TEKNIK - TEKNIK PEMOTONGAN DAN PEMOTONGAN.pptx

aqiladyatama99 11 views 22 slides Sep 08, 2025
Slide 1
Slide 1 of 22
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22

About This Presentation

Cara pemotongan ternak


Slide Content

TEKNIK - TEKNIK PEMOTONGAN DAN PEMOTONGAN RPH AQIL ADYATAMA GINAR ROSITA LARAS NUR PRAWESTI LINDA TRISNAWATI W.

Daging sapi merupakan salah satu bahan pangan sumber protein asal hewan yang cukup digemari masyarakat Indonesia. Ditjennakkeswan (2012) melaporkan tingkat konsumsi per kapita per tahun daging sapi antara tahun 2010-2011 mengalami peningkatan 15 % dari 0,365 kg/ kapita / tahun menjadi 0,417 kg/ kapita / tahun . Sekilas info ‘ 1

Di Indonesia ada 2 metode sebelum pemotongan , yaitu dengan pemingsanan dan tanpa pemingsanan . Praktik pemotongan sapi tanpa dipingsankan telah dilakukan sejak lama di Indonesia, sedangkan pemotongan dengan pemingsanan bertujuan agar sapi mendapatkan perlakuan sesuai dengan kesejahteraan hewan , sehingga meminimalkan kejadian stres pada sapi . Sekilas Info ‘2

Kebutuhan daging di Indonesia sangat tinggi , daging yang umum dikonsumsi berasal dari hasil pemotongan berbagai jenis ternak potong , antara lain ternak ruminansia besar seperti sapi dan kerbau , ternak ruminansia kecil seperti domba dan kambing . Pemotongan secara langsung dilakukan setelah ternak dinyatakan sehat , dan dapat disembelih pada bagian leher dengan memotong arteri karotis dan vena jugularis serta oesofaghus . Pemotongan ternak secara tidak langsung yaitu , ternak dipotong setelah dilakukan pemingsanan dan setelah ternak benar benar pingsan . TEKNIK PEMOTONGAN HEWAN TERNAK

Berikut teknik pemotongan beberapa hewan ternak : Teknik Pemotongan Ternak Sapi Dan Ternak Ruminansia Besar Lainnya Ternak yang disembelih tidak boleh dalam keadaan lelah atau habis diperkerjakan . Ternak diistirahatkan terlebih dahulu selama kira-kira 12-24 jam tergantung pada iklim , jarak antara asal ternak dengan rumah potong hewan , cara transportasi , kondisi kesehatan serta daya tahan ternak . Pada dasarnya ada 2 cara untuk mengistirahatkan ternak sebelum disembelih , yaitu dipuasakan dan tanpa dipuasakan . `

Beberapa jurnal juga menyebutkan bahwa t eknik pemotongan pada ternak ruminansia yaitu secara langsung dan tidak langsung . Pemotongan ternak secara langsung Pemotongan secara langsung adalah pemotongan konvensional ( tanpa pemingsanan ) sebelum proses penyembelihan . Pemotongan ini dilakukan setelah ternak dinyatakan sehat oleh dokter hewan yang bertugas ( ditunjuk oleh Dinas Peternakan ) dan dapat disembelih tanpa pemingsanan . Ternak disembelih pada bagian leher dengan memotong kulit daging , vena jugolaris , oesofagus , dan arteri karotis .

2. Pemotongan secara tidak langsung Pemingsanan dengan cara memukulkan palu yang terbuat dari kayu keras pada bagian atas dahi , sehingga ternak jatuh dan tidak sadar .   Pemingsanan dilakukan dengan menggunakan " senapan " yang mempunyai "pen". Pen ini akan menembus tempurung kepala ternak dan mengenai otak , sehingga ternak pingsan dan roboh .   Pemingsanan dilakukan dengan menggunakan sengatan listrik . Ada 2 metoda pemingsanan yang digunakan bila menggunakan sengatan listrik

b. Teknik Pemotongan Ternak Ruminansia Kecil Pemotongan ternak ruminansia kecil seperti domba , kambing , dan menjangan sama dengan cara pemotongan ternak ruminansia besar . Ternak ruminansia kecil jarang diperkerjakan , sehingga sebelum dipotong tidak perlu diistirahatkan ( Soeparno , 2007). Cara pemotongan dapat dilaksanakan secara langsung tanpa pemingsanan atau tidak langsung yaitu dengan pemingsanan.Mekanisme urutan pemotongan ternak kecil adalah sebagai berikut :   Penyembelihan secara Islam,   Pengeluaran darah sebanyak mungkin ,   Pemisahan kepala dari tubuhnya setelah ternak benar-benar mati , dan   Penyiapan karkas termasuk pengulitan .

c. Teknik Pemotongan Ternak Non- Ruminansia £ Pemotongan ternak non ruminansia ( babi ) kebanyakan dilaksanakan secara tidak langsung . Ternak dipingsankan sebelum disembelih . Babi dapat dipingsankan dengan aliran listrik dengan voltase rendah kira-kira 80 volt atau lebih . £ Arus listrik tersebut akan melalui otak sehingga babi akan pingsan . Sebelum dipingsankan , terlebih dahulu babi disiram dengan air dingin agar bersih dan memudahkan menjalarnya arus listrik .

d. Teknik Pemotongan Ternak Unggas Untuk memperoleh hasil pemotongan yang baik , terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penyembelihan ayam adalah ayam harus sehat , dan tidak dalam keadaan lelah . Sebelum dipotong ayam diistirahatkan selama 12-24 jam, tergantung iklim , jarak antara asal ayam dengan rumah potong , dan jenis transportasi sebelum dipotong

£ Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 2 tahun 2006, Rumah Potong Hewan (RPH) adalah suatu bangunan atau kompleks bangunan dengan desain dan konstruksi khusus yang memenuhi persyaratan teknis dan higienis tertentu £ Serta digunakan sebagai tempat pemotongan hewan , usaha dan kegiatan di RPH meliputi pemotongan , pembersihan lantai tempat pemotongan , pembersihan kandang penampung , pembersihan kandang isolasi , dan / atau pembersihan isi perut dan air sisa perendaman . Rumah Pemotongan Hewan (RPH)

Beberapa persyaratan RPH tertera dalam PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 13/PERMENTAN/OT.140/1/2010 TENTANG PERSYARATAN RUMAH POTONG HEWAN RUMINANSIA DAN UNIT PENANGANAN DAGING ( MEAT CUTTING PLANT ). Persyaratan RPH

Hewan ternak yang baru datang di RPH harus diturunkan dari alat angkut dengan hati-hati dan tidak membuat hewan stress. Pemeriksaan dokumen ( surat kesehatan hewan , surat keterangan asal hewan , surat karantina , dsb ). Hewan ternak harus diistirahatkan terlebih dahulu di kandang penempungan minimal 12 jam sebelum dipotong . Hewan ternak harus dipuasakan tetapi tetap diberi minum kurang lebih 12 jam sebelum dipotong . Hewan ternak harus diperiksa kesehatannya sebelum dipotong ( pemeriksaan antemortem ). Tahap Penerimaan dan Penampungan Hewan

Pemeriksaan antemortem dilakukan oleh dokter hewan atau petugas yang ditunjuk di bawah pengawasan dokter hewan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan ( Surat Keputusan Bupati / Walikota / Kepala Dinas ). Hewan ternak yang dinyatakan sakit atau diduga sakit dan tidak boleh dipotong atau ditunda pemotongannya , harus segera dipisahkan dan ditempatkan pada kandang isolasi untuk pemeriksaan lebih lanjut . Apabila ditemukan penyakit menular atau zoonosis, maka dokter hewan / petugas yang ditunjuk di bawah pengawasan dokter hewan harus segera mengambil tindakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan . Tahap Pemeriksaan Antemortem

Ruang proses produksi dan peralatan harus dalam kondisi bersih sebelum dilakukan proses penyembelihan / pemotongan . Hewan ternak harus ditimbang sebelum dipotong . Hewan ternak harus dibersihkan terlebih dahulu dengan air ( disemprot air) sebelum memasuki ruang pemotongan . Hewan ternak digiring dari kandang penampungan ke ruang pemotongan melalui gang way dengan cara yang wajar dan tidak membuat stress. Persiapan Penyembelihan

a. Hewan ternak dapat dipingsankan atau tidak dipingsankan . b. Apabila dilakukan pemingsaan , maka tata cara pemingsanan harus mengikuti Fatwa MUI tentang tata cara pemingsanan hewan yang diperbolehkan . c. Apabila tidak dilakukan pemingsanan , maka tata cara menjatuhkan hewan harus dapat meminimalkan rasa sakit dan stress ( misal menggunakan re-straining box). d. Apabila hewan ternak telah rebah dan telah diikat ( aman ) segera dilakukan penyembelihan sesuai dengan syariat Islam yaitu memotong bagian ventral leher dengan menggunakan pisau yang tajam sekali tekan tanpa diangkat sehingga memutus saluran makan , nafas dan pembuluh darah sekaligus . Proses Penyembelihan

e. Proses selanjutnya dilakukan setelah hewan ternak benar-benar mati dan pengeluaran darah sempurna . f. Setelah hewan ternak tidak bergerak lagi , leher dipotong dan kepala dipisahkan dari badan , kemudian kepala digantung untuk dilakukan pemeriksaan selanjutnya . g. Pada RPH yang fasilitasnya lengkap , kedua kaki belakang pada sendi tarsus dikait dan dikerek ( hoisted ), sehingga bagian leher ada di bawah , agar pengeluaran darah benar-benar sempurna dan siap untuk proses selanjutnya . h. Untuk RPH yang tidak memiliki fasilitas hoist, setelah hewan benar-benar tidak bergerak , hewan dipindahkan ke atas keranda / penyangga karkas ( cradle ) dan siap untuk proses selanjutnya .

1. Sebelum proses pengulitan , harus dilakukan pengikatan pada saluran makan di leher dan anus, sehingga isi lambung dan feses tidak keluar dan mencemari karkas . 2. Pengulitan dilakukan bertahap , diawali membuat irisan panjang pada kulit sepanjang garis dada dan bagian perut . 3. Irisan dilanjutkan sepanjang permukaan dalam (medial) kaki. 4. Kulit dipisahkan mulai dari bagian tengah ke punggung . 5. Pengulitan harus hati-hati agar tidak terjadi kerusakan pada kulit dan terbuangnya daging . Tahap pengulitan

Pemeriksaan postmortem dilakukan oleh dokter hewan atau petugas yang ditunjuk di bawah pengawasan dokter hewan . Pemeriksaan postmortem dilakukan terhadap kepala , isi rongga dada dan perut serta karkas . Karkas dan organ yang dinyatakan ditolak atau dicurigai harus segera dipisahkan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut . Apabila ditemukan penyakit hewan menular dan zoonosis, maka dokter hewan / petugas yang ditunjuk di bawah pengawasan dokter hewan harus segera mengambil tindakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan . Tahap Pemeriksaan Postmortem

Nonton kuy

THANK YOU