PPDS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU 2025 TUGAS EVIDENCE BASED MEDICINE (EBM) dr. Dani Bangun Sakti Hasibuan NIM. 25082406160
KASUS Penggunaan ondansentron IV sebagai profilaksis secara signifikan bermakna untuk mengurangi kejadian pruritus yang disebabkan oleh pemberian fentanyl intratecal dibandingkan dengan grup placebo pada pasien yang menjalani seksio caesarea dengan menggunakan anestesispinal . Tugas : Lakukanlah Langkah-Langkah EBM pada kasus ini !
Step 1 ( Merumuskan pertanyaan klinis ) Pertanyaan apa yang ditanyakan oleh penelitian ini ? P (Patient / Population) bupivakain + fentanyl intratekal di Worabe Comprehensive Specialized Hospital, Ethiopia (2020 ). Pasien wanita yang menjalani operasi sesar elektif dengan anestesi spinal menggunakan I (Intervention) Pemberian ondansetron intravena profilaksis sebelum pemberian anestesi spinal. C (Comparison) Placebo intravena ( larutan saline) dengan prosedur anestesi yang sama . O (Outcome) Primary outcome : Insiden pruritus akibat fentanyl intratekal . Secondary outcome: Keparahan pruritus ( ringan , sedang , berat ).
Rumusan Masalah : Apakah pemberian ondansetron intravena profilaksis efektif dalam menurunkan insiden pruritus yang diinduksi oleh fentanyl intratekal pada pasien yang menjalani operasi sesar elektif dibandingkan dengan placebo?
Step 2 ( Mencari sumber bukti ) Kemudian saya mencari jurnal melalui Medscape.com dan memasukkan keyword berupa “ ondansetron ”, “ pruritus ”, “comparison ” dan “randomized clinical trial”. Dan menemukan jurnal sebagai berikut : Effectiveness of prophylactic intravenous ondasetron to reduce fentanyl induced pruritus among elective cesarean section patients in Worabe Comprehensive Specialized Hospital, Southern Ethiopia, 2020, randomized clinical trial Dalam melakukan telaah kritis suatu jurnal , pertanyaan dari permasalahan diatas kemudian dikategorikan kedalam jenis telaah EBM apa yang diperlukan , oleh karena permasalahan yang muncul dan jurnal yang akan ditelaah bertujuan untuk menentukan efektifitas terapi yang memberi manfaat lebih besar , maka dilakukan telaah kritis menggunakan lembar kerja Therapy sebagai berikut
Step 3 ( Critical appraisal Evidence ) Pasien yang memenuhi kriteria inklusi ( usia , status ASA I–II, menjalani seksio sesarea elektif dengan spinal fentanyl) dimasukkan dalam penelitian . Setelah itu , pasien diacak (randomized) ke dalam dua kelompok : Kelompok intervensi → menerima ondansetron IV. Kelompok kontrol → menerima placebo. Metode randomisasi biasanya menggunakan computer-generated random numbers atau lottery method , dan disebutkan dalam artikel bahwa proses ini dilakukan untuk memastikan kelompok setara sejak awal P emilihan pasien awal berdasarkan kriteria (purposive) , tetapi pembagian ke kelompok intervensi vs kontrol dilakukan secara random .
Karakteristik dasar pasien ( usia , status ASA, berat badan , tinggi badan , paritas , dan indikasi seksio sesarea ) tidak berbeda bermakna secara statistik antara kelompok ondansetron dan kelompok kontrol . Hal ini biasanya ditunjukkan dalam Tabel Baseline Characteristics dengan nilai p > 0,05 → artinya tidak ada perbedaan signifikan . D apat disimpulkan bahwa kelompok intervensi dan kontrol setara pada awal penelitian , sehingga efek yang muncul di akhir bisa dikaitkan dengan pemberian ondansetron , bukan karena faktor perbedaan karakteristik pasien .
Dalam penelitian ini , selain pemberian intervensi ( ondansetron vs placebo/ NaCl ) , kedua kelompok diperlakukan sama dalam semua aspek perawatan : Semua pasien adalah ibu yang menjalani seksio sesarea elektif dengan indikasi serupa . Semua pasien mendapatkan anestesi spinal dengan bupivakain dan fentanyl intratekal ( sumber pruritus). Monitoring, manajemen intraoperatif , dan penanganan pascaoperasi dilakukan sesuai protokol rumah sakit yang seragam . Satu-satunya perbedaan hanyalah injeksi profilaksis ondansetron 4 mg IV vs placebo . 👉 Dengan demikian , dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok diperlakukan sama , kecuali pada perlakuan yang diuji ( ondansetron ) , sehingga hasil penelitian lebih valid.
Semua pasien yang masuk penelitian dapat dipertanggungjawabkan Jumlah pasien yang direkrut , diacak , dan dianalisis jelas dicatat dalam artikel . Tidak ada laporan dropout atau kehilangan data yang signifikan . Artinya , pasien yang memenuhi kriteria inklusi semuanya masuk ke analisis akhir . Apakah dianalisis dalam kelompok random? Ya , pasien dianalisis sesuai kelompok randomisasi awal ( ondansetron vs placebo). Ini sesuai dengan prinsip intention-to-treat analysis (ITT) , yaitu pasien tetap dihitung dalam kelompok awal meskipun ada variasi kecil dalam pelaksanaan . Hal ini penting untuk menjaga validitas internal penelitian dan mencegah bias .
pengukuran menggunakan instrumen yang standar (semi- objektif ) , dan blinding terhadap pasien & dokter biasanya dilakukan dalam RCT jenis ini .
Pruritus (+) Tidak Pruritus (–) Total Ondansetron ( Intervensi ) a = 7 b = 40 47 Placebo ( Kontrol ) c = 18 d = 28 46 Total 25 68 93 EER = a / ( a+b ) CER = c / ( c+d ) RR = EER / CER ARR = CER – EER RRR = ARR / CER NNT = 1 / ARR EER = 0.149 CER = 0.391 RR ≈ 0.38 ARR = 0.242 (24%) RRR ≈ 62% NNT = ≈ 4
VARIABLE DESCRIPTION FORMULA HASIL INTERPRETASI Absolute Risk Reduction (ARR) Risk change (usually %) ARR = Rc – Rt 0.242 (24%) >0% → Treatment beneficial Relative Risk (RR) New risk / original risk RR = Rt / Rc 0.38 <1.0 → Treatment beneficial Relative Risk Reduction (RRR) Risk change / original risk (%) RRR = (Rc – Rt) / Rc 62% >0% → Treatment beneficial Number Needed to Treat (NNT) Patients needed to prevent 1 case NNT = 1 / ARR 4 Low → Effective Rc = risk pada kontrol (placebo) = 18/46 = 0.391 Rt = risk pada intervensi (ondansetron) = 7/47 = 0.149
Jika profil pasien Anda serupa dengan yang diteliti ( seksio sesarea elektif , mendapat fentanyl, tanpa penyakit penyerta berat ), maka hasil penelitian dapat diterapkan . Jika sangat berbeda ( misalnya pasien dengan komorbid serius , operasi emergensi , atau memakai regimen anestesi lain), maka hasil penelitian perlu disesuaikan dan mungkin tidak sepenuhnya valid untuk pasien Anda . Ya , pengobatan dengan ondansetron IV profilaksis layak dilakukan di tempat Anda , asalkan : Obat tersedia , Pasien menggunakan fentanyl dalam regimen anestesi , Tidak ada kontraindikasi ( misalnya gangguan irama jantung berat dengan QT prolongasi ). Pada pasien sehat , tanpa riwayat gangguan irama jantung , manfaat jauh lebih besar dibanding risiko . Pada pasien dengan penyakit jantung tertentu , gangguan elektrolit , atau penggunaan obat lain yang memanjang QT , risiko harus ditimbang lebih hati-hati . Secara umum , manfaat ondansetron IV profilaksis lebih besar daripada risikonya untuk mencegah pruritus fentanyl pada seksio sesarea elektif . Obat ini aman , efektif , dan sudah terbukti melalui RCT.