WahyuHidayatBinSidij
0 views
27 slides
Oct 07, 2025
Slide 1 of 27
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
About This Presentation
tatalaksanan penutupan luka post operasi
Size: 15.41 MB
Language: none
Added: Oct 07, 2025
Slides: 27 pages
Slide Content
TATA LAKSANA PE NUTUPAN LUKA OPERASI Purwadi, S.Kep., Ns
Nama : Purwadi , S.Kep ., Ns TTL : Ngawi , 17 Juli 1967 Alamat : Tlaga , Kanigoro Kabupaten Blitar Tempat Kerja : IBS RSUD Mardi Waluyo Blitar Pendidikan : S1 dan Ners Stikes Surya Mitra Husada Kediri Pelatihan : BSCORN TOT Manajemen Kamar Bedah Organisasi : PPNI Pengurus Wilayah Hipkabi Jatim 2021 s.d 2026 Telp : +62 822-3246-0939 INTRODUCE
TUJUAN UMUM Setelah m engikuti m ateri ini, peserta mampu me njelaskan teknik penutupan luka operasi
01 02 M enjelaskan mekanisme terjadinya luka 03 Menjelaskan jenis luka operasi berdasar tingkat kontaminasi 04 M enjelaskan proses penyembuhan luka T ujuan Khusus Menyebutkan pengertian luka operasi 05 Menjelaskan manajemen luka 06 Menjelaskan klasifikasi dressing untuk luka post operasi
1. Pengertian Luka Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit ( Taylor, 1997). Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain (Kozier, 1995). Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan (R. Sjamsu Hidayat, 1997).
Anatomi sistem integumen Lapisan epidermis Stratum corneum ( pelindung luar ) Stratum lucidum ( peredam gesekan ) Stratum granulosum ( membentuk sel pelindung kulit ) Stratum Spinosum ( membentuk Protein pelindung kulit ) Stratum germinativum ( regenerasi sel kulit ) Lapisan Dermis Terdiri atas Fibrosit yang membentuk jaringan kolagen & elastin , Saraf tepi dan sirkulasi darah perifer . Lapisan subkutan Terdiri atas lapisan adiposa / lemak , dan pembuluh darah arteri & vena
F ungsi Kulit Epidermis : sebagai pelindung dari gangguan mekanis , zat kimiawi , mikroba dan air 2. Dermis : Sebagai regulasi temperatur dan sensitifitas kulit ( saraf ) dan perlindungan dari gangguan mekanis 3. Subkutis Sebagai penyimpanan energi , metabolisme , vit D, sensasi nyeri , sentuhan , suhu , menjaga temperatur
Primary Intention S econdary intention L uka Bersih P enutupan luka mudah di lakukan K ehilangan jaringan kulit yang luas luka infeksi atau terkontaminasi Jenis Luka Berdasarkan Proses Penyembuhan Tertiary intention - penundaan penutupan karena infeksi atau gangguan hemostasis
2. Mekanisme Terjadinya Luka I ncised Wound Luka Insisi P unctured Wound Luka Tusuk Abraded Wound Luka Lecet Penetreting Wound Luka Tembus Contusion Wound Luka Memar Lacerated Wound L uka gores Combustio Luka Bakar
3. J enis luka operasi berdasarkan tingkat kontaminasi Luka Bersih (Clean Wounds) Luka bersih adalah luka bedah ( luka sayat elektif dan steril ) yang tidak terinfeksi . Luka tidak mengalami proses peradangan ( inflamasi ) dan juga tidak terjadi kontak dengan sistem pernafasan , pencernaan , genital dan urinaria yang memungkinkan infeksi . Luka bersih terkontaminasi (Clean- contamined Wounds) Jenis luka ini adalah luka pembedahan ( luka sayat elektif ) dimana terjadi kontak dengan saluran respirasi , pencernaan , genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol . Potensi kontaminasi , bisa terjadi walau tidak selalu , oleh flora normal yang menyebabkan proses penyembuhan lebih lama. Luka terkontaminasi ( Contamined Wounds) Luka terkontaminasi adalah luka terbuka , fresh, luka robek / parut akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna . Luka kotor atau infeksi (Dirty or Infected Wounds) Luka kotor atau infeksi adalah terdapatnya mikroorganisme pada luka akibat proses pembedahan yang sangat terkontaminasi . Kemungkinan terjadinya infeksi pada luka jenis ini akan semakin besar dengan adanya mikroorganisme .
Stadium I L uka superfisial S tadium II P artial Thickness S tadium III Full Thickness J enis luka berdasarkan kedalaman dan luasnya Y aitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit Y aitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis & bagian atas dermis (abrasi/ adanya lubang dangkal) Yaitu Hilangnya kulit keseluruhan / nekrosis jaringan subkutan yang meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasari Stadium IV Full Thickness Yaitu luka yang telah mencapai lapisan otot tendon dan tulang dngan adanya kerusakan yang luas
4. Penyembuhan luka
1. F ase Inflamatori 2. F ase proliferatif 3. F ase Maturasi Proses penyembuhan Luka F ase ini terjadi segera setelah timbul luka dan berakhir 3-4 hari D ua proses utama terjadi pada fase ini yaitu hemostasis (mekanisme tubuh untuk melindungi tubuh dari kehilangan darah ) dan pagositosis ( Fagositosis merupakan proses eliminasi dari penelanan dan sampai penghancuran partikel asing yang masuk ke dalam tubuh ) Pembentukan jaringan baru melalui proses granulasi ( jaringan kemerahan ) & epitelisasi ( munculnya jaringan epitel ) hari ke - 4 s/d hari ke - 21 Proses pembentukan kembali melalui penutupan luka Proses dapat berlangsung selama 1 tahun
FAKTOR YANG MENGHAMBAT PENYEMBUHAN LUKA Faktor sistemik Faktor Lokal Umur,nutrisi,Infeksi,Sirkulasi & oksigenisasi,Iskemia . Ukuran luka , kedalaman luka,lokasi luka , lokal infeksi , pengobatan
5. Manajemen Luka
Tujuan Penggunaan Dressing Menutup & melindung luka dari trauma & kontaminasi Menyerap cairan Membantu proses hemostasis , mengurangi edema melalui proses penekanan Membalut & mengimobilisasi daerah / area insisi Mengurangi nyeri & memberikan kenyaman pada pasien .
Ketentuan Pemilihan Jenis Dressing 1. Jenis luka 2. Proses penyembuhan luka : primary, Secondary atau Tertiary intention 3. Jumlah cairan eksudat 4. Lokasi Luka
S yarat-syarat Dressing 1. Kertas / plastik penutup harus kuat 2. Bantalan dapat menyerap darah dan eksudat 3. Semipermeabel atau membran yang memungkinkan cairan atau gas tertentu masuk melawatinya , dan menghalangi cairan / gas lainya
6. Klasifikasi dressing untuk Luka post operasi Gauze ( Kassa ) Transparent Adhesive Film / Kombinasi Bahan : Katun atau sintetis Berupa anyaman atau bukan anyaman Berupa bantalan , lembaran atau gulungan Sifat : Berbagai bentuk Menyerap Permeabel ( dapat ditembus ) Kegunaan : Untuk insisi tertutup “ Basah ke kering ” Bahan penutup diatas luka
Klasifikasi dressing untuk Luka post operasi Dressing transaparan Kriteria Tipis dan transparan Terbuat dari bahan yang dapat dilalui oleh oksigen dan uap air ( mis ; poliuretan ) Daya rekat kuat , hipoalergi dan tahan air Bantalan dapat menyerap darah & eksudat , tetapi tidak lengket ( Mis : polietilen )
Klasifikasi dressing untuk Luka post operasi HYDROCOLLOID BERFUNGSI MENGANGKAT JARINGAN NEKROTIK, MENJAGA KESTABILAN KELEMBABAN LUKA, MENYERAP EKSUDAT MINIMAL CONTOH : DUODERM
Klasifikasi dressing untuk Luka post operasi MODERN DRESSING FOAM DRESSING MENJAGA KELEMBABAN LUKA, MENJAGA PENETRASI BAKTERI DAN AIR, MENYERAP EKSUDAT SEDANG SAMPAI BESAR CONTOH : CUTINOVA, LYOFOAM ALGINATE TERBUAT DARI RUMPUT LAUT, MEMBENTUK GEL DIATAS PERMUKAAN LUKA, DAPAT MENYERAP EKSUDAT BANYAK , MENGANDUNG CALSIUM CONTOH : SORBSAN
Prinsip dalam perawatan luka post operasi : Kaji keadaan luka Seleksi jenis dressing yang diperlukan Seleksi jenis perekat & cara penggunaan perekat Beri edukasi / pendidikan bagi pasien RINGKASAN