kelompok 9
Tiara Aulia Rahma (076)
Yohannis Hergianti Maharaja (080)
Aprilia Catur Permatasari (144)TEORI EDWARD
LEE THRONDIKE
Lahir di Williamsburg, Massachusetts pada tahun
1874.
Meraih gelar sarjana dari Wesleyan University
(1895).
Meraih gelar master dari Harvard University (1897),
belajar di kelas William James.
Mendapat beasiswa di Columbia University dan
memperoleh Ph.D. pada tahun 1898.
Mengajar di Columbia hingga pensiun pada tahun
1940.
Menerbitkan buku berjudul Animal Intelligence:
An Experimental Study of Association Process in
Animals.
Penelitiannya melibatkan hewan seperti kucing,
anjing, dan burung.
Teorinya menyatakan bahwa belajar terjadi melalui
pembentukan hubungan stimulus–respons. BIOGRAFI TOKOH
PENELITIAN Thorndike meneliti seekor kucing yang dikurung
dalam kotak. Untuk keluar, kucing harus menarik
simpul atau mengoperasikan palang. Percobaan
dilakukan berulang, dan waktu yang dibutuhkan
kucing untuk keluar semakin singkat setiap kali
percobaan dilakukan.
IDE-IDE TEORI
UTAMA THRONDIKE : Connectionism (koneksionisme)
Adanya hubungan antara panca
indera (sensory) dengan perilaku
Selecting dan Connecting
Nama lain trial and error →
proses belajar paling dasar
TIGA HUKUM UTAMA
THORNDIKE 01. Hukum kesiapan (the law of readiness) 02.
Hukum Latihan (the law of exercise)03.
Hukum Akibat (the law of effect)
Siswa akan berhasil belajar jika sudah siap menerima
pelajaran
Semakin sering diulang, semakin kuat hubungan
stimulus-respons.
Respon diperkuat jika akibat menyenangkan (rewerd),
dilemahkan jika tidak menyenangkan (punisment).
KEUNGGULAN Teori ini sering juga disebut dengan teori trial dan error dalam
teori ini orang bisa menguasai hubungan stimulus dan
respon sebanyak-banyaknya sehingga orang akan terbiasa
berpikir dan terbiasa mengembangkan pikirannya
Dengan sering melakukan pengulangan dalam memecahkan
suatu permasalahan, anak didik akan memiliki sebuah
pengalaman yang berharga. Selain itu dengan adanya sistem
pemberian hadiah, akan membuat anak didik menjadi lebih
memiliki kemauan dalam memecahkan permasalahan yang
dihadapinya
KELEMAHAN Terlalu memandang manusia sebagai mekanismus dan
otomatisme belaka disamakan dengan hewan. Meskipun
banyak tingkah laku manusia yang otomatis, tetapi tidak
selalu bahwa tingkah laku manusia itu dapat dipengaruhi
secara trial and error. Trial and error tidak berlaku mutlak
bagi manusia
Memandang belajar hanya merupakan asosiasi belaka antara
stimulus dan respon. Sehingga yang dipentingkan dalam
belajar ialah memperkuat asosiasi tersebut dengan
latihan-latihan, atau ulangan-ulangan yang terus-menerus.
Karena belajar berlangsung secara mekanistis, maka
pengertian tidak dipandangnya sebagai suatu yang pokok
dalam belajar. Mereka mengabaikan pengertian sebagai
unsuryang pokok dalam belajar.
IMPLEMENTASI DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA 01.
Sebelum memulai proses belajar mengajar, pendidik harus memastikan siswanya siap
mengikuti pembelajaran tersebut, setidaknya ada aktivitas yang dapat menarik
perhatian siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. 02. 03. 04.
Pembelajaran yang diberikan sebaiknya berupa pembelajaran yang kontinu, hal ini
dimaksudkan agar materi lampau dapat tetap diingat oleh siswa.
Pengulangan terhadap penyampaian materi dan latihan, dapat membantu siswa
mengingat materi terkait lebih lama.
Siswa yang telah belajar dengan baik harus segera diberi hadiah, dan yang belum baik
harus segera diperbaiki, dalam belajar.