Tugas 10 - Metodologi Penelitian Kualitatif

citrayunianti1 5 views 11 slides Apr 25, 2025
Slide 1
Slide 1 of 11
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11

About This Presentation

Tugas Psikologi UNJ - Metodologi Penelitian Kualitatif


Slide Content

BAB IX
ETNOGRAFI
Dosen Pengampu :
Ernita Zakiah, S.Psi., M.Psi., Psiklog
Kelompok 6
Annisa Salvia (1801617027)
Citra Yunianti (1801617129)
Nurul Apriliani Dewi (1801617134)
Widia Putri Anesti (1801617076)
Kelas : Senin, jam 11.00, R.206
PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018

Definisi dan Latar Belakang
Etnografi merupakan suatu desain kualitatif yang penelitinya mendeskripsikan dan
menafsirkan pola yang sama dari nilai, perilaku, keyakinan, dan bahasa dari suatu kelompok
berkebudayaan sama (Harris, 1968). Sebagai suatu proses sekaligus hasil riset, etnografi
merupakan suatu cara untuk mempelajari sebuah kelompok berkebudayaan sama sekaligus
produk akhir tertulis dari riset tersebut. Sebagai proses, etnografi melibatkan pengamatan
yang luas terhadap kelompok tersebut, sering kali melalui pengamatan partisipan hang
dimana peneliti ikut dalam kehidupan sehari-hari dari masyarakat tersebut, mengamati dan
mewawancarai para partisipan dalam kelompok tersebut.
Rancangan etnografi berasal dari bidang antropologi, khususnya kontribusi Bronislaw
Manilowski, Robert Park, dan Franz Boas. Etnografi muncul dalam antropologi kebudayaan
komparatif yang dilakukan oleh para antropolog pada awal abad ke-20. Pada 1920-an dan
1930-an, para sosiolog mengadaptasi metode bidang antropologi untuk mempelajari
kelompok kebudaayaan di Amerika Serikat, dan sekarang pendekatan ilmiah dalam etnografi
telah meluas mencakup ajaran atau sub-sub tipe etnografi dengan beragam tujuan dan
orientasi teoritis yang membawa pada kurangnya ortodoksi dalam etnografi dan telah
menghasilkan berbagai pendekatan yang pluralistik.
Tujuan penellitian etnografis adalah memperoleh gambaran umum mengenai subjek
penelitian. Penelitian ini menekankan pada aspek pemotretan pengalaman hidup dengan cara
wawancara mendalam dan observasi terus-menerus pada para partisipan.penelitian ini juga
berusaha memperoleh gambaran secara menyeluruh untuk mendeskripsikan bagaimana
manusia melihat dunia.
Tipe Etnografi
Etnografi Realis
Pendekatan tradisional yang digunakan oleh para antropolog kebudayaan. Van
Maanen (1988), menjelaskan bahwa etnografi realis merefleksikan suatu pendirian tertentu
yang diambil oleh peneliti terhadap para individu yang sedang ditelitti. Etnografi realis
adalah suatu laporan objektif tentang situasi yang biasa ditulis melalui pandangan orang
ketiga dan dilaporkan secara objektif. Dalam pendekatan ini, para etnografer realis

menuliskan studinya dalam posisi sebagai orang ketiga yang tidak berpihak dan melaporkan
tentang apa yang diamati atau didengar dari partisipan. Sang realis juga melaporkan data
yang objektif dalam satu gaya yang terukur dan tidak terkontaminasi dengan bias pribadi,
tujuan politik, dan pertimbangan politis.
Etnografi Kritis
Etnografi ini adalah jenis riset etnografis yanv ppada penulisnya memperjuangkan
emansipasi bagi kelompok masyarakat yang terpinggirkan (Thomas, 1993). Para peneliti ini
biasanya merupakan individu yang berpikiran politis yang berusaha, melalui riset, untuk
menentang ketidaksetaraan dan dominasi (Carspecken & Apple, 1992). Komponen utama
dari etnografi ini diantaranya adalah orientasi-nilai, memberdayakan masyarakat dengan
memberi otoritas, menentang status quo, dan mengemukakan persoalan tentang kekuasaan
dan kontrol. Seorang etnografer kritis mempelajari berbagai permasalahan tentang kekuasaan,
pemberdayaan, ketidaksetaraan, ketidakadilan, dominasi, penindasan, hegemoni, dan
penipuan.
Ciri Utama Etnografi
Dalam Creswell (2014), berikut cirri utama etnografi yaitu :
Berfokus pada pengembangan deskripsi yang kompleks dan lengkap tentang
kebudayaan dari kelompok. Etnografi mungkin membahas sebagian atau keseluruhan
dari kelompok.
Dalam etnografi peneliti mencari berbagai pola dari aktivitas mental kelompok
tersebut.
Kelompokdengan kebudayaan yang sama dan berinteraksi dengan waktu yang lama
dapat membangun pola kerja yang jelas.
Teoriberperan penring dalam memfokuskan perhatian peneliti ketika melaksanakan
etnografi.
Untuk menemukan pola kebudayaan kelompok peneliti harus melakukan kerja
lapangan yang lama untuk mengumpulkan data melaui wawancara.
Dalam menganalisis data peneliti persandar pada pandangan partisipan sebagai
perspektif emis insider dan melaporkannya dalam kutipan verbatim. Dan kemudian

menyintetis data tersebut dan menyaringnya melalui suatu penafsiran kebudayaan
yang menyeluruh.
Analisi tersebut akan menghasilkan bagaimana suatu kebudayaan berfungsi dan
bagaimana cara hidup dari kelompok tersebut.
Prosedur Pelaksanaan Etnografi
Menentukan apakah etnografi merupakan desain yang paling tepat digunakan untuk
mempelajari permasalahan riset yang dimaksud. Etnografi sangat tepat digunakan jika
kebutuhannya adalah untuk mendeskripsikan bagaimana kelompok kebudayaan
berjalan dan untuk mengeksplorasi berbagai keyakinan, bahasa, perilaku dan persoalan
yang mereka hadapi, misalnya masalah kekuasaan, perlawanan, dan dominasi.
Mengidentifikasi dan menentukan suatu kelompok berkebudayaan-sama yang hendak
dipelajari. Biasanya, kelompok ini adalah kelompok yang para anggotanya telah hidup
bersama dalam waktu yang lama, sehingga bahasa, pola perilaku, dan sikap mereka
telah terbentuk menjadi pola yang dapat dilihat.
Menyeleksi berbagai tema, permasalahan atau teori kebudayaan yang hendak dipelajari
dari kelompok tersebut. Tema, permasalahan, atau teori ini menyediakan suatu
kerangka pengarah bagi studi tentang kelompok berkebudayaan-sama tersebut.
Kerangka itu juga akan memengaruhi analisis tentang kelompok berkebudayaan-sama
tersebut.
Untuk mempelajari konsep kebudayaan, harus ditentukan tipe etnografi mana yang
hendak digunakan. Barangkali bagaimana kelompok tersebut berjalan perlu
dideskripsikan atau etnografi kritis dapat mengekspos permasalahan seperti kekuasaan,
hegemoni, dan memberikan advokasi bagi kelompok tertentu.
Mengumpulkan informasi dalam konteks atau lingkungan dimana kelompok tersebut
hidup. Hal ini disebut kerja-lapangan (Wolcott, 2008a). Mengumpulkan berbagai jenis
informasi yang biasanya dibutuhkan dalam etnografi, dengan mendatangi tempat
penelitian, mengamati kehidupan sehari-hari dari individu yang tinggal di tempat itu
dan mengumpulkan berbagai macam bahan.
Dari banyak sumber data yang telah dikumpulkan, sang etnografer menganalisis data
tersebut untuk menyusun suatu deskripsi tentang kelompok berkebudayaan-sama
tersebut, tema yang muncul dari kelompok tersebut dan penafsiran keseluruhan
(Wolcott, 1994b).

Menyusun rangkaian aturan atau teori tentang bagaimana kelompok berkebudayaan-
sama tersebut berjalan sebagai hasil akhir dari analisis ini. Hasil akhirnya adalah potret
kebudayaan yang holistik dari kelompok tersebut yang mencakup pandangan dari para
partisipan (emis) dan juga pandangan dari peneliti (etis).
Tantangan dalam Etnografi
Peneliti harus memiliki pemahaman tentang antropologi kebudayaan, makna dari
sistem sosial-budaya dan konsep yang biasanya dieksplorasi oleh mereka yang sedang
mempelajari kebudayaan
Waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data sangat banyak, termasuk waktu
yang lama di lapangan
Pada banyak etnografi, narasinya ditulis dalam pendekatan literer, hampir seperti
penuturan-cerita; pendekatan yang mungkin akan membatasi audiensi dari karya
tersebut dan mungkin menantang bagi para penulis yang telah terbiasa dengan
pendekatan tradisional dalam penulisan ilmiah
Masalah Penelitian
Dalam Creswell (2007), Studi kualitatif dimulai dengan penulis yang menyatakan
masalah penelitian tentang belajar. Dalam beberapa paragraf pertama dari sebuah penelitian
kualitatif, Peneliti memperkenalkan "masalah" yang mengarah kepada penelitian. Dari pada
menyebut bagian ini "masalah," mungkin lebih jelas jika saya menyebutnya "kebutuhan
untuk belajar." masalah penelitian dalam penelitian kualitatif adalah untuk memberikan
alasan atau kebutuhan untuk mempelajari suatu masalah tertentu.
Masalah penelitian ditemukan dalam pengalaman pribadi dengan suatu masalah,
masalah yang berhubungan dengan pekerjaan, sebuah agenda penelitian penasehat, atau
literatur ilmiah. Alasan paling kuat dan paling ilmiah untuk sebuah penelitian, berasal
literatur ilmiah. Studi kualitatif dapat mengisi kekosongan dalam literatur yang ada,
menetapkan garis pemikiran baru, atau menilai masalah dengan kelompok atau populasi yang
tidak berpendidikan. Teks kualitatif mengacu pada kebutuhan untuk meninjau literatur
sehingga dapat memberikan alasan untuk masalah dan memposisikan studi seseorang dalam
literatur yang sedang berlangsung.

Pertanyaan dalam Menggunakan Etnografi
Dalam suatu etnografi, seseorang mungkin menyajikan pertanyaan prosedural yang
berhubungan dengan deskripsi konteks, analisis tema-tema utama, dan interpretasi perilaku
budaya. Menggunakan pendekatan Spradley untuk etnografi, pertanyaan-pertanyaan
prosedural ini mungkin mencerminkan 12 langkah dalam "urutan penelitian keputusannya,"
Mereka mungkin sebagai berikut:
Bagaimana situasi sosial yang akan dipelajari?
Bagaimana orang bisa mengamati situasi ini?
Apa yang dicatat tentang situasi ini?
Apa yang diamati tentang situasi ini?
Apa domain budaya yang muncul dari mempelajari situasi ini?
Apakah observasi terfokus yang lebih spesifik dapat dilakukan?
Apa taksonomi yang muncul dari observasi terfokus ini?
, pengamatan apa yang tampak lebih selektif dan bisa dilakukan?
Komponen apa yang muncul dari pengamatan ini?
Tema apa yang muncul?
Apa inventaris budaya yang muncul?
Bagaimana cara menulis etnografi?
Seseorang dapat menulis pertanyaan yang membahas masalah pada topik yang sedang
dieksplorasi dan menggunakan istilah-istilah untuk mengkodekan pekerjaan dalam suatu
pendekatan. Subpertanyaan prosedural juga bisa digunakan yang menandakan langkah-
langkah dalam prosedur pengumpulan data, analisis, dan konstruksi format naratif.
Tujuan Pernyataan dalam Etnografi
Dalam Creswell (2007), Sebagai pernyataan terpenting dalam seluruh kualitatif
belajar, pernyataan tujuan harus ditulis dalam bahasa yang jelas dan ringkas. Meninggalkan
pernyataan ini secara implisit, menyebabkan pembaca bekerja ekstra dalam menafsirkan dan
mengikuti sebuah penelitian. Berikut terdapat beberapa hal yang digunakan untuk
mengidentifikasi pernyataan tujuan dalam penelitian kualitatif, yaitu :

Penulis mengidentifikasi pendekatan kualitatif spesifik yang digunakan dalam
penelitian oleh laki-laki ~ bertipe tiarring. Nama pendekatan itu pertama-tama muncul
sebagai pertanda pendekatan penyelidikan untuk pengumpulan data, analisis, dan
laporan penulisan.
Penulis mengodekan dengan kata-kata yang menunjukkan tindakan dari peneliti dan
fokus dari pendekatan penelitian.
Saya mengidentifikasi beberapa kata yang akan dimasukkan seorang peneliti dalam
sebuah pernyataan tujuan, Kata-kata ini menunjukkan tidak hanya tindakan peneliti
tetapi juga fokus dari studi.
Penulis mengidentifikasi fenomena utama. Fenomena sentral adalah satu, konsep
sentral yang dieksplorasi atau diperiksa dalam studi penelitian.
Penulis meramalkan peserta dan situs untuk penelitian, apakah peserta adalah satu
individu (yaitu, naratif atau studi kasus), beberapa individu (yaitu, grounded theory
atau phenomenology), grup (yaitu, etnografi), atau sebuah situs ( program, acara,
aktivitas, atau tempat dalam studi kasus).
Saya memasukkan definisi umum untuk fenomena sentral. Definisi ini mungkin sulit
untuk menentukan dengan spesifik. Tetapi, misalnya, dalam studi naratif, penulis
dapat menentukan jenis cerita yang akan dikumpulkan (misalnya, tahapan kehidupan,
kenangan masa kecil, transisi dari masa remaja ke masa dewasa, hadir di pertemuan
Alcoholics Anonymous)
Struktur Penulisan Etnografi
Etnografer menulis banyak tentang konstruksi narasi, dari bagaimana sifat teks
membentuk pokok bahasan pada konvensi "sastra" dan perangkat yang digunakan oleh
penulis. Bentuk umum etnografi dan struktur tertanam sangat rinci dalam literatur.
Struktur Retoris Keseluruhan
Menurut Van Maanen, strukur retoris etnografi dapat ditulis dengan berbagai macam
bentuk penulisan seperti:
Kisah realis , laporan itu menyediakan potret langsung, materi-fakta tentang budaya
yang dipelajari tanpa banyak informasi tentang bagaimana etnografer menghasilkan
potret.

Bertipe dongeng , penulis menggunakan sudut pandang impersonal, menyampaikan
"ilmiah" dan perspektif "obyektif".
Kisah pengakuan dosa , mengambil pendekatan yang berlawanan, dan peneliti lebih
fokus pada pengalaman kerja lapangannya dari pada budaya.
Kisah impresionistik adalah akun yang dipersonalisasi "Kasus lapangan dalam bentuk
dramatis. Ia memiliki elemen dari kedua tulisan realis dan konvesional, menyajikan
cerita menarik dan persuasif. Baik dalam konvesional maupun impresionistik cerita,
sudut pandang orang pertama digunakan, menyampaikan gaya penulisan pribadi.
Rales kritis yang berfokus pada masalah sosial, politik, simbolis, atau ekonomi yang
besar; cerita formalis yang membangun, menguji, menyamaratakan, dan memamerkan
teori; literatur cerita-cerita di mana para etnografer menulis seperti jurnalis,
meminjam tulisan fiksi teknik dari novelis; dan bersama-sama menceritakan kisah-
kisah di mana produksi dari studi ini dikarang bersama oleh para pekerja lapangan
dan para informan, membuka narasi bersama dan diskursif.
Pada catatan yang sedikit berbeda, tetapi terkait dengan struktur retoris yang lebih
besar, Wokott (1994b) menyediakan tiga komponen kualitatif yang merupakan inti dari
penulisan etnografi yang baik serta langkah-langkahnya dalam analisis data. Pertama, seorang
etnografer menulis "deskripsi" tentang budaya yang menjawab pertanyaan "Apa yang terjadi
di sini?". Wokott menawarkan teknik yang berguna untuk memasukkan deskripsi, urutan
kronologis, peneliti atau perintahkan narator yang progresif untuk menggunakan,peristiwa
penting, plot dan karakter, kelompok dalam interaksi, kerangka analitis, dan cerita yang
diceritakan melalui beberapa perspektif. Kedua, setelah mendeskripsikan budaya
menggunakan salah satu pendekatan ini, peneliti "menganalisis" data. Analisis termasuk
menyoroti temuan, menampilkan temuan, melaporkan prosedur kerja lapangan,
mengidentifikasi keteraturan berpola dalam data, membandingkan kasus dengan kasus yang
diketahui, mengevaluasi informasi, mengontekstualisasikan informasi dalam kerangka
analitik yang lebih luas, mengkritisi proses penelitian, dan mengusulkan desain ulang dari
penelitian. Dari semua teknik analitik ini, identifikasi "pola-pola" atau tema-tema sangat
penting bagi banyak tulisan etnografi. Ketiga, interpretasi harus dilibatkan dalam struktur
retoris. Ini berarti bahwa peneliti dapat memperluas analisis, membuat kesimpulan dari
informasi, lakukan sesuai petunjuk atau seperti yang disarankan oleh gatekeeper, beralih ke
teori, memfokuskan kembali interpretasi itu sendiri, terhubung dengan pengalaman pribadi,

menganalisis atau menafsirkan proses interpretatif, atau menjelajahi format alternatif. Ini
strategi interpretatif.
Garis besar yang lebih rinci dan terstruktur untuk etnografi ditemukan oleh Emerson,
Fretz, dan Shaw (1995). Mereka membahas mengembangkan etnografi belajar sebagai
"narasi tematik". Narasi tematik ini dibangun secara induktif dari gagasan utama atau tesis
yang menggabungkan beberapa tema analitik spesifik dan diuraikan di seluruh belajar. Ini
disusun sebagai berikut:
Pertama adalah pengantar yang melibatkan perhatian pembaca dan memfokuskan
belajar, kemudian peneliti melanjutkan untuk menghubungkan interpretasinya dengan
lebih luas masalah minat ilmiah dalam disiplin.
Setelah ini, peneliti memperkenalkan pengaturan dan metode untuk belajar tentang
itu. Di bagian ini juga, etnografer mengaitkan detail tentang masuk dan partisipasi
dalam pengaturan serta kelebihan dan kendala dari peran penelitian etnografer.
Peneliti menyajikan klaim analitik berikutnya, dan Emerson dan rekan (1995)
menunjukkan utilitas "excerpt commentary" unit, di mana seorang penulis
menggabungkan titik analitik, memberikan informasi orientasi tentang titik,
menyajikan kutipan atau kutipan langsung, dan kemudian memajukan komentar
analitik tentang kutipan yang berkaitan dengan titik analitik.
Pada kesimpulannya, peneliti merefleksikan dan menguraikan pada tesis lanjutan pada
awalnya. Interpretasi ini dapat memperluas atau memodifikasi tesis dalam
terangbahan yang diperiksa, menghubungkan tesis dengan teori umum atau masalah
saat ini, atau menawarkan metacommentary pada tesis, metode, atau asumsi
penelitian.
Struktur Retoris Tertanam
Etnografer menggunakan perangkat retoris yang tertanam seperti kiasan (Hammersley
& Atkinson, 1995). Metafora, misalnya, menyediakan gambar visual dan spasial atau
karakterisasi tindakan dramatikal sosial sebagai teater. Trofi lain adalah synecdoche, di mana
etnografer menyajikan contoh, ilustrasi, kasus, dan / atau sketsa yang membentuk bagian
tetapi berdiri untuk keseluruhan. Etnografer menyajikan tropet bercerita sebab dan urutan
yang mengikuti narasi besar ke parabies yang lebih kecil. Final kiasan adalah ironi, di mana
para peneliti membawa kontras terang bersaing kerangka acuan dan rasionalitas.

Perangkat retoris yang lebih spesifik menggambarkan adegan dalam etnografi
(Emerson et aI., 1995). Penulis dapat menggabungkan detail atau "menulis dengan luwes"
(Goffman, 1989, h. 131) atau "tebal," deskripsi yang menciptakan keseragaman dan
menghasilkan bagi pembaca perasaan yang mereka alami, atau mungkin bisa pengalaman,
kejadian yang dijelaskan (Denzin, 1989b). Denzin (1989b) berbicara tentang pentingnya
menggunakan "deskripsi tebal" dalam menulis kualitatif penelitian. Dengan ini, ia berarti
bahwa narasi "menyajikan detail, konteks, emosi, dan jaring-jaring hubungan sosial ... [dan]
membangkitkan emosi dan perasaan-diri .... Suara, perasaan, tindakan, dan makna dari
berinteraksi individu didengar "(hal. 83). Sebagai contoh, Denzin (1989b) pertama mengacu
pada ilustrasi deskripsi "tebal" dari Sudnow (1978), dan kemudian menyediakan versinya
sendiri seolah-olah itu deskripsi "tipis".
Etnografer juga menyajikan dialog, dan dialog menjadi lebih hidup khusus ketika
ditulis dalam dialek dan 'bahasa alami dari budaya (lihat, misalnya, artikel tentang bahasa
Inggris Inggris berbahasa Inggris atau "alih kode" di Nelson, 1990). Penulis juga
mengandalkan karakterisasi di mana manusia ditunjukkan berbicara, bertindak, dan
berhubungan dengan orang lain. Adegan yang lebih panjang mengambil bentuk sketsa,
"sepotong kehidupan" (Emerson et aI., 1995, hlm. 85), atau lebih besar episode dan dongeng.
Penulis etnografi mengatakan "cerita yang bagus" (Richardson, 1990). Jadi, satu bentuk-
bentuk tulisan eksperimental eksperimental "menggugah" untuk Richardson (1990) adalah
bentuk representasi fiksi di mana penulis menggambar pada sastra perangkat seperti
flashback, flashforward, titik pandang alternatif, karakterisasi yang mendalam, pergeseran
nada, synecdoche, dialog, monolog interior, dan kadang-kadang narator maha tahu.

Daftar Pustaka
Creswell, J. W., (2014). Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih diantara Lima
Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Creswell, John W., (2007). Second Edition QUALITATIVE INQUIRY& RESEARCH DESIGN
Choosing Among Five Approaches. California: Sage Publications, Inc
Creswell, John. W., (2017). Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan
Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tags