The Impact of Facility Design on Patient Safety_Tuberculosis_LH.pptx

DwiCandraIswahyudi 0 views 50 slides Oct 11, 2025
Slide 1
Slide 1 of 50
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50

About This Presentation

TBC


Slide Content

2025 Dampak Desain Fasilitas terhadap Keselamatan Pasien : TUBERKULOSIS

2 1.0 1. Tentang Tuberkulosis 2. Klasifikasi Resiko Penularan Di PENGENALAN Fasilitas Kesehatan

1. TENTANG TUBERKULOSIS Seorang pasien TB yang tidak diobati bisa menulari 10–15 orang setiap tahun . Penularan terjadi di tempat ramai dan berventilasi buruk , terutama rumah sakit , klinik , penjara , dan kamp pengungsian . TB menular lewat udara saat pasien batuk , bersin , berbicara , meludah , atau bernyanyi . Kuman TB (Mycobacterium tuberculosis) mudah hidup di tempat lembap , tapi cepat mati jika terkena sinar matahari langsung , sabun , carbol , atau api .

2. KLASIFIKASI RESIKO PENULARAN DI FASILITAS KESEHATAN LOW MEDIUM HIGH Staf administrasi atau teknisi yang jarang kontak langsung dengan pasien Tenaga kesehatan yang kontak langsung dengan pasien ( perawat , fisioterapis , petugas kebersihan ) Tindakan yang memicu batuk ( sputum induction , bronkoskopi ) autopsi pemeriksaan patologi pengujian lab TB.

5 2.0 1. Sistem Ventilasi 2. Sistem GUV PENGENDALIAN INFEKSI 3. Airborne Infection Isolation (AII)

1. SISTEM VENTILASI KOMPARASI BERBAGAI SISTEM VENTILASI Ventilasi alami Ventilasi campuran Ventilasi mekanis Sirkulasi ulang udara dengan filtrasi Keseimbangan Dampak Sumber daya yang dibutuhkan Efektivitas biaya Kesetaraan Penerimaan Kelayakan

1.1. PERGANTIAN UDARA (ACH) Pergantian udara per jam (ACH) adalah berapa kali total volume udara dalam suatu ruangan dihilangkan dan diganti sepenuhnya dalam satu jam. ACH minimum ruang perawatan adalah sekitar 6 – 20 kali per jam ( standar ASHRAE). Udara yang terus berganti = mencegah penularan TB

Ilustrasi kalkulasi perhitungan ACH :

1.2. VENTILASI ALAMI Efektif jika : Jendela / ventilasi terbuka > 20% luas lantai . Bukaan ada di dua sisi ruangan untuk aliran silang (cross-ventilation). Pintu & jendela dibuka saat pasien hadir . Lantai tingkat atas bangunan memiliki ventilasi yang lebih baik daripada tingkat bawah .

Layout Ideal Ventilasi Alami :

Contoh Layout Ventilasi Alami : Lokasi : Hospital Nacional Dos de Mayo, Lima, Peru Wind

1.3. VENTILASI MEKANIS Efektif jika : Bisa digunakan jika ventilasi alami tidak cukup. Gunakan HEPA filter untuk menyaring udara . HEPA Filter

1.4. VENTILASI CAMPURAN Sistem hybrid ( gabungan alami & mekanik ) disarankan WHO. Kipas propeller dapat digunakan untuk meningkatkan sirkulasi udara bersama kipas pembuangan , untuk menghasilkan area tekanan udara negatif yang akan menarik udara masuk .

2. SISTEM GUV “Ultraviolet Germicidal Irradiation” (UVGI) Dipasang di atas ruangan untuk membunuh kuman di udara . Harus dipasang cukup tinggi untuk mencegah paparan langsung ke manusia .

3. AIRBORNE INFECTION ISOLATION (AII) Udara mengalir masuk , tidak keluar ruangan . Dilengkapi ruang antara (anteroom), alarm tekanan , wastafel tanpa sentuh , toilet sendiri . Udara dibuang keluar melalui filter HEPA dan sinar UV.

Anteroom Negative pressure

17 3.0 1. Rawat Jalan 2. Ruang Rawat Inap UNIT PELAYANAN KESEHATAN 3. Ruang Tunggu 4. Laboratorium TB

1. RAWAT JALAN ANALISIS ALIRAN AKTIVITAS PASIEN & PENGUNJUNG Datang Menunggu Pengambilan Dahak Foto Toraks Tes Sensitivitas OAT Konsultasi Kembali Suspek TB Ruang Dahak Ruang Obat Ruang Konsultasi Ruang Tunggu Kamar Mandi Pasien TB Minum OAT Konsultasi Kembali Ruang Dahak Ruang Konsultasi Ruang Tunggu Kamar Mandi Pasien TB-MDR Minum OAT Istirahat Konsultasi Kembali Ruang Dahak Ruang Obat Ruang Tunggu Kamar Mandi Pendamping Pasien Menunggu Kembali Ruang Tunggu Kebutuhan Ruang Datang Menunggu Pengambilan Dahak Datang Menunggu Datang Mengantar

ANALISIS ALIRAN AKTIVITAS TENAGA KESEHATAN Berkunjung Mengarahkan Pasien Mengawasi Pasien Mengarahkan Pasien Kembali Ners & Perawat Ruang Tunggu Ruang Pemeriksaan Dokter Staf Laboratorium Ruang Dahak Ruang Mempersiapkan Dahak Cleaning Staff Berkunjung Membersihkan Kembali Ruang Kotor (Dirty Utility) Ruang Konsultasi Ruang Pemeriksaan Berkunjung Memeriksa Pasien Memberikan Konsultasi Kembali Berkunjung Menyiapkan Dahak Menguji Dahak di Lab Memberikan Hasil Tes Kembali Kebutuhan Ruang

Ruang pengambilan dahak perlu ventilasi baik . Pasien MDR-TB mungkin butuh tempat istirahat setelah minum obat . Ruang obat dan ruang dahak perlu ukuran minimum sesuai ergonomi. 1. Zona Duduk Panjang Popliteal (48,3 cm) 2. Zona Sirkulasi Rentang Siku (75,4 cm) 3. Panjang Jangkauan Tangan Panjang dari Bahu ke Ujung Jari (78 cm) 4. Zona Sink Panjang dari Siku ke Ujung Jari (44,6 cm) CATATAN

RUMAH SAKIT •Port au Prince,  Haiti GHESKIO TUBERCOLOSIS HOSPITAL Area :  1400  m² Tahun :  2015 Desain berfokus pada meminimalkan risiko penularan sekaligus menciptakan ruang yang lebih nyaman dan mendukung untuk menerima perawatan . PRESEDEN

Memungkinkan percakapan antara pasien dan staf medis di udara terbuka di mana risiko penularan lebih rendah Semua koridor dan area konsultasi berada di luar untuk meningkatkan sirkulasi udara terbuka dan mengurangi risiko penularan dari pasien ke staf . Staf kebersihan dapat mengakses kamar kecil menggunakan pintu terpisah dari luar untuk menghindari memasuki kamar pasien dan risiko infeksi . https://www.archdaily.com/937709/gheskio-tuberculosis-hospital-mass-design-group

GHESKIO TUBERCOLOSIS HOSPITAL https://www.archdaily.com/937709/gheskio-tuberculosis-hospital-mass-design-group

GHESKIO TUBERCOLOSIS HOSPITAL https://www.archdaily.com/937709/gheskio-tuberculosis-hospital-mass-design-group

GHESKIO TUBERCOLOSIS HOSPITAL https://www.archdaily.com/937709/gheskio-tuberculosis-hospital-mass-design-group

2. RUANG RAWAP INAP Ventilasi alami saja mungkin tidak cukup untuk kenyamanan termal di bangsal rumah sakit di negara tropis . Bangsal terbuka menyebar risiko infeksi lebih merata , sementara sekat melindungi sebagian pasien tapi bisa menjebak patogen . CATATAN

PRESEDEN Ruang rawat inap yang dilengkapi HEPA filter dan lampu UV (UVGI) F LOOR-STANDING WALL/CEILING MOUNTED

3. RUANG TUNGGU Dirancang agar tidak padat dan memungkinkan jaga jarak . CATATAN RUANG DOKTER RUANG DOKTER RUANG DOKTER RUANG DOKTER RUANG DOKTER RUANG TUNGGU RUANG TUNGGU RUANG DOKTER RUANG DOKTER RUANG DOKTER RUANG DOKTER RUANG DOKTER RUANG DOKTER RUANG DOKTER RUANG DOKTER RUANG DOKTER RUANG DOKTER RUANG TUNGGU RUANG TUNGGU RUANG DOKTER RUANG DOKTER RUANG DOKTER RUANG DOKTER RUANG DOKTER

PRESEDEN

4. LABORATORIUM TB RISIKO RENDAH RISIKO TINGGI Penghalang sekunder mencakup : pemisahan area kerja dari publik pembuangan limbah yang baik fasilitas cuci tangan . Ruang tunggu antara laboratorium dan area publik menjadi penghalang sekunder tambahan .

PERSYARATAN Pintu laboratorium yang menunjukkan rate ketahanan api . Perabot, seperti kursi, tidak boleh dilapisi kain.

https://www.researchgate.net/figure/Diagnostic-algorithm-for-laboratory-testing_fig5_316975013

https://www.flad.com/ideas/bsl-conversions.php

34 4.0 1. Bronkoskopi 2. IGD/UGD UNIT KHUSUS 3. ICU Isolasi 4. Fisioterapi 5. Rontgen Portable 6. Unit Bedah 7. Dialisis 8. Pelayanan Gigi

1. BRONKOSKOPI RUANG BRONKOSKOPI Hindari bronkoskopi pada pasien TB yang dicurigai / terkonfirmasi , atau tunda hingga hasil BTA 3x negatif . Jika TB dicurigai , pertimbangkan pengobatan empiris TB. Lakukan : Pemeriksaan fisik Rontgen dada Pemeriksaan mikroskopik , kultur, dan tes NAA Pengambilan dahak / aspirat lambung PROSEDUR BRONKOSKOPI PADA PASIEN TB :

Lakukan bronkoskopi di ruang AII ( isolasi udara bertekanan negatif ) . Jika pasien tidak bisa mengeluarkan dahak , lakukan induksi dahak sebelum bronkoskopi . Setelah bronkoskopi , tunggu hingga udara ruangan bebas M. tuberculosis sebelum digunakan kembali . Saat pasien masih batuk , ambil 1 sampel dahak untuk BTA . Pasien tetap di ruang AII hingga batuk mereda . TINDAKAN PENDUKUNG :

2. IGD / UGD RUANG AIRBORNE INFECTION ISOLATION (AII) Minimalkan waktu pasien TB ( suspek / terkonfirmasi ) berada di IGD atau layanan gawat darurat . Jika ruang AII tidak tersedia , gunakan : Ruangan dengan ventilasi umum yang baik Teknologi pembersih udara seperti HEPA filter portable Setelah pasien TB keluar dari ruangan , Beri jeda waktu agar udara yang terkontaminasi M. tuberculosis benar-benar bersih Baru izinkan petugas atau pasien lain masuk

Sebelum pasien keluar dari ruang AII, lakukan asesmen terlebih dahulu : ✅ Apakah pasien sudah bisa lepas dari isolasi udara ? ✅ Apakah masih ada risiko penularan ? ✅ Apakah pasien mampu mengikuti etika batuk dan menjaga kebersihan pernapasan secara ketat ? Aliran udara dari sisi ke sisi melewati kepala tempat tidur LAY-OUT RUANG DUA PASIEN

3. ICU ISOLASI Pasien TB di ICU sering memiliki penyakit penyerta dan risiko komplikasi ICU yang tinggi . Pengeluaran dahak ( ekspektorasi ) hanya boleh dilakukan di ruang isolasi bertekanan negatif , bukan di ruang anteroom ICU. Pasang filter bakteri di tabung endotrakeal atau di sisi ekspirasi sirkuit ventilator saat menggunakan ventilator atau alat bantu napas manual pada pasien TB untuk mencegah kontaminasi udara oleh M. tuberculosis

PERBEDAAN UTAMA ICU UMUM DAN ICU PASIEN TB ICU UMUM ICU PASIEN TB Tekanan Ruangan Penggunaan APD Pergerakan Pasien Prosedur Aerosol Sistem Ventilasi Penanganan Dahak Netral atau positif Negatif Standar APD lengkap (N95, gaun , pelindung mata , sarung tangan ) Relatif tidak terbatas Sangat terbatas Kewaspadaan standar Kewaspadaan maksimum pengendalian infeksi melalui udara Ventilasi rumah sakit umum Udara tersaring HEPA dengan kontrol tekanan Standar Penganganan khusus , hanya di dalam ruang isolasi

4. FISIOTERAPI Rehabilitasi tidak selalu harus dilakukan di ruang isolasi . Kebutuhan isolasi tergantung pada beberapa faktor , terutama tingkat risiko penularan dari pasien .

MEDICAL REHAB (-) AIR LOCK (-) NS WAITING AREA STAFF ROOM FAKTOR PENENTU REHABILITASI PASIEN TB DI RUANG ISOLASI Status Infeksius Pasien TB TB Paru aktif & belum diobati / <2 minggu pengobatan → Masih menular → wajib isolasi , termasuk saat rehabilitasi TB Non- Infeksius (>2 minggu pengobatan efektif , atau TB ekstraparu ) → Tidak perlu isolasi , rehabilitasi bisa dilakukan di ruang umum dengan protokol pengendalian infeksi 2. Jenis Rehabilitasi yang Diberikan Bentuk rehabilitasi : Fisioterapi paru Latihan fisik Edukasi & dukungan psikososial Jika dilakukan secara berkelompok , status infeksius pasien harus dipastikan terlebih dahulu untuk mencegah penularan

5. RONTGEN PORTABLE Tujuan Utama : Mengidentifikasi dan mendiagnosis cepat individu dengan gejala TB yang mencari perawatan di fasilitas kesehatan . Triage sebagai Proses Penyaringan Awal : Mempercepat diagnosis TB, memungkinkan penanganan cepat untuk kasus yang dicurigai . Memfasilitasi pemisahan atau tindakan pencegahan lain: Mencegah penularan TB dari pasien infeksius . X-ray Portabel sebagai Alat Diagnostik : Digunakan setelah triage untuk konfirmasi diagnosis. Contoh : Mesin X-ray mobile ( gambar ). https://www.siemens-healthineers.com/en-id/radiography/mobile-x-ray Xray-mobile

6. UNIT BEDAH ATURAN UNTUK STAF (PENGENDALIAN ADMINISTRATIF) PENGATURAN RUANGAN (PENGENDALIAN LINGKUNGAN) PENGATURAN DIRI (PENGENDALIAN PERLINDUNGAN PERNAPASAN) Jadwal Operasi Khusus Pasien TB dioperasi dengan staf seminimal mungkin , biasanya di akhir hari kerja agar ruangan bisa dibersihkan total. Ruang Pemulihan Aman Setelah operasi , pasien TB ditempatkan di ruang pemulihan yang dirancang khusus untuk mencegah penyebaran kuman . Ruang Operasi dengan Ruang Tunggu (Anteroom): Jika ada anteroom di ruang operasi , gunakan untuk kasus TB. Jika tidak , pastikan ruang operasi memenuhi standar isolasi . Pembersih Udara Khusus : Jika tidak ada ruang isolasi udara yang memadai , gunakan alat pembersih udara seperti filter HEPA atau sinar UV untuk menjaga udara tetap bersih . Filter Udara untuk Alat Bantu Napas: Alat bantu napas yang digunakan pada pasien TB harus dilengkapi filter khusus yang sangat efektif menangkap bakteri Masker N95 untuk Staf: Semua staf yang berada di ruang operasi dengan pasien TB harus memakai masker N95 baru . Masker untuk Pasien : Pasien TB yang batuk atau memiliki hasil tes positif sebaiknya memakai masker bedah sebelum dan sesudah operasi , jika memungkinkan . Hindari Masker Katup : Jangan gunakan masker dengan katup pernapasan karena tidak melindungi area steril operasi .

https://www.aercon.com/differential-pressure/

2nd UAE International Conference on Antimicrobial Resistance RUANG OPERASI – PERSYARATAN KONSTRUKSI

7. DIALISIS ATURAN UNTUK STAF (PENGENDALIAN ADMINISTRATIF) PENGATURAN RUANGAN (PENGENDALIAN LINGKUNGAN) PENGATURAN DIRI (PENGENDALIAN PERLINDUNGAN PERNAPASAN) Jadwal Dialisis Khusus Pasien TB dialisis dengan staf seminimal mungkin , biasanya di akhir hari kerja agar ruangan bisa dibersihkan total. Ruang Dialisis Aman: Lakukan dialisis untuk pasien TB di ruangan yang memenuhi standar isolasi udara (AIIR). Pembersih Udara Khusus : Gunakan teknologi pembersih udara seperti filter HEPA atau lampu UV untuk memastikan kualitas udara yang baik di ruangan . Filter Udara untuk Alat Bantu Napas: Pastikan ada sistem aliran udara yang baik , dengan pasokan udara bersih masuk dan udara kotor dibuang , serta adanya ruang tunggu (anteroom) sebelum masuk ke ruang isolasi . Masker N95 untuk Staf: Semua staf dan pengunjung yang masuk ke ruangan pasien TB harus memakai masker N95 baru . Masker untuk Pasien : Jika pasien TB batuk atau memiliki hasil tes positif , sebaiknya memakai masker bedah sebelum , selama , dan sesudah prosedur . Terutama di ruang tunggu atau area umum lainnya . Penilaian Risiko : Jika ada risiko penularan TB saat memindahkan atau mengangkut pasien TB yang dicurigai atau terkonfirmasi , staf dan pengendara harus memakai minimal masker N95. Pertimbangkan juga potensi penggunaan alat pelindung diri tambahan .

8. PELAYANAN GIGI TANTANGAN UTAMA & PENTINGNYA PENCEGAHAN KEBUTUHAN RUANGAN & FASILITAS Risiko Penularan Tinggi Prosedur gigi dapat memicu batuk dan menyebarkan partikel infeksius . Berbagi Ruang Udara Pasien dan staf gigi berbagi ruang udara yang sama , meningkatkan potensi penularan TB, bahkan MDR TB (TB Resistan Obat). Perawatan Gigi di Ruang Khusus Perawatan harus diberikan di ruangan yang memenuhi standar isolasi . Peralatan Pengendali Udara Pertimbangkan penggunaan alat pembersih udara ( misalnya unit HEPA portabel ) di area tunggu atau ruang klinik , terutama untuk populasi berisiko tinggi .

PENGATURAN AREA KERJA YANG AMAN Area Pemrosesan Instrumen Terpisah Tempat khusus untuk membersihkan , mengemas , mensterilkan , dan menyimpan alat . Ruang Ganti Staf (Anteroom) Area terpisah untuk staf memakai dan melepas APD (Alat Pelindung Diri). Area Pengelolaan Limbah Tempat terpisah untuk limbah . Pemisahan Pasien Idealnya , pisahkan pasien gigi umum dari pasien yang dicurigai TB untuk menghindari penularan silang . Penyimpanan Aman Simpan disinfektan dan alat kebersihan di tempat yang aman . Pemisahan Linen Pisahkan penyimpanan linen bersih dari area lain ANTE ROOM Dirty Utility DAYLIGHT dental sterilization Staff in-out

World Health Organization. (2023). Tuberculosis infection prevention and control: A WHO knowledge-sharing platform resource page . https://tbksp.who.int/en/node/2589 Health Protection Surveillance Centre. (2010). Chapter 6: Infection prevention and control. Dalam Guidelines on the prevention and control of tuberculosis in Ireland 2010. https://www.hpsc.ie/a-z/vaccinepreventable/tuberculosistb/guidance/tb%20guidance%20chapter%206.pdf Singh, A. (2023). TB laboratory design and facilities as a biosafety measure. National TB Elimination Program. https://ntep.in/node/1706/CP-tb-laboratory-design-and-facilities-biosafety-measure Mikrobiologi Klinik FK Undip . (2019). Biosafety Levels (BSL-1, BSL-2, BSL-3 and BSL-4). https://mikrobiologiklinik.fk.undip.ac.id/?p=307 Zhang, Y., Gong, Y., Wang, C., & Guo, Z. (2017). Diagnostic algorithm for laboratory testing [Gambar]. Dalam Rapid deployment of a mobile biosafety level-3 laboratory in Sierra Leone during the 2014 Ebola virus epidemic. PLOS Neglected Tropical Diseases. https://www.researchgate.net/figure/Diagnostic-algorithm-for-laboratory-testing_fig5_316975013 Moreland, M., & Ferries, R. (2024, February 20). BSL conversions: A cost-efficient method to support high-containment research. Flad Architects. https://www.flad.com/ideas/bsl-conversions.php CDC Guidelines for Preventing the Transmission of Mycobacterium tuberculosis in Health-Care Settings (2005) WHO guidelines on tuberculosis infection prevention and control 2019 REFERENCES CDC (Guidelines for Infection Control in Dental Health-Care Settings, 2003) 2nd UAE International Conference on Antimicrobial Resistance International Health Facility Guidelines Kethireddy , S., & Light, R. B. (2014). Clinical review: Tuberculosis on the intensive care unit. Critical Care , 18(2), 210. https://doi.org/10.1186/cc13746 Park, H.-E., Go, S., & Song, Y.-H. (2024). Airflow and pressure design review of modular negative pressure wards. Buildings, 14 (6), 1623. https://doi.org/10.3390/buildings14061623
Tags