Tugas 4 - Tugas Psikologi UNJ - Metodologi Penelitian Kualitatif

citrayunianti1 14 views 10 slides Apr 15, 2025
Slide 1
Slide 1 of 10
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10

About This Presentation

Tugas Psikologi UNJ - Metodologi Penelitian Kualitatif


Slide Content

MAKALAH BAB IV
Metode Pengambilan Data Sekunder
Dosen Pengampu :
Ernita Zakiah, S.Psi., M.Psi., Psiklog
Kelompok 6
Annisa Salvia (1801617027)
Citra Yunianti (1801617129)
Nurul Apriliani Dewi (1801617134)
Widia Putri Anesti (1801617076)
Kelas : Senin, jam 11.00, R.206
PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018

A.Focus Group Discussion (FGD)
1.Pengertian FGD
Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terarah merupakan
bentuk kegiatan pengumpulan data melalui wawancara kelompok. Menurut Edi
Indrizal (2014), FGD dapat didefinisikan sebagai suatu metode dan teknik dalam
mengumpulkan data kualitatif di mana sekelompok orang berdiskusi tentang suatu
fokus masalah atau topik tertentu yang dipandu oleh seorang fasilitator atau
moderator.
2.Karakteristik FGD
FGD idealnya diikuti oleh 7-11 orang, kelompok tidak boleh terlalu banyak agar
setiap individu dapat mengeluarkan pendapatnya. Kemudian peserta FGD harus
terdiri dari orang-orang dengan ciri-ciri yang sama atau relatif homogen yang
ditentukan berdasarkan tujuan dan kebutuhan studi atau proyek. Karena FGD
merupakan proses pengumpulan data maka FGD tidak dilakukan untuk tujuan
memecahakan masalah. Biasanya dalam FGD digunakan dengan pertanyaan
pertanyaan terbuka yang memungkinkan peserta memberikan jawaban penjelasan.
Biasanya lamanya waktu yang butuhkan untuk FGD ini adalah antara 60 sampai
dengan 90 menit. Jika waktu terlalu pendek dikhawatirkan data yang diperoleh
terlalu sedikit, dan jika terlalu panjang para pesrta mungkin bisa bosan.
3.Kegunaan FGD
Berikut merupakan kegunaan dari FGD, yaitu :
a.Untuk merancang kuesioner survey.
b.Untuk menggali informasi yang mendalam mengenai pengetahuan, sikap dan
persepsi.
c.Untuk mengembangkan hipotesa penelitian.
d.Untuk mengumpulkan data kualitatif.
4.Kelebihan dan Kekuragan FGD
Kelebihan FGD, yaitu :
a.FGD dapat menghasilkan informasi, ide dan pandangan yang lebih luas.

b.Komentar yang didapat secara acak dari peserta dapat memacu reaksi berantai
respons yang beragam dan sangat mungkin menghasilkan ide-ide baru.
c.Individu biasanya merasa lebih aman, bebas dan leluasa mengekspresikan
perasaannya.
Kekurangan dari FGD, yaitu ;
a.Sulit melakukan interpretasi data.
b.Terbatas dengan waktu untuk dapat memperoleh informasi yang lebih
mendalam dari seorang.
c.FGD memerlukan fasilitator- moderator (pemandu diskusi) yang memiliki
ketrampilan tinggi.
B.Life Histories
1.Buku harian.
Diary atau buku harian responden dapat dijadikan sebagai sumber data
sekunder dalam penelitian. Terkadang responden tidak bisa menceritakan
pengalamannya selama proses wawancara namun ia hanya bisa menuliskan
pengalamannya ke dalam bentuk tulisan. Atau mungkin terkadang responden lupa
apa yang sudah ia alami namun untungnya ia mencatatnya ke dalam buku
hariannya. Buku harian juga bisa digunakan untuk menggali respon psikologis dan
emosional yang relevan.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode penelitian yang digunakan untuk
memperoleh data tentang kejadian nyata yang sudah berlalu dalam situasi sosial
di sekitar subjek penelitian yang bersifat dokumentatif, baik data itu berupa
catatan yang tertulis, gambar, ataupun karya-karya monumental lainnya dari
seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, dan kebijakan. Dokumen
yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.
Dokumen yang berbentuk karya misalnya, karya seni, yang berupa gambar,
patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian dari teknik
dokumentasi salah satu yang dikemukakan oleh Nawawi (1993: 134), “Teknik
dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui sumber tertulis terutama
berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku, teori, dalil-dalil atau hukum-
hukum dan lain-lain, yang berhubungan dengan maslah yang akan diteliti”.
Menurut Arikunto (1989: 188), “Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-
hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, majalah, surat kabar, agenda, dan
60 sebagainya.”
3.Studi tokoh
Studi tokoh merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif yang berkembang
sejak era 1980’an. Tujuannya untuk mencapai suatu pemahaman tentang
ketokohan seseorang individu dalam komunitas tertentu dan dalam bidang tertentu,
mengungkap pandangan, motivasi, sejarah hidup, dan ambisinya selaku individu
melalui pengakuannya.
C.Penelitian Naratif
1.Pengertian Penelitian Naratif
Istilah naratif berasal dari kata kerja “to narrate” (menarasikan) atau “to tell
(as a story) in detail” menceritakan secara terperinci (Ehrlich, Flexner, Carruth &
Hawkins, 1980, hlm 442). Dalam rancangan penelitian naratif, peneliti
mendeskripsikan kehidupan individu, mengumpulkan dan menceritakan tentang kisah
kehidupan orang—orang serta menulis narasi tentang pengalaman individual (Conelly
& Clandinin, 1990; Riessman, 2008).
Sebagai suatu bentuk khas penelitian kualitatif, narasi biasanya memfokuskan
pada mempelajari seseorang, mengumpulkan data melalui kumpulan cerita,
melaporkan pengalaman individu dan mendiskusikan makna pengalaman itu bagi
individu yang bersangkutan.
2.Penggunaan Penelitian Naratif
Ketika seorang peneliti mempunyai individu-individu yang mau menceritakan
kisah-kisah mereka, maka penelitian naratif dapat digunakan. Dengan melaksanakan
penelitian naratif, peneliti mulai membangun hubungan dekat dengan partisipan.

Penelitian naratif adalah bentuk sastra penelitian kualitatif dengan ikatan yang
kuat dengan kepustakaan dan menyediakan suatu pendekatan kualitatif dimana
peneliti dapat menulis dalam bentuk sastra dan persuasif.
3.Perkembangan Penelitian Naratif
Di bidang pendidikan, beberapa trend mempengaruhi perkembangan
penelitian naratif. Cortazzi (1993) mengusulkan 3 faktor: (1) saat ini ada penekanan
yang meningkat pada refleksi guru, (2) penekanan lebih besar diberikan pada
pengetahuan guru, seperti apa yang mereka ketahui, bagaimana mereka berpikir,
bagaimana mereka berkembang secara profesional dan bagaimana mereka membuat
berbagai keputusan di kelas, dan (3) para pendidik berusaha membawa suara guru ke
garis depan dengan memberdayakan guru untuk berbicara tentang pengalaman
mereka.
4.Tipe Perancangan Penelitian Naratif
Biografi
Bentuk penelitian naratif dimana peneliti menulis dan mencatat pengalaman
kehidupan orang lain
Autobiografi
Bentuk penelitian naratif dimana individu yang menjadi subjek penelitian
menulis ceritanya sendiri
Riwayat Hidup (Life History)
Cerita naratif pengalaman seumur hidup seseorang, biasanya tidak melibatkan
cerita tentang seluruh kehidupan tetapi memfokuskan pada episode atau peristiwa
dalam kehidupan individu
Cerita Pengalaman Pribadi (Personal Experience Story)
Penelitian naratif tentang pengalaman pribadi seseorang yang ditemukan dalam
satu episode atau multi-episode, situasi pribadi atau cerita rakyat komunal
5.Ciri-Ciri Khusus Kunci Penelitian Naratif
Pengalaman Individual
Penelitian naratif memfokuskan pada memahami riwayat atau pengalaman masa
lalu individu dan bagaimana pengalaman itu memberikan kontribusi pada
pengalaman saat ini dan yang akan datang.
Kronologi Pengalaman

Kronologi dalam penelitian naratif berarti bahwa peneliti menganalisis dan
menulis tentang kehidupan seorang individu dengan menggunakan sekuensi waktu
atau kronologi kejadian.
Mengumpulkan Cerita Individu
Untuk mengembangkan perspektif kronologis pengalaman individu, peneliti
naratif meminta partisipan untuk menceritakan sebuah kisah tentang
pengalamannya.
Restorying
Setelah individu menceritakan tentang pengalamannya, peneliti naratif
menyampaikan kembali (atau menceritakan kembali atau memetakan kembali)
cerita itu dengan kata-katanya sendiri. Restorying (menceritakan kembali)
merupakan proses dimana peneliti mengumpulkan cerita-cerita, menganalisis
mereka untuk menemukan elemen-elemen kunci cerita dan setelah itu menuliskan
kembali cerita itu untuk menempatkannya dalam urut-urutan kronologis.
Mengode untuk Tema
Peneliti naratif dapat mengode data cerita ke dalam tema atau kategori.
Identifikasi tema menghadirkan kompleksitas cerita dan menambahkan kedalaman
pada insight tentang memahami pengalaman individu.
Konteks atau Ranah
Peneliti naratif mendeskripsikan secara terperinci ranah atau konteks dimana
individu mengalami fenomena sentral. Ranah dalam penelitian naratif mungkin
adalah teman, keluarga, tempat kerja, rumah, organisasi sosial atau sekolah, tempat
dimana suatu cerita secara fisik terjadi.
Berkolaborasi dengan Partisipan
Kolaborasi dalam penelitian naratif berarti bahwa peneliti secara aktif
melibatkan partisipan dalam penelitian selama ceritanya dibeberkan. Kolaborasi
melibatkan penegosiasian hubungan antara peneliti dan partisipan untuk
mengurangi kesenjangan potensial antara narasi yang diceritakan dan narasi yang
dilaporkan.
6.Langkah-Langkah dalam Melaksanakan Penelitian Naratif
Step 1: Mengidentifikasi Suatu Fenomena yang Menjawab Permasalahan Penelitian
untuk Dieksplorasi
Seperti semua proyek penelitian, prosesnya dimulai dengan memfokuskan
pada suatu permasalahan penelitian untuk diteliti dan mengidentifikasi suatu

fenomena sentral untuk dieksplorasi. Meskipun fenomena yang dimaksud dalam
narasi adalah ceritanya, peneliti tidak perlu mengidentifikasi suatu isu atau masalah.
Step 2: Sengaja Memilih Seorang Individu Darimana Peneliti Dapat Belajar tentang
Fenomena yang Dimaksud
Selanjutnya, peneliti menemukan seorang individu yang dapat memberikan
pemahaman tentang fenomena yang dapat memberikan pemahaman tentang fenomena
yang dimaksud. Partisipan bisa seorang yang tipikal atau seseorang yang kritis bagi
penelitian karena telah mengalami masalah atau situasi tertentu.
Step 3: Mengumpulkan Cerita dari Individu Tersebut
Cara terbaik untuk mendapatkan cerita adalah dengan meminta kepada
partisipan untuk menceritakan pengalamannya melalui percakapan pribadi,
wawancara, surat, dokumen atau pengalaman hidup partisipan.
Step 4: Menceritakan Kembali Kisah Individu
Proses ini melibatkan pemeriksaan data kasar, mengidentifikasi elemen-elemen
suatu cerita di dalamnya, mengurutkan atau mengorganisasikan elemen-elemen cerita
dan kemudian menyuguhkan kisah yang diceritakan kembali, yang menyampaikan
pengalaman individu.
Step 5: Berkolaborasi dengan Partisipan yang Menceritakan Kisahnya
Proses ini berinteraksi dengan semua langkah lain dalam proses. Peneliti
berkolaborasi secara aktif dengan partisipam selama proses penelitian.
Step 6: Menulis Cerita tentang Pengalaman Partisipan
Langkah utama dalam proses penelitian adalah peneliti menulis dan menyajikan
cerita tentang pengalaman partisipan. Kisah yang peneliti ceritakan kembali tentu
menduduki tempat sentral dalam laporan naratif. Di samping itu, peneliti dapat
memasukkan suatu analisis untuk menyoroti tema tertentu yang muncul selama cerita
itu.
Step 7: Memvalidasi Keakuratan Laporan

Peneliti juga perlu memvalidasi keakuratan cerita naratif yang dibuatnya. Jika ada
kolaborasi dengan partisipan, validasi ini bisa terjadi di sepanjang proyek. Beberapa
praktik validasi, seperti member checking, mentriangulasi di antara sumber data dan
mencari bukti-bukti yang mendiskonfirmasi, berguna untuk menentukan keakuratan
dan kredibilitas suatu cerita naratif
D.Historical Data
Menurut Hamidi (2004:72), Metode dokumentasi adalah informasi yang berasal dari
catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan.
Dokumentasi penelitian ini merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk
memperkuat hasil penelitian.
Dalam proses penelitian, seorang peneliti juga bisa mendapatkan data – data yang
berasal dari dokumen – dokumen subjek penelitian. dokumen – dokumen tersebut dapat
berasal dari dokumen publik seperti koran, makalah, laporan kantor, ataupun dokumen
yang bersifat pribadi seperti buku harian, diari, surat, dan e–mail.
Penelitian dokumen dilakukan dengan cara menyelidiki data yang sudah
didokumentasikan oleh peneliti.
Pengumpulan data dokumentasi juga memiliki beberapa kelebihan, antara lain :
1.Memungkinkan peneliti memperoleh bahasa dan kata – kata yang tekstual dari
partisipan.
2.Dapat bebas diakses kapan saja dan dimana saja.
3.Menyajikan data yang berbobot.
4.Metode ini dapat menghemat waktu dan biaya karena memiliki bukti tertulis yang
langsung ditulis oleh peneliti.
5.Memberikan peluang untuk langsung membagi pengalamannya.
Kelemahan pengumpulan data dokumentasi, yaitu :
1.Tidak semua orang memiliki kemampuan artikulasi dan persepsi yang setara.
2.Dokumen bisa saja diproteksi sehingga tidak dapat memberikan akses privat ataupun
publik.
3.Peneliti diharuskan menggali informasi lebih dari temoat – tempat yang mungkin sulit
untuk ditemukan.

4.Data perlu discan agar dapat dibentuk file sehingga tidak memiliki kesulitan jika suatu
– waktu data hilang.
5.Dokumen mungkin tidak autentik atau akurat.
E.Film / Videos / Photography
Film / Videos / Photography merupakan suatu Dokumen yang diartikan sebagai suatu
catatan / gambar yang tersimpan tentang sesuatu yang sudah terjadi. Dokumen
merupakan fakta dan data tersimpan dalam berbagai bahan yang berbentuk
dokumentasi. Dokumen tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang
kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi untuk penguat data
observasi dan wawancara dalam memeriksa keabsahan data, membuat interprestasi dan
penarikan kesimpulan. Kajian dokumen dilakukan dengan cara menyelidiki data yang
didapat dari dokumen, catatan, file, dan hal-hal lain yang sudah didokumentasikan.
Metode ini relatif mudah dilaksanakan dan apabila ada kekeliruan mudah diganti
karena sumber datanya tetap. Dengan membuat panduan / pedoman dokumentasi yang
memuat garis-garis besar data yang akan dicari akan mempermudah kerja di lapangan
dalam melacak data dari dokumen satu ke dokumen berikutnya.
Daftar Pustaka

Creswll, J. W. (2016). Research Design, Qualitative, Quantitative, And Mixed Methods
Approaches.
Indrizal, Edi. 2014. DISKUSI KELOMPOK TERARAH Focus Group Discussion (FGD)
(Prinsip-Prinsip dan Langkah Pelaksanaan Lapangan) . [Artikel]. Padang :Universitas
Andalas
Rofiq, Aunu. 2013. TEKNIK PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN
KUALITATIF. [Jurnal]. Semarang : IKIP Veteran Semarang
https://www.uin-malang.ac.id/r/100601/sekilas-tentang-studi-tokoh-dalam-penelitian.html
http://digilib.unila.ac.id/7013/116/BAB%20III.pdf
http://eprints.walisongo.ac.id/6656/4/BAB%20III.pdf
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 4, No. 2, September 2002: 123 – 136 , Jurusan
Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
Tags