Tugas Calon Guru Penggerak Modul 1.1.5.a.pdf

YanthiHariyaniIdris 8 views 9 slides Sep 24, 2025
Slide 1
Slide 1 of 9
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9

About This Presentation

Tugas Guru Penggerak Modul 1


Slide Content

Modul 1.1.5.a
Menemukenali Nilai Luhur Sosial
Budaya dalam Menebalkan
Laku Murid
PROGRAM GURU PENGGERAK ANGKATAN 9
KABUPATEN PASURUAN
Tugas Kolaborasi Kelas 151 A

FasilitatorFasilitator Pengajar PraktikPengajar Praktik
CGPCGP CGPCGP CGPCGP CGPCGP CGPCGP
Sri Dewi MulyaningatiSri Dewi Mulyaningati Wuri Budi LestariWuri Budi Lestari
Wahyuni ainun
fakhriyah
Wahyuni ainun
fakhriyah
yanthi hariyani idrisyanthi hariyani idris SHINTA rinosariSHINTA rinosari uswatun Khasanahuswatun Khasanah Ani fatmawatiAni fatmawati

1.Presenter : Ani Fatmawati, S. Pd. I.
2.Pemberi tanggapan : Shinta Rinosari, S. Pd.
3.Penanya : Uswatun Khasanah, S. Pd. I.
4.Penjawab : Yanthi Hariyani Idris, S. Pd.
5.Notulen : Wahyuni Ainun Fakhriyah, S. Pd.

Kekuatan konteks sosio kultural di daerah kami yang sejalan dengan
pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu Gotong Royong.
Gotong royong sendiri memiliki arti bekerja bersama-sama.
Gotong royong telah menjadi adat istiadat tolong menolong dalam
berbagai kegiatan sosial atau kebiasaan yang mendarah daging di
masyarakat.
Budaya bergotongroyong ini juga dapat menjadikan masyarakat
menjadi lebih berdaya dan hidup sejahtera.
Hal tersebut dikarenakan dengan bergotongroyong, berbagai masalah
kehidupan masyarakat dapat dipecahkan dengan mudah dan ringan.
Hal ini sesuai dengan landasan karakter yang disampaikan oleh Ki
Hajar Dewantara.
Contohnya dalam menjaga keamanan lingkungan, dan menjaga
kebersihan.
Apa kekuatan konteks sosio-kultural di daerah
Anda yang sejalan dengan pemikiran KHD?

2. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan
sesuaikan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal
yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai
individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks
lokal sosial budaya di daerah Anda?
Pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuai dengan
karakter peserta didik sehingga peserta didik bisa menjadi
pribadi yang baik, bermoral, dan berakhlak mulia.
Pendidikan karakter bisa berguna untuk mengembangkan
potensi dasar yang ada dalam diri manusia.
Pendidikan juga merupakan suatu sistem yang memiliki
tujuan untuk menanamkan karakter yang sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila. Seperti kejujuran, kedisiplinan,
kemandirian dan kreatifitas siswa.

3. Satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku murid di
kelas atau sekolah sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah
Anda yang dapat diterapkan.
Satu kekuatan pemikiran KHD yang sesuai dengan sosial budaya di daerah
kami adalah gotong royong. Nilai gotong royong sendiri merupakan salah
satu elemen nilai yang dikembangkan di Profil Pelajar Pancasila. Adanya
relevansi antara sosial budaya dan pengembangan nilai Profil Pelajar
Pancasila diharapkan dapat menebalkan tingkah laku murid. Contoh
kegiatan yang bisa dikembangkan adalah kerja bakti membersihkan
lingkungan, menjenguk teman yang sakit.

Tanggapan dari Ibu Peni: Kekuatan KHD yang ditebalkan adalah gotong
royong sudah bagus sekali. Karena nilai ini sudah mulai luntur saat ini.
Anak-anak lebih individualistik yang diakibatkan oleh gawai.
Pertanyaan dari Ibu Ika: Adakah usaha untuk menyebarkan pemikiran KHD
untuk menanamkan nilai gotong royong tersebut agar anak-anak bisa
melaksanakan di sekolah dan rumah?
Jawaban dan Tanggapan:
Ibu Yanthi: misalkan membersihkan kelas bersama-sama sambil menekankan
kepada siswa agar selalu membantu membersihkan (menyapu) di rumah agar
terbiasa.
Ibu Linda: Memberikan contoh tindakan agar ditiru siswa, memberi tanggung
jawab kepada anak sejak dini.
Ibu Shinta: Sifat Gotong royong berhubungan dengan tanggung jawab yang
diterima anak di lingkungan rumah, sehingga perlu membiasakan untuk
memberikan tanggung jawab kepada anak sejak dini.
Ibu Dian: Membiasakan siswa untuk memiliki tanggung jawab di rumah sejak
kecil.
Tanggapan/Pertanyaan

Pertanyaan dari Ibu Dewi: Bagaimana cara agar siswa memiliki rasa untuk
ingin saling berbagi?
Tanggapan dan Jawaban:
Ibu Linda : Anak-anak susah diajak berbagi terutama untuk kelas rendah.
BIasanya diakibatkan ajaran orang tua yang melarang untuk meminjam
karena adanya rasa tidak aman akibat barang yang mereka miliki sering
hilang.
Ibu Ani: selalu mengingatkan anak2 sebelum pulang agar mengecek barang
yang mereka bawa.
Ibu Linda: Meyakinkan mereka untuk mencari barang mereka terlebih dahulu
kemudian memsatikan bahwa barang itu tidak hilang.
Tanggapan/Pertanyaan

Terima Kasih