Tokoh lima inovator yang bisa kita jadikan panutan

IpayDoang 8 views 12 slides Oct 31, 2024
Slide 1
Slide 1 of 12
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12

About This Presentation

Tokoh lima inovator yang bisa kita jadikan panutan


Slide Content

JAMIL AZZAINI
Inspirator Sukses Mulia. Julukan itu diberikan oleh
rekan-rekannya didasari oleh kepiawaiannya
mendorong orang untuk selalu meraih kehidupan
terbaik: Sukses Mulia. Sukses adalah orang yang
memiliki 4-ta (harta, tahta, kata dan cinta) yang tinggi,
4-ta itu diperoleh dengan memerhatikan etika dan
agama yang dianutnya. Sementara mulia adalah
memanfaatkan 4-ta yang sudah diperoleh untuk
memberi manfaat kepada orang-orang di sekitarnya.
Mula-mula ia memberikan training atas nama pribadi.
Namun, sejak 2004 ia bergabung dan engembangkan
PT. Kubik Kreasi Sisilain bersama Farid Poniman dan
Indrawan Nugroho yang telah merintis usaha itu sejak
1999. Bersama dua rekannya ini pula ia menulis buku
Kubik Leadershipâ pada akhir 2005 dan hingga kini
sudah naik cetak 13 kali. Buku yang diterbitkan oleh
penerbit Gramedia tersebut pada Juni 2010 juga telah
dicetak dalam bahasa Melayu di Malaysia.
Pria kelahiran Purworejo Jawa Tengah, 09 Agustus 1968 ini menempuh jenjang pendidikan
formal strata satu (S-1) dan (S-2) di Institut Pertanian Bogor (IPB). Sejak 1995, Jamil Azzaini
juga menjadi pembicara publik dengan berbagai tema, khususnya pengembangan diri,
spiritualitas, kewirausahaan dan pemberdayaan masyarakat. Mulai 2004, Jamil fokus
memberikan training maupun seminar Personal Development di berbagai perusahaan atau
instansi di Brunei Darussalam, Philipina, Hongkong dan Makao, Singapura dan Jepang
DI INDONESIA SIAPA SAJA YANG TELAH MENGUNDANGNYA?
Di Indonesia, sejak ia terjun kedunia training banyak sekali perusahaan yang telah
mengundangnya.
Perbankan: Bank Indonesia, Bank Mandiri, BRI, BRI Syariah, BNI 46, BNI Syariah, BCA,
CIMB Niaga, Bank BTN, Bank ArthaGraha, Bukopin, Bank Danamon, Bank DKI, Bank Mega
Syariah, Bank BPD Kalbar, Bank Syariah Mandiri, Bank Permata, BII, BPD Kalsel.
BUMN & Pemerintahan: Pertamina, Telkom, Perusahaan Gas Negara, Askes, Jasa Raharja,
Jiwasraya, Pelindo-2, Elnusa, Sucofindo, Surveyor Indonesia, Pupuk Kaltim, Perum Peruri,
Pos Indonesia, Lido Resort, Permodalan Nasional Madani, Adhi Karya, Istaka Karya, PLN,
Banda Ghana Reksa, Rukindo, Yelow Pages, Rajawali Nusantara Indonesia Group,
Kementerian Perhubungan, Departemen Pendidikan Nasional, Meneg BUMN, Perum
Pegadaian, Peti Kemas Surabaya, Bahana Securitas, PTPN X, BP-Migas, PT Pupuk Kujang,
Pupuk Iskandar Muda, Departemen Keuangan, Dirjen Pajak.
Swasta: Bakrie & Brothers, Bakrie Telecom, Nuticia, Aqua, Yamaha, Astra Honda Motor,
Sony, Pama Persada, Jaya Board, Ericsson Indonesia, Samudera Indonesia, Holcim, ACT, B
Braun, Tripatra, Diebold, MNC, Kompas Gramedia Group, Santika, Rumah Sakit Harapan

Kita, Sun Life Financial Indonesia, Sari Husada, Arutmin, Kuala Pelabuhan Indonesia,
Sumarecon, AIG Life, Jaya Group, Chevron.
HM Sampoerna, Indika Group, Oto Finance, Adira Finance, Kosgoro, Abacus, Jakarta
International Container Terminal (JICT), Good Year, Tunas Toyota, Asuransi Tugu Pratama,
Sharp Indonesia, Tupperware, Tripatra, Rajawali Plantation, AXA Mandiri, Asuransi Astra
Buana, Dipostar, Lintas Arta, Mega Auto Finance, Mega Credit Finance, United Tractor, Auto
2000, Trac, Senayan City serta puluhan perusahaan lainnya.
APA SAJA BUKU YANG SUDAH DITULISNYA?
Hingga saat ini, Jamil Azzaini sudah menulis 6 buah buku yang semuanya Best Seller:
1. Kubik Leadership, 2005. Gramedia. Jakarta.
2. Menyemai Impian Meraih Sukses Mulia, 2008. Gramedia. Jakarta.
3. Tuhan Inilah Proposal Hidupku, 2009. Gramedia. Jakarta.
4. DNA SuksesMulia, 2010. Gramedia. Jakarta.
5. Makelar Rezeki, 2012. Mizania. Bandung.
6. ON, 2013.  Mizania. Bandung.
APA KEGIATAN LAIN JAMIL AZZAINI?
Untuk mengembangkan kemampuan para trainer ia menggagas lahirnya Akademi
Trainer. Dari kegiatan ini diharapkan akan lahir trainer-trainer berkarakter yang mampu
menginspirasi Indonesia menuju peradaban yang lebih baik, peradaban Sukses Mulia.
Kegiatan utama Akademi Trainer adalah Wanna Be Trainer, Trainer Bootcamp & Contest,
dan Leader Talks.
Jamil juga membuat Komunitas SuksesMulia dan Klub SuksesMulia. Hal ini dilakukan
sebagai upaya terwujudnya peradaban SuksesMulia. Diharapkan Komunitas SuksesMulia
tersebar di setiap kota di Indonesia. Bagi Anda yang ingin bergabung silakan bergabung
di www.KomunitasSuksesMulia.com atau telpon ke 021-29400-100 ext 33.
Bersama kakak kandungnya, Jamil Azzaini juga mendirikan sekolah murah tingkat
menengah di Lampung. Saat ini setiap tahunnya muridnya lebih dari 1.400 orang. Jamil juga
mendirikan Pesantren Wirausaha Agribisnis Abdurrahman bin Auf secara cuma-
cuma di Klaten Jawa Tengah. Lulusan Pesantren ini dimaksudkan untuk melahirkan para
pengusaha baru di Indonesia sekaligus memutus rantai kemiskinan.
Ia juga menjadi penasehat di beberapa lembaga yang peduli untuk mengangkat harkat dan
martabat masyarakat diantaranya Komunitas Tangan Di Atas (TDA). Sebuah komunitas
wirausaha dan sebagian besar anggotanya adalah pengusaha muda.
Selain itu, ia juga menjadi penasehat di Yatim Mandiri sebuah lembaga sosial yang
berupaya memandirikan anak-anak Yatim. Tahun 2011, lembaga ini tercatat di MURI
sebagai lembaga yang paling banyak memberi bantuan kepada anak yatim.
MEDIA MANA YANG PERNAH MENAMPILKAN BUAH BIKIRAN ATAU PROFILNYA?

Media Massa: Kompas, Republika, Intisari, Koran Tempo, Jawa Pos, Majalah Garuda, Radar
Yogya, Kedaulatan Rakyat, Tribun Riau, Sumatera Post, Paras, Radar Jogya. Radar Lampung,
Tabloid Nova, Majalah Excellent, Lampung Post, dan berbagai media komunitas.
Elektronik: RCTI, Metro TV, ANTV, TransTV, TVRI, TV One, Sindo Trijaya FM, SMART FM,
Pas FM, Sonora, JJFM, SIndo TV, DD FM, QTV
SATU KALIMAT YANG MEWAKILI PROFIL JAMIL ADALAH:
Dalam diri sosok Jamil mengalir bakat alami sebagai trainer, penulis, pengkader trainer &
social entrepreneur serta penggerak kepedulian masyarakat
BAIMANA MENGHUBUNGI JAMIL AZZAINI?
Jamil Azzaini, Inspirator Sukses Mulia, dapat dihubungi di:
PT Kubik Kreasi Sisilain
Griya Sukses Mulia, Jl. Swadaya II No. 46 Tanjung Barat, Jakarta 12530, Indonesia
Phone +62-21-781 3030 atau fax +62-21-781 2345.
Contact person: Untuk bisnis (perusahaan) ke Mona: 0816-1615-316 Untuk kepentingan
non-bisnis ke Dian 0852-31055-111. Bagi yang ingin meningkatkan kemampuan bicara di
depan umum hubungi 0812-1632-0707 (Akademi Trainer). Untuk pemesanan buku-buku
karya Jamil Azzaini kontak ke Nisa 0878-688-52
Atau, melalui:
e-mail: [email protected]
twitter: @JamilAzzaini
facebook: facebook.com/jamilazzaini
website: jamilazzaini.com
instagram: Jamil_Azzaini
Youtube: Youtube/JamilAzzaini

BOB SADINO
Memiliki nama lengkap Bambang Mustari Sadino, lebih dikenal dengan panggilan bob
sadino. Beliau lahir di Lampung, pada tanggal 9 Maret 1933. Beliau merupakan seorang
pengusaha yang sukses asal Indonesia yang memiliki bisnis pada bidang pangan dan juga
peternakan. Ia merupakan pemilik dari jaringan usaha yaitu Kemchick dan Kemfood.
Beliau merupakan salah satu pengusaha yang nyentrik, dan memiliki sebuah ciri khas
dalam berpakaian yaitu ia sangat sering terlihat memakai sebuah kemeja lengan pendek
dan digabungkan dengan celana pendek dalam setiap kegiatan beliau, baik saat dirumah
maupun saat ditemui diluar rumah.
Bob Sadino terlahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Beliau merupakan
anak bungsu dari 5 bersaudara. Disaat orang tuanya meninggal, Bob yang saat itu masih
berumur 19 tahun, telah mewarisi seluruh harta kekayaan dari keluarganya harta itu
diberikan kepadanya di karenakan para saudara kandungnya sudah di anggap hidup
mapan. Bob lalu menghabiskan sebagian dari hartanya untuk berkeliling dunia. Di dalam
perjalanannya tersebut, ia juga mengunjungi Belanda dan kemudian menetap disana
sekitar 9 tahun lamanya. Di belanda, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam,
Belanda serta di Hamburg, Jerman. Di Belanda Bob kemudian bertemu Soelami Soejoed
yang kemudian menjadi pasangan hidupnya.
Tahun 1967, Beliau dan juga keluarganya kembali ke Indonesia. Ia juga membawa 2
Mercedes buatan tahun 1960an miliknya. Lalu salah satunya dijual olehnya untuk membeli
sebidang tanah di Kemang, Jakarta.
Pekerjaan pertama yang dilakukannya setelah keluar dari perusahaan tempat ia bekerja
ialah menyewakan mobil Mercedes yang masih ia miliki, dan pada saat itu ia sendiri yang
sekaligus menjadi sopirnya. Akan tetapi, suatu ketika ia mengalami kecelakaan dan
mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak memiliki uang untuk dapat
memperbaikinya, Ia pun beralih pekerjaan menjadi seorang tukang batu. Pada saat itu

gajinya hanya Rp.100. Beliau pun pada saat itu sempat mengalami depresi akibat dari
tekanan hidup yang ia alami.
Suatu ketika, temannya menyarankannya untuk memelihara ayam agar dapat melawan
depresi yang telah dialaminya. Kemudian bob tertarik dan disaat beternak ayam, ia
mendapatkan inspirasi untuk berwirausaha. Ia memperhatikan kehidupan dari binatang
ternaknya tersebut. Beliau seperti mendapat sebuah ilham bahwa ayam saja bisa berjuang
agar bias hidup, tentu manusia pun juga akan bisa.
Bob Sadino berfoto dengan beberapa telur
Sebagai seorang peternak ayam, setiap hari bob serta istrinya, menjual beberapa kilogram
telor dari hasil peternakannya. Dalam kurun waktu satu setengah tahun, Beliau dan juga
istrinya telah memiliki lumayan banyak yang berlangganan telur hasil ternak mereka, para
pelanggannya terutama dari orang asing, karena saat itu mereka sangat fasih berbahasa
Inggris. Perlu diketahui Bob dan juga istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta. di mana
saat itu terdapat banyak orang asing yang menetap disana.
Tidak jarang beliau dan istri dimaki oleh pelanggan, mereka tidak marah, akan tetapi
mereka bergkaca pada diri sendiri dan mencoba memperbaiki pelayanan. Selanjutnya
perubahan drastis terjadi pada dirinya, awal mula dari pribadi yang feodal menjadi seorang
pelayan. Kemudian lama kelamaan Beliau menjadi seorang pemilik tunggal sebuah pasar
swalayan (super market ) “Kem Chicks”. Beliau juga dikenal dengan tampilan
sederhananya yaitu menggunakan kemeja lengan pendek  serta celana pendek.
Bisnis supermarket beliau kemudian berkembang pesat dan merambah ke agribisnis,
terutama holtikutura, mengelola kebun sayur-mayur untuk keperluan konsumsi orang
asing di Indonesia. Oleh karenanya ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di
beberapa daerah di Indonesia.Beliau percaya bahwa setiap menuju langkah sukses selalu
diawali dengan kegagalan demi kegagalan. Untuk menjadi wirausaha, perjalanan tidak
akan semulus yang dikira atau dipilkirkan. Beliau serta istrinya banyak mengalami cobaan
ketika melakukan usaha. Bagi beliau uang bukan yang menjadi nomor satu. yang
terpenting ialah kemauan, berani mencari, komitmen serta menangkap peluang.
Pada saat melakukan sesuatu pikiran seseorang untuk berkembang, rencana tidaklah harus
selalu baku dan juga kaku, yang ada pada diri seseorang merupakan suatu pengembangan
dari apa yang sudah ia lakukan. Kelemahan banyak orang ialah karena terlalu banyak
mikir dalam membuat sebuah rencana sehingga ia tidak segera melangkah. Menurut beliau
“Yang terpenting adalah sebuah tindakan”.
Keberhasilan beliau sendiri tidak terlepas dari ketidaktahuan dirinya sehingga beliau
langsung terjun ke lapangan. Setelah merasakan jatuh bangun, Bob trampil serta

menguasai bidangnya. Dalam proses keberhasilannya, Beliau berbeda dengan kelaziman
pada umumnya, yang umumnya dimulai dari ilmu, lalu praktik, lalu menjadi trampil dan
menjadi seorang yang profesional. Menurut Bob, biasanya orang – orang akan memulai
sesuatu dari ilmu yang dimiliki, kemudian berpikir dan lalu bertindak yang serba canggih
serta arogan, karena orang tersebut merasa memiliki ilmu melebihi orang lain.
Sedangkan beliau, selalu lembut terhadap para pelanggan serta mau mendengarkan
keluhan dan juga pelanggan. Dengan sikap beliau yang seperti itu, beliau telah banyak
mendapatkan simpati dari pelanggan sarta mampu menciptakan pasar. Menurut beliau,
kepuasan para pelanggan akan menimbulkan kepuasan terhadap diri sendiri. Oleh
karenanya beliau selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.
Bob menempatkan perusahaannya seperti halnya sebuah keluarga. Oleh karenanya semua
anggota keluarga Kem Chicks, itu harus saling menghargai satu sama lainnya serta tidak
ada yang utama, karena semuanya memiliki fungsi serta kekuatan.
Bob Sadino Meninggal Dunia
Setelah sempat dirawat kurang lebih selama 2 bulan, pengusaha sukses yang nyentrik (Bob
Sadino) akhirnya menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, pada hari senin
tepatnya tanggal 19 januari 2015 di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta. Terdengar kabar
bahwa Beliau meninggal setelah berjuang melawan penyakitnya yaitu infeksi saluran
pernafasan kronis. Beliau dikatakan sudah tak sadarkan diri selama 2-3 minggu.
Penyakitnya tersebut terkait dengan factor usia yang sudah lanjut dan kondisinya yang
semakin menurun setelah istrinya meninggal dunia terlebih dahulu yaitu pada bulan Juli
2014.

RACHMAT GOBEL
“Leaders are made, they are not born…”
Ungkapan tersebut cukup mewakili hal-hal inspiratif yang bisa
dipelajari dari sosok seorang Rachmat Gobel. Sosoknya tentu
tak asing lagi bagi dunia bisnis Indonesia. Rachmat Gobel telah
dikenal sebagai seseorang tokoh di dunia bisnis  yang terampil
mengolah SDM dan SDA untuk menghasilkan produk-produk
elektronik berkualitas andalan Indonesia.
Pria kelahiran Jakarta, 3 September 1962 tersebut merupakan
putra pertama dan anak kelima dari tujuh bersaudara. Pada
awalnya, PT. National Gobel merupakan perusahaan yang
dirintis oleh sang ayah, H. Thayeb Mohammad Gobel.Sebagai
putra pertama dalam keluarga, Rachmat di didik secara disiplin oleh sang ayah untuk
menjadi penerus bisnis keluarga.
Saat liburan sekolah, Rachmat bergegas mengikuti pelatihan kerja di pabrik selama
seharian penuh sebagaimana rutinitas pekerja pabrik lainnya. Segenap latihan tersebut
juga didukung dengan penajaman intuisi bisnis melalui diskusi-diskusi bersama sang ayah.
Ritme tersebut terus menerus dilakukan oleh Rachmat untuk mengasah kemampuan
teknis dan keterampilan bisnis hingga ia menamatkan pendidikan di bangku SMA pada
tahun 1981.
Selepas SMA, Rachmat akhirnya memilih untuk melanjutkan pendidikan akademis di Chuo
University di Tokyo, Jepang. Selama 6 tahun menuntut ilmu di Jepang, Rachmat
memanfaatkan 2 tahun pertama untuk mempelajari bahasa serta kebudayaan bisnis
Jepang. Setelah 2 tahunberselang, barulah ia menamatkan kuliah di bidang perdagangan
internasional. Alih-alih kembali ke tanah air, Rachmat justru memanfaatkan waktunya di
Jepang untuk melakukan praktek kerja di Matsushita Group untuk memperlancar
komunikasi dan menjalin relasi bisnis yang baik.
Perjuangan Bisnis Sepeninggal Sang Ayah
Setelah sang ayah meninggal pada pertengahan tahun 1984, barulah pada tahun 1988
Rachmat kembali ke tanah air dan menetap secara permanen untuk meneruskan bisnis
keluarga yang diwariskan sang ayah. Kala itu Rachmat tidak serta merta langsung
menempati posisi tinggi di PT. National Gobel. Ia terlebih dahulu ditempatkan sebagai
tenaga pelatih di pabrik baterai.Setahun kemudian, barulah ia dilibatkan di jajaran
menengah untuk membuat sistem perencanaan manajemen.
Pada awal tahun 90-an, Rachmat melihat adanya peluang emas untuk memanfaatkan
situasi ekonomi Indonesia yang sedang berkembang pesat. Ia pun mempelopori ekspansi
bisnis kelompok usaha Gobel melalui kerjasama dan kordinasi dengan perusahaan
Masushita-Gobel (joint venture dengan perusahaan Matsushita Electric, Jepang). Melalui
proses ekspansi tersebut, kelompok usaha Gobel memperluas produksi dan pemasaran

produk hingga ke tingkat ekspor dengan proses yang sesuai dengan kebijakan pemerintah
di masa tersebut.
Ketika pergolakan situasi politik memicu krisis multi dimensi di Indonesia pada tahun
1998, Rachmat berusaha menstabilkan kinerja perusahaan agar dapat melewati masa krisis
tersebut. Berkat perencanaan dan sistem manajemen yang matang, ia berhasil
memperpanjang kerjasama antara PT. International Gobel dengan Matsushita Electric
Industrial Co. Ltd. dibawah naungan bendera PT. National Gobel (saat ini berganti nama
menjadi PT. Panasonic Manufacturing Indonesia). Hingga saat ini PT. Panasonic
Manufacturing Indonesia masih menjadi salah satu perusahaan elektronik terbesar di
Indonesia yang berkomitmen untuk melayani masyarakat Indonesia dengan menyajikan
produk-produk berkualitas dari segi fitur dan harga.
Sosok Rachmat Gobel di Bidang Sosial Kemasyarakatan dan Olahraga
Menjadi pebisnis tak membuat Rachmat Gobel lupa dengan aktivitas lainnya di bidang
olahraga dan sosial kemasyarakatan. Putra pasangan Thayeb Mohammad Gobel dan Annie
Nento Gobel ini menaruh perhatian yang besar terhadap perkembangan usaha kecil dan
menengah di Indonesia. Peran aktif dan upaya pembinaan yang dilakukan Rachmat
kemudian membuatnya dianugerahi penghargaan Bakti Koperasi dan Usaha Kecil pada
tahun 1997.
Tak hanya itu saja, Rachmat juga pernah menjabat sebagai ketua Kadin (Komite Kerjasama
Ekonomi Indonesia) dan tergabung aktif dalam organisasi lainnya seperti GABEL
(Gabungan Perusahaan Industri Elektronika), METI (Masyarakat Energi Terbarukan
Indonesia), APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) dan beberapa organisasi lainnya.
Di bidang olahraga, Rachmat juga turut berperan aktif di berbagai event dan organisasi,
seperti KOI (Komite Olimpiade Indonesia), PERSILAT, IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia)
dan PERPANI (Persatuan Panahan Indonesia). Rachmat juga memiliki apresiasi yang besar
terhadap dunia seni peran di Indonesia, sehingga ia memprakasai ajang penghargaan
Panasonic Gobel Award yang diperuntukkan bagi insan pertelevisian Indonesia.
Semangat, kerja keras dan sikap apresiasi yang dimiliki oleh Rachmat Gobel hendaknya
menjadi sebuah bentuk teladan dan motivasi bagi para generasi muda untuk senantiasa
kreatif dan berjuang dalam menggapai cita-cita. Sambil tak lupa membangun relasi yang
positif dan komunikatif dengan orang-orang di sekitar kita.

MUTIARA SITI FATIMAH DJOKOSOETONO
Kisahnya dimulai dari sebuah bemo, kendaraan
umum dengan roda tiga yang belakangan ini
makin sulit ditemui. Selanjutnya adalah 13 ribu
armada Blue Bird, perusahaan taksi berlogo
burung biru yang didirikan oleh Mutiara Siti
Fatimah Djokosoetono, kini almarhumah.
Burung biru, sejatinya adalah sebuah dongeng di
Eropa, yang didengar oleh Mutiara, saat tinggal
di Belanda. Dongeng itu bercerita tentang
nasihat seekor burung berwarna biru kepada
seorang gadis, yang intinya semua keinginan bisa digapai asal si gadis bersedia bekerja
keras dan jujur.
Dongeng ini begitu membekas pada ibu dua anak dari perkawinannya dengan Prof.
Djokosoetono itu, yang kini namanya diabadikan sebagai salah satu nama jalan dalam
kompleks Universitas Indonesia, tempatnya mengabdi.
Dari segi bisnis, kehidupan keluarga Mutiara dimulai saat suaminya meninggal. Satu buah
bemo yang dimiliki dan dikemudikan Chandra Soeharto, putra pertamanya, ikut menjadi
penopang perekonomian keluarga. Purnomo, adik Chandra yang tidak memiliki surat izin
mengemudi, bertugas sebagai asisten alias kondektur.
Mutiara mulai masuk ke bisnis taksi setelah dapat hadiah dua mobil dari polisi dan tentara,
sebagai jasa atas pengabdian sang suami yang meninggal tahun 1965. Berhubung yang
selalu menyopiri adalah Chandra, maka nama yang dikenal pun Chandra Taksi.
Izin sebagai perusahaan taksi, diperoleh Mutiara era Gubernur Ali Sadikin (alm)
memimpin Jakarta, pada tahun 1971. Sempat tidak diberikan izin lantaran belum
berpengalaman, membuat wanita kelahiran Malang, Jawa Timur itu makin kreatif. Para
penumpang Chandra Taksi dimintai rekomendasi layanan mereka, kemudian diajukan ke
Gubernur. Hasilnya: izin pun keluar.
Selamat jalan bemo. Karena setahun setelah Blue Bird berdiri, 25 taksi langsung
dioperasikan. Mobil-mobil yang digunakan adalah buah kepercayaan para istri mantan
pejuang terhadap Mutiara. Ini, armadanya sudah mencapai 21 ribu taksi.
Bisnisnya pun melebar hingga ke angkutan kontainer. Namun yang pasti, tetap konsisten di
jalur transportasi darat yang setiap bulan melayani 8,5 juta penumpang. (sumber:
plasadana.com)
Itulah sebuah kisah pengusaha sukses di Indonesia yang didapat oleh Mutiara Siti Fatimah
Djokosoetono. Walaupun tanpa kehadiran seorang suami, namun semangat bisnisnya tidak

pernah pudar, sekalipun dirinya tidak tahu sama sekali mengenai dunia bisnis. Dengan
hanya berbekal keinginan yang kuat untuk menghidupi anaknya, akhirnya ia mampu
untuk meraih segala cita-citanya.
Cermin perjalanan seorang Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono tampaknya patut dicontoh
dan diterapkan dalam menjalankan usaha. Keberhasilan itu semua tak lepas dari kerja
keras, optimisme yang yang tinggi, dan kecintaannya terhadap pekerjaan. Teruslah melaju
Blue Bird Group agar menjadi perusahaan paling terdepan di garda bisnis transportasi
Indonesia. Semoga bermanfaat dan bisa menambah semangat anda, salam sukses luar
biasa.

PURDI E CHANDRA
Purdi E Chandra lahir di Lampung 9 September 1959. Secara “tak resmi” Purdi sudah mulai
berbisnis sejak ia masih duduk di bangku SMP di Lampung, yakni ketika dirinya beternak
ayam dan bebek, dan kemudian menjual telurnya di pasar.
Bisnis “resminya” sendiri dimulai pada 10 Maret 1982, yakni ketika ia bersama teman-
temannya mendirikan Lembaga Bimbingan Test Primagama (kemudian menjadi
bimbingan belajar). Waktu mendirikan bisnisnya tersebut Purdi masih tercatat sebagai
mahasiswa di 4 fakultas dari 2 Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta. Namun karena
merasa “tidak mendapat apa-apa” ia nekad meninggalkan dunia pendidikan untuk
menggeluti dunia bisnis.
Dengan “jatuh bangun” Purdi menjalankan Primagama. Dari semula hanya 1 outlet dengan
hanya 2 murid, Primagama sedikit demi sedikit berkembang. Kini murid Primagama sudah
menjadi lebih dari 100 ribu orang per-tahun, dengan ratusan outlet di ratusan kota di
Indonesia. Karena perkembangan itu Primagama ahirnya dikukuhkan sebagai Bimbingan
Belajar Terbesar di Indonesia oleh MURI (Museum Rekor Indonesia).
Mengenai bisnisnya, Purdi mengaku banyak belajar dari ibunya. Sementara untuk masalah
kepemimpinan dan organisasi, sang ayahlah yang lebih banyak memberi bimbingan dan
arahan. Bekal dari kedua orang tua Purdi tersebut semakin lengkap dengan dukungan
penuh sang Istri Triningsih Kusuma Astuti dan kedua putranya Fesha maupun Zidan. Pada
awal-awal berdirinya Primagama, Purdi selalu ditemani sang istri untuk berkeliling kota di

seluruh Indonesia membuka cabang-cabang Primagama. Dan atas bantuan istrinya pula
usaha tersebut makin berkembang.
Kini Primagama sudah menjadi Holding Company yang membawahi lebih dari 20 anak
perusahaan yang bergerak di berbagai bidang seperti: Pendidikan Formal, Pendidikan Non-
Formal, Telekomunikasi, Biro Perjalanan, Rumah Makan, Supermarket, Asuransi,
Meubelair, Lapangan Golf dan lain sebagainya.
Walaupun kesibukannya sebagai entrepreneur sangat tinggi, namun jiwa organisatoris
Purdi tetap disalurkan di berbagai organisasi. Tercatat Purdi pernah menjabat sebagai
Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) cabang Yogyakarta dan pengurus
Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) DIY. Selain itu Purdi pernah juga tercatat
sebagai anggota MPR RI Utusan Daerah DIY.
Tags