Tri & Yola Kel-4 Idealisme dan Realisme.pptx

abdulkadir314990 0 views 18 slides Oct 02, 2025
Slide 1
Slide 1 of 18
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18

About This Presentation

presentasi


Slide Content

FILSAFAT ADMINISTRASI PENDIDIKAN LANJUTAN

PEMIKIRAN ens
TENTANG ADMINISTRASI PENDIDIKAN zum

Tri Firmansyah Yola Merina
24324009 25324007

E

a
LINE, PROGRAM DOKTOR ADMINISTRASIPENDIDIAN
PAS: EME

% N 4 UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2025

, ==
fl Q
À IDEALISME& À
{| REALISME |

PEMIKIRAN*)
JELISME, ©

Tokoh

Plato (427-347 SM)

Pemikiran

Konsep Kunci

Realas se
‘dunia mater hanyalah bayange.

tadalah dunia ide forms)
Konsep Kunci

Kontribusi

Fondasiawalidealsme: realtas
tertinggibersift spiritual, bukan
material.

René Descartes (1596-1650)

Oualisme antraroh (es cogans) da

materi rs extensa), “Cogito ergo sum

Menguatkan peran rasio dan kesadaran
dalam memahamirealita.

Baruch Spinoza (1632-1677)

Realtasadalah sat substan
Tunan = Alam,

EE substans, Deus sve Natura

Menyintesis ideaisme dan realise
melalui pantelsmerasional

GW. Leibniz (1646-1716)

George Berkeley (1685-1753)

Realtastersusun dari monad (enitas sions

spiritual,
esse est perchi (ada aipesepsi

Dunia material hanya ada dalam pren. | Sublktifidealiam

Menunjukkan bah daser reais
adalah spiritual, bukan materia

Menghapus materiaisme, menegaskan
bahia reaitas ada dalam kesadarn.

Immanuel Kant (1724-1804)

5. Fichte (1762-1814)

FW, Schelling (1775-1854)

GMLF. Hegel (1770-1831)

Arthur Schopenhauer (1788-1860)

enga bet oleh SUR aro uanga Waktu,

(kategoi,dunia lar (hing ise a
L + * ImperatifKategor

dapat ketahui

Realtas bukan tinginitselfmelankan

Egorinrtsel Dunia fenomena ada untuk
perkembangan moral manusia

Ego vs Non-Ego

‘am adalah kspresi Roh seniadaah | tes alam & Roh
jalan menujukebenaran absolut

Reals adalah Roh Absolut yang
berkembang melluicialektika sarah,

Diatektia (tesis-amtitesis-
sintesis), Roh Absolut

Reais terdalam adalah Kehendak buta
(Wit, ni fenomenal hanya

Will Representation

enjadijembatan ke dealisme Jerman,
menekankan konstruis akt pléiran
dalam realtas

Melajutkan Kant, menekankan peran
Kehendak moral dalam realtas,

Menghubungkan alam, seni, dan fisatat

dalam kerangka ideals.

Puncak dealisme Jerman: menafsrkan
soluruhsejarah, polit, seni, agama
sebaga ekspresi Roh Absolut

Membawa nada pesimis ke ideaisme,
memberidasar fisafat seni & musik

Josiah Royce (1855-1916)

Beats aa omuntasescarn, | tea communty of

ebenaran ditemukan dalam loyaltas Si

pada tjuan bersama

Mengembangkan idealisme Amerika,
ember warna ets 8 sosía

pendidikan dalam pandangan idealisme bukantah

sekadar proses transfer pengetahuan, melainkan

ml Institusi Sosial

kultural. Sekolah, sebagai perwujudan institusi

pendidikan, memiliki kedudukan strategis untuk

memastikan manusia mengalami cultural birth dan)

menjadi bagian aktif dari peradaban.
dealisme menempatkan pendidikan pada
dimensi visioner, yakni tidak hanya
menyesuaikan diri dengan kondisi sosial yang
ada, tetapi juga berperan sebagai pendorong
perubahan yang lebih baik. Sekolah menjadi

institusi yang berani melampaui kepentingan
praktis sesaat demi membimbing generasi
mendatang menuju kematangan moral,
intelektual, dan spiritual.

Sekolah

pendidikan idealis mengingatkan kita bahwa
hokikat pendidikan adalah pembentukan
manusia seutuhnya, bukan sekadar penyiapan
tenaga kerja atau penyesuaian pragmatis
terhadap kebutuhan ekonomi. Melalui
sekolah, ilai kebenaran, keindahan, dan
kebaikan diwariskan sekaligus diperbarui agar
tetap relevan dengan dinamika zaman.

NN

PESERTA
DIDIK

dipandang sebagai diri (self)
spiritual, bukan sekadar makhluk
biologis. la merupakan Resatuan
tubuh, pikiran, dan roh, sekaligus

makhluk sosial yang menemukan
jati dirinya melalui relasi dan
pengabdian kepada orang lain
dan sosial.

kan dipahami sebagai
institusi sosial yang bermakna
mendalam, bukan sekadar
transfer pengetahuan. Manusia
lahir secara biologis, tetapi
menjadi manusia seutuhnya
melalui kelahiran kultural,

the Process

of Becoming

INDIVIDU

ahtualisasi diri atau self-realization,

yahni proses spiritual menjadi pribadi
‘yang utuh, Pendidikan harus
membantu siswa memperoleh
wawasan menyeluruh, membangun
kehidupan yang lebih tinggi, serta
menghayati nilai-nilai kebenaran,
Reindahan, dan kebaikan

&

QA
TUJUAN

PENDIDIKAN

membangun persaudaraan, keadilan, dan
heseimbangan dalam masyarakat, sehaligus
menjaga kesinambungan nilai budaya.
Namun, pendidikan juga harus mendorong
generasi baru untuk melampaui tradisi

sehingga tercipta inovasi menuju Rehidupan
ang lebih adil, bebas, dan sesuai cita-cita
kemanusiaan yang lebih tinggi

SINTESIS

tujuan sintesis antara kepentingan individu
dan sosial. Individu diarahkan pada

kebudayaan, pengetahuan, dan
perkembangan diri, sedangkan masyarakat
pada efisiensi, karakter, dan

kewarganegaraan. Keduanya saling
melengkapi: tujuan individu bersifat sosial,
dan tujuan sosial membentul

y } A
IDEAL -CENTERED IMATASI À
tidak semata berfokus heel
child, subject, society DISIPLIN
centered melainkan
ARRET berpusat pada
idealisme yang SELF
bersumber pada ACTIVITY
realitas tertinggi,
URIKULUM

yakni Tuhan
à METODE

PEMIKIRAN € f

Tokoh / Aliran

Aristoteles

Aquinas

John Amos
Comenius

René
Descartes

Baruch
Spinoza

John Locke

Immanuel
Kant

Johann F.
Herbart

James

Neorealisme

Pokok Utama

Realitas konkret lebih penting daripada
ide; teori iwa (nutritif, sensitif, rasional),
‘teori empat sebab; konsep Prime Mover.
Materi nyata tapi bergantung pada
¡Tuhan; membedakan materia prima &
bentuk, dunia diciptakan
Pikiran = cermin pasif yang memantulka
objek; belajar harus menghubungkan
kata & obiek nvata.
Dualisme roh-materi; dunia fisik nyata,
‘terbentang, mekanis; Tuhan menjamin
cebenaran realitas inderawi.
Substansi tunggal: Tuhan = alam; atribut
pikiran & keluasan; dunia deterministik
Pikiran = tabula raso; semua
pengetahuan dari pengalaman; kualitas
| primer, sekunder, dan tersier.
Fenomena vs noumena (thing-in-itsel
pengetahuan terbatas pa
representasi, bukan realitas langsung.
Pikiran pas, isi ide dari tuar; jw
'substansi sederhana; pendidikan =

x nihilo.

Kesadaran = fungsi, bukan substansi;
objek hadir langsung dalam

Ralph B. Perry, E.B. Holt, W.T. Marvin,
E.G. Spaulding, W.B. Pitkin, W.P.

Durant Drake, A.O. Lovejoy, J.B. Pratt,

G. Santayana, R.W. Sellars, A.K. Rogers,

Kontribu:
Meletakkan dasar realisme klasik
memberi fondasi empirisme dan
ilmu pengetahuan.

Memadukan realisme Aristotelian
dengan teologi Kristen + realisme
religius.

Realisme sederhana dalam
pendidikan; menekankan
engalaman langsune.

Menegaskan dunia luar sungguh ada;
memberi dasar realisme ilmiah

Menegaskan realitas tunggal yang
nyata dan deterministik.

Realisme empiris; menolak ide
bawaan, menekankan pengalaman
indera.

Membuka jalan bagi critical realism;
realitas ada independen dari pikiran.

Realisme dalam psikologi &

pendidikan; pengaruh besar abad ke-
elopor realisme & pragmatis

‘Amerika; kritik atas idealisme.

Menegaskan pengetahuan sebagai
relasi langsung dengan objek.

Objek tidak langsung hadir,
melainkan representasi; koreksi

Bahan manusia dididik

Organisme rasional

hakikat murid

Determinisme penuh: warisan + lingkunga|

Kebeberan den Y D Moderat: ada inisiatf individu

Membedakan dari benda & hewan

PESERTA |
DIDIK

Pratt: kehendak bebas inti kepribadian

Pi
Broudy Aktualisasi dir
: Katolik: spiritual & adikodrati

u Komunisme: kolektivitas & masyarakat



Variasi

my

© Tijuan
Pendidikan

AXIOLOGY —> Felt Need, Real Need, Good Life Spritual & Kolektivis

Variasi realisme menegaskan corak
berbeda, baik spiritual maupun kolektivis
(komunis). Namun secara umum, realisme

Berhubungan erat dengan nilai- Broudy menekankan bahwa pendidikan
nilai Rehidupan. Pendidikan tidak harus diarahkan pada the good life

sekadar memberi pengetahuan, melalui prinsip penentuan diri, aktualisasi
diri, dan integrasi diri. Dengan itu, peserta

didik diharapkan bebas namun
bertanggung jawab serta mampu
mengembangkan potensi secara utuh.

menempatkan pendidikan sebagai sarana
membentuk individu dan masyarakat
yang berkepribadian utuh, bermoral, &
berkontribusi bagi kebaikan bersama.

melainkan membimbing peserta

didik mengenali, menghayati, dan
mewujudkan nilai etika, sosial,

maupun budaya dalam hidupnya.

_ Pro
—— Pendidikan

dan pengalaman belajar yang bermakna. Harry
Groudy : pentingnya kurikulum yang menanamkan
kebiasaan intelektual

(berpikir kritis, studi, dan pengambilan keputusan
nilai-bukan sekadar hafalan)

Metode pengajaran diarahkan pada motivasi
intrinsik, pemahaman mendalam (insight),
serta keterlibatan aktif siswa. Guru berperan
mengatur pengalaman belajar agar sesuai
dengan kemampuan siswa, sehingga proses

Pe i t
pendidikan lebih efisien dan bermakna. enerapan realisme berbeda menuru

konteks. Pendidikan Katolik menekankan
religius dan otoritas guru, sementara
pendidikan Soviet lebih menekankan tujuan
politik-ekonomi dan disiplin eksternal. Hal ini
menunjukkan bahwa meski berlandaskan
realisme, orientasi pendidikan tetap
dipengaruhi budaya dan ideologi masyarakat.

Aspek
Hakikat Pendidikan
Peserta Didik
Hakikat Manusia
Tujuan Pendidikan
Peran Guru
Proses Pendidikan
Kurikulum
Metode
Disiplin

Nilai Dasar

Idealisme Realisme

Institusi sosial-spiritual; membentuk manusia seutuhnya & Institusisosial; menyiapkan individu sesuai hukum alam &
mewariskan nia kebutuhan prakis.

(Organisme raslonal-biologis; dibentuk lewat kebiasaan &

Makhl uni ii ni ke aktuali
/akhluk spiritual-unik; dibimbing dari potensi ke aktualisasi. Penyesvalan realite.

Makhluk spiritual, moral, sosial, bebas; tujuan bersatu Makhluk biologis, rasional, sosial; kebebasan terbatas,
dengan nilai abadi/Tuhan. tunduk hukum alam & lingkungan.

Aktwalisasi dr, kesempurnaan moral-spiritual, harmonisasi Self-determination, self-realzation, self-ntegration; “the
individu-sosial 8004 life”; pribadi rasional & berguna

Pembimbing profesional; menanamkan habits, berpikir

Teladan moral-spiritual, pembimbing menuju nilaiabadı it, keteramplan simbolic

Ideal-centered:; self-activty,imitasi, disipli, pengalaman _ Reality-centered; pembentukan habits, motivasi, insight,

kreatif. latinan sistematis.
Sains, seni, moral; berorientasi nilailuhur &spiritual- _ Sains,sosial, selfsciences; menekankan pengetahuan
budaya. bermakna, diskusi, aplikasi nyata.

Aktivitas kreatif (esa, seni, proyek sosial nili lebih penting. Motivas,latinan, pembiaszan, insight; belajaraktif menuju
dari doing. pemahaman,

Gabungan dorongan internal + tekanan eksternal aturan,

Dari dalam (inner discipline) melalui kesadaran & teladan.
hukuman, otortas).

Realitas objektif, hukum alam, rasionalita, kebutuhan

Kebenaran, kebaikan, keindahan, spiritualitas.
sosial.

Aspek

Hakikat Administrasi Pendidikan

Pandangan Idealisme

Sarana untuk menyalurkan, menjaga, dan
menanamkan nilai moral, spiritual, serta
kebenaran universal.

Pandangan Realisme

Instrumen rasional untuk memastikan efisiensi,
efektivitas, dan keteraturan penyelenggaraan
pendidikan.

Tujuan

Membentuk manusia berkarakter luhur,
bermoral, dan berjiwa ideal.

Mempersiapkan manusia menghadapi realitas
objekti, kebutuhan praktis, dunia kerja, dan
masyarakat.

Peran Sekolah

Peran Guru

Kurikulum

Figur teladan moral dan pembimbing spiritual
peserta didik

Lembaga pembentuk wa, akal budi, dan
kesadaran moral peserta didik.

Menekankan nilai-nilai etis, spiritual, dan
pembentukan kesadaran batin.

Lembaga sosial yang mengorganisasi proses
belajar agar terukur dan sesuai tuntutan zaman,

Profesional yang berotoritas karena menguasai
ilmu dan metode empiris.

Menekankan ilmu pengetahuan, keterampilan,
dan kompetensi praktis.

Disiplin

Didasarkan pada motivasi internal, pengendalian
dir, dan kesadaran batin siswa.

Ditegakkan melalui aturan, sanksi, hukuman,
serta tekanan eksternal demi keteraturan,

Orientasi Manajemen

Kelebihan

Nilai, etika, dan spiritualitas.

Memberi arah nilai dan membentuk karakter

ideal,

Sistem, bukti empiris, dan pelaksanaan nyata.

Memberi kepastian, keteraturan, serta kesiapan
praktis menghadapi kehidupan.

Fungsi Manajemen

Pandangan Idealisme

Berorientasi pada nilai moral,
spiritual, budaya, dan
pembentukan manusia ideal.

Perencanaan

Membangun lingkungan

pendidikan yang harmonis,

menekankan etika, nilai, dan
interaksi manusiawi

Pengorganisasian

Guru menjadi teladan moral dan!
spiritual, membimbing dengan |penggunaan disiplin sebagai alat

Pengarahan
nilai Luhur.

Fokus pada kesesuaian dengan
tujuan ideal, menumbuhkan
motivasi internal siswa.

Menilai perkembangan
kepribadian, moralitas, dan
pembentukan jiwa.

Pandangan Realisme

Berorientasi pada kebutuhan
praktis, kurikulum berbasis
sains, keterampilan, dan
tuntutan masyarakat.

Menata struktur sekolah,

membagi tugas dan wewenang

secara efisien agar tujuan
tercapai.

Instruksi tegas, aturan elas,
pengarahan.

Fokus pada indikator objektif:
Kedisiplinan, ketercapaian
kurikulum, hasil belajar.

Menilai prestasi akademik,
keterampilan praktis, serta
kesiapan menghadapi realitas
hidup.

ES
Tags