Topical Application Flour in Dentistry.pptx

MichelleTedja2 6 views 19 slides Sep 14, 2025
Slide 1
Slide 1 of 19
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19

About This Presentation

Karies gigi adalah penyakit yang merupakan hasil dari interaksi antara bakteri pembentuk asam pada gigi dan karbohidrat yang dapat difermentasi
Faktor-faktor yang mempengarhi risiko karies: jumlah bakteri kariogenik, konsumsi gula frekuensi tinggi, aliran saliva yang tidak memadai, paparan fluor yan...


Slide Content

PENDAHULUAN Karies gigi adalah penyakit yang merupakan hasil dari interaksi antara bakteri pembentuk asam pada gigi dan karbohidrat yang dapat difermentasi Faktor-faktor yang mempengarhi risiko karies : jumlah bakteri kariogenik , konsumsi gula frekuensi tinggi , aliran saliva yang tidak memadai , paparan fluor yang tidak mencukupi , kebersihan mulut yang buruk , dan sosioekonomi . Instruksi : mengurangi konsumsi gula frekuensi tinggi , menyikat gigi dua kali sehari (pasta gigi fluor), kontrol berkala Fluor : Topikal & Sistemik Fluor : pencegahan karies & agen terapeutik untuk inaktivasi lesi Resiko : Fluorosis

DEFINISI Topical Application of Fluor : Perawatan preventif yang memberi perlindungan terhadap karies gigi dengan penggunaan fluor konsentrasi rendah secara terus menerus M eningkatkan remineralisasi white spot lesion Menangani lesi karies invasif awal Membatasi terjadinya lesi di sekitar restorasi gigi

PATOFISIOLOGI White Spot Lesion Kondisi ini ditandai dengan daerah demineralisasi dibawah permukaan enamel yang utuh . Metabolisme karbohidrat oleh bakteri akan menghasilkan asam sehingga pH plak menurun dan asam yang dihasilkan mulai demineralisasi email Kandungan mineral di daerah tersebut berkurang , sehingga mempengaruhi translusensi dari enamel dan tampak lebih putih . Fluor M empromosikan remineralisasi ( ion kalsium dan fosfat ) dan mengurangi demineralisasi . Mencegah hilangnya mineral Ketika remineralisasi terjadi dengan adanya fluor, enamel menjadi lebih tahan terhadap karies karena peningkatan fluoroapatit .

ANAMNESIS Evaluasi aktivitas karies pasien dapat membantu dalam penegakan diagnosis dan rencana perawatan . Untuk menilai risiko karies dapat menanyakan pasien atau orang tua pasien mengenai : P ola diet Paparan fluoride Perilaku dan kebiasaan pasien . Caries risk assessment : P enentuan dalam peningkatan insidensi karies atau kemungkinan adanya perubahan ukuran atau aktivitas lesi yang sudah ada . Risiko karies : rendah , sedang , dan tinggi ( penetapkan periode dan intensitas pemberian perawatan )

Sumber : American Academy of Pediatric Dentistry. Caries-risk assessment and management for infants, children, and adolescents.

GEJALA KLINIS DAN PEMERIKSAAN P emeriksaan klinis ( visual ): permukaan gigi harus dikeringkan dengan udara selama minimal 5 detik setelah dilakukan profilaksis dengan pumice dan kemudian diperiksa dengan bantuan cahaya dan kaca mulut . Permukaan lesi kasar = lesi aktif Permukaan yang halus dan mengkila t = lesi tidak aktif Pemeriksaan  T rans- iluminasi Fluoresensi Fotografi

ICDAS II 0- Permukaan gigi sehat 1- Perubahan visual pertama pada enamel 2- Perubahan visual yang jelas pada enamel

DIAGNOSIS BANDING White spot lesion non aktif berupa fluorosis, hipomineralisasi enamel, dan hypoplasia enamel yang berhubungan dengan genetik dan lingkungan . Fluorosis - H ipomineralisasi enamel - akibat peningkatan konsentrasi fluor dalam ameloblas selama pembentukan enamel. - Gambaran klinis :bitnik- bintik putih kecil hingga opasitas yang menyatu pada seluruh enamel. Hipoplasia enamel - Kegagalan deposisi protein enamel atau kegagalan mineralisasi yang menyebabkan hilangnya jaringan keras enamel setelah gigi erupsi . - Gambaran klinis : flek putih , pita horizontal yang sempit , dan diskolorasi gigi yang bervariasi .

TERAPI: Self-applied TAF Pasta Gigi Fluor Obat kumur fluor Formulasi gel NaF CPP-ACP Paling umum digunakan Fluor dalam bentuk  Sodium fluoride, sodium monofluorophosphate (MFP), stannous atau amine fluoride. Konsentrasi fluor meningkat 100-1000x (1-2 jam) Dikumur dan diludahkan NaF 0,2% / setiap minggu NaF 0,05% / setiap hari Tindakan kesehatan masyarakat ( preventif ) Direkomendasikan untuk  high-risk NaF 1,1% (5,000 ppm) Stannous fluoride 0,15% (1.000 ppm) Digunakan dengan resep dari dokter Tersedia dalam bentuk krim Untuk penggunaan di rumah Digunakan pada permukaan beresiko karies , erosi , atau white spot lesion Dapat diaplikasikan sendiri

Diaplikasikan oleh dokter gigi TERAPI: Professionally-applied TAF Acidulated phosphate fluoride (APF) gels 1,23% (12.300 ppm) Campuran NaF , asam fluorida , dan asam ortofosfat . Keunggulan APF: Memiliki rasa yang dapat diterima T idak menyebabkan staining Tidak menyebabkan iritasi gingiva Kekurangan APF: Gigi harus tetap basah selama 4 menit Larutan bersifat asam Neutral sodium fluoride gel K asus erosi enamel, dentin terbuka , dentin karies atau hipomineralisasi S tabil memiliki rasa yang dapat diterima tidak mengiritasi gingiva Gel NaF tidak menyebabkan diskolorasi pada gigi atau restorasi Stannous fluoride gel Remineralisasi white spot lesion dan hipomineralisasi pada enamel SnF2 8% dioleskan pada gigi dengan cotton applicator dan dioleskan ulang setiap 15 sampai 30 detik sehingga gigi tetap basah selama 4 menit . Aplikasi 1x per tahun

Diaplikasikan oleh dokter gigi TERAPI: Professionally-applied TAF Fluoridated varnishes Fluoridated varnish mampu mengikat fluoride ke enamel > lama daripada fluor topikal lainnya . Mempertahankan konsentrasi fluor yang tinggi pada gigi selama beberapa jam. D iaplikasikan 2 kali setiap tahun . Silver Diamide Fluoride (SDF) Larutan tidak berwarna yang mengandung 24,4%-28,8% perak dan 5,0%-5,9% fluor. Digunakan untuk perawatan gigi sensitif dan harus diterapkan secara profesional . Kekurangan : Rasa logam yang tidak menyenangkan Berpotensi untuk mengiritasi permukaan gingiva dan mukosa Kemungkinan diskolorasi hitam

ALAT DAN BAHAN Alat Alat Pelindung Diri (APD) Level 3 Polybib Sendok cetak (impression tray) Alat standar diagnostik (2 kaca mulut , pinset , sonde, ekskavator ) Saliva ejector Prophylaxis brush Timer Low speed handpiece Bahan a)1.23% Acidulated phosphate fluoride (APF) gels b) Cotton roll

Prosedur Tindakan Lengkap Operator melakukan 6 langkah cuci tangan menurut WHO dan 5 moment hand hygiene yang dianjurkan WHO Operator menggunakan Alat Pelindung Diri Level 2

Prosedur Tindakan Lengkap Persiapan pasien Operator memposisikan pasien , instruksikan pasien untuk duduk di dental unit dengan posisi tegak Operator memasangkan polybib pada pasien anak Pasien diinstruksikan untuk menyikat gigi dan berkumur dengan povidone iodine terlebih dahulu sehingga mengurangi jumlah bakteri dalam aerosol selama perawtan Melakukan pendekatan non farmakoterapi yaitu Tell-show-do.

Prosedur Tindakan Lengkap Melakukan profilaksis menggunakan prophylaxis brush dan lowspeed handpiece Melakukan isolasi pada gigi geligi dengan menggunakan cotton roll di bagian lingual dan bukal Melakukan pemilihan ukuran sendok cetak yang sesuai dengan rahang pasien Masukkan gel APF sebanyak 1/3 permukaan sendok cetak Masukkan sendok cetak yang telah diisi gel APF kedalam mulut pasien dan menekan pada bagian bukal dan lingual. Menggunakan saliva ejector untuk mengambil kelebihan saliva . Aplikasi fluor topikal dilakukan selama 4 menit ( menggunakan timer ) Keluarkan sendok cetak dari mulut pasien setelah 4 menit

Prosedur Tindakan Lengkap

Komunikasi , Instruksi , Edukasi (KIE) KOMUNIKASI Menjelaskan mengenai tujuan , manfaat , proses, dan kemungkinan efek samping dari perawatan yang akan dilakukan dan jawab pertanyaan pasien . INSTRUKSI Instruksikan pasien untuk tidak makan atau minum selama 30 menit setelah prosedur Instruksikan pasien untuk makan makanan lunak selama 24 jam Untuk pasien yang mengkonsumsi supplemen fluor, instruksikan pasien untuk tidak mengkonsumsi suplemen fluor selama dua hari setelah aplikasi fluoride. Setelah itu , lanjutkan seperti yang diarahkan . EDUKASI Mengedukasi pasien dan orang tua pasien mengenai karies dan hal yang dapat dilakukan untuk mencegah karies Mengedukasi pasien dan orang tua pasien mengenai kegunaan fluor Mengedukasi pasien dan orang tua pasien mengenai metode , waktu , dan frekuensi penyikatan gigi yang benar

Kontrol Instruksikan kepada pasien atau orang tua pasien untuk kontrol kembali setalah 6 bulan . Penilaian resiko karies :

Daftar pustaka 1. Nowak AJ, Christensen JR, Mabry TR, Townsend JA, Wells MH. Pediatric Dentistry Infancy Trough Adolescence . Sixth Edit. Elsevier Inc.; 2019. 2. American Academy of Pediatric Dentistry. Policy on use of fluoride. The Reference Manual of Pediatric Dentistry. Chicago, Ill.: American Academy of Pediatric Dentistry; 2020:64-5. 3. Fluoride: Topical and Systemic Supplements. Ada.org. https://www.ada.org/en/member-center/oral-health-topics/fluoride-topical-and-systemic-supplements. 2021. 4. Toumba K, Twetman S, Splieth C, Parnell C, van Loveren C, Lygidakis N. Guidelines on the use of fluoride for caries prevention in children: an updated EAPD policy document.  European Archives of Paediatric Dentistry . 2019;20(6):508-509. 5. Cameron A, Widmer R. Handbook of Pediatric Dentistry 3rd Edition . 3rd ed. Mosby; 2008. 6. Marwah N.  Textbook Of Pediatric Dentistry . 3rd ed. New Delhi, India: Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd; 2014:333-346. 7. Sadikoglu I. White Spot Lesions: Recent Detection and Treatment Methods.  Cyprus Journal of Medical Sciences . 2020;5(3):260-266. 8. American Academy of Pediatric Dentistry. Caries-risk assessment and management for infants, children, and adolescents. The Reference Manual of Pediatric Dentistry. Chicago, Ill.: American Academy of Pediatric Dentistry; 2020:243-7. 9. Dikmen B. Icdas II criteria (international caries detection and assessment system).  J Istanb Univ Fac Dent . 2015;49(3):63-72.