sifat hukum yang menyebabkan gugurnya kehalalan hubungan suami istri . Menurut hemat peneliti dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa secara sederhana talak ialah perbuatan yang menyebabkan putusnya ikatan perkawinan yang dengan itu pula gugurlah kehalalan hubungan antara suami istri.

Hukum Talak 2

Syariat Islam menjadikan pertalian suami istri dalam ikatan perkawinan sebagai pertalian yang suci dan kokoh sebagaimana Alquran memberikan istilah pertalian itu dengan mitsaqon gholizhoh. Firman Allah Surat An Nisa ayat 21: “ Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat. ” (QS, An Nisa: 21) Dalam ajaran Islam Talak diperbolehkan (mubah) sebagai jalan terakhir ketika kehidupan rumah tangga mengalami jalan buntu, talak hanya dapat dilakukan apabila hubungan perkawinan sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Tentang talak ini, Rasulullah bersabda : “Perbuatan halal yang paling dibenci oleh Allah adalah Talak.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dan dianggap shohih oleh Imam Al-Hakim )

Berdasarkan Hadist tersebut menurut Jumhur Ulama hukum talak itu mubah tetapi lebih baik dijauhi. Ulama Syafi’iyah dan hanabilah berpendapat bahwa hukum talak terkadang wajib, terkadang haram dan Sunnah. Apabila dilihat latar belakang terjadinya talak, maka hukum talak bisa berubah kepada : WAJIB Talak menjadi wajib hukumnya apabila hakim tidak menemukan jalan lain, kecuali talak , yang bisa ditempuh untuk meredakan pertikaian yang terjadi diantara suami dan istri. Dan Juga apabila seorang suami bersumpah ila’ (tidak akan mencampuri istri) sampai masa tertentu, sedangkan ia tidak mau membayar kafarah sumpah agar ia dapat bergaul dengan istrinya. HARAM Talak Yang diharamkan adalah talak yang dilakukan bukan karena adanya tutuntan yang dapat dibenarkan karena hal itu akan membawa mudhorot bagi diri sang suami dan juga istrinya serta tidak memberikan kebaikan bagi keduanya. Diharamkan bagi suami menceraikan istrinya pada saat haid, atau pada saat suci dan di masa suci itu sang suami telah berjimak dengan istrinya. Sebaliknya, bagi istri tidak boleh (haram) meminta kepada suami untuk menceraikannya tanpa ada sebab syar’i. Hal ini berdasarkan hadits: “ Siapapun Wanita yang meminta cerai dari suaminya tanpa ada alasan (syar’i), maka haram baginya bau surga” (HR, Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Attirmidzi dimana beliau menghasankannya.)

3. MUBAH Hukum talak bisa menjadi mubah jika seorang istri memiliki akhlak yang buruk, jelek tabiatnya dalam bermuamalah, melalaikan hak suami, dan lain sebagainya. Sehingga tujuan pernikahan yang diinginkan tidak tercapai sama sekali. 4. SUNNAH Hukum talak akan menjadi sunnah apabila keadaan rumah tangga sudah sulit dipertahankan, dan apabila dipertahankan akan lebih banyak bahayanya, misalnya seorang istri tidak mau atau lalai dalam menjalankan hak – hak Allah swt seperti sholat, puasa, dan lain sebagainya. Setelah beberapa kali diperintahkan agar jangan melalaikan perintah Allah Swt. Namun seorang istri tetap tidak menghiraukannya, maka suami disunnahkan untuk menceraikannya . 5. MAKHRUH Apabila tidak ada alasan jelas, padahal kehidupan rumah tangga baik-baik saja kemudian suami menjatuhkan talak, maka hukumnya menjadi makruh . “Dan jika mereka berazam (bertetap hati untuk) talak, maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui .” (QS. Al-Baqarah : 227 ).

Bentuk - Bentuk Talak 3

Talak Berdasarkan Waktu Jatuhnya Talak Munajjaz tersebut dikatakan juga sebagai talak mu’ajjal. Dalam talak tersebut, perceraian langsung berlaku saat suami mengucapkan kalimat talak ketika saat itu juga. Ungkapan tersebut juga menandakan sebagai berakhirnya ikatan suami istri dan dianggap sah.  Sighat talak ini tidak boleh dilakukan dengan main-main. Sejauh ucapan keluar dari suami yang sah menjatuhkan talak kepada istri yang sah dijatuhkan talak, maka akan sah talak itu. Jangan pernah mencoba untuk menjatuhkan talak bila memang tidak berniat menalak.  Talak Mudhaf Penyandaran talak tersebut terdapat dalam waktu yang akan datang sesuai dengan talak yang diucapkan oleh suami. Contohnya “engkau saya talak awal esok hari”. Talak menjadi sah bila waktunya sudah tiba sesuai dengan sighat.Namun, talak ini tak berlaku untuk waktu kemarin. Bila diucapkan talak untuk waktu sebelum hari esok, maka jatuhnya sebagai talak munajjaz. Makanya, talak ini sudah sah saat itu juga. Talak Mu’allaq Macam-macam talak yang satu ini mempersyaratkan sebuah hal supaya talak menjadi sah. Talak mu’allaq dikatakan juga dengan talak ta’liq yang talaknya tergantung dengan suatu masa mendatang. Ucapan talak yang satu ini umumnya ditambahkan dengan kata jika, apabila, dan lainnya. Contohnya adalah ‘apabila kamu tidak melaksanakan puasa, maka kamu saya talak’.

Talak Berdasarkan Segi Jumlah TALAK SATU Talak satu adalah talak yang pertama kali diucapkan oleh sang suami kepada istrinya dan hanya mengucapkan satu kata talak.  TALAK DUA Talak dua adalah talak yang dijatuhkan oleh sang suami kepada istrinya yang kedua kali atau untuk yang pertama kali tapi dengan dua talak sekaligus, contohnya adalah “engkau saya talak dua”. TALAK TIGA Talak tiga merupakan talak yang diucapkan oleh suami kepada istrinya yang ketiga kali. Bisa juga pertama kali diucapkan tapi langsung dengan menalak tiga. Misalnya adalah “engkau saya talak dengan talak tiga”.

Talak Berdasarkan Ketagasan atau Tidak TALAK SARIH Talak sarih adalah talak yang diucapkan dengan memakai kata-kata yang memiliki makna jelas untuk menceraikan pasangan. Contohnya adalah “saya ceraikan kamu”. Talak dengan ketegasan yang seperti ini memiliki arti pasangan ini sudah sah bercerai menurut syariat Islam.  2 . TALAK KINAYA Sementara untuk talak kinaya adalah jenis yang belum memiliki makna yang jelas. Misalnya adalah “Aku tidak bisa hidup dengan kamu lagi”. Untuk menetapkan hubungan mereka sudah sah atau belum, perlu dikembalikan lagi kepada niat dan tujuan sang suami.  Apabila memang berniat menceraikan maka pasangan sudah bercerai. Tapi bila sang suami tak ada niatan untuk menceraikan, maka mereka masih menjadi pasangan yang sah. 

Talak Berdasarkan Ditinjau dari Boleh Tidaknya Rujuk TALAK RAJ’I Talak raj’i adalah sebuah talak yang boleh untuk melakukan rujuk kembali ketika sang istri tengah dalam masa iddah. Tapi, bila sang istri sudah keluar dari masa iddah, rujuk hanya boleh dilakukan dengan akad nikah yang baru. Jenis talak yang satu ini, suami hanya mempunyai kesempatan untuk menjatuhkan talak 1 dan 2. Sementara yang ketiga talaknya akan menjadi talak bain.  TALAK BAIN Talak bain terbagi menjadi dua bagian, yaitu talak bain sugra dan talak bain kubra. Talak bain sugra adalah talak yang hilangnya kepemilikan mantan suami kepada sang istri. Tapi diperbolehkan mantan suami untuk melakukan rujuk dengan akad nikah yang baru.  Sementara untuk talak bain kubra adalah talak tiga. Mantan suami tak boleh rujuk kembali, kecuali bila mantan istrinya pernah menikah dengan laki-laki lain. Serta sudah digauli, kemudian diceraikan oleh suami yang baru. Kemudian suami pertama boleh meminta rujuk kembali. 

Cara Menjatuhkan Talak 4

Pertama , yang menjatuhkan talak adalah suami yang sah, baligh, berakal sehat, dan menjatuhkan talak atas kemauannya sendiri. Artinya, tidak sah seorang laki-laki yang menalak perempuan yang belum dinikahinya, seperti mengatakan, “Jika aku menikahinya, maka ia tertalak.”  Kedua , istri yang ditalak harus dalam keadaan suci dan tidak dicampuri, yang kemudian talaknya dikenal dengan “talak sunnah” dalam arti talak yang diperbolehkan. Sedangkan istri yang ditalak dalam keadaan haid atau dalam keadaan suci setelah dicampuri, dikenal dengan “talak bid‘ah” dalam arti talak yang diharamkan. Kedua jenis talak ini berlaku bagi istri yang masih haid. Sedangkan bagi istri yang tidak haid—seperti istri yang belum haid, istri yang sedang hamil, istri yang sudah menopause, atau istri yang ditalak khuluk dan belum dicampuri—tidak berlaku.   Salah satu hikmah keharusan talak dijatuhkan saat istri sedang suci adalah agar ia langsung menjalani masa iddah, sehingga masa iddahnya menjadi lebih singkat. Berbeda halnya, jika talak dijatuhkan saat istri sedang haid, meskipun tetap sah, maka masa iddahnya menjadi lebih lama karena dihitung sejak dimulainya masa suci setelah haid.  Demikian pula jika istri ditalak dalam masa suci tetapi setelah dicampuri, maka kemungkinan untuk hamil akan terbuka. Jika itu terjadi, maka masa mengandung hingga melahirkan akan menjadi masa iddahnya.  Ketiga , redaksi talak yang dipergunakan bisa berupa ungkapan yang jelas (sharih), bisa juga berupa ungkapan sindiran (kinayah). Maksud ungkapan jelas di sini, tidak ada makna lain selain makna talak. Sehingga meskipun seseorang tidak memiliki niat untuk menjatuhkan talak dalam hati, jika yang dipergunakan adalah ungkapan sharih maka talaknya jatuh. Contohnya, “Saya talak kamu,” atau “Saya ceraikan kamu,” atau “Saya lepaskan kamu.”   

Penyebab Terjadinya Talak 5

Perselingkuhan Pasangan yang mengkhianati janji perkawinannya  adalah penyebab paling sering hancurnya rumah tangga.  Pihak yang merasa sakit hati tentu  lebih memilih berpisah. Meski demikian, tak sedikit pasangan yang berhasil melalui masalah ini dan sepakat untuk membuka  lembaran baru dalam pernikahannya. Dibutuhkan komitmen dan ketulusan yang kuat untuk memaafkan . Kemalasan Terkadang orang tidak mau 'bekerja' dalam pernikahan. Ada sugesti yang keliru bahwa pernikahan akan membuat kita bahagia. Hal ini menyebabkan  kekeliruan cara pandang, seolah-olah  pernikahan adalah hal yang terpisah dari luar diri kita yang akan bertahan dan berkembang  dengan sedikit usaha dari suami dan istri. Wanita kerap merencanakan  hal besar dalam pernikahannya. Segala keperluan untuk pernikahan disiapkan  sedetail mungkin tanpa tahu makna pernikahan yang sebenarnya. Sementara itu, pria mencari pasangan yang rela merawat, menyayangi dan menikahi wanita yang tidak menuntut banyak pada dirinya .

Ekspetasi yang terlalu tinggi Memasang   harapan yang tinggi memang  bagus untuk memacu semangat kita.  Namun, ini tidak berlaku pada pernikahan. Harapan tinggi yang berpadu dengan kemalasan akan membuat pernikahan hanya berakhir dalam perceraian. Wanita yang membeli  gaun pengantin mahal itu mungkin juga memiliki  harapan pernikahan yang sangat tinggi.  Pria dan wanita sama-sama membuat banyak asumsi dalam pernikahan dana pa yang diharapkan  dari sebuah  pernikahan . Kurangnya keterampilan komunikasi Sebenarnya ini hal yang mudah dan sederhana. Namun, masih banyak yang belum memahami cara berbicara satu sama lain dan seni mendengarkan.  Banyak juga pasangan yang menghindari percakapan hanya karena takut saling melukai. Berapa pun usia pernikahan Anda, komunikasi adalah keterampilan utama yang harus dimiliki. Cara termudah  untuk membangun  kepercayaan dalam pernikahan adalah melalui keterampilan komunikasi  yang terbuka dan jujur.

Li'an , Dzihar , Ila ', dan Taklik Talak 6

a. Ila’ I la ’ secara bahasa adalah bentuk kalimat masdar dari fi’il “aala yuuli ila’an” ketika seseorang bersumpah. Dan secara syara’ adalah sumpah seorang suami yang sah menjatuhkan talak bahwa ia tidak akan mewathi (menjimak, menyetubuhi) istrinya pada bagian vaginanya dengan secara mutlak atau dalam masa lebih dari empat bulan. b. Dzihar Dzihar secara bahasa pecahan dari kata dzuhrun artinya punggung. Secara istilah dzihar adalah ungkapan suami kepada istrinya yang menyerupakannya dengan ibunya, sehingga istrinya haram atasnya. Seperti perkataan : “Bagiku engkau seperti punggung ibuku.” Ungkapan tersebut maksudnya adalah haram bagiku melakukan pergaulan suami istri denganmu. Sebagaimana haram bagiku melakukan itu dengan ibuku. Ungkapan tersebut biasanya hanya terjadi di kalangan orang Arab saja. Dan di Indonesia hampir tidak terdapat uangkapan dzihar tersebut.

c . Li’an Secara bahasa, li’an adalah bentuk kalimat masdar yang diambil dari lafadz “al la’nu” yang berati jauh.Dan secara syara’ adalah beberapa kalimat tertentu yang dijadikan sebagai hujjah bagi orang yang terpaksa menuduh zina terhadap orang yang telah menodai kehormatannya dan mempertemukan cacat padanya. Ketika seorang laki-laki menuduh zina terhadap istrinya, maka wajib baginya untuk menerima had qadzaf, dan akan dijelaskan bahwa sesungguhnya had qadzaf adalah delapan kali cambukan.Kecuali lelaki yang menuduh zina tersebut mampu mendatangkan saksi atas perbuatan zina wanita yang ia tuduh atau lelaki tersebut melakukan sumpah li’an terhadap istrinya yang ia tuduh berzina. Dalam sebagian redaksi menggunakan bahasa, “atau ia berkenan melakukan sumpah li’an dengan perintah seorang hakim atau orang yang hukumnya sama dengan hakim seperti muhakkam (orang yang diminta untuk menjadi juru hukum). d. Taklik Talak perjanjian yang diucapkan oleh suami setelah akad nikah yang dicantumkan di dalam akta nikah berupa talak yang digantungkan kepada suatu keadaan tertentu yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
Tags