Tugas 9 - Metodologi Penelitian Kualitatif

citrayunianti1 1 views 7 slides Apr 25, 2025
Slide 1
Slide 1 of 7
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7

About This Presentation

Tugas Psikologi UNJ - Metodologi Penelitian Kualitatif


Slide Content

BAB IX
GROUNDED THEORY
Dosen Pengampu :
Ernita Zakiah, S.Psi., M.Psi., Psiklog
Kelompok 6
Annisa Salvia (1801617027)
Citra Yunianti (1801617129)
Nurul Apriliani Dewi (1801617134)
Widia Putri Anesti (1801617076)
Kelas : Senin, jam 11.00, R.206
PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018

Definisi dan Latar Belakang
Walaupun fenomenologi menekankan arti pengalaman untuk sejumlah individu,
maksud dari penelitian grounded theory adalah untuk bergerak di luar deskripsi dan untuk
menghasilkan atau menemukan teori, sebuah abstrak skema analitis dari suatu proses (atau
tindakan atau int, eraksi). Partisipan dalam penelitian telah mengalami proses, dan
pengembangan teori mungkin membantu menjelaskan praktik atau menyediaka nkerangka
kerja untuk penelitian lebih lanjut. Dengan demikian, grounded theory adalah desain
penelitian kualitatif yang menghasilkan penjelasan umum (teori) dari suatu proses, tindakan,
atauinteraksi yang dibentuk oleh pandangan dari sejumlah besar.
Desain kualitatif ini dikembangkan dalam sosiologi pada tahun 1967 oleh dua
peneliti, Barney Glaser dan Anselm Strauss, yang merasa bahwa teori digunakan dalam
penelitian sering tidak sesuai dan tidak cocok untuk peserta. Mereka menguraikan ide-ide
mereka melalui beberapa buku. Berbeda dengan orientasi teoritis, a priori dalam sosiologi,
teoretisi yang membumi menyatakan bahwa teori harus "di-ground-kan" dalam data dari
lapangan, khususnya dalam tindakan, interaksi, dan proses sosial orang. Grounded theory
disediakan untuk pembangkitan teori (lengkap dengan diagram dan hipotesis) tindakan,
interaksi, atau proses melalui interrelating kategori informasi berdasarkan data yang
dikumpulkan dari individu.
Baru-baru ini, Charmaz telah menganjurkan untuk seorang mengkonstruk grounded
theory, sehingga memperkenalkan perspektif lain ke dalam percakapan mereka tentang
prosedur. Melalui interpretasi yang berbeda ini, berbagai teori telah mendapatkan popularitas
di bidang-bidang seperti sosiologi, keperawatan, pendidikan,dan psikologi, serta di bidang
ilmu sosial lainnya.
Perspektif teori ground baru lainnya adalah dari Clarke yang bersama dengan
Charmaz, berusaha memperoleh kembali teori yang di-ground-kan dari "positivisme". Clarke,
menyarankan bahwa "situasi" sosial harus membentuk unit analisis kami di ground theory
dan bahwa tiga mode sosiologis dapat berguna dalam menganalisis situasi situasional, dunia
sosial/ arena, dan peta kartografi posisional untuk mengumpulkan dan menganalisis data
kualitatif. Dia semakin mengembangkan teori "setelah pergantian postmodern" dan
bergantung pada perspektif postmodern (yaitu, sifat politik dari penelitian dan interpretasi,
refleksivitas pada bagian peneliti, pengakuan masalah mewakili informasi, pertanyaan

legitimasi dan otorisasi, dan reposisipeneliti dari "semua pengetahui analis" kepada "peserta
yang diakui").
Ciri Utama Grounded Theory
Dalam Creswell (2014), terdapat beberapa cirri utama dari Grounded Theory, yaitu :
Peneliti fokus terhadap aksi atau proses yang memiliki fase khas sepanjang waktu.
Maka grounded theory meneliti gerakan yang berusaha dijelaskan. Contohnya :
proses yang “mengembangkan program pendidikan umum”.
Peneliti berusaha mengembangkan teori tentang proses ini. pemahaman tentang teori
ini deikembangkan oleh peneliti dalam grounded theory, kategori teoritis yang
dirangkai untuk memperlihatkan bagaimana mereka bekerja. Misalnya : dukungan
kepada dosen dapat memperlihatkan bagaimana dosen itu didukung sepanjang waktu,
oleh sumberdaya dan aksi yang spesifik yang dilakukan oleh individu, dengan hasil
individual yang meningkatkan kemampuan riset dari seorang dosen (Creswell &
Brown,1992).
Momoing atau catatan menjadi bagian dari pengembangan teori ketika peneliti
menuliskan ide tentag data yang sudah dikumpulkan dan dianalisis. Ide tersebut
menggambarkan proses yang sedang dilihat oleh peneliti.
Pengumpulan data sering dilakukan dengan wawancara yang penelitiannya
membandingkan data yang dikumpulkan dari para partisipan dengan ide tentang teori
baru. Prosesnya dengan mengumpulkan wawancara dari partisipan untuk
menjabarkan bagaimana prosesnya.
Analisis data dapat distrukturkan dan mengikuti pola perkembangan teori terbuka,
memilih satu kategori untuk menjadi focus dari teori tersebut dan kemudian
memperinci coding aksial atau kategori tambahan untuk membentuk model teoritis.
Potongan dari kategori kategori yang menjadi teori disebut coding selektif.
Tipe Grounded Theory
Dua pendekatan populer dalam grounded theory adalah prosedur sistematis dari Strauss
dan Corbin (1990, 1998) dan pendekatan konstruktivis dari Charmaz (2005, 2006).
1.Prosedur Sistematis
Dalam prosedur ini,peneliti berusaha mengembangkan secara sistematis teori yang
menjelaskan proses, aksi atau interaksi dari topik. Peneliti biasanya melakukan 20 hingga

30 wawancara ketika melakukan kunjungan ke “lapangan” untuk memenuhi kategorinya.
Suatu kategori merepresentasikan satuan informasi yang tersusun dari berbagai peristiwa
dan kejadian (Strauss & Corbin, 1990). Peneliti juga mengumpulkan dan menganalisis
berbagai hasil pengamatan dan dokumen, tetapi bentuk data ini sering kali tidak
digunakan.
Pengumpulan data dalam studi grounded theory bisa digambarkan seperti proses
“zig-zag”: pergi ke lapangan untuk mengumpulkan informasi, masuk ke kantor untuk
menganalisis data, kembali ke lapangan lagi untuk mengumpulkan lebih banyak informasi,
masuk lagi ke kantor dan begitu seterusnya.
Para partisipan yang diwawancarai dipilih secara teoretis (disebut sampling teoretis)
agar peneliti dapat membentuk teorinya dengan baik. Proses pengambilan informasi dari
kumpulan data ini dan pembandingannya dengan kategori baru disebut metode analisis
data komparatif konstan.
Peneliti mengawalinya dengan coding terbuka (open coding), mengodekan data
untuk kategori informasi utamanya. Dari coding ini, muncul coding aksial yang
penelitinya mengidentifikasi satu kategori coding terbuka untuk dijadikan fokus (disebut
fenomena “inti”) dan menciptakan kategori seputar fenomena inti tersebut.
Strauss dan Corbin (1990) merumuskan berbagai tipe dari kategori-kategori yang
diidentifikasi di seputar fenomena inti:
a.Kondisi kausal: faktor apa saja yang menyebabkan fenomena inti tersebut
b.Strategi: tindakan yang dilakukan dalam merespons fenomena inti
c.Kondisi konstekstual dan kondisi pengganggu: faktor situasional, yang luas
maupun spesifik, yang memengaruhi strategi
d.Konsekuensi: hasil dari penggunaan strategi
Kategori ini berkaitan dengan dan melingkungi fenomena inti dalam model visual
yang disebut paradigma coding aksial. Kemudian tahap terakhir adalah coding selektif,
yang penelitiannya mengambil model dan mengembangkan proposisi atau hipotesis yang
menghubungkan kategori dalam model tersebut atau menyusun cerita yang
mendeskripsikan hubungan dari kategori dalam model tersebut.
Dalam pembahasannya tentang grounded theory, Strauss dan Corbin (1998)
membawa model tersebut selangkah lebih maju untuk mengembangkan matriks
kondisional. Mereka mengembangkan matriks kondisional tersebut sebagai alat pengodean

untuk membantu peneliti membuat hubungan antara kondisi makro dan mikro yang
memengaruhi fenomena tersebut.
2.Pendekatan Konstruktivis
Tidak menganut studi tentang proses tunggal atau kategori inti sebagaimana dalam
pendekatan dari Strauss dan Corbin (1998), Charmaz mendukung perspektif konstruktivis
sosial yang mencakup penekanan pada beragam dunia lokal, beragam realitas dan
kompleksitas dari dunia, pandangan dan aksi tertentu.
Charmaz mengemukakan bahwa beragam istilah atau jargon, diagram, peta
konseptual dan pendekatan sistematis mendegradasi grounded theory dan
merepresentasikan usaha untuk meraih kekuasaan dalam penggunaannya. Dia
menganjurkan penggunaan kode aktif, misalnya frasa berbasis-gerund seperti recasting
life. Lebih lanjut, menurut Charmaz, prosedur grounded theory tidak mengecilkan peran
dari peneliti dalam proses tersebut. Setiap kesimpulan yang dikembangkan oleh para
teoretisi dasar, menurut Charmaz (2005) bersifat sugestif, tidak lengkap dan inkonklusif.
Prosedur Pelaksanaan Riset Grounded Theory
Grounded Theory adalah desain yang baik untuk digunakan ketika tidak mendapatkan teori
untuk menjelaskan atau memahami proses. Teori dapat dihadirkan, tetapi teori itu sering kali
tidak lengkap dan tidak membahas variabel atau kategori penting yang menjadi ketertarikan
dari peneliti. Teori dalam praktik mungkin dibutuhkan untuk menjelaskan bagaimana
fenomena, dan grounded theory dikembangkan oleh peneliti yang menyediakan kerangka
umum semacam itu.
Pertama, pertanyaan riset yang diajukan oleh peneliti kepada para partisipan akan diarahkan
untuk memahami bagaimana individu mengalami persoalan tersebut. Setelah itu, peneliti
kemudian beralih pada para partisipan untuk mengajukan pertanyaan yang lebih detail yang
nantinya akan membantu membentuk tahap coding aksial. Pertanyaan ini biasanya
ditanyakan pada saat wawancara, meskipun bentuk data yang lain juga memiliki
kemungkinan untuk dikumpulkan, seperti pengamatan, dokumen, dan audiovisual yang
memiliki tujuan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi untuk dapat sepenuhnya
mengembangkan modelnya.
Analisis data dalam Grounded Theory memiliki beberapa tahap. Pada coding terbuka peneliti
membentuk kategori informasi tentang fenomena yang sedang dipelajari dengan

mensegmentasi informasi. Pada coding aksial, peneliti menyusun data dalam cara baru setelaj
coding terbuka. Peneliti menyajikan paradigma coding atau diagram logika yang penelitinya
mengidentifikasi fenomena sentral, mengeksplorasi kondisi kausal, menentukan strategi,
mengidentifikasi konteks dan kondisi pengganggu, dan menggambarkan konsekuensi dari
fenomena ini.
Pada coding selektif, peneliti menulis alur cerita yang menghubungkan beberapa kategori,
atau proporsi, atau hipotesis dapat ditentukan yang menyatakan hubungan yang diprediksi.
Hasil dari proses pengumpulan data dan analisis data ini adalah suatu teori level-substansial
yang ditulis oleh seseorang peneliti yang dekat dengan permasalahan atau populasi tertentu.
Teori mencul dengan bantuan dari proses memoing yang penelitinya menulis ide tentang teori
baru selama proses coding terbuka, aksial, dan selektif. Teori level-substansial kemudian
diuji untuk verifikasi empiris dengan data kuantitaif untuk menentukan apakah teori itu dapat
digeneralisasikan untuk sampel atau populasi, atau studi tersebut mungkin berakhir pada titik
ini dengan permunculan teori sebagai tujuan dari riset tersebut.
Daftar Pustaka

Creswell, J. W., (2014). Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih diantara Lima
Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Willig, Carla. (2013). Introducing Qualitative Research in Psychology. England: Open
University Press
Tags