tugas akhlak lisa safira akhlak kpd karib kerabat.pdf
safiraarfafajar
0 views
7 slides
Sep 30, 2025
Slide 1 of 7
1
2
3
4
5
6
7
About This Presentation
tugas akhlak
Size: 36.88 MB
Language: none
Added: Sep 30, 2025
Slides: 7 pages
Slide Content
AKHLAK
KEPADA KARIB
KERABATLISA (26) & SAFIRA (41)
PENGERTIAN Dalam Islam, "karib kerabat" disebut juga keluarga besar, yaitu orang-orang yang
memiliki hubungan darah, meliputi kakek-nenek, orang tua, anak-anak, saudara
kandung, saudara seayah/seibu, paman, bibi, serta anak-anak mereka (keponakan).
Yang lebih dekat dinamakan keluarga dekat dan yang lebih jauh dinamakan keluarga
jauh.
Seorang muslim wajib menjaga akhlak yang baik terhadap karib kerabatnya
sebagaimana ia memperlakukan dan bersikap baik kepada kedua orang tua, anak, dan
saudaranya.
Yang lebih tua menyayangi yang lebih muda dan bersikap seperti orang tua kepada
anak, dan yang lebih muda menghormati yang lebih tua dan bersikap seperti anak
kepada orang tua.
DALIL-DALIL QS Al Baqarah ; 83
ِنْيَدِلاَو
ْل
اِبَو اللّٰهَ
اَّل
ِا َنْوُدُبْعَت
لَا
َلْيِء
ۤا
َرْسِا ْٓيِنَب َقاَث
ْيِم اَنْذَخَا
ْذِاَو
ُق
َو ِنْيِكٰسَم
ْل
اَو ىٰمٰتَي
ْل
اَو ىٰبْر
ُقْل
ا ىِذَّو اًناَسْحِا
(Ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari Bani Israil,
“Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuatbaiklah kepada
kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin.
BENTUK BENTUK Berbuat baik (ihsan) terutama dengan
memberikan bantuan materil
Memberi bagian dari harta waris jika
hadir dalam pembagian (QS An Nisa ; 8)
Meningkatkan rasa kasih sayang
sebagai bentuk memelihara hubungan
silaturahmi
1.Mendapat rahmat, nikmat, dan ihsan dari
Allah SWT
Para ulama berpendapat bahwa hakikat
silaturahmi adalah al’athfu wa rahmah (lemah
lembut dan kasih sayang). Dan hubungan
Allah dengan hamba-hambanya berarti athfu
dan rahmah Allah kepada hamba-hambanya.
Athfullah berarti ihsan dan nikmat-Nya.
Dengan demikian orang yang selalu
menyambung tali hubungan yang baik kepada
kerabat akan memperoleh rahmat, nikmat
dan ihsan dari Allah SWT. MANFAAT MENYAMBUNG
HUBUNGAN BAIK DENGAN KERABAT
2. Masuk Surga dan jauh dari neraka
Rasulullah SAW telah bersabda dalam Hadis
Riwayat Bukhari. Beliau menegaskan bahwa
membangun hubungan baik kepada kerabat
dapat mengantarkan seseorang masuk surga
dan menjauhkannya dari neraka
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
mengancam orang-orang yang memutus
hubungan kekerabatan, bahwa mereka
tidak akan masuk surga. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ٍمِحَر ُعِطاَق
َةَّنَج
ْل
ا ُلُخْدَي
لَا
“Tidak masuk surga orang yang
memutus hubungan kekerabatan.” (HR.
Bukhari no. 5984 dan Muslim no. 2556) 1 اوُعِّطَقُت
َو ِضْرَأْلا يِف اوُدِسْفُت ن
َأ
ْمُتْي
َّل
َو
َت ن
ِإ
ْمُتْيَسَع ْلَه
َف
ىَمْع
َأ
َو ْمُهَّمَص
َأَف اللَّهُ ُمُهَنَع
َل
َنيِذ
َّل
ا َكِئ
َل
ْو
ُأ
ْمُك
َماَحْر
َأ
ْمُهَراَصْب
َأ
”Maka, apakah kiranya jika kamu
berkuasa, kamu akan membuat
kerusakan di muka bumi dan memutuskan
hubungan kekeluargaan? Mereka itulah
orang-orang yang dilaknat oleh Allah dan
ditulikan telinga mereka dan dibutakan
penglihatan mereka.” (Muhammad: 22-23) 2 BAHAYA MEMUTUS
HUBUNGAN KEKERABATAN Ayat disamping menunjukkan bahwa
orang yang membuat kerusakan di
muka bumi dan orang yang memutuskan
hubungan kekerabatan akan
mendapatkan hukuman, baik di dunia
dan di akhirat. Hukuman di dunia
berupa dibutakan mata dan ditulikan
telinganya. Sedangkan hukuman di
akhirat berupa laknat Allah Ta’ala.