Tugas 3 Analisis Film - Tugas Psikologi UNJ - Pengembangan Kurikulum

citrayunianti1 0 views 9 slides Apr 29, 2025
Slide 1
Slide 1 of 9
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9

About This Presentation

Tugas Psikologi UNJ - Pengembangan Kurikulum


Slide Content

ANALISIS FILM ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI











Kelas Pengembangan Kurikulum, Selasa 12.00


Dosen Pengampu :
Fitri Lestari Issom, M.Si


Disusun Oleh:
Citra Yunianti
(1801617129)

Universitas Negeri Jakarta
Fakultas Pendidikan Psikologi
2020

IDENTITAS FILM
Poster Film


Pemeran Film
 Reza Rahadian (Muluk, anak Pak
Makbul)
 Deddy Mizwar (Pak Makbul)
 Slamet Rahardjo (Haji Rachmat)
 Ratu Tika Bravani (Pipit, putri Haji
Rahmat)
 Jaja Mihardja (Haji Sarbini)
 Sonia (Rahma, Putri Haji Sarbini)
 Asrul Dahlan (Samsul)
 Tio Pakusadewo (Jarot, boss para
copet)
 Edwin Bejo (Jupri, calon anggota
DPR)
 Sakurta Ginting (Ribut, ketua copet
angkot)
 Moh Irfan Siagian (Glen, Ketua
copet mal)
 Angga Putra (Komet, ketua copet
pasar)
 Jaya Kusuma (Mata Dewa)
 Rina Hassim (Istri Haji Rahmat)
 Daniel Hamonangan (Bedul, copet
pasar)

 Mohammad Rabil (Subur, copet
pasar)

 Agus Foldero Lubis (Sabar, copet
pasar)
 Ponda Malik (Bedil, copet pasar)
 Ahmad Ismail (Boy, copet mal)
 Ahmad Yanwar (Eros, copet mal)
 Pradana Ardiansyah (Ongky, copet
mal)
 Agri Firdaus (Ari Wibowo, copet
mal)
 Hafidz (Kampret, copet angkot)
 Gundala (Kalong, copet angkot)
 Dede Setiawan (Codot, copet angkot)
 Deni Albab Mulyadi (Sobrat, copet
angkot)

Sinopsis Film
Film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” merupakan film garapan sutradara Deddy Mizwar pada
tahun 2010 yang lalu. Film yang bertemakan pendidikan dan kemiskinan ini menceritakan
tentang seorang freshgraduate S1 Managemen bernama Muluk yang sedang mencari kerja dan
bertemu para pencopet yang masih anak-anak.
Saat sedang mencari pekerjaan yang tak kunjung ia temukan, Muluk bertemu dengan
sekelompok anak yang sedang melakukan aksi copet di sebuah pasar. Muluk kesal karena ia
sedang bersusah payah mencari penghasilan tetap namun ternyata ada sekelompok anak yang
dengan mudahnya mendapat penghasilan dari cara yang tidak halal. Waktu pun terus berjalan
sampai akhirnya di sebuah warung makan, Muluk bertemu dengan salah satu pencopet bernama
Komet yang pernah ditemuinya dulu. Akhirnya Komet membawa Muluk ke markasnya dan
memperkenalkannya dengan Jarot yang menjadi pemimpin para pencopet.
Perkenalan Muluk dan Jarot menghasilkan sebuah kesepakatan. Muluk akan bekerja bersama
untuk mempraktekkan ilmu manajemen yang dimiliki dengan mengelola keuangan mereka.
Sebagai imbalannya, Muluk meminta 10% dari hasil copet mereka. Tujuan Muluk mengelola
keuangan mereka agar hasil copet mereka dapat dikelola secara profesional dan akhirnya dapat
dijadikan sebagai modal usaha sehingga kelak mereka tidak perlu menjadi pencopet lagi.
Saat para pencopet sedang menghitung uang setoran, Muluk pun menyadari bahwa anak-anak
ini juga butuh pendidikan. Muluk meminta bantuan Samsul yang seorang Sarjana Pendidikan

pengangguran agar mempraktikan apa yang telah diperoleh dari kuliahnya dulu. Muluk juga
mengajak temannya, Pipit untuk mengajar ilmu agama Islam pada mereka.
Konflik pada film ini dimulai dengan rasa penasaran Pak Makbul, Haji Sarbini, dan Haji
Rachmat yang ingin pergi berkunjung ke tempat kerja anak-anak mereka. Ketiga tetua ini
mengetahui anaknya mendapat penghasilan dari mengajar para pencopet jalanan. Tak ingin
mengecewakan orang tua, Muluk dan Pipit memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan mereka.
Samsul pun tak bisa apa-apa mendengar keputusan Muluk dan Pipit. Mereka akhirnya berhenti
mengajari para pencopet tersebut.
Setelah mereka bertiga berhenti, Jarot marah kepada para pencopet dan memberikan pengarahan
kepada anak-anak itu tentang bagaimana mereka seharusnya mencari uang dengan uang halal.
Ada yang akhirnya tersadar dan memulai berhenti mencopet dengan menjadi pedagang asongan,
dan ada juga yang masih mencopet karena mereka lebih terbiasa mencopet dibandingkan dengan
berdagang.

TINJAUAN TEORI DAN ANALISIS FILM
Kurikulum Terintregasi
Menurut Kawuryan, kurikulum yang terintegrasi adalah suatu produk dari usaha pengintegrasian
bahan ajar dari berbagai macam pelajaran. Dan menurut Jainuri, ciri khas kurikulum yang
terintegrasi ialah perpaduan, koordinasi, harmoni, dan kebulatan antar materi pelajaran. Dalam
penerapannya, kurikulum ini meniadakan batasan-batasan antara berbagai mata pelajaran dan
menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau kesatuan. Tujuannya untuk membentuk para
murid menjadi pribadi yang terintegrasi dan selaras dengan kehidupannya di sekitarnya.
Dapat disimpulkan bahwa kurikulum terintegrasi dibuat dengan mempertimbangkan kondisi dan
latar belakang peserta didik serta memadukan nilai-nilai yang ada di lingkungan masyarakat.
Dalam film, Muluk melihat kondisi dan latar belakang para pencopet yang suka membangkang
dan penuh kecurigaan kalau mereka akan dirugikan oleh Muluk. Muluk sadar bahwa para
pencopet itu hanya memikirkan bagaimana caranya mereka bisa mendapatkan uang lebih. Maka
dari itu dengan menyesuaikan latar belakang para pencopet, Muluk menawarkan cara agar
mereka bisa mendapatkan uang lebih banyak dan layak selain dari hasil mencopet. Muluk
mempersuasi kalau mereka dapat mengeyam pendidikan, mereka dapat mengambil uang dari
tempat yang lebih hebat seperti dengan membobol rekening bank seseorang atau menjadi
koruptor yang mengambil uang rakyat. Saat diiming-imingi seperti itu, para pencopet mulai
tertarik untuk belajar bersama Muluk dan Samsul. Mereka diajari keterampilan dasar seperti
membaca, menulis, dan berhitung. Lalu Samsul menanamkan nilai-nilai Pancasila yang mana
merupakan ideologi masyarakat Indonesia agar sikap mereka menjadi lebih Nasionalis. Dan
datanglah Pipit yang mengajarkan nilai agama Islam kepada mereka sehingga sikap mereka
sekarang lebih teratur dan lebih lembut. Di Indonesia, khususnya di Ibu Kota Jakarta mayoritas
masyarakatnya memeluk agama Islam. Dengan pendidikan karakter yang berlandaskan Pancasila
dan agama Islam, mereka pun mulai dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat. Mereka
melakukan upacara bendera setiap hari Senin dan menunaikan ibadah sholat lima waktu sebagai
kewajiban ummat Muslim. Saat sebelum Muluk dan kawan-kawan mendidik mereka, mereka
mandi hanya saat hujan saja. Sekarang mereka mandi setiap hari karena mereka diajarkan bahwa
kebersihan itu sebagian dari iman. Ketika para pencopet yang dididik tersebut mulai lebih
terbuka dan penurut, Muluk dan kawan-kawan mulai menanamkan pemikiran bahwa mencopet

itu bukanlah pekerjaan yang halal. Mereka harus mulai berdagang kecil-kecilan agar suatu saat
nanti mereka bisa membuka usaha yang lebih besar. Mereka mulai diajarkan mana yang baik dan
buruk serta mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan.

Dimensi Kurikulum
Dalam Issom (2020), pengertian kurikulum dapat dikaitkan menjadi empat buah dimensi. Namun
pada film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” terdapat beberapa dimensi yang dapat dikaitkan yakni:
 Dimensi Rencana
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan cara mengadministrasikan tujuan, isi, dan
bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sebelum memulai
kerja sama, Muluk membuat rencana untuk mengolah keuangan para pencopet. Lalu
melihat para pencopet yang kurang terdidik baik secara kognitif maupun afektif, Muluk
membuat rencana dengan mengajak Samsul agar para pencopet bisa membaca tulisan
yang ada di jalanan dan bisa menghitung uang hasil copetan mereka sendiri. Muluk juga
mengajak Pipit untuk mengajarkan nilai keagamaan dan sikap mereka berubah sedikit
demi sedikit menjadi lebih terarah.
 Dimensi Aktivitas
Kurikulum merupakan segala aktivitas dari guru dan siswa dalam proses pembelajaran di
sekolah. Dalam film, diperlihatkan interaksi saat Muluk mengajari dan memotivasi
pentingnya pendidikan agar para pencopet tidak perlu mencopet lagi nantinya. Lalu
diperlihatkan pula saat Samsul mengajari mereka baca tulis serta mendidik karakter
mereka sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pipit juga mengajari para pencopet bagaimana
caranya sholat dan pentingnya kebersihan. Semua itu Muluk dan kawan-kawan lakukan
agar para pencopet dapat meningkatkan kualitas hidupnya menjadi lebih baik.
 Dimensi Hasil
Kurikulum dipandang dari segi hasil yang akan dicapai oleh siswa sesuai dengan apa
yang telah direncanakan dan yang menjadi tujuan dari kurikulum tersebut. Hasil yang
diharapkan dari pendidikan yang Muluk dan kawan-kawan berikan ialah para pencopet

memiliki pengetahuan umum dan agama yang dasar sehingga dapat menjalankan
fungsinya sebagai manusia yang bermasyarakat. Muluk dan kawan-kawan juga
megharapkan agar para pencopet dapat berhenti mencopet dan menjadi pedagang
asongan. Di akhir film, diperlihatkan hasil bahwa para pencopet yang sudah terdidik
dapat menghafal Pancasila dan Pembukaan UUD 1945, dapat membaca dan menghitung
dengan baik, sikap mereka pun menjadi lebih lembut dan penurut saat diajak ke arah
kebaikan, dapat melaksanakan kewajiban sholat lima waktu, serta ada beberapa pencopet
yang akhirnya berhenti dan memulai hidup baru sebagai pedagang asongan.

Fungsi Kurikulum bagi Siswa
Dalam Issom (2020), kurikulum memiliki beberapa fungsi termasuk fungsi bagi para siswanya.
Berikut fungsi kurikulum bagi para pencopet di film “Alangkah Lucunya Negeri Ini”:
 Fungsi Penyesuaian
Kurikulum harus mampu mengarahkan siswa agar mampu menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Dalam film, Muluk dan
kawan-kawan mengarakan para pencopet jalanan agar mencari rezeki sebagaimana
masyarakat kita mencari rezeki yang halal. Awalnya, Muluk dan kawan-kawan
mempersuasi kalau para pencopet bisa menghasilkan duit lebih dengan mencari pekerjaan
lain selain mencopet. Lalu akhirnya, para pencopet tersebut mau mengikuti apa yang
Muluk dan kawan-kawan ajarkan.
 Fungsi Integrasi
Kurikulum bermakna sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi
yang utuh, untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan masyarakat. Perlahan-lahan Muluk
dan kawan-kawan mengajarkan bahwa sebagai pencopet pun harus bisa hidup
bermasyarakat dengan baik. Muluk dan kawan-kawan memberitahu norma sosial apa saja
yang lazim dilakukan di masyarakat pada umumnya. Contohnya, mereka harus mandi
setiap hari agar bisa menjadi pencopet yang budiman.
 Fungsi Diferensiasi

Kurikulum bermakna sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan
terhadap perbedaan individu siswa. Para pencopet tersebut memiliki karakter yang
berbeda-beda dan memiliki motivasi belajar yang berbeda pula. Saat Samsul sedang
mengajar baca tulis, banyak anak yang menolak menulis dengan cara yang diajarkan. Hal
ini memicu konflik antara Samsul dengan muridnya. Setelah berdiskusi dengan Muluk,
Samsul pun mengalah dengan mengatakan “ini kelas bebas, mau belajarnya pun bebas,
dan cara menulisnya pun bebas’. Akhirnya murid diberi kebebasan menulis dengan
caranya masing-masing asal hasil dari tulisannya mirip dengan yang di papan tulis.
 Fungsi Persiapan
Kurikulum bermakana sebagai alat pendidikan harus mampu mempersiapkan siswa untuk
melanjutkan studi kejenjang pendidikan selanjutnya. Dalam film ini, kurikulum bukan
untuk menyiapkan para pencopet dapat melanjutkan studi ke jenjang sekolah formal pada
umumnya. Namun, para pencopet disiapkan untuk bisa menjadi pedagang asongan.
Konsepnya, dari hasil copet diperolehlah uang untuk dijadikan modal usaha. Modal usaha
tersebut Muluk belikan kotak boks yang berisi barangan dagangan asongan. Dari hasil
asongan tersebut, anak-anak diharapkan dapat membuka toko kecil untuk usaha. Dan dari
toko kecil diharapkan lagi dapat membuka toko yang lebih besar. Namun sayangnya
sebelum hal tersebut terwujud , Muluk dan kawan-kawan harus undur diri karena tidak
ingin mengecewakan orang tua mereka.

DAFTAR PUSTAKA
Aninsi, N. N. (2019). “FILM - Alangkah Lucunya (Negeri Ini) (2010)”. Diakses pada tanggal 29
November 2020 di < https://www.tribunnewswiki.com/2019/08/13/film-alangkah-lucunya-
negeri-ini-2010>.
Issom, F. L. (2020). PPT Kurikulum (Definisi, Dimensi, Fungsi dan Peranan).
Jainuri, M. Jenis-jenis Kurikulum. Pendidikan Matematika STKIP YPM Bangko.
Kawuryan, S.P. Bahan Ajar Kajian Kurikulum PKN SD.
Wijaya, B. S. S. (2013). “Alangkah Lucunya Negeri Ini”. Diakses pada tanggal 29 November
2020 di < https://www.kompasiana.com/boysandie/552ff3136ea834ef668b45fd/alangkah-
lucunya-negeri-ini>.
Tags