TEKNOLOGI PANGAN DAN PERILAKU KONSUMEN.pptx

WendiRahmatsyah1 14 views 18 slides Sep 15, 2025
Slide 1
Slide 1 of 18
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18

About This Presentation

teknologi pangan dan perilaku konsumen


Slide Content

Teknologi Pangan & Perilaku Konsumen

Teknologi & Kebiasaan Makan

Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan tindakan – tindakan yang terlibat secara langsung dalam memperoleh , mengkonsumsi , dan membuang suatu produk atau jasa , termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan tersebut .

Faktor yang mempengaruhi perilaku Konsumen Pengertian Alkaloid A . Demografis , psikografis , dan kepribadian . - Demografis berhubungan dengan ukuran , struktur , dan pendistribusian populasi . - Psikografis adalah sebuah teknik operasional untuk mengukur gaya hidup . - Kepribadian adalah tampilan psikologi individu yang unik dimana mempengaruhi secara konsisten bagaimana seseorang merespon lingkungannya . B. Motivasi konsumen C. Pengetahuan konsumen D. I ntensi , sikap , kepercayaan , dan perasaan konsumen . - Intensi adalah pendapat subjektif mengenai bagaimana seseorang bersikap di masa depan . - Sikap mewakili apa yang disukai maupun tidak disukai oleh seseorang .

Pengolahan dan Penyimpanan Pangan Teknologi pengawetan tercipta sehingga makanan dapat disimpan untuk jangka waktu yang cukup lama. Teknik pengawetan juga memungkinkan untuk mendistribusikan bahan pangan secara merata ke seluruh penjuru dunia. Dengan penggunaan teknologi pangan yang tepat maka bahan pangan akan memiliki manfaat seoptimal mungkin . Pengembangan tersebut misalnya : Pembuatan Susu Bubuk, Tempe, Roti, Yoghurt.

Penyimpanan makanan merupakan aktivitas pengawetan makanan secara fisik untuk melindungi dari lingkungan dan bahaya dari luar ( seperti hewan dan serangga ) serta persiapan untuk dikonsumsi di waktu tertentu ( termasuk untuk kondisi darurat ). Penyimpanan makanan meski bertujuan mencegah masuknya penyakit , namun juga dapat menimbulkan penyakit terutama jika tidak dilakukan secara higienis.Makanan yang disimpan dalam kondisi beku dapat mencegah pertumbuhan bakteri , namun tidak membunuhnya . Sehingga makanan yang dikembalikan kondisinya dari pembekuan masih memiliki risiko pertumbuhan bakteri lebih besar dibandingkan sebelum dibekukan . Menurut Marotz , makanan yang akan dikembalikan dari kondisi beku tidak boleh dilakukan pada kondisi temperatur ruang . Makanan tersebut harus dipanaskan dengan oven atau microwave, dimasak langsung , atau secara perlahan dari temperatur dingin . Cara Pengolahan & Penyimpanan Pangan

Meningkatkan daya guna bahan makanan / umur simpan. Mengembangkan produk baru dan meningkatkan nilai gizi. Meningkatkan nilai ekonomi. Tujuan Pengolahan Pangan

Mencegah terjadinya kerusakan bahan makanan. Mempertahankan mutu. Memperpanjang umur simpan. Menghindari terjadinya keracunan. Mempermudah penanganan, penyimpanan dan pengangkutan Tujuan Pengawetan Pangan

PENDINGINAN DAN PEMBEKUAN : Pendinginan Pendinginan adalah penyimpanan bahan pangan di atas suhu pembekuan bahan yaitu -2 sampai -10°C. Pendinginan biasanya dapat mengawetkan bahan pangan selama beberapa hari atau minggu tergantung pada macam bahan pangannya , Pendinginan biasanya dapat mengawetkan bahan pangan selama beberapa hari atau minggu tergantung pada macam bahan pangannya , Metode Pengolahan & Pengawetan Pangan

Pembekuan Cara pengawetan dengan suhu rendah lainya yaitu pembekuan . Pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku yaitu pada suhu -12 sampai -24°C. Sedangkan pembekuan dapat mengawetkan bahan pangan untuk beberapa bulan atau kadang beberapa tahun . Metode Pengolahan & Pengawetan Pangan

PENGERINGAN Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang dikandung melalui penggunaan energi panas . Biasanya , kandungan air bahan tersebut dikurangi sampai batas tertentu sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalamnya .

Pengemasan Pengemasan merupakan bagian dari suatu pengolahan makanan yang berfungsi utk pengawetan makanan , mencegah kerusakan mekanis , perubahan kadar air Teknologi pengemasan perkembangan sangat pesat khususnya pengemas plastik yang dengan drastis mengganti peranan kayu , karton , gelas dan metal sebagai bahan pembungkus primer.

Pengalengan Pengalengan didefinisikan sebagai suatu cara pengawetan bahan pangan yang dipak secara hermetis (kedap terhadap udara, air, mikroba, dan benda asing lainnya) dalam suatu wadah, yang kemudian disterilkan secara komersial untuk membunuh semua mikroba patogen (penyebab penyakit) dan pembusuk. Pengalengan secara hermetis memungkinkan makanan dapat terhindar dan kebusukan, perubahan kadar air, kerusakan akibat oksidasi, atau perubahan cita rasa. Penggunaan bahan kimia Bahan pengawet dari bahan kimia berfungsi membantu mempertahankan bahan makanan dari serangan mikroba pembusuk dan memberikan tambahan rasa sedap, manis dan pewarna. Pemanasan proses pengalengan, Pada umumnya semakin tinggi jumlah panas yang diberikan semakin banyak mikroba yang mati. Pada pemanasan ditujukan untuk membunuh seluruh mikroba yang mungkin dapat menyebabkan pembusukan makanan dalam kaleng tersebut selama penanganan dan penyimpanan.

Fermentasi Fermentasi dengan menggunakan bakteri laktat pada bahan pangan akan menyebabkan nilai pH pangan turun di bawah 5.0 sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri fekal yaitu sejenis bakteri yg jika dikonsumsi akan menyebabkan akan muntah-muntah, diare / muntaber. Bakteri laktat ( lactobacillus ) merupakan kelompok mikroba dengan habitat & lingkungan hidup sangat luas, baik di perairan (air tawa r/ laut), tanah, lumpur, maupun batuan. Radiasi iradiasi adalah teknik penggunaan energi untuk penyinaran bahan de ngan menggunakan sumber radiasi buatan. Penggunaan radioaktif pada makanan bertujuan untuk membunuh mik roba perusak. Sebuah sinar tunggal dari energi radiasi dapat membunuh jutaan mikroba, bukan saja yang terdapat di permukaan bahan, tetapi juga di dalamnya. Bukan hanya mikroba yang dapat dimusnahkan, tetapi juga serangga, baik dalam bentuk telur, pupa maupun dalam bentuk dewasa.

Klasifikasi Alkaloid Berdasarkan sumbernya, alkaloid dapat diklasifikasikan menjadi: Alkaloid tumbuhan, seperti nikotin, striknin, dan morfin Alkaloid hewan, seperti bufotoxin, tetrodotoxin, dan batrachotoxin Alkaloid jamur, seperti psilocybin, psilocin, dan muscimol Berdasarkan aktivitas biologisnya, alkaloid dapat diklasifikasikan menjadi: Alkaloid racun, seperti striknin, nikotin, dan atropin Alkaloid obat, seperti morfin, kafein, dan teobromin Alkaloid bahan kimia industri, seperti quinine, scopolamine, dan reserpin

Faktor Pendukung Kekurangan Gizi dari aspek gengsi Sosial Aspek sosial merupakan faktor pendukung terjadinya kekurangan gizi . Contohnya seseorang yang memiliki ekonomi cukup untuk makan , lebih mementingkan membeli berpakaian yang bermotif mahal dibanding membeli makanan yang beragam kandungan gizi yang harganya terjangkau , kasus ini menyebabkan orang tersebut menjadi tidak tercukupi angka kecukupan gizinya .

Aspek gengsi sosial hampir meracuni masyarakat indonesia dari berbagai kalangan , seseorang lebih sering menghabiskan uangnya untuk makan makanan direstoran mahal (junk food) yang tidak jelas kandungan gizinya karena hanya ingin dipandang sebagai orang kaya . Contohnya adalah orang bangga jika makan beras yang putih , makan lauk penuh dengan lemak seakan-akan sebagai 89 lambang kemakmuran . Orang akan bangga apabila makan Burger dibanding makan ikan kutuk / lele . Faktor Pendukung Kelebihan Gizi dari aspek gengsi Sosial

Terima Kasih
Tags