TPJ_3 Teknik Perkerasan Jalan Kuliah.pptx

aldianthakim 5 views 54 slides Aug 27, 2025
Slide 1
Slide 1 of 54
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54

About This Presentation

TPJ_3 Teknik Perkerasan Jalan Kuliah


Slide Content

Teknik Perkerasan Jalan P ertemuan 3

Bina Marga Flexible Pavement Design (Metode Analisis Komponen) Pada jalan baru Penentuan tebal perkerasan dengan cara ini hanya berlaku untuk konstruksi perkerasan yang menggunakan material berbutir dan tidak berlaku untuk material yang menggunakan batu-batu besar (telford)

B agan Alir Perencanaan dengan Metode Analisa Komponen)

Daya dukung tanah dasar diukur dengan menggunakan pemeriksaan CBR (California Bearing Ratio) yang diperoleh dari hasil pemeriksaan contoh tanah. Contoh penghitungan CBR Data CBR tanah dasar: 4; 3; 2; 2; 3 ; 3; 5; 3.5; 4; 4; 2.5; 2.5; 4; 5; 2. Daya Dukung Tanah Dasar (DDT)

CBR Jumlah yang sama atau lebih besar Persen yang sama atau lebih besar 2 15 15/15 x 100%=100,00 2,5 12 80,00 3 10 66,67 3,5 7 46,67 4 6 40,00 5 2 (2/15 x 100%)= 13,33

Faktor Regional berkaitan dengan k ondisi lingkungan yang mempengaruhi lapisan perkerasan jalan dan tanah dasar . Kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap perkerasan jalan dan tanah dasar adalah: Air ( Curah Hujan ) Kelandaian Selain ke 2 hal tersebut ada lagi yang perlu kita pertimbangkan dalam menentukan tebal perkerasan jalan yaitu : Persen Kendaraan Berat . Faktor Regional (FR)

Kondisi lalulintas yang akan menentukan pelayanan adalah: Konfigurasi sumbu dan ekivalensi, untuk kebutuhan perencanaan berdasarkan 4 jenis: Sumbu tunggal roda tunggal Sumbu tunggal roda ganda Sumbu tandem roda ganda Sumbu triple roda ganda Lajur rencana, lajur yang menerima beban terbesar Lalulintas Rencana

Usia rencana Umur rencana adalah jangka waktu dalam tahun sampai perkerasan harus diperbaiki lagi ataupun ditingkatkan pelayanannya. Beberapa tipikal umur rencana: Lapisan perkerasan aspal baru (20 – 25 th) Lapisan perkerasan kaku baru (20 – 40 th) Lapisan tambahan (aspal : 10 – 15 th), (batupasir : 10 – 20 th) Angka pertumbuhan lalulintas

Prosentase Kendaraan pada Lajur Rencana

Angka Ekivalen (E) beban sumbu kendaraan Contoh : E truk = 1.2, ini berarti 1 kali lintasan truk mengakibatkan penurunan indek permukaan yang sama dengan 1.2 kali lintasan sumbu standar.

Contoh: Truk dengan berat kosong 4,2 ton, mempunyai konfigurasi sumbu depan adalah sumbu tunggal dan sumbu belakang adalah sumbu tunggal roda ganda. Berat maksimum truk = 18,2 ton. Distribusi beban terhadap sumbu depan 34% dan belakang 66 %. Maka angka ekivalen kendaraan tersebut adalah?

Dari survei timbang diperoleh beban roda belakang dari sebuah kendaraan truk seberat 2100 kg. Truk tersebut mempunyai konfigurasi sumbu depan adalah sumbu tunggal roda tunggal dan sumbu belakang adalah sumbu tunggal roda ganda. Distribusi beban sumbu depan dan belakang adalah 34 % dan 66%. Jadi: Beban sumbu belakang = 2 x 2100 kg = 4200 kg Beban sumbu depan = (34/66) x4200 kg = 2200 kg Jadi angka ekvivalen kendaraan truk =

Latihan 1 Sebuah Truk dengan berat kosong 5 ton dan berat maksimum 25 ton mempunyai konfigurasi sumbu depan adalah sumbu tunggal roda tunggal dan sumbu belakang adalah sumbu ganda roda ganda. Distribusi beban sumbu depan dan belakang adalah 25 % dan 75%. Pada saat melewati jembatan timbang diperoleh beban roda belakang seberat 3000 kg. Hitung E truk kosong, E truk maksimum dan E sesuai dengan berat di jembatan timbang.

Penyelesaian: E truk Ksg : = { (0,25x5000/8160) 4 } + { 0,086 x(0,75x5000/8160) 4 } = 0,000551 + 0,003836 = 0,004387 E truk Maks : = { (0,25x25000/8160) 4 } + { 0,086 x(0,75x25000/8160) 4 } = 0,344159 + 2,397413 = 2,741573

Beban sumbu roda belakang (untuk 1 sumbu): 2 x 3000 = 6000kg. Beban sumbu roda belakang = 2 x 6000 kg. Beban sumbu roda depan : = (25/75) x (2 x 6000) = 4000 kg E truk = = { (4000/8160) 4 } + { 0,086 x(12000/8160) 4 } = 0,0577 + 0,4022 = 0,4599

Selain dengan rumus diatas juga bisa menggunakan tabel di bawah ini

Perhitungan Lalulintas

Indek Permukaan

Dalam menentukan IP pada awal umur rencana (IP ) perlu diperhatikan jenis lapis permukaan jalan pada awal umur rencana seperti tabel di bawah ini.

Indeks Tebal Perkerasan U ntuk mencari ITP menggunakan Nomogram sesuai dengan nilai IP dan Ipo ( dalam nomogram IP ditunjukkan dengan IPt)

Tabel Koefisian kekuatan relative (a)

LASTON (Lapisan aspal beton) Laston atau aspal beton adalah jenis perkerasan jalan yang terdiri dari campuran agregat dengan aspal, dengan atau tanpa bahan tambahan, yang dicampur, dihamparkan dan dipadatkan pada suhu tertentu.

Lasbutag (Lapisan as buton agregat)

HRA (Hot Rolled Asphalt) Hot Rolled Asphalt (HRA) is a dense mixture of coarse aggregate, sand, mineral filler and bitumen.  This material has a high proportion of fine aggregate in the mix and subsequently has a low percentage of air voids when compacted.  BURDA (Laburan Aspal dua lapis) Laburan aspal dua lapis (BURDA) adalah lapisan penutup yang terdiri dari lapisan aspal ditaburi agregat yang dikerjakan dua kali secara berurutan.

BURTU (Laburan Aspal satu Lapis) laburan aspal satu lapis (BURTU) adalah lapisan penutup yang terdiri dari lapisan aspal dibaturi dengan satu lapis agregat bergradasi seragam (tebal maksimum 20 mm); LAPEN (Lapisan Penetrasi) Lapisan perkerasan yang terdiri dari agregat pokok dan agregat pengunci

BURAS (Laburan Aspal)

`