Pendahuluan Kajian Pustaka Metode Penelitian SELAMAT PAGI PEMBAGIAN WARIS PRA-KEMATIAN PADA MASYARAKAT JAWA PERSPEKTIF TEORI HUKUM PROGRESIF SATJIPTO RAHARDJO (Studi di Desa Pehserut, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk) Oleh: M. FAIZURRIZQI AL-FARISI AD 200201210002
PENDAHULUAN Konteks Penelitian Metode pembagian waris yg menjadi trend di lokasi penelitian Metode tsb dianggap ideal oleh masy setempat Tidak ada legalitas hukum Tujuan Penelitian Mendeskripsikan faktor yang melatarbelakangi masyarakat desa Pehserut melakukan pembagian harta warisan pra-kematian pewaris. Memahami progresiftas pembagian waris pra-kematian pada masyarakat Desa Pehserut perspektif teori hukum progresif. Manfaat Penelitian Manfaat teoritis Manfaat Praktis Fokus Penelitian 1. Apa yang melatarbelakangi masyarakat desa Pehserut melakukan pembagian harta warisan pra-kematian pewaris? 2. Bagaimana pembagian waris pra-kematian pada masyarakat Desa Pehserut dalam perspektif teori hukum progresif?
Orisinalitas Penelitian Pembagian waris pra kematian pewaris 4 penelitian terdahulu/serupa Orisinalitas : (1) Pembagian waris masy Jawa, (2) Teori Hukum Progresif Satjitpo Rahardjo , (3) empiris Pembagian Waris pada masyarakat jawa 5 penelitian terdahulu/serupa Orisinalitas: (1) Pembagian waris pra-kematian, (2) Teori Hukum Progresif Satjitpo Rahardjo , (3) empiris Progresivitas pembagian harta waris 3 penelitian terdahulu/serupa Orisinalitas: (1) Pembagian waris pra-kematian, (2) Pembagian waris pada masy jawa, (3) empiris Pembagian Harta Waris sebelum Muwaris Meninggal Dunia menurut Perspektif Hukum Waris Islam Akibat Hukum Pemberian Warisan Saat Pewaris Masih Hidup Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pembagian Harta Warisan Disaat Pewaris Masih Hidup Telaah Pasal 187 Ayat (1) Kompilasi Hukum Islam (KHI) Akibat Hukum Pemberian Warisan saat Pewaris Masih Hidup berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pembagian Warisan dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Adat Jawa (Studi Komparasi) Aspek Ontologi Pembagian Waris dalam Hukum Islam dan Hukum Adat Jawa Pembagian Harta Warisan pada Masyarakat Etnis Jawa Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhan Batu Dalam Perspektif Hukum Islam Pembagian Waris pada Masyarakat Jawa Ditinjau dari Hukum Islam dan Dampaknya Praktik Pembagian Waris Berdasarkan Adat Sapikulan sa ggendongan Ditinjau dari Perspektif Fazlur Rahman dan Muhammad Syahrur Pembagian Harta Warisan dengan Wasiat Perspektif Teori Hukum Progresif Satjipto Rahardjo Progresivitas Hukum Kewarisan Beda Agama di Indonesia Berbasis Keadilan dan Mashlahah Rekonstruksi Perolehan Hak Ahli Waris Terhadap Ahli Waris yang Beda Agama Dengan Pewaris Menurut Hukum Adat Batak yang Berbasis Nilai Keadilan Dampaknya
Pembagian Waris Pra-Kematian Pembagian harta warisan ketika pewaris masih dalam keadaan hidup. Hukum Progresif Teori yang dirumuskan oleh Satjipto Rahardjo, yaitu sebuah hukum yang tidak menerima stagnansi, serta hukum harus berlaku dinamis dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Masyarakat Jawa kelompok yang bertempat tinggal dan memiliki kultur khas jawa. Dalam konteks penelitian ini adalah masy Desa Pehserut, Definisi Istilah
Ketentuan waris dlm KHI Rukun waris Syarat waris Bagian ahli waris Hukum Kewarisan KHI H ukum Waris dalam Fiqh Indonesia Hibah Wasiat Pemindahan harta dalam Islam Falsafah hidup masy Jawa Hukum waris adat Jawa Kewarisan d l m Adat Jawa Biografi Teori Hukum Progresif H ukum progresif Satjipto Rahardjo Kajian Pustaka
04. Step Four Menggali permasalahan analisis Pembandingan Kesimpulan Konsep p embagian waris pra-kematian Menganalisis menggunakan teori hukum progresif Satjipto Raharjo. Progresifitas waris Membandingkan konsep pembagian harta warisan pra kematian yang terjadi di Desa Pehserut, baik mengenai metode pembagian, bagian calon ahli waris dan alasan pembagian dengan konsep waris, waris dalam KHI, dan waris dalam adat Jawa. 03. Step Three 02. Step Two 01. Step One Kerangka Berfikir Tinjauan Pustaka
Metode Penelitian Jenis penelitian : field research Pendekatan: Kualitatif Metode: Deskriptif-analytis Peneliti menemukan dan mengumpulkan data secara langsung ; Wawancara, dokumentasi Data Primer: wawancara 7 keluarga & 2 tokoh desa , 2 tokoh agama Data Sekunder : kepustakaan ttg masy setempat , teori hkm progresif, dll Lokasi : Desa Pehserut, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk. Pertimbangan : Trend & kental dengan budaya jawa Jenis dan Pendekatan Penelitian Kehadiran Peneliti Latar Penelitian Data dan sumber data penelitian
Teknik Pengumpulan data Wawancara Wawancara ini dilakukan kepada 2 tokoh Agama dan 7 keluarga yang melakukan pembagian warisan pra-kematian di Desa Pehserut, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk. No Keluarga Ayah & Ibu Anak Tokoh Agama Perangkat Desa 1 Slamet Slamet & Sri utami Hadi, Warno, Supri, Ani Qomarudin Aji Sasono 2 Paidi Paidi & Eka Rizqi, Mufti 3 Atek Atek & Nur’aini Yusa, Mufid 4 Wakimin Wakimin & Juriah Ovilia, Anton Fahrur Rozy Rahmat 5 Muchlas Muchlas & Erny Afriansah, Seila, Ahmad 6 Suwarno Suwarno & Elly Eric, Arbi 7 Sarkis Sarkis & Muhlisah Syahid, Ainul Dokumentasi Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Surat izin penelitian, data biografi Desa pehserut.
Metode Pengolahan Data Pemeriksaan Ulang (Editing): Meneliti Kembali data hasil wawancara dan mulai mengumpulkan data yang masih berserakan. Kategorisasi (klasifikasi): mengelompokan data-data baik data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan tokoh agama dan keluarga yang melakukan pembagian warisan pra-kematian maupun dari data yang terkait lainnya berdasarkan fokus penelitian. Analisis (Analyzing): (1) mengkaji konsep waris dalam KHI, tak lupa juga mengkaji konsep waris dalam adat Jawa. (2) mengkaji alasan pembagian harta warisan pra-kematian yang terjadi di Desa Pehserut, (3) menganalisis pembagian waris pra kematian dengan menggunakan hukum progresif Satjipto Raharjo . Kesimpulan (Concluding): Mengemukakan jawaban, kemudian digunakan untuk membuat kesimpulan yang memperoleh gambaran secara ringkas, jelas serta mudah dipahami. Pengecekan Keabsahan Data Tekhnik pengecekan data yang digunakan adalah tekhnik triangulasi, sbg berikut: Melakukan wawancara dengan tokoh agama dan tokoh desa setempat yang mengerti tenytang p embagian warisan pra-kematian di Desa Pehserut, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk. Metode Pengolahan data dan Pengecekan keabsahan Data
Paparan data Hasil Penelitian Tradisi Jawa Masyarakat Aspek Kehidupan Sosial Ritual Pembagian peran keluarga masyarakat Mayoritas Laki-laki bekerja sebagai petani atau buruh bawang merah Perempuan: ibu rumah tangga dan Prithil untuk menunjang perekonomian keluarga Seimbang. Tradisi Kewarisan Mayoritas pembagian waris dilakukan saat pewaris masih hidup Kekhawatiran pewaris akan perselisihan Cara : lintiran, acungan, welingan Bagian: sapikulan sagendhongan, sigar semangka
Alasan Masyarakat melakukan Pembagian waris pra-kematian No Keluarga Alasan Pengalaman Pribadi Pengalaman Sekitar Pengalaman Orangtua 1 Slamet √ 2 Paidi √ 3 Atek √ 4 Wakimin √ 5 Muchlas √ 6 Suwarno √ 7 Sarkis √ No Keluarga Alasan 1 Slamet Meninjau keluarga-keluarga lainnya yang berselisih dalam memperebutkan warisan, ia tidak ingin keturunannya saling memperebutkan jumlah serta letak harta yang harusnya diperoleh. 2 Paidi Orang tua Paidi memberi pesan bahwa saat keturunannya berkeluarga nanti maka Paidi wajib melakukan pembagian harta warisan saat itu juga, seperti yang diperbuat orang tuanya dahulu guna mencegah perselisihan 3 Atek Orang tua Atek meninggalkan pesan apabila nanti seluruh cucu (anak) sudah menikah maka mereka harus segera diberitahukan porsi warisan supaya nantinya tidak terjadi pertengkaran tentang porsi warisan 4 Wakimin Menurut apa yang sudah dialami, orangtua Wakimin dahulu sebelum meninggal dunia tidak melakukan pembagian harta warisan yang membuat anak lelaki paling tua melakukan pembagian warisan seenaknya, hingga mengakibatkan perseteruan hingga pertengkaran antar saudara 5 Muchlas Mencegah prevalensi hal yang diharapkan di waktu mendatang, sebab menurutnya berkaca dengan pengalaman pribadi telah terjadi pertikaian pada keluarganya dahulu mengenai perebutan harta warisan karena harta tidak dibagi waktu orangtuanya dulu masih hidup. 6 Suwarno Menjelaskan bahwasanya orangtua istri Suwarno tidak melakukan pembagian awal harta warisan disaat masih hidup untuk anak-anak mereka yang akhirnya menimbulkan perebutan harta warisan karena kesewenangan anak tetua dari pihak istri dalam melakukan pembagian harta warisan. 7 Sarkis M eninjau sekeliling terdapat banyak anggota keluarga yang berseteru disebabkan bersengketa harta warisan.
Pembahasan:Latar Belakang Masyarakat Desa Pehserut Melakukan Pembagian Harta Warisan Pra-Kematian Pewaris P emberian warisan yang semula dilaksanakan sesudah orang tua wafat oleh masyarakat sebagaimana yang tercermin di dalam KHI sudah tidak bisa dipercaya lagi . probabilitas tinggi menyebabkan sengketa ahli waris M eskipun ketiganya sama dalam hal pengalihan harta dilakukan disaat orangtua masih hidup, namun di dalam KHI memberikan ketentuan maksimal 1/3 (Pasal 194). Pengalaman Pribadi (orangtua pewaris) P enguasaan harta oleh ahli waris tertentu (Suwarno & Wakimin) Pembagian tidak sesuai porsi yang diharapkan (Muchlas) Melihat Keadaan sekitar Berkaca pada lingk masyarakat rawan pertengkaran waris dan penguasaan harta, ex: TKI (Slamet) Mengantisipasi ahli waris (Sarkis) Pesan dari Orang Tua Antisipasi sengketa (Atek dan Paidi) Membantu perekonomian keturunan pasca rumah tangga Asas hukum k ewarisan Jawa (1) asas keadilan, (2) asas mufakat serta musyawarah, (3) asas kekeluargaan serta kerukunan, (4) asas kebersamaan serta kesamaan hak, (5) asas pengendalian diri serta ketuhanan
Pembahasan:Latar Belakang Masyarakat Desa Pehserut Melakukan Pembagian Harta Warisan Pra-Kematian Pewaris Sesuai dengan spirit Hukum Islam: kemanfaatan/mashlahah Hal yang wajib dipenuhi sebelum pelaksanaan pembagian waris pra-kematian : Tanggungan Pendidikan Tanggungan Pernikahan Pelunasan Hutang اَلضَّرَرُ يُزَالُ اَلضَّرُوْرَاتُ تُبِيْحُ الْمَحْظُوْرَاتِ “P embagian waris pra-kematian yang dilakukan oleh masyarakat desa Pehserut dengan alasan untuk menghindari terjadi kemudaratan dapat dibenarkan. Demikian pula untuk mendatangkan kemaslahatan di antara para ahli waris. ” Sesuai dengan Asas kewarisan dalam Islam: Asas bilateral individual, 2. Asas Distribusi fokus keluarga, 3. Asas Persamaan Hak, 4. Asas Keadilan Seimbang
Analisis Hukum Progresif Pembagian Waris Pra-Kematian Masyarakat Desa Pehserut Sekilas waris seperti ini mirip dengan wasiat dan hibah. Wasiat dan hibah diatur di dalam KHI Masyarakat berpaling karena tidak sejalan dengan tujuan waris. P erbedaan jumlah bagian waris dengan KHI (2:1) Waris pra-kematian lebih kontekstualis W aris pra-kematian lebih leluasa dalam penyaluran harta waris tanpa B atasan tertentu. Hibah dan wasiat hanya metode Tujuan waris tetap terlaksana W aris pra kematian condoong pada asas kekeluargaan dan musyawarah Pemenuhan syarat harus diutamakan atau waris batal terlaksana. Untuk keberlangsungan manfaat bagi masing pihak. Untuk Individu bukan untuk hukum Pada tahap Proses Mengedepankan kehidupan baik selaku landasan hukum yang baik Daya Responsif