TUJUAN
PEMBELAJARAN
CGP dapat menyampaikan pembelajaran dari
penerapan konsep inti dari modul budaya
positif serta pemahaman mereka mengenai
konsep-konsep inti dalam modul Budaya
Positif.
PENDAHULUAN
Pemikiran Ki Hajar Dewantara menyatakan pentingnya
pendidikan sebagai fondasi kebudayaan, perubahan yang tak
terhindarkan dalam zaman, dan pentingnya memandang anak
dengan rasa hormat. Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa
pendidikan harus berakar pada nilai-nilai kemanusiaan dan
beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan
identitas budaya. Orientasi kepada anak dianggap sebagai
aspek utama dalam pendidikan. Semua ini dapat menjadi
inspirasi untuk memahami peran penting guru dalam
membentuk peradaban dan memperkuat budi pekerti anak-
anak.
Budaya positif di sekolah yaitu nilai dan
kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid
agar mereka dapat berkembang menjadi
pribadi yang kritis, penuh hormat dan
bertanggungjawab sesuai dengan profil pelajar
Pancasila
BUDAYA
POSITIF
KONSEP
UTAMA
BUDAYA
POSITIF
1
3
2
4
5
6
7
Perubahan Paradigma Belajar
Disiplin Positif
Kebutuhan Dasar Manusia
Motivasi Perilaku Manusia
Restitusi-Posisi Kontrol Guru
Keyakinan Kelas
Segitiga Restitusi
Pembelajaran dengan paradigma baru
merupakan pembelajaran yang
dirancang berdasarkan prinsip
pembalajaran “Berdiferensiasi”
sehingga para peserta didik belajar
sesuai dengan kebutuhannya
berdasarkan tahap perkembangan
sesuai teori psikologi modern untuk
mesujudkan “Profil Pelajar Pancasila”
PERUBAHAN
PARADIGMA
BELAJAR
1
Anda dan teman anda akan melakukan kegiatan “Cobalah Buka”.
Anda adalah A. Tugas anda mengepalkan salah satu tangan anda.
Coba bayangkan bahwa anda menyimpan sesuatu yang sangat
berharga didalam kepalan tangan anda. Anda perlu menjaga
benda tersebut sekuat tenaga anda karena begitu pentingnya
untuk kehidupan anda.
Tugas B (rekan anda), mencoba dengan segala cara untuk
membuka kepalan tangan anda. B, boleh membujuk, menghardik,
mengintimidasi, memarahi, menggoda, menggoda, menggelitik,
bahkan menawari anda uang agar anda bersedia membuka
kepalan tangan anda.
“KEGIATAN COBALAH
BUKA”
TEORI KONTROL
(DR. WILLIAM GLASSER)
Ilusi guru mengontrol murid.
Ilusi bahwa semua penguatan
positif efektif dan bermanfaat.
Ilusi bahwa kritik dan membuat
orang merasa bersalah dapat
menguatkan karakter.
Ilusi bahwa orang dewasa
memiliki hak untuk memaksa.
MISKONSEPSI
TENTANG
TEORI
KONTROL
Bagaimana seseorang bisa berubah dari paradigma Stimulus-
Respon kepada pendekatan teori Kontrol? Stephen R. Covey
(Principle-Centered Leadership, 1991) mengatakan bahwa:
“MENGUBAH PARADIGMA STIMULUS
RESPON KE PENDEKATAN TEORI KONTROL”
“..bila kita ingin membuat kemajuan perlahan, sedikit-sedikit,
ubahlah sikap atau perilaku Anda. Namun bila kita ingin
memperbaiki cara-cara utama kita, maka kita perlu mengubah
kerangka acuan kita. Ubahlah bagaimana Anda melihat dunia,
bagaimana Anda berpikir tentang manusia, ubahlah paradigma
Anda, skema pemahaman dan penjelasan aspek-aspek tertentu
tentang realitas”.
“MENGUBAH PARADIGMA STIMULUS
RESPON KE PENDEKATAN TEORI KONTROL”
DISIPLIN
POSITIF
2
Berasal dari bahasa Latin, “Disciplina” yaitu
belajar.
Makna asal dari kata ini berkonotasi
dengan disiplin diei dari murid-murid
Socrates dan Pluto.
Disiplin diri membuat orang menggali
potensinya menuju sebuah tujuan yang dia
hargai.
DISIPLIN
POSITIF
2
Dalam budaya kita, maknanya berubah, menjadi
sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain
untuk mendapatkan kepatuhan. Kecenderungan umum
adalah menghubungkan kata disiplin dengan ketidak
nyamanan, bukan dengan apa yang kita hargai atau
pencapaian suatu tujuan mulia.
Disiplin adalah kemampuan memerintah diri sendiri
dalam mengontrol dan menguasai diri untuk memilih
tindakan yang mengacu pada nilai-nilai yang kita
hargai dengan penuh tanggungjawab, tanpa perintah
dari orang lain.
Nilai-nilai yang kita hargai adalah nilai kebajikan(sifat
positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang
ingin dicapai setiap individu), yaitu nilai-nilai dalam
Profil Pelajar Pancasila.
Realitas (kebutuhan) setiap
orang berbeda. Kita harus
memahami pandangan orang
lain tentang dunia. Setiap orang
memiiki gambaran yang
berbeda.
KEBUTUHAN
DASAR
MANUSIA
3
5
K
e
b
u
t
u
h
a
n
D a
s
a
r
M
a
n
u
s
i
a Kebutuhan
bertahan
hidup
(survival)
kasih
sayang dan
rasa
diterima
kesenangan
(fun)penguasaan
(power)
kebebasan
(freedom)
(love and
belonging)
Kasus
Pak Geri, seorang guru kelas 6
di SDN Bahagia, sedang
mengalami kesulitan dalam
menghadapi ulah salah satu
mudri di kelas, bernama Hadi.
Teman-teman Hadi sering
mengeluh, karena Hadi
meminta bekal makan siang
mereka dengan paksaan.
Jika anda menghadapi
situasi seperti Pak Geri,
apa yang anda lakukan?
menurut anda kira-kira
apa alasan Hadi
melakukan hal itu?
Kebutuhan
bertahan
hidup
(survival)
kasih
sayang dan
rasa
diterimakesenangan
(fun)
penguasaan
(power)
kebebasan
(freedom)
Pada konteks penerapan budaya positif, Pak Geri sebaiknya mencari informasi alasan Hadi
melakukan tindakan tersebut agar mengetahui kebutuhan mana yang sedang berusaha
dipenuhi oleh Hadi.
Hadi lapar dan
orangtuanya
tidak
membawakannya
makan siang
Hadi merasa
hebat dan kuat,
karena temannya
takut dan
menuruti
keinginannya
Hadi ingin
deperhatikan
oleh teman-
temannya
Hadi bosan
dengan bekal
yang sama yang
selalu dibawakan
orangtuanya
Hadi merasa
senang dan
menikmati
ekspresi
temannya yang
kesal/marah
MOTIVASI
PERILAKU
MANUSIA
4
1.Untuk menghindari ketidaknyamanan atau
hukuman. Motivasi ini bersifat eksternal.
2.Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan
dari orang lain. Motivasi ini juga bersifat
eksternal.
3.Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan
menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang
mereka percaya. Ini adalah motivasi yang akan
membuat seseorang memiliki disiplin positif
karena motivasi berperilakunya bersifat internal
1. Penghukum
2. Pembuat Rasa Bersalah
3. Teman
4. Pemantau
5. Manager
RESTITUSI -
POSISI
KONTROL
GURU
5
KEYAKINAN
KELAS
6
Keyakinan kelas bersifat lebih ‘abstrak’ daripada peraturan,
yang lebih rinci dan konkrit.
Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal.
Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam
bentuk positif.
Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga
mudah diingat dan dipahami oleh semua warga kelas.
Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan
di lingkungan tersebut.
Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam
pembuatan keyakinan kelas lewat kegiatan curah
pendapat.
Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke
waktu.
DOKUMENTASI
PELAKSANAAN
PEMBUATAN
KEYAKINAN
KELAS
DOKUMENTASI
PELAKSANAAN
PEMBUATAN
KEYAKINAN
KELAS
SEGITIGA
RESTITUSI
7
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi
bagi murid untuk memperbaiki kesalahan
mereka, sehingga mereka bisa kembali pada
kelompok mereka, dengan karakter yang lebih
kuat (Gossen; 2004)
Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang
mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk
masalah, dan membantu murid berpikir tentang
orang seperti apa yang mereka inginkan, dan
bagaimana mereka harus memperlakukan
orang lain (Chelsom Gossen, 1996).
SEGITIGA RESTITUSI
MENSTABILKAN IDENTITAS
(STABILIZE THE IDENTITY)
VALIDASI TINDAKAN YANG SALAH
(VALIDATE THE MISBEHAVIOR)
MENANYAKAN KEYAKINAN
(SEEK THE BELIEF)
RESTITUSI
10
Restitusi adalah pendekatan untuk menanamkan
disiplin positif pada murid dengan fokus pada
pemulihan dan pertumbuhan karakter. Berbeda
dengan pendekatan lain yang lebih bersifat
hukuman, restitusi memberikan kesempatan
kepada murid untuk belajar dari kesalahan mereka
dan secara aktif terlibat dalam memperbaiki
hubungan. karakter yang lebih kuat.
VIDIO TESTIMONI
SISWA
AHMAD IHSAN TAUFIQ DZAKIYAH SALWA NABILA