tudi Kasus Safe Home untuk Latihan Pembuatan Aplikasi

fajarbaskoro 1,460 views 78 slides Nov 13, 2024
Slide 1
Slide 1 of 78
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70
Slide 71
71
Slide 72
72
Slide 73
73
Slide 74
74
Slide 75
75
Slide 76
76
Slide 77
77
Slide 78
78

About This Presentation

tudi Kasus Safe Home untuk Latihan Pembuatan Aplikasi


Slide Content

Studi Kasus Safe Home
1.Studi Kasus: Aplikasi Safe Home
Latar Belakang
Safe Home adalah sistem otomatisasi rumah yang mengintegrasikan keamanan,
pengelolaan energi, dan sistem kenyamanan dalam satu aplikasi. Sistem ini
memungkinkan pengguna mengontrol lampu, sistem keamanan, suhu, serta
perangkat elektronik lainnya dari jarak jauh melalui perangkat mobile atau komputer.
Tantangan dalam pengembangan Safe Home mencakup kebutuhan akan stabilitas,
keamanan, dan kemudahan penggunaan untuk para penghuni.
Persyaratan Sistem
1.Keamanan Pengguna: Sistem harus menyediakan autentikasi dua faktor untuk
keamanan akses pengguna.
2.Kontrol Jarak Jauh: Aplikasi harus mendukung kontrol dari jarak jauh melalui
internet.
3.Sensor Terintegrasi: Sistem terhubung dengan sensor gerak, suhu, dan asap
untuk meningkatkan keamanan.
4.Penyimpanan Data: Data aktivitas dan log akses disimpan secara terpusat
dengan enkripsi.
5.Notifikasi: Sistem harus mengirimkan notifikasi real-time ke perangkat
pengguna jika ada aktivitas yang mencurigakan.
Tantangan Utama
Kepuasan Pengguna: Antarmuka yang intuitif untuk pengguna dengan sedikit
pengalaman teknologi.
Keamanan Data: Melindungi data pengguna dan rumah dari akses tidak sah.
Reliabilitas: Menjaga agar aplikasi tetap berfungsi dengan baik meski ada
gangguan jaringan.
Jawaban dan Ulasan
1. Metodologi Pengembangan
Menggunakan Incremental Model, tim pengembang dapat mengembangkan dan
menguji setiap fitur utama Safe Home secara bertahap. Pendekatan ini memungkinkan
umpan balik dari pengguna di setiap iterasi, memastikan kebutuhan spesifik pengguna
dapat tercapai sebelum fitur berikutnya dikembangkan.
2. Identifikasi dan Pemodelan Kebutuhan
1

Pendekatan berbasis skenario atau Use Case Modeling membantu menggambarkan
interaksi pengguna dengan aplikasi. Misalnya, skenario "Pengguna Menerima
Notifikasi Keamanan" bisa merinci bagaimana sistem berinteraksi dengan pengguna
jika terdeteksi gerakan mencurigakan di rumah. Ini memungkinkan pengembang lebih
memahami alur sistem dan kebutuhan.
3. Perancangan Arsitektur Sistem
Arsitektur Safe Home sebaiknya berbasis mikroservis, di mana setiap fungsi utama
(keamanan, pengelolaan energi, notifikasi) dipisahkan dalam modul yang independen.
Hal ini meningkatkan skalabilitas dan memungkinkan pemeliharaan atau pembaruan
setiap komponen tanpa memengaruhi fungsi lainnya.
4. Pengujian Sistem
Pengujian Fungsionalitas: Memastikan semua fitur sesuai dengan kebutuhan
pengguna.
Pengujian Keamanan: Menguji autentikasi dua faktor, enkripsi data, dan
keamanan koneksi.
Pengujian Performa: Memastikan aplikasi tetap responsif meski dalam kondisi
lalu lintas jaringan tinggi atau gangguan jaringan.
2

2.SRS Aplikasi Safe Home
Software Requirement Specification (SRS) for Safe Home Application
1. Introduction
1.1 Purpose
Dokumen ini menjelaskan kebutuhan perangkat lunak untuk aplikasi Safe Home, yang
dirancang untuk mengelola dan memantau keamanan rumah secara otomatis dan
efisien. Sistem ini bertujuan untuk menyediakan kontrol terpusat bagi pengguna
dalam mengoperasikan perangkat keamanan, kontrol energi, dan kenyamanan dari
jarak jauh.
1.2 Scope
Safe Home adalah aplikasi berbasis web dan mobile yang memungkinkan pengguna
mengontrol sistem keamanan rumah, sensor, dan perangkat elektronik lainnya secara
otomatis dan jarak jauh. Fitur utama meliputi autentikasi pengguna, pengelolaan
sensor keamanan, kontrol perangkat jarak jauh, dan notifikasi real-time.
1.3 Definitions, Acronyms, and Abbreviations
SRS: Software Requirement Specification
UI: User Interface
API: Application Programming Interface
Safe Home: Nama aplikasi yang dikembangkan dalam studi kasus ini.
1.4 Overview
Dokumen ini menyajikan kebutuhan fungsional dan non-fungsional untuk aplikasi Safe
Home, mencakup spesifikasi sistem, antarmuka pengguna, dan fitur-fitur yang
diinginkan.
2. General Description
2.1 Product Perspective
Safe Home adalah sistem yang mengintegrasikan berbagai fungsi otomatisasi rumah
ke dalam satu aplikasi. Sistem ini memerlukan koneksi internet untuk pengoperasian
jarak jauh dan terdiri dari beberapa komponen utama:
Server Terpusat: Mengelola data pengguna, perangkat, dan komunikasi antar-
komponen.
Aplikasi Mobile dan Web: Antarmuka pengguna untuk mengelola dan
memantau sistem.
3

Sensor dan Aktuator: Komponen fisik yang ditempatkan di rumah.
2.2 Product Functions
1.Autentikasi Pengguna: Mendukung login aman dengan autentikasi dua faktor.
2.Manajemen Perangkat: Mengelola kontrol perangkat jarak jauh untuk lampu,
pengunci pintu, dan pengaturan suhu.
3.Notifikasi Real-time: Memberi notifikasi saat terjadi peristiwa yang
membutuhkan perhatian, seperti deteksi gerakan mencurigakan.
4.Log Aktivitas: Mencatat aktivitas pengguna dan perangkat untuk referensi dan
keamanan.
5.Integrasi Sensor: Menghubungkan sistem dengan sensor gerak, asap, dan
suhu untuk respons otomatis dalam keadaan darurat.
2.3 User Classes and Characteristics
Pengguna Rumah Tangga : Orang yang memiliki akses dan kontrol penuh
terhadap sistem.
Administrator Sistem: Pengelola yang bertanggung jawab atas pemeliharaan
sistem.
2.4 Operating Environment
Server: Sistem berbasis cloud dengan database terpusat.
Aplikasi Mobile: Android dan iOS.
Aplikasi Web: Browser modern (Chrome, Firefox, Safari).
3. Requirements
3.1 Functional Requirements
3.1.1 Autentikasi dan Akses
FR-1: Sistem harus menyediakan autentikasi dua faktor saat login.
FR-2: Pengguna dapat mereset kata sandi melalui email terdaftar.
3.1.2 Kontrol Perangkat Jarak Jauh
FR-3: Pengguna dapat mengontrol lampu, pengunci pintu, dan sistem HVAC
(pemanas, ventilasi, dan pendingin ruangan) melalui aplikasi.
FR-4: Aplikasi harus memungkinkan pengguna mematikan dan menyalakan
perangkat dari jarak jauh.
4

3.1.3 Integrasi Sensor
FR-5: Sistem harus terhubung dengan sensor gerak, suhu, dan asap untuk
memonitor lingkungan.
FR-6: Jika terdeteksi gerakan mencurigakan atau kebocoran gas, sistem harus
mengirim notifikasi segera kepada pengguna.
3.1.4 Notifikasi dan Alarm
FR-7: Sistem harus mengirimkan notifikasi real-time melalui SMS, email, atau
notifikasi aplikasi untuk kejadian yang mendesak.
FR-8: Pengguna dapat memilih metode pemberitahuan yang diinginkan.
3.1.5 Penyimpanan dan Log Aktivitas
FR-9: Semua aktivitas pengguna dan perangkat harus dicatat dalam log
terpusat.
FR-10: Log dapat diakses oleh pengguna untuk melihat riwayat penggunaan.
3.2 Non-Functional Requirements
3.2.1 Keamanan
NFR-1: Sistem harus mengenkripsi semua data pengguna menggunakan
enkripsi AES-256.
NFR-2: Autentikasi harus mencakup validasi multifaktor.
3.2.2 Ketersediaan dan Skalabilitas
NFR-3: Server harus mendukung ketersediaan 99,9% agar selalu dapat diakses
oleh pengguna.
NFR-4: Sistem harus mampu menangani hingga 10.000 pengguna secara
bersamaan.
3.2.3 Performa
NFR-5: Waktu respons untuk setiap tindakan pengguna di aplikasi tidak boleh
melebihi 2 detik.
NFR-6: Aplikasi harus mampu mengirimkan notifikasi dalam waktu kurang dari
5 detik setelah terdeteksi aktivitas sensor.
3.2.4 Kemudahan Penggunaan
NFR-7: Antarmuka aplikasi harus mudah digunakan dan dipahami oleh
pengguna tanpa latar belakang teknis.
5

4. Interface Requirements
4.1 User Interface
Aplikasi mobile dan web memiliki dashboard yang menampilkan status
perangkat dan sensor di rumah.
Fitur navigasi untuk akses cepat ke setiap kontrol perangkat.
4.2 Hardware Interface
Sistem terhubung ke sensor dan perangkat yang memiliki kemampuan Internet
of Things (IoT).
Semua perangkat IoT harus kompatibel dengan protokol komunikasi yang
didukung (misalnya, Wi-Fi, ZigBee).
4.3 Software Interface
Sistem berinteraksi dengan server melalui API RESTful.
Database relasional seperti MySQL atau PostgreSQL untuk penyimpanan data.
5. Other Requirements
5.1 Reliability Requirements
Sistem harus dirancang untuk mencegah kegagalan, dan jika gagal, harus
menyediakan solusi pemulihan otomatis.
5.2 Data Backup Requirements
Semua data harus secara otomatis di-backup setiap 24 jam untuk menghindari
kehilangan data.
5.3 Regulatory Requirements
Sistem harus mematuhi peraturan privasi dan keamanan data, seperti GDPR
atau CCPA, dalam melindungi data pengguna.
6

3.Metodologi Incremental Model
Metodologi Incremental Model adalah pendekatan pengembangan perangkat lunak di
mana sistem dibangun dan diimplementasikan secara bertahap melalui beberapa
increment atau versi kecil. Setiap increment menambahkan fungsionalitas baru yang
melengkapi versi sebelumnya hingga seluruh sistem selesai. Pendekatan ini
memungkinkan pengembang untuk memberikan sebagian produk ke pengguna lebih
cepat, memungkinkan uji coba awal, umpan balik berkelanjutan, dan peningkatan
iteratif.
Berikut adalah penjelasan tentang penerapan Incremental Model dalam
pengembangan aplikasi Safe Home.
Tahapan Incremental Model untuk Safe Home
1.Requirements Analysis (Analisis Kebutuhan) Pada tahap awal ini, seluruh
kebutuhan perangkat lunak untuk Safe Home diidentifikasi, mulai dari
autentikasi pengguna, kontrol perangkat jarak jauh, hingga sistem notifikasi
dan log aktivitas. Kebutuhan-kebutuhan ini kemudian dipecah menjadi bagian-
bagian kecil yang akan dikembangkan secara bertahap.
2.Design and Development of Increments (Perancangan dan Pengembangan
Increment) Setiap kebutuhan utama dikelompokkan dalam increment, yang
masing-masing menyertakan modul-modul fungsional utama. Pengembangan
dilakukan dalam tahapan berikut:
oIncrement 1: Sistem Dasar dengan Autentikasi
Fokus awal adalah membangun kerangka aplikasi yang mencakup
halaman login, autentikasi dua faktor, dan manajemen pengguna.
Dengan adanya increment ini, pengguna dapat mendaftarkan
akun, masuk, dan mengelola profil dasar.
Implementasi ini mencakup backend untuk penyimpanan data
pengguna serta encryption dasar untuk keamanan.
oIncrement 2: Kontrol Perangkat dan Sensor
Setelah autentikasi siap, fitur kontrol perangkat ditambahkan.
Pengguna dapat mengontrol perangkat seperti lampu, kunci
pintu, dan sistem HVAC melalui aplikasi.
Integrasi awal dengan beberapa sensor (misalnya, gerak dan
asap) untuk memonitor keadaan rumah, meskipun belum
dihubungkan sepenuhnya dengan notifikasi otomatis.
oIncrement 3: Notifikasi Real-Time
7

Fitur notifikasi ditambahkan agar pengguna mendapatkan
pemberitahuan secara real-time jika ada aktivitas yang
mencurigakan atau situasi darurat (misalnya, terdeteksi gerakan
atau kebocoran gas).
Sistem notifikasi mencakup pilihan pemberitahuan melalui
aplikasi, SMS, atau email.
oIncrement 4: Log Aktivitas dan Penyimpanan Data
Increment ini memungkinkan penyimpanan dan pencatatan
aktivitas pengguna serta log perangkat yang lengkap.
Pengguna bisa mengakses dan melihat log aktivitas ini, misalnya
untuk mengetahui kapan perangkat tertentu diaktifkan atau ada
notifikasi yang masuk.
3.Integration and Testing (Integrasi dan Pengujian) Setiap increment yang
selesai diuji secara independen untuk memastikan bahwa fungsionalitas yang
baru ditambahkan bekerja dengan baik dan tidak menyebabkan konflik dengan
fungsi yang ada. Pada setiap tahap ini, aplikasi Safe Home diuji dalam
lingkungan yang mendekati penggunaan nyata, termasuk pengujian integrasi
perangkat IoT yang berbeda.
4.Deployment and User Feedback (Penerapan dan Umpan Balik Pengguna)
Setelah satu atau lebih increment siap, versi aplikasi tersebut dapat diterapkan
ke sejumlah pengguna untuk uji coba. Pengguna memberikan umpan balik
terkait pengalaman menggunakan sistem, yang menjadi acuan bagi
pengembangan berikutnya. Misalnya, jika pengguna mengalami kesulitan
dalam mengatur notifikasi, pengembang dapat melakukan perbaikan
antarmuka atau mengoptimalkan notifikasi pada increment berikutnya.
5.Maintenance (Pemeliharaan) Setelah seluruh increment selesai dan sistem
sudah berfungsi sesuai kebutuhan, aplikasi Safe Home siap untuk pemeliharaan
berkelanjutan. Tim pengembang dapat menambahkan fitur tambahan atau
memperbaiki kekurangan berdasarkan permintaan dan masukan pengguna.
Misalnya, penambahan jenis sensor baru atau peningkatan enkripsi data untuk
memenuhi standar keamanan terbaru.
Kelebihan Incremental Model pada Safe Home
Umpan Balik Cepat: Pengguna dapat memberikan umpan balik di setiap tahap
increment, membantu pengembang menyesuaikan fitur berdasarkan kebutuhan
pengguna.
8

Peningkatan Berkelanjutan: Setiap increment yang telah selesai dapat
langsung digunakan oleh pengguna, memungkinkan pengembangan dan
perbaikan secara bertahap.
Penurunan Risiko: Dengan mengembangkan fitur secara bertahap, risiko
kegagalan total proyek dapat diminimalisir.
Kekurangan Incremental Model pada Safe Home
Kompleksitas Integrasi: Setiap penambahan fitur harus diintegrasikan dengan
fitur sebelumnya, yang dapat menjadi kompleks seiring bertambahnya
increment.
Waktu Pengujian Berulang: Pengujian harus dilakukan pada setiap increment,
yang membutuhkan sumber daya dan waktu lebih banyak.
Dengan Incremental Model, aplikasi Safe Home dapat berkembang secara adaptif dan
efisien, di mana setiap increment memberikan nilai langsung bagi pengguna dan
memudahkan perbaikan seiring pengembangan sistem
9

4. Pemodelan Kebutuhan Use Case Modeling.
1. Identifikasi Aktor dan Use Case
Aktor Utama:
1.Pengguna Rumah: Pemilik atau penghuni rumah yang memiliki akses ke
semua fitur utama.
2.Administrator Sistem: Orang yang bertanggung jawab untuk memelihara dan
mengelola sistem.
Use Case Utama:
1.Autentikasi Pengguna
oPengguna dapat melakukan login dan logout dari aplikasi.
oMendukung autentikasi dua faktor untuk keamanan.
2.Kontrol Perangkat Jarak Jauh
oPengguna dapat mengontrol perangkat rumah seperti lampu, kunci
pintu, dan sistem HVAC (pemanas, ventilasi, dan pendingin ruangan)
melalui aplikasi.
3.Notifikasi Real-Time
oSistem mengirimkan notifikasi kepada pengguna jika terjadi aktivitas
mencurigakan atau keadaan darurat.
4.Log Aktivitas
oPengguna dapat melihat riwayat aktivitas mereka, termasuk perangkat
yang diaktifkan dan notifikasi yang diterima.
5.Pengaturan Sensor
oPengguna dapat mengatur dan memantau sensor gerak, suhu, asap, dan
lainnya.
2. Use Case Modeling dengan PlantUML
Berikut adalah diagram Use Case yang menampilkan hubungan antara aktor dan use
case utama aplikasi Safe Home.
plantuml
Salin kode
@startuml
10

left to right direction
actor Pengguna as User
actor "Administrator Sistem" as Admin
rectangle SafeHomeApp {
User --> (Login) : uses
User --> (Logout) : uses
User --> (Autentikasi Dua Faktor) : <<extends>>
User --> (Kontrol Perangkat)
User --> (Pengaturan Sensor)
User --> (Lihat Log Aktivitas)
(Deteksi Sensor) --> (Notifikasi Real-Time) : <<extends>>
(Kontrol Perangkat) --> (Notifikasi Real-Time) : <<extends>>
Admin --> (Kelola Data Pengguna)
Admin --> (Pemeliharaan Sistem)
}
@enduml
Penjelasan:
1.Login, Logout, dan Autentikasi Dua Faktor
oLogin dan Logout adalah use case dasar untuk mengakses aplikasi.
oAutentikasi Dua Faktor adalah fitur keamanan tambahan yang di-
extend saat pengguna melakukan login.
2.Kontrol Perangkat
11

oKontrol Perangkat mencakup kendali jarak jauh untuk perangkat
rumah.
oPenggunaan kontrol perangkat dapat memicu Notifikasi Real-Time jika
terdeteksi aktivitas tidak biasa.
3.Pengaturan Sensor dan Deteksi Sensor
oPengaturan Sensor memungkinkan pengguna mengonfigurasi sensor.
oDeteksi Sensor dapat memicu Notifikasi Real-Time kepada pengguna
jika mendeteksi kondisi darurat.
4.Lihat Log Aktivitas
oLihat Log Aktivitas memungkinkan pengguna melihat riwayat interaksi
dan status perangkat.
5.Administrator Sistem
oKelola Data Pengguna dan Pemeliharaan Sistem adalah tugas khusus
bagi Administrator Sistem untuk memastikan sistem berjalan optimal
dan aman.
12

5 . Analysis Model untuk studi kasus Safe Home.
Analysis model ini mencakup tiga bagian utama:
1.Class Diagram untuk menunjukkan struktur kelas utama aplikasi.
2.Sequence Diagram untuk menggambarkan interaksi antar objek dalam
skenario use case.
3.Activity Diagram untuk menggambarkan alur kerja sistem dalam beberapa
proses utama.
1. Class Diagram
Class diagram ini menampilkan kelas utama dalam aplikasi Safe Home dan
hubungannya.
plantuml
Salin kode
@startuml
class Pengguna {
+ id: int
+ nama: string
+ email: string
+ kataSandi: string
+ otentikasiDuaFaktor(): void
+ login(): bool
+ logout(): void
}
class AdministratorSistem {
+ id: int
+ nama: string
+ kelolaPengguna(): void
+ pemeliharaanSistem(): void
}
13

class Perangkat {
+ id: int
+ nama: string
+ status: bool
+ kontrolPerangkat(status: bool): void
}
class Sensor {
+ id: int
+ jenis: string
+ status: bool
+ deteksiKeadaan(): void
}
class Notifikasi {
+ id: int
+ pesan: string
+ waktu: datetime
+ kirimNotifikasi(): void
}
class LogAktivitas {
+ id: int
+ aktivitas: string
+ waktu: datetime
+ simpanLog(): void
}
14

Pengguna "1" -- "1..*" Perangkat : mengontrol
Pengguna "1" -- "1..*" Sensor : memantau
Pengguna "1" -- "0..*" Notifikasi : menerima
Pengguna "1" -- "1..*" LogAktivitas : memiliki
AdministratorSistem "1" -- "0..*" Pengguna : mengelola
Penjelasan:
Pengguna: Representasi dari pengguna rumah, yang dapat login, logout, dan
menggunakan autentikasi dua faktor.
AdministratorSistem: Mengelola data pengguna dan melakukan pemeliharaan
sistem.
Perangkat: Objek perangkat rumah seperti lampu atau kunci pintu, yang dapat
dikontrol statusnya.
Sensor: Digunakan untuk mendeteksi situasi, seperti sensor gerak atau asap.
Notifikasi: Memberikan pemberitahuan kepada pengguna tentang aktivitas
yang terjadi.
LogAktivitas: Menyimpan catatan aktivitas pengguna dan perangkat.
2. Sequence Diagram
Diagram berikut menunjukkan skenario untuk Use Case "Kontrol Perangkat" dan
"Notifikasi Real-Time".
plantuml
Salin kode
@startuml
actor Pengguna as User
participant "Aplikasi Safe Home" as App
participant "Perangkat" as Device
participant "Notifikasi" as Notification
User -> App: login()
15

App -> User: autentikasi sukses
User -> App: kontrolPerangkat(status)
App -> Device: ubahStatus(status)
Device --> App: statusTerbaru
App -> Notification: kirimNotifikasi()
Notification --> User: notifikasi status perangkat
@enduml
Penjelasan:
Pengguna melakukan login ke aplikasi dan berhasil terautentikasi.
Pengguna mengirimkan permintaan untuk mengubah status perangkat melalui
aplikasi.
Aplikasi meneruskan perubahan status ke perangkat dan mengonfirmasi status
terbaru perangkat.
Jika perubahan terjadi, aplikasi mengirimkan notifikasi kepada pengguna
mengenai status perangkat yang diperbarui.
3. Activity Diagram
Diagram aktivitas untuk proses "Deteksi Keadaan oleh Sensor dan Pemberian
Notifikasi".
plantuml
Salin kode
@startuml
start
:Pengguna login;
if (Autentikasi sukses?) then (yes)
:Akses ke aplikasi;
:Pengguna mengatur sensor;
:Sensor aktif;
if (Keadaan mencurigakan terdeteksi?) then (yes)
:Sistem mengirim notifikasi;
16

:Notifikasi dikirim ke pengguna;
else (no)
:Sensor tetap aktif;
endif
else (no)
:Tampilkan pesan kesalahan;
endif
stop
@enduml
Penjelasan:
Pengguna login ke aplikasi dan melakukan autentikasi.
Setelah login berhasil, pengguna dapat mengatur sensor yang diinginkan.
Jika sensor mendeteksi keadaan mencurigakan, sistem akan segera mengirim
notifikasi kepada pengguna.
Jika tidak ada keadaan mencurigakan, sensor akan terus beroperasi tanpa
mengirim notifikasi.
Dengan analisis model ini, kita memiliki gambaran yang jelas tentang alur proses,
objek utama, dan interaksi dalam aplikasi Safe Home. Model ini memberikan dasar
yang baik untuk implementasi dan pengujian sistem.
17

6.Desain Sistem Safe Home
Desain dan arsitektur sistem Safe Home bertujuan untuk memberikan kerangka yang
jelas mengenai komponen utama, alur kerja, dan interaksi antar komponen dalam
sistem. Dalam desain ini, kita akan menggunakan pendekatan arsitektur berbasis
layered atau tiered architecture, yang mencakup tiga lapisan utama:
1.Presentation Layer: Bagian antarmuka pengguna yang berinteraksi langsung
dengan pengguna.
2.Application Layer (Business Logic Layer): Logika bisnis yang mengendalikan
operasi utama aplikasi.
3.Data Layer: Mengelola dan menyimpan data, termasuk data pengguna, log
aktivitas, dan status perangkat.
Di bawah ini adalah desain arsitektur untuk aplikasi Safe Home.
1. Arsitektur Sistem (Layered Architecture)
a) Presentation Layer
Mobile App atau Web App: Menyediakan antarmuka bagi pengguna untuk
mengakses fitur utama aplikasi Safe Home, seperti login, mengontrol perangkat,
menerima notifikasi, dan melihat riwayat aktivitas.
API Gateway: Menjembatani komunikasi antara antarmuka pengguna (aplikasi)
dan Application Layer melalui RESTful API atau GraphQL untuk interaksi yang
efisien.
b) Application Layer (Business Logic Layer)
Authentication Service: Menyediakan autentikasi pengguna, termasuk login,
logout, dan autentikasi dua faktor.
Device Control Service: Mengatur dan mengontrol status perangkat rumah
seperti lampu, kunci pintu, dan sistem HVAC.
Notification Service: Menangani pengiriman notifikasi real-time jika ada
perubahan status perangkat atau keadaan darurat terdeteksi oleh sensor.
Sensor Monitoring Service: Memantau data sensor dan mendeteksi kondisi
abnormal atau mencurigakan yang membutuhkan notifikasi ke pengguna.
Activity Logging Service: Menyimpan riwayat aktivitas dan log penggunaan
untuk analisis lebih lanjut.
c) Data Layer
18

Database: Menyimpan data pengguna, konfigurasi perangkat, log aktivitas, dan
status perangkat. Database ini dapat berupa SQL atau NoSQL, bergantung pada
kebutuhan penyimpanan data.
Notification Queue: Mengelola antrian notifikasi yang akan dikirim ke
pengguna, terutama untuk menghindari duplikasi pengiriman dan menangani
notifikasi dengan prioritas tinggi.
2. Komponen Utama dalam Arsitektur Sistem
Diagram Komponen
plantuml
Salin kode
@startuml
package "Presentation Layer" {
[Mobile App]
[Web App]
}
package "Application Layer" {
[API Gateway]
[Authentication Service]
[Device Control Service]
[Notification Service]
[Sensor Monitoring Service]
[Activity Logging Service]
}
package "Data Layer" {
[Database]
[Notification Queue]
}
19

[Mobile App] --> [API Gateway]
[Web App] --> [API Gateway]
[API Gateway] --> [Authentication Service]
[API Gateway] --> [Device Control Service]
[API Gateway] --> [Notification Service]
[API Gateway] --> [Sensor Monitoring Service]
[API Gateway] --> [Activity Logging Service]
[Authentication Service] --> [Database]
[Device Control Service] --> [Database]
[Notification Service] --> [Notification Queue]
[Sensor Monitoring Service] --> [Database]
[Activity Logging Service] --> [Database]
@enduml
Penjelasan:
1.Mobile App dan Web App: Komponen ini adalah antarmuka pengguna yang
memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan sistem. Aplikasi ini
terhubung ke API Gateway untuk mengakses layanan di lapisan aplikasi.
2.API Gateway: Bertindak sebagai perantara untuk menerima permintaan dari
aplikasi pengguna dan meneruskan ke layanan terkait di Application Layer.
3.Authentication Service: Menyediakan fungsi login, logout, dan autentikasi dua
faktor untuk keamanan akses pengguna.
4.Device Control Service: Mengontrol status perangkat rumah, seperti
menghidupkan/mematikan lampu atau mengunci pintu.
5.Notification Service: Menyediakan pengiriman notifikasi secara real-time jika
terdeteksi perubahan status atau keadaan darurat.
6.Sensor Monitoring Service: Memonitor data sensor dan memberi peringatan
jika ada aktivitas mencurigakan.
7.Activity Logging Service: Menyimpan log aktivitas pengguna, misalnya waktu
perangkat dinyalakan/dimatikan atau jika ada notifikasi yang diterima.
20

8.Database: Menyimpan data pengguna, perangkat, sensor, notifikasi, dan
riwayat log aktivitas.
9.Notification Queue: Mengatur antrian notifikasi, khususnya untuk notifikasi
real-time.
3. Sequence Diagram untuk Kasus Penggunaan Utama
Berikut adalah Sequence Diagram untuk kasus penggunaan "Kontrol Perangkat".
plantuml
Salin kode
@startuml
actor Pengguna as User
participant "Mobile App" as App
participant "API Gateway" as API
participant "Authentication Service" as AuthService
participant "Device Control Service" as DeviceService
participant "Database" as DB
User -> App: login()
App -> API: login request
API -> AuthService: validate user
AuthService -> DB: fetch user data
DB --> AuthService: user data
AuthService --> API: authentication success
API --> App: login success
User -> App: kontrol perangkat
App -> API: kontrol perangkat request
API -> DeviceService: kontrol perangkat
DeviceService -> DB: update perangkat status
DB --> DeviceService: status updated
21

DeviceService --> API: status confirmation
API --> App: perangkat status updated
@enduml
Penjelasan:
1.Login: Pengguna login melalui Mobile App, lalu aplikasi meminta autentikasi ke
Authentication Service melalui API Gateway. Setelah berhasil login, pengguna
dapat mengakses aplikasi.
2.Kontrol Perangkat: Setelah login, pengguna dapat mengontrol perangkat
rumah. Device Control Service akan memperbarui status perangkat di Database
dan mengirimkan konfirmasi kepada pengguna melalui API Gateway.
4. Pertimbangan Keamanan
1.Autentikasi Dua Faktor: Menggunakan autentikasi dua faktor untuk keamanan
akses aplikasi.
2.Enkripsi Data: Data yang dikirim antara pengguna dan aplikasi akan dienkripsi
untuk melindungi privasi.
3.Pengelolaan Notifikasi: Pengaturan notifikasi agar tidak ada spam, terutama
untuk notifikasi real-time yang kritis.
4.Pemeliharaan Sistem: Administrator sistem bertanggung jawab untuk
pemeliharaan berkelanjutan.
22

Presentation Layer
Desain Presentation Layer untuk aplikasi Safe Home harus menyediakan antarmuka
yang sederhana dan ramah pengguna karena fungsinya sebagai aplikasi pemantauan
dan kontrol rumah. Presentation Layer ini dirancang untuk platform mobile dan web,
dan mencakup antarmuka pengguna untuk fitur-fitur utama, seperti autentikasi,
kontrol perangkat, notifikasi, log aktivitas, dan pengaturan sensor.
Berikut adalah rincian desain antarmuka untuk masing-masing halaman utama
aplikasi Safe Home.
1. Halaman Login
Fitur Utama: Masukan untuk email, kata sandi, dan autentikasi dua faktor.
Desain:
oHeader: Logo aplikasi Safe Home dan judul "Masuk".
oForm Login:
Kolom untuk email dan kata sandi.
Tombol "Lupa Kata Sandi?" jika pengguna mengalami kesulitan
login.
Tombol "Login" untuk mengautentikasi pengguna.
oAutentikasi Dua Faktor: Setelah login sukses, pengguna diminta
memasukkan kode OTP (One-Time Password) yang dikirim ke ponsel
atau email.
2. Dashboard Utama
Fitur Utama: Menyediakan akses cepat ke kontrol perangkat, status perangkat,
dan ringkasan notifikasi terbaru.
Desain:
oHeader: Tampilkan nama pengguna dan opsi "Pengaturan".
oKontrol Perangkat: Ikon untuk setiap perangkat (lampu, kunci pintu,
AC), di mana setiap ikon dapat diaktifkan atau dinonaktifkan dengan satu
ketukan.
oNotifikasi Terbaru: Menampilkan pemberitahuan terbaru tentang
aktivitas mencurigakan atau kondisi darurat di bagian bawah layar.
23

oNavigasi: Tombol untuk mengakses "Log Aktivitas" dan "Pengaturan
Sensor".
3. Halaman Kontrol Perangkat
Fitur Utama: Mengontrol perangkat individu, memeriksa status terkini, dan
mengatur otomatisasi perangkat.
Desain:
oDaftar Perangkat: Tampilkan perangkat dengan status on/off, dan
pengguna dapat menekan untuk membuka pengaturan tambahan.
oDetail Perangkat: Setelah memilih perangkat, pengguna dapat melihat
informasi rinci, seperti waktu on/off terakhir dan pengaturan otomatisasi
(misalnya, menyala secara otomatis pada waktu tertentu).
oTombol Kembali: Untuk kembali ke Dashboard.
4. Halaman Notifikasi
Fitur Utama: Menampilkan daftar notifikasi yang sudah diterima.
Desain:
oDaftar Notifikasi: Setiap notifikasi menunjukkan waktu dan pesan,
seperti "Gerakan terdeteksi di ruang tamu".
oDetail Notifikasi: Jika pengguna mengetuk notifikasi, mereka akan
melihat detail lebih lanjut.
oPengaturan Notifikasi: Opsi untuk menyesuaikan jenis notifikasi yang
ingin diterima, seperti notifikasi untuk perangkat tertentu atau hanya
untuk keadaan darurat.
5. Halaman Log Aktivitas
Fitur Utama: Menampilkan riwayat aktivitas pengguna terkait perangkat dan
sensor.
Desain:
oFilter Waktu: Pilihan untuk menampilkan log aktivitas hari ini, minggu
ini, atau bulan ini.
oDaftar Aktivitas: Setiap entri log menunjukkan waktu dan deskripsi
aktivitas (misalnya, "Lampu ruang tamu dinyalakan pada pukul 18:00").
24

oDetail Aktivitas: Jika mengetuk salah satu log, pengguna bisa melihat
informasi tambahan seperti status perangkat terkait.
6. Halaman Pengaturan Sensor
Fitur Utama: Menyediakan opsi untuk menambah, menghapus, atau mengatur
sensor tertentu.
Desain:
oDaftar Sensor: Tampilkan semua sensor yang terpasang dengan status
saat ini (aktif/tidak aktif).
oPengaturan Individu: Setiap sensor dapat dikonfigurasi secara individu
(misalnya, sensitivitas sensor gerak).
oTambah Sensor Baru: Tombol untuk menambahkan sensor baru ke
sistem.
oPengaturan Waktu Aktif: Opsi untuk mengatur waktu aktif sensor
(misalnya, hanya aktif pada malam hari).
7. Desain Interface Menggunakan Wireframe
Halaman Login
plaintext
Salin kode
--------------------------------
| Safe Home Logo |
|--------------------------------|
| Masuk |
|--------------------------------|
| [ Email ] |
| [ Kata Sandi ] |
| [Login] [Lupa Kata Sandi?] |
--------------------------------
Dashboard Utama
plaintext
25

Salin kode
--------------------------------
| [Pengaturan] [Nama User]|
|--------------------------------|
| Perangkat |
| [ Lampu: ON ] [ Kunci: OFF ]|
| [ AC: ON ] |
|--------------------------------|
| Notifikasi |
| - Gerakan terdeteksi di depan |
| - Alarm Kebakaran di dapur |
--------------------------------
Halaman Kontrol Perangkat
plaintext
Salin kode
--------------------------------
| Kontrol Perangkat |
|--------------------------------|
| [Lampu Ruang Tamu: ON] |
| [Lampu Kamar: OFF] |
| [Kunci Pintu: OFF] |
--------------------------------
Halaman Notifikasi
plaintext
Salin kode
--------------------------------
| Notifikasi |
|--------------------------------|
| - Gerakan terdeteksi di ruang |
26

| - Suhu tinggi terdeteksi di dapur |
--------------------------------
Desain antarmuka ini memberikan kemudahan navigasi dan kontrol perangkat,
memastikan pengguna dapat dengan cepat melihat dan mengelola status perangkat
serta menerima notifikasi waktu nyata.
27

Application Layer
Pada Application Layer untuk studi kasus Safe Home, kita akan merancang layanan
logika bisnis utama yang akan menangani fungsionalitas dan alur kerja sistem. Layer
ini bertanggung jawab atas pemrosesan data, otentikasi, kontrol perangkat, notifikasi,
serta pemantauan sensor. Aplikasi Safe Home menggunakan arsitektur berbasis
layanan (Service-Oriented Architecture), di mana setiap layanan memiliki peran tertentu
untuk memudahkan pengembangan, pemeliharaan, dan perluasan aplikasi.
Desain Application Layer untuk Safe Home
Application Layer ini terdiri dari beberapa komponen utama, antara lain:
1.Authentication Service
2.Device Control Service
3.Notification Service
4.Sensor Monitoring Service
5.Activity Logging Service
Berikut adalah rincian masing-masing layanan beserta logika bisnisnya:
1. Authentication Service
Deskripsi: Layanan ini bertanggung jawab untuk mengelola otentikasi pengguna dan
keamanan akses.
Fungsi Utama:
Login: Mengautentikasi pengguna berdasarkan kredensial yang dimasukkan
(email dan kata sandi).
Autentikasi Dua Faktor (2FA): Mengirimkan OTP (One-Time Password) untuk
keamanan tambahan.
Logout: Mengakhiri sesi pengguna untuk mencegah akses tanpa izin.
Logika Bisnis:
1.Login:
oTerima permintaan login dari Presentation Layer (web atau aplikasi
seluler).
oVerifikasi email dan kata sandi terhadap data pengguna di database.
oJika valid, buat sesi pengguna dan kirim OTP jika 2FA diaktifkan.
28

2.Autentikasi Dua Faktor:
oVerifikasi OTP yang dimasukkan oleh pengguna.
oJika OTP benar, izinkan pengguna untuk mengakses fitur aplikasi.
3.Logout:
oHapus sesi pengguna dan autentikasi sehingga pengguna harus login
kembali.
2. Device Control Service
Deskripsi: Layanan ini mengatur kontrol perangkat pintar di rumah, seperti lampu,
kunci pintu, dan AC.
Fungsi Utama:
Kontrol Perangkat: Mengaktifkan atau menonaktifkan perangkat sesuai
permintaan pengguna.
Pemantauan Status: Memantau dan memperbarui status perangkat secara
real-time.
Logika Bisnis:
1.Kontrol Perangkat:
oTerima permintaan dari pengguna untuk mengubah status perangkat
(misalnya, menyalakan lampu).
oKirim perintah ke perangkat terkait dan perbarui status di database.
oJika terjadi perubahan, kirim notifikasi ke pengguna melalui Notification
Service.
2.Pemantauan Status:
oPeriksa status perangkat secara berkala untuk memastikan sinkronisasi
dengan antarmuka pengguna.
oJika ada ketidaksesuaian atau masalah teknis, buat log aktivitas dan kirim
notifikasi.
3. Notification Service
Deskripsi: Mengelola pengiriman notifikasi ke pengguna ketika terjadi aktivitas
penting, misalnya jika sensor mendeteksi aktivitas mencurigakan.
Fungsi Utama:
29

Pengiriman Notifikasi Real-Time: Mengirimkan notifikasi melalui SMS, email,
atau push notification.
Penyimpanan dan Antrian Notifikasi: Mengatur prioritas notifikasi untuk
situasi darurat.
Logika Bisnis:
1.Pengiriman Notifikasi:
oJika Device Control Service atau Sensor Monitoring Service melaporkan
kejadian penting, kirim notifikasi real-time ke pengguna.
oTentukan jalur pengiriman (SMS, email, atau notifikasi aplikasi)
berdasarkan preferensi pengguna.
2.Penyimpanan dan Antrian Notifikasi:
oSimpan semua notifikasi di database untuk keperluan pelacakan.
oAtur notifikasi dalam antrian, sehingga notifikasi kritis (seperti alarm
kebakaran) dikirim terlebih dahulu.
4. Sensor Monitoring Service
Deskripsi: Memantau kondisi lingkungan rumah melalui sensor dan mendeteksi
aktivitas mencurigakan atau situasi darurat.
Fungsi Utama:
Pemantauan Sensor: Melakukan pemantauan secara berkala pada semua
sensor.
Deteksi Keadaan Darurat: Mengirim notifikasi ketika ada kejadian abnormal,
seperti asap atau gerakan mencurigakan.
Logika Bisnis:
1.Pemantauan Sensor:
oSensor terus mengirim data ke Sensor Monitoring Service.
oLayanan ini memproses data sensor dan mendeteksi jika ada kejadian
abnormal atau mencurigakan.
2.Deteksi Keadaan Darurat:
oJika sensor mendeteksi ancaman (misalnya asap atau gerakan di tengah
malam), tandai sebagai keadaan darurat.
30

oKirim peringatan ke pengguna melalui Notification Service dengan
prioritas tinggi.
5. Activity Logging Service
Deskripsi: Menyimpan catatan semua aktivitas pengguna dan perangkat untuk audit
dan analisis.
Fungsi Utama:
Log Aktivitas Pengguna: Mencatat setiap aktivitas pengguna, seperti login,
kontrol perangkat, dan perubahan pengaturan.
Log Aktivitas Sistem: Mencatat setiap perubahan status perangkat dan
notifikasi penting.
Logika Bisnis:
1.Log Aktivitas Pengguna:
oSetiap kali pengguna melakukan tindakan (misalnya, mengontrol
perangkat atau menerima notifikasi), aktivitas tersebut dicatat di
database.
2.Log Aktivitas Sistem:
oLayanan ini mencatat perubahan status perangkat yang terdeteksi oleh
Device Control Service atau notifikasi yang dikirim oleh Notification Service.
oMenyediakan riwayat untuk referensi pengguna atau administrator
sistem.
Diagram Sequence Kasus Penggunaan “Kontrol Perangkat”
Diagram ini menggambarkan aliran interaksi untuk skenario “Kontrol Perangkat”:
plantuml
Salin kode
@startuml
actor Pengguna as User
participant "Mobile App" as App
participant "API Gateway" as API
participant "Authentication Service" as AuthService
31

participant "Device Control Service" as DeviceService
participant "Database" as DB
participant "Notification Service" as NotifyService
User -> App: login()
App -> API: login request
API -> AuthService: validate user
AuthService -> DB: fetch user data
DB --> AuthService: user data
AuthService --> API: authentication success
API --> App: login success
User -> App: kontrol perangkat (menyalakan lampu)
App -> API: kontrol perangkat request
API -> DeviceService: kontrol perangkat
DeviceService -> DB: update perangkat status
DB --> DeviceService: status updated
DeviceService -> NotifyService: kirim notifikasi
NotifyService --> User: Notifikasi status perangkat
DeviceService --> API: status confirmation
API --> App: perangkat status updated
@enduml
Penjelasan Alur Kasus Penggunaan
1.Login: Pengguna login melalui aplikasi. Aplikasi mengirimkan permintaan
autentikasi ke Authentication Service melalui API Gateway. Setelah sukses,
pengguna dapat mengakses fitur aplikasi.
2.Kontrol Perangkat: Pengguna mengontrol perangkat (misalnya menyalakan
lampu), dan permintaan dikirim ke Device Control Service melalui API Gateway.
32

3.Pembaruan Status Perangkat: Device Control Service memperbarui status
perangkat di Database, lalu mengirimkan notifikasi perubahan status ke
pengguna melalui Notification Service.
4.Konfirmasi: Setelah perangkat berhasil diaktifkan atau dinonaktifkan, status
terbaru dikirimkan ke antarmuka pengguna sebagai konfirmasi.
Desain Application Layer ini mengoptimalkan modularitas dan memudahkan
pemeliharaan karena setiap layanan bertanggung jawab atas satu fungsi bisnis
tertentu. Pendekatan ini juga memungkinkan sistem untuk menangani permintaan
secara efektif dan mendukung skenario pemrosesan real-time, terutama untuk kontrol
perangkat dan notifikasi.
33

Data Layer
Data Layer untuk aplikasi Safe Home dirancang untuk menyimpan informasi penting
terkait pengguna, perangkat, sensor, aktivitas, dan notifikasi. Data Layer ini mencakup
desain basis data relasional dengan berbagai tabel yang mengatur data yang
diperlukan aplikasi untuk memantau dan mengontrol perangkat, serta menjaga
keamanan dan catatan aktivitas rumah.
1. Desain Database untuk Safe Home
Database ini menggunakan skema relasional dengan tabel-tabel utama berikut:
users: Menyimpan data pengguna, termasuk kredensial dan preferensi.
devices: Menyimpan data perangkat yang dapat dikontrol pengguna.
sensors: Menyimpan data sensor yang dipasang di rumah untuk pemantauan.
device_logs: Menyimpan log perubahan status perangkat.
sensor_logs: Menyimpan log aktivitas sensor.
notifications: Menyimpan notifikasi yang dikirimkan ke pengguna terkait
aktivitas tertentu.
user_preferences: Menyimpan preferensi pengguna, seperti metode notifikasi
yang diinginkan.
2. Struktur Tabel dan Relasi
Berikut adalah skema untuk setiap tabel beserta atribut utama.
Tabel: users
Field Data Type Description
user_id INT Primary Key, ID unik pengguna
email VARCHAR(50)Alamat email pengguna
password
VARCHAR(100
)
Kata sandi (hashed)
name VARCHAR(50)Nama pengguna
34

Field Data Type Description
phone_numb
er
VARCHAR(15)
Nomor telepon untuk
OTP/Notifikasi
created_atTIMESTAMP Tanggal pembuatan akun
Relasi:
user_id terhubung ke user_preferences sebagai foreign key.
Tabel: devices
Field Data TypeDescription
device_idINT Primary Key, ID unik perangkat
user_idINT Foreign Key, ID pengguna pemilik
name
VARCHAR(50
)
Nama perangkat (contoh: Lampu
Kamar)
type
VARCHAR(20
)
Jenis perangkat (lampu, AC, dll.)
statusBOOLEAN Status perangkat (ON/OFF)
created_a
t
TIMESTAMPTanggal perangkat ditambahkan
Relasi:
user_id adalah foreign key yang menghubungkan ke tabel users.
Tabel: sensors
Field Data TypeDescription
sensor_idINT Primary Key, ID unik sensor
user_idINT Foreign Key, ID pengguna yang memiliki
name
VARCHAR(50
)
Nama sensor (contoh: Sensor Gerak
Ruang)
type
VARCHAR(20
)
Jenis sensor (gerak, asap, suhu, dll.)
statusBOOLEAN Status sensor (aktif/non-aktif)
35

Field Data TypeDescription
created_a
t
TIMESTAMPTanggal sensor ditambahkan
Relasi:
user_id adalah foreign key yang menghubungkan ke tabel users.
Tabel: device_logs
Field Data TypeDescription
log_id INT Primary Key, ID unik log
device_idINT Foreign Key, ID perangkat
user_idINT
Foreign Key, ID pengguna yang melakukan
perubahan
action
VARCHAR(20
)
Jenis aksi (ON, OFF, atau pengaturan lainnya)
timestam
p
TIMESTAMPWaktu aksi dilakukan
Relasi:
device_id adalah foreign key yang menghubungkan ke tabel devices.
user_id adalah foreign key yang menghubungkan ke tabel users.
Tabel: sensor_logs
Field Data TypeDescription
log_id INT Primary Key, ID unik log
sensor_idINT Foreign Key, ID sensor
status
VARCHAR(20
)
Status terdeteksi (gerakan, asap,
dll.)
timestam
p
TIMESTAMPWaktu terdeteksi
Relasi:
36

sensor_id adalah foreign key yang menghubungkan ke tabel sensors.
Tabel: notifications
Field Data TypeDescription
notification_i
d
INT Primary Key, ID unik notifikasi
user_id INT
Foreign Key, ID pengguna
penerima
message TEXT Isi pesan notifikasi
type
VARCHAR(20
)
Jenis notifikasi (darurat, biasa, dll.)
status BOOLEAN
Status dibaca (true jika sudah
dibaca)
timestamp TIMESTAMPWaktu notifikasi dikirim
Relasi:
user_id adalah foreign key yang menghubungkan ke tabel users.
Tabel: user_preferences
Field Data TypeDescription
preference_id INT Primary Key, ID unik preferensi
user_id INT Foreign Key, ID pengguna
notification_metho
d
VARCHAR(20
)
Metode notifikasi (email, SMS,
aplikasi)
Relasi:
user_id adalah foreign key yang menghubungkan ke tabel users.
3. Relasi Antar Tabel
users ke devices dan sensors: Seorang pengguna dapat memiliki beberapa
perangkat dan sensor yang dia kontrol.
37

devices ke device_logs dan sensors ke sensor_logs: Setiap perangkat dan
sensor memiliki log aktivitas yang dicatat dalam tabel masing-masing.
users ke notifications: Setiap pengguna menerima notifikasi berdasarkan
kondisi perangkat dan sensor.
users ke user_preferences: Pengguna memiliki preferensi terkait metode
notifikasi.
4. Skema ERD (Entity-Relationship Diagram)
plantuml
Salin kode
@startuml
entity "Users" as Users {
* user_id : INT
--
email : VARCHAR(50)
password : VARCHAR(100)
name : VARCHAR(50)
phone_number : VARCHAR(15)
created_at : TIMESTAMP
}
entity "Devices" as Devices {
* device_id : INT
--
user_id : INT
name : VARCHAR(50)
type : VARCHAR(20)
status : BOOLEAN
created_at : TIMESTAMP
}
38

entity "Sensors" as Sensors {
* sensor_id : INT
--
user_id : INT
name : VARCHAR(50)
type : VARCHAR(20)
status : BOOLEAN
created_at : TIMESTAMP
}
entity "Device Logs" as DeviceLogs {
* log_id : INT
--
device_id : INT
user_id : INT
action : VARCHAR(20)
timestamp : TIMESTAMP
}
entity "Sensor Logs" as SensorLogs {
* log_id : INT
--
sensor_id : INT
status : VARCHAR(20)
timestamp : TIMESTAMP
}
entity "Notifications" as Notifications {
* notification_id : INT
39

--
user_id : INT
message : TEXT
type : VARCHAR(20)
status : BOOLEAN
timestamp : TIMESTAMP
}
entity "User Preferences" as UserPreferences {
* preference_id : INT
--
user_id : INT
notification_method : VARCHAR(20)
}
Users ||--o{ Devices
Users ||--o{ Sensors
Users ||--o{ Notifications
Users ||--o{ UserPreferences
Devices ||--o{ DeviceLogs
Sensors ||--o{ SensorLogs
@enduml
Penjelasan Desain Data Layer
Desain ini memastikan bahwa semua data terkait pengguna, perangkat, sensor, dan
aktivitasnya tercatat dengan baik dan terstruktur. Struktur ini memungkinkan aplikasi
untuk:
Menyimpan log aktivitas dan status perangkat/sensor untuk pelacakan lebih
lanjut.
Mengirimkan notifikasi sesuai preferensi pengguna.
40

Mengoptimalkan pemantauan dan kontrol perangkat untuk memberikan
pengalaman pengguna yang aman dan efisien.
Desain ini juga mendukung penambahan fitur tambahan jika diperlukan, seperti
menambah lebih banyak jenis perangkat atau sensor tanpa mengubah skema utama.
41

Arsitektur sistem untuk aplikasi Safe Home dapat dijelaskan dengan membaginya
menjadi beberapa lapisan yang terhubung, masing-masing memiliki peran tertentu
dalam mendukung fungsionalitas aplikasi. Berikut adalah gambaran arsitektur sistem
untuk aplikasi Safe Home:
1. Arsitektur Sistem Safe Home
1.1 Lapisan Pengguna (User Layer)
Pengguna (Mobile / Desktop): Pengguna dapat mengakses aplikasi melalui
perangkat mobile (Android/iOS) atau desktop. Lapisan ini mencakup antarmuka
pengguna (UI) yang memungkinkan interaksi dengan aplikasi, seperti melihat
video dari kamera, mengontrol alarm, atau menerima pemberitahuan.
Fitur Utama: Pemantauan real-time, notifikasi, kontrol perangkat, laporan
keamanan, pengaturan alarm.
1.2 Lapisan Presentasi (Presentation Layer)
Antarmuka Pengguna (UI/UX): Tampilan aplikasi yang memberikan
pengalaman pengguna yang mudah dan intuitif. Di sini, pengguna berinteraksi
dengan berbagai fitur aplikasi Safe Home.
oMobile Interface: Untuk perangkat mobile, menggunakan antarmuka
yang responsif dengan tombol untuk mengontrol perangkat dan melihat
umpan kamera.
oWeb Interface: Jika ada versi web, akan memberikan antarmuka
berbasis browser dengan kontrol serupa untuk memantau dan
mengelola perangkat rumah.
1.3 Lapisan Aplikasi (Application Layer)
Business Logic: Lapisan ini menangani logika aplikasi, seperti:
oPendeteksian Gerakan: Menangani sensor gerak untuk memicu alarm
atau notifikasi.
oManajemen Perangkat: Mengelola perangkat yang terhubung,
misalnya menghubungkan dan mengonfigurasi perangkat IoT (kamera,
sensor gerak, alarm).
oNotifikasi dan Alarm: Mengelola pengaturan notifikasi untuk berbagai
kejadian (gerakan terdeteksi, pintu terbuka, alarm berbunyi).
oPenjadwalan: Mengelola waktu penjadwalan untuk
mengaktifkan/mematikan perangkat secara otomatis.
1.4 Lapisan Data (Data Layer)
Database: Menyimpan data yang berkaitan dengan:
42

oInformasi Pengguna: Akun pengguna, pengaturan, dan preferensi.
oData Sensor: Status perangkat (misalnya, status kamera, sensor gerak).
oRiwayat Keamanan: Laporan kejadian alarm, log aktivitas perangkat.
oKonfigurasi Sistem: Pengaturan perangkat dan jadwal.
Jenis Database:
oRelasional (SQL): Untuk data yang terstruktur seperti riwayat aktivitas,
informasi pengguna.
oNon-Relasional (NoSQL): Untuk data sensor atau log yang lebih
fleksibel.
1.5 Lapisan Integrasi Perangkat (Device Integration Layer)
Perangkat IoT: Perangkat keras yang berfungsi untuk memberikan data ke
aplikasi, seperti:
oKamera Keamanan : Mengirimkan video secara real-time.
oSensor Gerak: Mengirimkan data deteksi gerakan ke aplikasi.
oPintu Pintar: Menerima instruksi untuk membuka atau mengunci pintu.
oAlarm Keamanan: Mengaktifkan alarm dalam keadaan darurat.
Protokol Komunikasi:
oWi-Fi/Bluetooth: Digunakan untuk menghubungkan perangkat IoT
dengan aplikasi.
oMQTT/REST API: Protokol untuk komunikasi data antara aplikasi dan
perangkat di backend.
1.6 Lapisan Backend (Backend Layer)
Server Aplikasi: Menyediakan API untuk komunikasi antara antarmuka
pengguna dan perangkat keras. Server ini juga menangani pengelolaan sesi
pengguna dan pemrosesan data dari perangkat.
Penyimpanan Cloud: Digunakan untuk menyimpan data pengguna dan
perangkat secara terpusat. Penyimpanan cloud memungkinkan aplikasi Safe
Home untuk mengakses data di mana saja.
Keamanan: Pengelolaan autentikasi dan otorisasi pengguna, enkripsi data
untuk memastikan privasi dan keamanan data pengguna.
1.7 Lapisan Monitoring dan Pengelolaan (Monitoring & Management Layer)
43

Monitoring Sistem: Memantau kinerja dan status aplikasi serta perangkat yang
terhubung.
Pemeliharaan Sistem: Menyediakan fungsionalitas pemeliharaan sistem
seperti pembaruan perangkat lunak dan pembaruan firmware perangkat IoT.
Backup dan Pemulihan: Melakukan cadangan data pengguna dan konfigurasi
perangkat secara berkala untuk memastikan data aman.
1.8 Diagram Arsitektur Sistem (PlantUML)
Berikut adalah representasi arsitektur sistem dalam format PlantUML:
plantuml
Salin kode
@startuml
!define RECTANGLE class
RECTANGLE User {
+ Mobile App
+ Web Interface
}
RECTANGLE PresentationLayer {
+ User Interface (Mobile / Web)
}
RECTANGLE ApplicationLayer {
+ Business Logic
+ Sensor Detection
+ Device Management
+ Notifications and Alerts
}
RECTANGLE DataLayer {
44

+ Database (SQL/NoSQL)
+ User Data
+ Sensor Data
+ Security Logs
}
RECTANGLE DeviceIntegrationLayer {
+ IoT Devices
+ Camera
+ Motion Sensors
+ Smart Door
+ Alarm System
}
RECTANGLE BackendLayer {
+ Server API
+ Cloud Storage
+ Authentication & Authorization
}
RECTANGLE MonitoringLayer {
+ System Monitoring
+ System Maintenance
+ Backup & Recovery
}
User --> PresentationLayer
PresentationLayer --> ApplicationLayer
ApplicationLayer --> DataLayer
45

ApplicationLayer --> DeviceIntegrationLayer
DeviceIntegrationLayer --> BackendLayer
BackendLayer --> MonitoringLayer
@enduml
Penjelasan Diagram
1.User Layer berinteraksi dengan Presentation Layer (Antarmuka Pengguna)
melalui aplikasi mobile atau web.
2.Presentation Layer mengirimkan data ke Application Layer, yang berisi logika
bisnis untuk menangani notifikasi, manajemen perangkat, dan deteksi sensor.
3.Application Layer mengakses Data Layer untuk menyimpan dan mengambil
data pengguna serta riwayat kejadian.
4.Device Integration Layer memungkinkan aplikasi untuk berkomunikasi
dengan perangkat IoT, seperti kamera, sensor gerak, dan alarm, melalui
protokol komunikasi seperti Wi-Fi dan MQTT.
5.Backend Layer menyediakan API dan penyimpanan cloud untuk aplikasi serta
menangani otentikasi dan otorisasi pengguna.
6.Monitoring Layer bertanggung jawab untuk memantau kinerja sistem dan
memastikan aplikasi berjalan dengan baik serta melakukan pemeliharaan
sistem.
Dengan arsitektur ini, aplikasi Safe Home dapat memberikan solusi yang efektif dan
efisien untuk meningkatkan keamanan rumah dengan pengelolaan perangkat dan
data yang terpusat.
46

7-Pengujian Sistem
Pengujian sistem untuk aplikasi Safe Home memastikan bahwa semua fungsionalitas
inti berjalan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Berikut adalah contoh
test case yang mencakup pengujian otentikasi, kontrol perangkat, notifikasi, dan
pemantauan sensor.
Pengujian Sistem untuk Safe Home
Pengujian ini meliputi:
1.Pengujian Otentikasi dan Manajemen Pengguna
2.Pengujian Kontrol Perangkat
3.Pengujian Notifikasi
4.Pengujian Pemantauan Sensor
5.Pengujian Log Aktivitas
Berikut adalah beberapa test case untuk setiap komponen utama.
1. Pengujian Otentikasi dan Manajemen Pengguna
NoTest CaseDeskripsi
Langkah
Pengujian
Data UjiExpected Result
1.1
Login
Pengguna
Valid
Memverifikasi login
dengan kredensial
yang benar
1. Buka aplikasi
2. Masukkan
email dan kata
sandi yang
benar
3. Klik tombol
login
Email &
Password
benar
Login berhasil dan
pengguna
diarahkan ke
halaman utama
1.2
Login
Pengguna
Tidak Valid
Memverifikasi login
dengan kredensial
yang salah
1. Buka aplikasi
2. Masukkan
email dan kata
sandi yang
salah
3. Klik tombol
login
Email &
Password
salah
Gagal login, muncul
pesan "Email atau
password salah"
1.3Logout Memverifikasi
bahwa pengguna
1. Login ke
aplikasi
- Logout berhasil,
pengguna
47

NoTest CaseDeskripsi
Langkah
Pengujian
Data UjiExpected Result
bisa keluar dari
aplikasi
2. Klik tombol
logout
diarahkan ke
halaman login
1.4
Otentikasi
Dua Faktor
(OTP)
Memverifikasi
pengiriman OTP
untuk login
1. Login ke
aplikasi dengan
2FA aktif
2. Verifikasi OTP
yang diterima
OTP valid
Login berhasil
setelah OTP
dikonfirmasi
2. Pengujian Kontrol Perangkat
NoTest Case Deskripsi
Langkah
Pengujian
Data UjiExpected Result
2.1
Kontrol
Perangkat
Aktif
Memverifikasi
perangkat dapat
diaktifkan oleh
pengguna
1. Login ke
aplikasi
2. Pilih
perangkat
yang ingin
diaktifkan
3. Klik tombol
"ON"
Nama
perangkat
Perangkat berhasil
diaktifkan, status
perangkat menjadi
ON
2.2
Kontrol
Perangkat
Nonaktif
Memverifikasi
perangkat dapat
dinonaktifkan
1. Login ke
aplikasi
2. Pilih
perangkat
yang aktif
3. Klik tombol
"OFF"
Nama
perangkat
Perangkat berhasil
dinonaktifkan, status
perangkat menjadi
OFF
2.3
Pengaturan
Perangkat
Gagal
Memverifikasi
kegagalan kontrol
jika perangkat tidak
terhubung
1. Login ke
aplikasi
2. Pilih
perangkat
yang tidak
terhubung
3. Klik tombol
"ON" atau
"OFF"
Nama
perangkat
Muncul pesan
"Perangkat tidak
terhubung, coba lagi
nanti"
48

3. Pengujian Notifikasi
NoTest Case Deskripsi
Langkah
Pengujian
Data UjiExpected Result
3.1
Notifikasi
Perangkat
Memverifikasi
notifikasi saat
perangkat diaktifkan
1. Aktifkan
perangkat
tertentu
2. Periksa
apakah
notifikasi
diterima
Nama
perangkat
Notifikasi
"Perangkat X
diaktifkan"
diterima
3.2
Notifikasi
Sensor
Darurat
Memverifikasi
notifikasi darurat
ketika sensor aktif
1. Aktifkan
sensor asap
atau gerak di
aplikasi
2. Simulasi
keadaan
darurat pada
sensor
Sensor asap
atau gerak
Notifikasi darurat
diterima oleh
pengguna
3.3
Penyimpanan
Notifikasi
Memverifikasi
notifikasi tersimpan
di riwayat
1. Aktifkan
perangkat atau
buat situasi
sensor aktif
2. Periksa
riwayat
notifikasi pada
aplikasi
-
Riwayat notifikasi
tercatat di
database
3.4
Preferensi
Notifikasi
Memverifikasi
metode notifikasi
sesuai preferensi
pengguna
1. Ubah
preferensi
notifikasi ke
SMS atau email
2. Lakukan
tindakan yang
memicu
notifikasi
Preferensi
SMS/email
Notifikasi
dikirimkan sesuai
dengan
preferensi
pengguna
4. Pengujian Pemantauan Sensor
49

NoTest Case Deskripsi
Langkah
Pengujian
Data
Uji
Expected Result
4.1
Deteksi
Gerakan
Memverifikasi
sensor gerakan
mendeteksi aktivitas
1. Aktifkan
sensor gerakan
di aplikasi
2. Simulasikan
gerakan di area
sensor
Sensor
gerak
Sensor mendeteksi
aktivitas, notifikasi
dikirim
4.2Deteksi Asap
Memverifikasi
sensor asap
mendeteksi adanya
asap
1. Aktifkan
sensor asap
2. Simulasikan
asap di dekat
sensor
Sensor
asap
Notifikasi darurat
dikirim ke
pengguna
4.3
Penyimpanan
Data Sensor
Memverifikasi
bahwa data sensor
tersimpan di
database
1. Aktifkan
sensor
2. Lakukan
aktivitas yang
memicu sensor
3. Periksa
database sensor
Data
sensor
Data aktivitas
sensor tersimpan
dengan waktu yang
benar
4.4
Status Sensor
Tidak
Terhubung
Memverifikasi
penanganan sensor
yang tidak
terhubung
1. Coba akses
sensor yang
tidak terhubung
2. Lakukan aksi
pemantauan
-
Muncul pesan
"Sensor tidak
terhubung"
5. Pengujian Log Aktivitas
NoTest Case Deskripsi
Langkah
Pengujian
Data Uji
Expected
Result
5.1
Pencatatan
Aktivitas
Perangkat
Memverifikasi log
aktivitas setiap
perangkat diubah
1. Aktifkan
perangkat
2. Periksa log
aktivitas di
database
Nama
perangkat
Aktivitas
perangkat
tercatat di log
5.2Pencatatan
Aktivitas
Sensor
Memverifikasi log
aktivitas ketika sensor
mendeteksi
perubahan
1. Aktifkan sensor
2. Buat perubahan
di area sensor
(misal asap atau
Nama
sensor
Aktivitas
sensor
tercatat di log
50

NoTest Case Deskripsi
Langkah
Pengujian
Data Uji
Expected
Result
gerakan)
3. Periksa log
aktivitas di
database
5.3
Pencatatan
Notifikasi
Memverifikasi semua
notifikasi tersimpan di
log
1. Lakukan
tindakan yang
memicu notifikasi
2. Periksa riwayat
log notifikasi di
database
-
Notifikasi
tersimpan di
log aktivitas
Rangkuman Pengujian
Setelah semua pengujian dilakukan, berikut adalah hasil yang diharapkan:
Semua test case berhasil tanpa adanya error pada aplikasi.
Aplikasi dapat mengelola login, logout, dan autentikasi pengguna dengan
benar.
Kontrol perangkat dapat dilakukan dengan cepat dan akurat.
Sensor dapat mendeteksi aktivitas sesuai fungsinya dan mengirimkan notifikasi.
Log aktivitas tersimpan dengan benar di basis data, dan riwayat notifikasi dapat
dilihat.
Pengujian ini memastikan bahwa Safe Home bekerja sesuai persyaratan dengan fitur
kontrol perangkat dan pemantauan sensor yang aman serta pencatatan data yang
terintegrasi dengan baik.
51

8-Deployment
Rencana Deployment untuk Aplikasi Safe Home
Rencana deployment aplikasi Safe Home bertujuan untuk mempersiapkan dan
mengelola proses penempatan aplikasi dari pengembangan hingga produksi. Ini
melibatkan berbagai tahapan, termasuk pengaturan infrastruktur, pengujian, dan
langkah-langkah untuk memastikan aplikasi berjalan dengan baik di lingkungan
pengguna akhir.
1. Persiapan Infrastruktur
Untuk memastikan aplikasi berjalan dengan optimal, diperlukan infrastruktur yang
mendukung di berbagai level. Berikut adalah komponen infrastruktur yang
dibutuhkan:
Server Backend: Platform seperti AWS, Azure, atau Google Cloud yang
mendukung PHP, Node.js, atau teknologi back-end lain yang digunakan.
Database: Gunakan database relasional (misalnya MySQL atau PostgreSQL)
yang terhubung ke server backend untuk menyimpan data pengguna,
perangkat, sensor, dan aktivitas.
Server Web: Platform web seperti Apache atau Nginx untuk meng-host aplikasi
dan mengelola permintaan HTTP.
Cloud Storage: Digunakan untuk menyimpan file konfigurasi perangkat,
gambar, atau file log.
Layanan Pihak Ketiga: Gunakan layanan seperti Twilio untuk SMS atau layanan
notifikasi lain untuk pengiriman pesan.
2. Tahapan Deployment
a. Pengaturan Lingkungan (Environment Setup)
1.Persiapkan Server Staging:
oInstalasi dan konfigurasi server untuk pengujian.
oInstalasi dependensi sistem (misalnya PHP, Node.js, database).
oSetup repositori kode di server staging.
2.Pengaturan Database:
oInstall database yang akan digunakan di server produksi
(MySQL/PostgreSQL).
52

oBuat skema database dan migrasi data dari lingkungan pengembangan.
oPastikan koneksi antara aplikasi dan database berfungsi dengan baik.
3.Pengaturan Server Web:
oPasang dan konfigurasi Apache/Nginx di server untuk menjalankan
aplikasi web.
oPastikan pengaturan SSL/TLS diaktifkan untuk komunikasi aman.
4.Pengaturan Cloud Storage (jika diperlukan):
oSetup penyimpanan cloud untuk menyimpan gambar, file konfigurasi
perangkat, atau log.
b. Pengujian di Staging
Pengujian Fungsional: Pastikan semua fitur berjalan dengan baik, termasuk
login, kontrol perangkat, pemantauan sensor, notifikasi, dan log aktivitas.
Pengujian Performa: Lakukan uji beban dan stres untuk memastikan aplikasi
dapat menangani jumlah pengguna dan perangkat yang besar.
Pengujian Keamanan: Lakukan pengujian untuk menemukan potensi
kerentanannya, termasuk serangan SQL Injection, Cross-Site Scripting (XSS), dan
Cross-Site Request Forgery (CSRF).
Pengujian Integrasi: Uji semua komponen aplikasi bekerja secara harmonis,
baik di server, database, dan penyimpanan cloud.
c. Deployment ke Produksi
1.Persiapkan Infrastruktur Produksi:
oSetelah pengujian berhasil di lingkungan staging, siapkan server
produksi.
oInstalasi dan konfigurasi yang sama dengan lingkungan staging,
termasuk pengaturan database dan web server.
oSet up dan konfigurasi CDN (Content Delivery Network) jika diperlukan
untuk pengiriman konten lebih cepat.
2.Deploy Kode ke Produksi:
oGunakan alat seperti Git atau CI/CD pipeline (misalnya Jenkins, GitLab CI)
untuk melakukan deployment kode ke server produksi.
oJika menggunakan Docker, buat container Docker untuk mengatur
lingkungan yang konsisten di setiap tahap.
53

oPastikan pengaturan file konfigurasi pada server produksi sesuai dengan
yang ada pada lingkungan pengembangan dan staging.
3.Migrasi Data ke Produksi:
oPastikan data yang ada di database pengembangan atau staging
dimigrasikan ke database produksi dengan aman.
oPeriksa dan pastikan semua data penting seperti perangkat, sensor, dan
preferensi pengguna tersedia dan dapat diakses.
4.Pengaturan Keamanan Produksi :
oAktifkan SSL/TLS untuk memastikan semua koneksi terenkripsi.
oGunakan layanan firewall dan pengaturan keamanan server untuk
melindungi aplikasi dari potensi serangan.
oAtur hak akses dan izin yang ketat untuk pengguna dan aplikasi.
5.Monitoring Aplikasi di Produksi:
oGunakan alat seperti New Relic atau Prometheus untuk memonitor
performa aplikasi secara real-time.
oSet up notifikasi untuk kesalahan atau downtime aplikasi, termasuk
integrasi dengan layanan seperti Slack atau email.
d. Backup dan Pemeliharaan
Backup Data: Secara berkala backup data pengguna, perangkat, sensor, dan
log aktivitas untuk menghindari kehilangan data penting.
Pemeliharaan Berkala: Lakukan pemeliharaan aplikasi, pembaruan sistem,
dan perbaikan bug.
Audit Keamanan: Lakukan audit keamanan secara berkala untuk
mengidentifikasi kerentanannya dan mengurangi risiko serangan.
3. Manajemen Versi dan Pembaruan
1.Strategi Pembaruan:
oTentukan siklus pembaruan aplikasi, apakah akan dilakukan setiap bulan,
setiap kuartal, atau tergantung pada pembaruan besar.
oGunakan versi kontrol seperti Git untuk melacak perubahan kode.
2.Penerapan Pembaruan:
54

oGunakan pipeline CI/CD untuk memfasilitasi penerapan pembaruan
secara otomatis ke server produksi setelah pengujian.
oPastikan ada periode uji coba sebelum pembaruan diterapkan ke semua
pengguna.
4. Roll-Back Plan
Jika terjadi masalah setelah deploy, sangat penting memiliki rencana untuk
mengembalikan aplikasi ke versi sebelumnya. Langkah-langkah roll-back termasuk:
Rollback Kode: Kembalikan kode ke versi sebelumnya menggunakan Git.
Rollback Database: Kembalikan database ke versi sebelumnya dengan
menggunakan backup terbaru.
Perbaiki Masalah: Setelah masalah teridentifikasi, perbaiki dan deploy ulang
aplikasi.
5. Dokumentasi dan Pelatihan Pengguna
Dokumentasi Pengguna : Sediakan panduan pengguna yang jelas tentang cara
menggunakan aplikasi Safe Home, termasuk pengaturan perangkat, sensor, dan
preferensi notifikasi.
Pelatihan Pengguna: Lakukan sesi pelatihan untuk pengguna akhir (misalnya,
melalui tutorial video atau sesi langsung) untuk memastikan mereka dapat
memanfaatkan fitur aplikasi dengan baik.
6. Rencana Peningkatan dan Skalabilitas
Peningkatan Infrastruktur: Jika jumlah pengguna atau perangkat meningkat,
pastikan infrastruktur dapat diskalakan secara horizontal (menambah lebih
banyak server) atau vertikal (menambah kapasitas server).
Peningkatan Fitur: Berdasarkan umpan balik pengguna, rencanakan
peningkatan fitur di masa depan, seperti integrasi dengan lebih banyak
perangkat atau sensor, peningkatan antarmuka pengguna, dan lain-lain.
7. Jadwal Deployment
Tahap Aktivitas Tanggal Estimasi
Persiapan InfrastrukturSetup server, database, web server1-2 minggu sebelum
55

Tahap Aktivitas Tanggal Estimasi
produksi
Pengujian di Staging
Uji fungsional, performa, dan
keamanan
1 minggu sebelum
produksi
Deployment ke ProduksiDeploy aplikasi ke server produksi1 minggu sebelum rilis
Monitoring dan
Pemeliharaan
Pemantauan aplikasi dan
penanganan masalah
Setelah rilis
Dengan rencana deployment yang terstruktur ini, aplikasi Safe Home akan siap
digunakan oleh pengguna dengan memastikan bahwa setiap langkah telah diuji dan
dilaksanakan dengan tepat.
56

9- Maintenance
Pemeliharaan aplikasi Safe Home bertujuan untuk memastikan sistem tetap berjalan
dengan baik, aman, dan efisien setelah aplikasi dideploy ke produksi. Proses
pemeliharaan meliputi monitoring, perbaikan bug, pembaruan perangkat lunak,
pembaruan keamanan, serta pembaruan dan pengelolaan data. Berikut adalah
rencana pemeliharaan lengkap beserta eksekusinya.
1. Monitoring Sistem
Tujuan:
Memastikan aplikasi berjalan dengan lancar di lingkungan produksi dengan
memantau performa, kesehatan server, dan status perangkat yang terhubung.
Rencana Eksekusi:
Alat Monitoring:
oGunakan alat seperti New Relic, Prometheus, atau Grafana untuk
memonitor performa aplikasi secara real-time.
oGunakan ELK Stack (Elasticsearch, Logstash, Kibana) untuk memonitor
log sistem dan mendeteksi anomali.
Pemantauan Kesehatan Server:
oMonitor penggunaan CPU, RAM, dan storage di server backend dan web
server menggunakan Nagios atau Zabbix.
oPastikan uptime aplikasi minimal 99,9% dengan pengecekan otomatis
terhadap server dan jaringan.
Pemantauan Perangkat dan Sensor :
oGunakan mekanisme pemantauan untuk memeriksa status koneksi
perangkat dan sensor secara berkala.
oNotifikasi harus dikirimkan jika perangkat atau sensor terdeteksi tidak
terhubung atau gagal berfungsi.
Jadwal:
oPemantauan ini dilakukan setiap hari untuk kesehatan sistem.
oLaporan performa dan log dianalisis mingguan.
2. Perbaikan Bug dan Masalah
57

Tujuan:
Mengidentifikasi dan memperbaiki bug atau masalah yang muncul pada aplikasi.
Rencana Eksekusi:
Bug Reporting System:
oGunakan platform Jira atau Trello untuk melacak dan mengelola bug
dan masalah yang dilaporkan.
oMenetapkan tim pengembang untuk menangani bug berdasarkan
prioritasnya (kritis, tinggi, sedang, rendah).
Bug Fixing:
oBug Kritis: Perbaikan segera untuk masalah yang menyebabkan aplikasi
tidak berfungsi atau merusak data pengguna.
oBug Tinggi: Perbaikan dalam 1-2 hari untuk masalah yang tidak
menghalangi penggunaan aplikasi, tetapi mengurangi kenyamanan
pengguna.
oBug Sedang/Rendah: Perbaikan pada siklus pembaruan berikutnya.
Jadwal:
oPemantauan bug dilakukan setiap hari oleh tim QA.
oProses perbaikan bug dilakukan dalam waktu 24 jam untuk bug kritis
dan tinggi.
3. Pembaruan Keamanan (Security Updates)
Tujuan:
Melindungi aplikasi dari ancaman dan kerentanannya dengan pembaruan keamanan
secara berkala.
Rencana Eksekusi:
Patch Keamanan Sistem:
oSecara rutin lakukan pembaruan pada sistem operasi server dan
perangkat lunak yang digunakan (PHP, database, web server) untuk
menanggulangi kerentanannya.
oGunakan sistem pembaruan otomatis untuk patch keamanan di server
dan database.
Pembaruan Keamanan Aplikasi :
58

oPeriksa kerentanannya secara berkala dengan menggunakan alat seperti
OWASP ZAP atau Burp Suite.
oImplementasikan pengamanan terhadap serangan seperti SQL Injection,
XSS, dan CSRF.
Pembaruan Keamanan Perangkat :
oPastikan perangkat IoT yang terhubung selalu mendapatkan firmware
atau pembaruan keamanan yang diperlukan.
oTerapkan sistem otentikasi dua faktor (2FA) pada aplikasi untuk
melindungi akses pengguna.
Jadwal:
oPembaruan keamanan dilakukan setiap bulan atau lebih cepat jika
ditemukan kerentanannya.
oPengujian keamanan aplikasi dilakukan setiap tiga bulan.
4. Pembaruan Fitur dan Peningkatan Aplikasi
Tujuan:
Menambah fitur baru dan meningkatkan fungsionalitas aplikasi agar tetap relevan dan
bermanfaat bagi pengguna.
Rencana Eksekusi:
Identifikasi Kebutuhan Pengguna:
oKumpulkan umpan balik dari pengguna aplikasi dan analisis data
penggunaan untuk menentukan fitur baru atau peningkatan yang
dibutuhkan.
oGunakan survey atau feedback form di aplikasi untuk mendapatkan
masukan dari pengguna.
Pengembangan Fitur Baru:
oKembangkan fitur baru, seperti integrasi dengan perangkat IoT
tambahan atau pengembangan fungsionalitas deteksi yang lebih
canggih (misalnya deteksi gerakan menggunakan AI).
oSetiap fitur baru harus diuji di lingkungan staging sebelum diluncurkan
ke produksi.
Pengujian Fitur Baru:
59

oGunakan pengujian fungsional, regresi, dan pengguna untuk
memastikan bahwa fitur baru tidak mengganggu fitur yang sudah ada.
Jadwal:
oPembaruan fitur dilakukan setiap kuartal atau berdasarkan prioritas
dari feedback pengguna.
oRilis pembaruan fitur besar dilakukan setiap enam bulan sekali.
5. Pengelolaan Data dan Backup
Tujuan:
Melindungi data pengguna dan memastikan aplikasi dapat mengembalikan data jika
terjadi kegagalan sistem.
Rencana Eksekusi:
Backup Data:
oLakukan backup harian untuk data pengguna, status perangkat, dan log
aktivitas.
oSimpan cadangan di lokasi yang aman seperti cloud storage atau off-
site server.
Pemulihan Bencana (Disaster Recovery):
oTentukan prosedur pemulihan bencana untuk mengembalikan sistem
dan data ke keadaan semula jika terjadi kerusakan besar.
oUji pemulihan bencana setidaknya setiap enam bulan untuk
memastikan bahwa proses berjalan dengan baik.
Jadwal:
oBackup dilakukan setiap hari di waktu yang tidak sibuk.
oPengujian pemulihan bencana dilakukan dua kali setahun.
6. Audit dan Kepatuhan (Compliance)
Tujuan:
Memastikan bahwa aplikasi memenuhi standar keamanan dan kepatuhan yang
berlaku (misalnya GDPR atau HIPAA jika relevan).
Rencana Eksekusi:
60

Audit Keamanan dan Kepatuhan :
oLakukan audit keamanan aplikasi untuk memastikan bahwa data pribadi
pengguna dan informasi sensitif terlindungi dengan baik.
oPastikan aplikasi mematuhi peraturan yang berlaku, seperti GDPR untuk
data pengguna di Eropa atau CCPA untuk pengguna di California.
Proses Audit:
oAudit dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga atau tim internal yang
terlatih dalam bidang keamanan dan kepatuhan.
Jadwal:
oAudit dilakukan setiap tahun atau setelah adanya perubahan besar
pada aplikasi yang mempengaruhi pengumpulan atau pengelolaan data
pengguna.
7. Pelatihan dan Dukungan Pengguna
Tujuan:
Memberikan dukungan kepada pengguna agar dapat menggunakan aplikasi dengan
maksimal dan untuk menangani masalah teknis yang mungkin muncul.
Rencana Eksekusi:
Penyediaan Dokumentasi Pengguna :
oSediakan panduan pengguna yang jelas tentang cara mengonfigurasi
perangkat, sensor, dan notifikasi.
oBuat tutorial video atau FAQ untuk menjawab pertanyaan umum.
Dukungan Pengguna :
oSiapkan sistem dukungan pengguna melalui email, telepon, atau sistem
tiket (misalnya, Zendesk).
oTentukan tim dukungan yang siap menangani masalah teknis pengguna.
Jadwal:
oDokumentasi pengguna diperbarui setiap ada pembaruan fitur atau
perubahan aplikasi.
oDukungan pengguna tersedia 24/7 atau selama jam kerja, dengan waktu
respons maksimal dalam 24 jam.
61

8. Evaluasi dan Peningkatan Kinerja
Tujuan:
Menilai dan mengoptimalkan performa aplikasi untuk memberikan pengalaman
pengguna yang lebih baik.
Rencana Eksekusi:
Analisis Kinerja Aplikasi:
oGunakan alat seperti Google Analytics dan Mixpanel untuk memantau
bagaimana aplikasi digunakan dan menganalisis data untuk menemukan
area yang membutuhkan perbaikan.
Peningkatan Kinerja:
oFokuskan pada pengoptimalan waktu respons, pengurangan waktu
pemuatan aplikasi, dan optimasi database untuk meningkatkan
kecepatan akses.
Jadwal:
oEvaluasi kinerja aplikasi dilakukan setiap kuartal, dan perbaikan kinerja
dilakukan sesuai kebutuhan.
Dengan rencana pemeliharaan yang terstruktur, aplikasi Safe Home akan terus
berfungsi dengan baik, tetap aman, dan relevan dengan perkembangan kebutuhan
pengguna serta teknologi terbaru.
62

10- Training dan Operasional
Perencanaan Training dan Operasional untuk Aplikasi Safe Home
Perencanaan pelatihan (training) dan operasional untuk aplikasi Safe Home sangat
penting untuk memastikan pengguna dapat memanfaatkan aplikasi dengan maksimal
dan tim operasional dapat mendukung serta mengelola aplikasi dengan efisien.
Berikut adalah rencana detail untuk pelatihan pengguna dan operasional aplikasi Safe
Home.
1. Perencanaan Training untuk Pengguna
Pelatihan untuk pengguna akhir bertujuan untuk memastikan mereka memahami cara
mengonfigurasi, menggunakan, dan memecahkan masalah aplikasi Safe Home.
Pelatihan ini juga harus memberikan pemahaman tentang fitur utama dan cara
memanfaatkan fungsionalitas aplikasi untuk keamanan rumah.
a. Tujuan Pelatihan
Memberikan pemahaman dasar tentang aplikasi Safe Home dan
fungsionalitasnya.
Mengajarkan cara mengonfigurasi perangkat dan sensor di aplikasi.
Mengajarkan cara mengatur notifikasi dan pengaturan alarm untuk keamanan
rumah.
Melatih pengguna untuk mengelola perangkat dan melihat laporan aktivitas.
Memberikan pemahaman tentang cara menangani masalah teknis dasar dan
troubleshooting.
b. Materi Pelatihan
1.Pengenalan Aplikasi Safe Home:
oApa itu aplikasi Safe Home dan tujuannya.
oTampilan dan antarmuka pengguna aplikasi.
2.Instalasi dan Konfigurasi Awal:
oCara mengunduh dan menginstal aplikasi di perangkat mobile dan
desktop.
oProses pendaftaran pengguna dan pengaturan akun.
oMengonfigurasi perangkat yang terhubung, seperti kamera, sensor
gerak, pintu pintar, dan perangkat lainnya.
3.Pengaturan Keamanan dan Notifikasi:
63

oMengatur notifikasi untuk berbagai kejadian, seperti deteksi gerakan,
pintu terbuka, atau alarm berbunyi.
oCara menghubungkan aplikasi dengan layanan pihak ketiga seperti
alarm atau pengingat.
4.Pengelolaan Perangkat dan Sensor:
oMenambahkan, menghapus, dan memodifikasi perangkat di aplikasi.
oMenyusun pengaturan untuk masing-masing perangkat (misalnya,
sensitivitas sensor gerak).
oMelihat status perangkat dan sensor secara real-time.
5.Pemantauan Keamanan dan Laporan Aktivitas :
oMelihat laporan aktivitas yang dicatat oleh sistem (misalnya, waktu pintu
terbuka, gerakan terdeteksi).
oMengakses riwayat peringatan atau alarm yang telah dikirimkan.
6.Troubleshooting Dasar:
oMenyelesaikan masalah koneksi perangkat.
oMemperbaiki masalah pengaturan notifikasi.
oMengatasi masalah aplikasi yang tidak responsif.
c. Metode Pelatihan
1.Pelatihan Tatap Muka:
oWorkshop atau sesi pelatihan langsung di lokasi yang sudah
ditentukan.
oSimulasi di mana pengguna dapat langsung berinteraksi dengan
aplikasi dan perangkat.
2.Pelatihan Daring:
oMenyediakan tutorial video atau modul pembelajaran berbasis web.
oWebinar atau sesi pelatihan online untuk menjelaskan fitur aplikasi
secara mendalam.
3.Dokumentasi:
oManual pengguna yang menyertakan langkah-langkah penggunaan
aplikasi.
oFAQ (Frequently Asked Questions) untuk menyelesaikan masalah umum.
64

oPanduan troubleshooting dalam bentuk video atau teks.
4.Pelatihan Support:
oMenyediakan sesi pelatihan khusus untuk tim dukungan (helpdesk) agar
mereka bisa memberikan bantuan teknis yang lebih mendalam kepada
pengguna.
d. Jadwal Pelatihan
Kegiatan Deskripsi
Tanggal/Waktu
Estimasi
Pengenalan AplikasiSesi pengenalan aplikasi dan instalasi.Hari 1 (1 jam)
Instalasi dan
Konfigurasi
Langkah-langkah mengatur perangkat dan
aplikasi.
Hari 1 (2 jam)
Pengaturan
Keamanan
Menyiapkan notifikasi dan pengaturan
alarm.
Hari 2 (2 jam)
Pengelolaan
Perangkat
Menambah dan mengelola perangkat serta
memonitor aktivitas.
Hari 2 (2 jam)
Troubleshooting
Dasar
Pelatihan menyelesaikan masalah umum
aplikasi dan perangkat.
Hari 3 (2 jam)
Sesi Tanya Jawab
Memberikan kesempatan kepada pengguna
untuk bertanya.
Hari 3 (1 jam)
2. Perencanaan Training untuk Tim Operasional
Pelatihan untuk tim operasional bertujuan untuk memastikan tim dapat mengelola,
memelihara, dan memberikan dukungan teknis yang dibutuhkan untuk aplikasi Safe
Home.
a. Tujuan Pelatihan
Menyediakan pengetahuan teknis tentang infrastruktur aplikasi dan cara
mengelola perangkat di server.
Melatih tim operasional untuk menangani pemeliharaan sistem, backup data,
dan pembaruan perangkat.
Mengajarkan prosedur pemecahan masalah lebih dalam terkait aplikasi dan
perangkat yang terhubung.
b. Materi Pelatihan
1.Arsitektur dan Infrastruktur Aplikasi:
65

oMenyediakan pemahaman dasar tentang arsitektur sistem aplikasi Safe
Home.
oCara mengelola server backend dan database.
oPengelolaan cloud storage dan server web.
2.Manajemen Perangkat dan Sensor :
oMenambah dan mengonfigurasi perangkat di tingkat sistem.
oMenangani kegagalan perangkat dan mengonfigurasi ulang perangkat
jika diperlukan.
3.Pembaruan dan Pemeliharaan Sistem :
oCara melakukan pembaruan perangkat lunak aplikasi.
oPembaruan perangkat IoT yang terhubung dan firmware perangkat.
oProsedur untuk melakukan backup data secara berkala dan pemulihan
data (disaster recovery).
4.Pemantauan dan Troubleshooting Sistem :
oMemantau status server, aplikasi, dan perangkat dengan alat
pemantauan seperti Nagios atau Prometheus.
oMengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang mempengaruhi
kinerja aplikasi.
5.Keamanan dan Pengelolaan Data :
oPembaruan keamanan sistem dan aplikasi.
oMenangani masalah terkait dengan pengelolaan data pengguna dan
memastikan kepatuhan terhadap regulasi seperti GDPR.
c. Metode Pelatihan
1.Pelatihan Tatap Muka:
oWorkshop teknis untuk memberi pengetahuan operasional mendalam.
oSimulasi langsung terkait pemeliharaan perangkat dan aplikasi.
2.Pelatihan Daring:
oMenyediakan video pelatihan berbasis web untuk prosedur operasional.
oWebinar atau sesi pelatihan online yang fokus pada aspek teknis.
3.Dokumentasi:
66

oDokumentasi operasional yang mencakup prosedur pemeliharaan,
troubleshooting, dan pengelolaan perangkat.
oBuku panduan untuk tim dukungan yang memuat informasi tentang
pengelolaan infrastruktur dan pembaruan.
d. Jadwal Pelatihan Tim Operasional
Kegiatan Deskripsi
Tanggal/Waktu
Estimasi
Pengenalan Arsitektur
Sistem
Menjelaskan arsitektur dan
infrastruktur aplikasi.
Hari 1 (2 jam)
Manajemen Perangkat dan
Sensor
Mengelola dan memperbaiki
perangkat terhubung.
Hari 1 (3 jam)
Pembaruan dan
Pemeliharaan Sistem
Melakukan pembaruan sistem dan
backup data.
Hari 2 (2 jam)
Pemantauan dan
Troubleshooting
Mengidentifikasi dan mengatasi
masalah operasional.
Hari 2 (3 jam)
Keamanan dan
Pengelolaan Data
Pembaruan keamanan dan
pemeliharaan data pengguna.
Hari 3 (2 jam)
Sesi Tanya Jawab dan
Evaluasi
Menjawab pertanyaan operasional
dan evaluasi pelatihan.
Hari 3 (1 jam)
3. Perencanaan Operasional untuk Aplikasi Safe Home
Perencanaan operasional bertujuan untuk memastikan aplikasi beroperasi secara
terus-menerus dan efisien, dengan tim yang siap menangani masalah teknis,
pemeliharaan, dan update aplikasi.
a. Tugas Operasional Rutin
1.Pemeliharaan Infrastruktur:
oMemastikan server web, database, dan perangkat terhubung berfungsi
dengan baik.
oMelakukan pemeliharaan rutin untuk server dan cloud storage.
2.Backup Data:
oMelakukan backup data pengguna dan status perangkat secara harian.
oMengelola cadangan data di server atau cloud.
67

3.Pembaruan Sistem dan Keamanan :
oPembaruan aplikasi dan pembaruan perangkat lunak yang terkait.
oPembaruan keamanan sistem dan aplikasi untuk melindungi data
pengguna.
4.Pemantauan Perangkat dan Sensor :
oMemantau perangkat dan sensor yang terhubung untuk memastikan
semuanya bekerja dengan baik.
oMenangani masalah perangkat dan sensor yang terputus.
b. Jadwal Operasional
Kegiatan Deskripsi
Frekuens
i
Pemeliharaan Infrastruktur
Pemeliharaan server, database, dan perangkat
terhubung.
Minggua
n
Backup Data
Melakukan backup data pengguna dan
perangkat.
Harian
Pembaruan Keamanan dan
Sistem
Pembaruan sistem dan perangkat lunak. Bulanan
Pemantauan Perangkat dan
Sensor
Memantau status perangkat dan sensor. Harian
Dengan perencanaan training dan operasional yang terstruktur, aplikasi Safe Home
dapat berjalan dengan efisien, aman, dan selalu siap menghadapi tantangan serta
kebutuhan pengguna.
68

11-SOP
Standard Operating Procedure (SOP) untuk Penggunaan Aplikasi Safe Home
SOP ini disusun untuk memberikan panduan yang jelas dan terstruktur bagi pengguna
dalam menggunakan aplikasi Safe Home untuk memastikan penggunaan yang efektif,
efisien, dan aman. SOP ini juga bertujuan untuk membantu pengguna dalam
mengatasi masalah yang sering terjadi serta memastikan aplikasi berjalan dengan
optimal.
1. Tujuan dan Ruang Lingkup
Tujuan: SOP ini bertujuan untuk memberikan instruksi yang jelas dan komprehensif
terkait cara penggunaan aplikasi Safe Home, mulai dari instalasi, konfigurasi,
penggunaan harian, hingga pemeliharaan dan pemecahan masalah.
Ruang Lingkup:
Pendaftaran dan Instalasi
Pengaturan dan Konfigurasi Sistem
Penggunaan Fitur Utama
Pemecahan Masalah Umum
2. Definisi
Aplikasi Safe Home: Aplikasi mobile dan web yang dirancang untuk
meningkatkan keamanan rumah dengan memantau perangkat IoT,
memberikan notifikasi real-time, dan mengelola pengaturan keamanan.
Perangkat IoT: Perangkat yang terhubung ke aplikasi, seperti kamera, sensor
gerak, pintu pintar, alarm, dan perangkat lainnya yang meningkatkan keamanan
rumah.
3. Prosedur Penggunaan Aplikasi Safe Home
3.1 Instalasi Aplikasi Safe Home
1.Persiapkan Perangkat: Pastikan perangkat yang akan digunakan (smartphone
atau komputer) memiliki spesifikasi yang sesuai dengan aplikasi.
2.Unduh Aplikasi:
oBuka Google Play Store (untuk Android) atau App Store (untuk iOS).
69

oCari aplikasi Safe Home dan klik tombol Unduh atau Install.
3.Instalasi di Desktop:
oJika menggunakan versi desktop, unduh installer dari website resmi Safe
Home.
oIkuti petunjuk untuk instalasi.
4.Pendaftaran Pengguna:
oSetelah instalasi selesai, buka aplikasi dan pilih opsi Daftar.
oMasukkan informasi pribadi, seperti nama, alamat email, dan nomor
telepon.
oVerifikasi akun menggunakan email atau SMS.
3.2 Konfigurasi Sistem
1.Tambah Perangkat:
oSetelah berhasil login, buka menu Perangkat dan pilih Tambah
Perangkat.
oIkuti petunjuk untuk menghubungkan perangkat IoT (misalnya, kamera
atau sensor gerak) ke aplikasi dengan menggunakan koneksi Wi-Fi atau
Bluetooth.
2.Pengaturan Sensor dan Alarm:
oPilih perangkat yang ingin dikonfigurasi dan sesuaikan pengaturan,
seperti sensitivitas sensor gerak atau waktu delay alarm.
3.Pengaturan Notifikasi:
oMasuk ke menu Pengaturan dan pilih Notifikasi.
oTentukan jenis notifikasi yang ingin diterima (misalnya, alarm berbunyi,
gerakan terdeteksi, pintu terbuka).
4.Penjadwalan Keamanan :
oJika aplikasi mendukung penjadwalan, atur waktu otomatis untuk
menyalakan atau mematikan alarm, misalnya saat Anda berangkat kerja
atau tidur.
3.3 Penggunaan Fitur Utama
1.Pemantauan Real-time:
oBuka menu Monitor untuk melihat status perangkat secara real-time.
70

oLihat umpan langsung dari kamera dan status perangkat lainnya (sensor,
pintu pintar).
2.Riwayat Keamanan:
oAkses riwayat alarm dan aktivitas untuk melihat laporan aktivitas yang
tercatat.
oFilter berdasarkan tanggal atau jenis peringatan (misalnya, deteksi
gerakan atau alarm berbunyi).
3.Mengaktifkan dan Menonaktifkan Alarm :
oBuka menu Alarm untuk mengaktifkan atau menonaktifkan sistem
alarm.
oAktifkan alarm secara manual atau jadwalkan untuk menyalakan pada
waktu tertentu.
4.Kontrol Perangkat IoT:
oPilih perangkat yang ingin Anda kontrol, seperti membuka pintu pintar,
menyalakan lampu, atau menghidupkan kamera.
5.Peringatan Darurat:
oTekan tombol Panic di aplikasi untuk mengirim sinyal darurat kepada
kontak darurat yang telah Anda atur sebelumnya.
3.4 Pemecahan Masalah Umum
1.Masalah Koneksi Perangkat:
oPastikan perangkat terhubung dengan jaringan Wi-Fi yang stabil.
oJika perangkat terputus, coba untuk mematikan dan menghidupkan
kembali perangkat atau router.
2.Masalah Notifikasi Tidak Muncul:
oPeriksa pengaturan notifikasi di aplikasi dan pastikan aplikasi memiliki
izin untuk mengirim pemberitahuan.
oPeriksa pengaturan Do Not Disturb di perangkat Anda.
3.Masalah Aplikasi Tidak Responsif:
oCoba restart aplikasi dengan menutupnya sepenuhnya dan membuka
kembali.
oJika masalah berlanjut, coba hapus cache aplikasi melalui pengaturan
perangkat.
71

4.Masalah Kamera:
oPastikan kamera terhubung dengan jaringan dan baterainya cukup.
oPeriksa apakah ada pembaruan firmware untuk perangkat kamera.
4. Tanggung Jawab Pengguna
Memastikan Keamanan Akun : Pengguna bertanggung jawab atas keamanan
akun mereka dan harus menggunakan kata sandi yang kuat.
Memastikan Ketersediaan Perangkat : Pengguna wajib memastikan
perangkat yang terhubung ke aplikasi berfungsi dengan baik dan memiliki daya
yang cukup.
Melaporkan Masalah: Jika terdapat masalah teknis yang tidak dapat
diselesaikan, pengguna harus segera melaporkannya ke tim dukungan teknis.
5. Pemeliharaan dan Pembaruan
Pembaruan Aplikasi: Pastikan aplikasi selalu diperbarui untuk mendapatkan
fitur terbaru dan perbaikan bug.
Pembaruan Perangkat IoT: Periksa secara berkala apakah ada pembaruan
firmware untuk perangkat yang terhubung, seperti kamera atau sensor.
6. Keamanan Data
Kebijakan Privasi: Data yang dikumpulkan oleh aplikasi akan digunakan sesuai
dengan kebijakan privasi yang berlaku. Pengguna harus membaca dan
memahami kebijakan ini.
Backup Data: Pengguna harus menyadari pentingnya melakukan backup data
secara berkala untuk menghindari kehilangan data.
7. Kontak Dukungan
Layanan Pelanggan: Untuk masalah teknis atau pertanyaan lebih lanjut,
pengguna dapat menghubungi tim dukungan melalui:
oEmail: [email protected]
oTelepon: 0800-XXXX-XXXX
oLive Chat: tersedia di aplikasi
72

SOP ini diharapkan dapat menjadi panduan yang jelas bagi pengguna dalam
memanfaatkan aplikasi Safe Home untuk menjaga keamanan rumah secara optimal.
73

12-Manual Guide dan FAQ
Manual Guide dan FAQ untuk Aplikasi Safe Home
Manual Guide untuk Penggunaan Aplikasi Safe Home
Manual ini disusun untuk membantu pengguna dalam menginstal, mengonfigurasi,
dan menggunakan aplikasi Safe Home secara efektif. Setiap langkah dijelaskan dengan
jelas untuk memastikan pengalaman pengguna yang lancar.
1. Instalasi Aplikasi Safe Home
Instalasi pada Perangkat Mobile (Android/iOS)
1.Buka Play Store (Android) atau App Store (iOS).
2.Cari Safe Home di kolom pencarian.
3.Pilih aplikasi Safe Home dan klik Install.
4.Tunggu hingga aplikasi terinstal, kemudian buka aplikasi tersebut.
Instalasi pada Desktop (Windows/Mac)
1.Kunjungi situs resmi Safe Home.
2.Unduh installer untuk Windows atau Mac sesuai dengan perangkat yang
digunakan.
3.Jalankan installer dan ikuti petunjuk di layar untuk menyelesaikan instalasi.
4.Setelah instalasi selesai, buka aplikasi dari desktop.
2. Pendaftaran dan Pengaturan Akun
1.Buka Aplikasi: Setelah aplikasi terbuka, pilih Daftar.
2.Isi Informasi Pribadi:
oNama lengkap
oAlamat email
oNomor telepon
3.Verifikasi Akun: Verifikasi akun melalui email atau SMS yang dikirimkan.
4.Login: Setelah verifikasi, login menggunakan email dan kata sandi yang telah
didaftarkan.
74

3. Menghubungkan Perangkat ke Aplikasi
1.Buka Menu Perangkat: Pilih ikon Perangkat di aplikasi.
2.Tambahkan Perangkat: Pilih Tambah Perangkat dan pilih jenis perangkat
(misalnya, kamera, sensor gerak, pintu pintar, dll.).
3.Ikuti Instruksi Pengaturan: Ikuti petunjuk di aplikasi untuk menghubungkan
perangkat ke aplikasi Safe Home melalui koneksi Wi-Fi atau Bluetooth.
4. Pengaturan dan Notifikasi
1.Buka Menu Pengaturan: Masuk ke menu Pengaturan di aplikasi.
2.Pengaturan Notifikasi:
oPilih jenis notifikasi yang ingin diterima (misalnya, notifikasi alarm
berbunyi, gerakan terdeteksi, pintu terbuka).
oAtur frekuensi notifikasi sesuai preferensi (segera, harian, mingguan).
3.Pengaturan Alarm dan Sensor:
oPilih perangkat untuk disesuaikan (misalnya, sensor gerak atau pintu
pintar).
oAtur sensitivitas perangkat dan waktu delay alarm jika diperlukan.
5. Pemantauan Keamanan Rumah
1.Pemantauan Real-time:
oMasuk ke menu Monitor untuk melihat status perangkat secara
langsung.
oLihat umpan kamera, status sensor gerak, pintu pintar, dan perangkat
lainnya.
2.Riwayat Keamanan:
oAkses Riwayat Keamanan untuk melihat catatan aktivitas, termasuk
alarm yang berbunyi, gerakan yang terdeteksi, atau pintu yang terbuka.
6. Mengaktifkan dan Menonaktifkan Alarm
1.Aktifkan Alarm:
oBuka menu Alarm dan pilih Aktifkan Alarm.
75

oAlarm akan berbunyi jika terdeteksi gerakan atau pembukaan pintu.
2.Nonaktifkan Alarm:
oUntuk menonaktifkan alarm, masuk kembali ke menu Alarm dan pilih
Nonaktifkan Alarm.
7. Pemecahan Masalah Umum
1.Perangkat Tidak Terhubung:
oPastikan perangkat dan aplikasi terhubung ke jaringan Wi-Fi yang sama.
oCoba restart perangkat atau router jika perangkat terputus.
2.Notifikasi Tidak Muncul:
oPeriksa pengaturan notifikasi di aplikasi dan pastikan aplikasi memiliki
izin untuk mengirim pemberitahuan.
oPastikan fitur Do Not Disturb pada perangkat Anda tidak aktif.
3.Aplikasi Tidak Responsif:
oCoba tutup aplikasi sepenuhnya dan buka kembali.
oHapus cache aplikasi melalui pengaturan perangkat.
FAQ (Frequently Asked Questions) - Pertanyaan yang Sering Diajukan
1. Apa itu aplikasi Safe Home?
Safe Home adalah aplikasi yang dirancang untuk meningkatkan keamanan rumah
Anda dengan memantau perangkat keamanan seperti kamera, sensor gerak, dan
alarm. Aplikasi ini memungkinkan Anda mengelola dan mengontrol perangkat rumah
pintar dari jarak jauh.
2. Bagaimana cara mendaftar akun di aplikasi Safe Home?
Untuk mendaftar, buka aplikasi dan pilih Daftar. Isi informasi yang diminta seperti
nama, email, dan nomor telepon. Anda akan menerima kode verifikasi melalui email
atau SMS. Setelah memasukkan kode verifikasi, akun Anda siap digunakan.
3. Apa yang harus saya lakukan jika perangkat saya tidak terhubung ke aplikasi?
76

Jika perangkat tidak terhubung, pastikan perangkat terhubung dengan jaringan Wi-Fi
yang sama dengan perangkat mobile atau desktop Anda. Coba restart perangkat dan
pastikan aplikasi memiliki izin yang diperlukan untuk mengakses perangkat keras.
4. Bagaimana cara menambahkan perangkat ke aplikasi?
Untuk menambahkan perangkat, buka menu Perangkat dan pilih Tambah Perangkat.
Pilih jenis perangkat yang ingin Anda tambahkan (misalnya, kamera atau sensor
gerak), dan ikuti instruksi untuk menghubungkan perangkat dengan aplikasi melalui
Wi-Fi atau Bluetooth.
5. Bagaimana cara mengonfigurasi notifikasi di aplikasi?
Buka menu Pengaturan dan pilih Notifikasi. Di sini, Anda dapat memilih jenis
notifikasi yang ingin diterima (misalnya, alarm berbunyi, gerakan terdeteksi). Anda
juga bisa mengatur frekuensi notifikasi sesuai kebutuhan Anda.
6. Bagaimana cara mengaktifkan atau menonaktifkan alarm di aplikasi Safe
Home?
Untuk mengaktifkan alarm, buka menu Alarm dan pilih Aktifkan Alarm. Jika Anda
ingin menonaktifkan alarm, buka kembali menu Alarm dan pilih Nonaktifkan Alarm.
7. Apa yang harus dilakukan jika aplikasi tidak merespons atau crash?
Jika aplikasi tidak merespons, coba tutup aplikasi dan buka kembali. Jika masalah
berlanjut, coba hapus cache aplikasi melalui pengaturan perangkat atau lakukan
pembaruan aplikasi ke versi terbaru.
8. Bagaimana cara melaporkan masalah atau mendapatkan bantuan?
Jika Anda mengalami masalah yang tidak dapat diatasi melalui FAQ atau pemecahan
masalah, Anda dapat menghubungi tim dukungan pelanggan melalui:
Email: [email protected]
Telepon: 0800-XXXX-XXXX
Live Chat: Tersedia di aplikasi.
9. Apakah data saya aman?
77

Ya, aplikasi Safe Home menjaga keamanan data Anda dengan enkripsi dan
perlindungan keamanan tingkat tinggi. Kami juga mematuhi kebijakan privasi yang
ketat untuk melindungi data pribadi Anda.
10. Bagaimana cara melakukan pembaruan aplikasi?
Aplikasi akan memberi pemberitahuan jika ada pembaruan yang tersedia. Anda dapat
memperbarui aplikasi melalui Google Play Store atau App Store. Pastikan Anda selalu
memperbarui aplikasi ke versi terbaru untuk menikmati fitur baru dan perbaikan bug.
Kesimpulan
Manual Guide dan FAQ ini memberikan panduan lengkap untuk membantu pengguna
memahami cara menginstal, mengonfigurasi, dan menggunakan aplikasi Safe Home.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi tim dukungan pelanggan
kami.
78
Tags