Tugas Halim Makul Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Revisi.pdf
halim583219
11 views
9 slides
Feb 23, 2025
Slide 1 of 9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
About This Presentation
Pendekatan Dalam Pengkajian Islam Multikultural
Size: 508.01 KB
Language: none
Added: Feb 23, 2025
Slides: 9 pages
Slide Content
MIDDLE TEST (UTS)
MATA KULIAH:
PENDEKATAN DALAM PENGKAJIAN ISLAM
(PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERWAWASAN MULTIKULTURAL )
DOSEN PENGAMPU:
Prof. Dr. H. KAMRANI BUSERI, MA
NAMA MAHASISWA : HALIM
NIM : 5012024017
SEMESTER I
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN
MUHAMMAD SYAFIUDDIN SAMBAS
2024 M / 144H
ل
ٗ
ة
َۡ
حۡ
َ
ر
َ
و ى
ٗ
د
ُ
ه﴾
﴿ٱ
َ
نو
ُ
نِقو
ُ
ي
ۡ
م
ُ
ه ِة
َ
رِخلۡأٓٱِب م
ُ
ه
َ
و
َ
ة
َٰ
و
َ
ك
ذ
زلٱ
َ
نو
ُ
ت
ۡ
ؤ
ُ
ي
َ
و
َ
ة
َٰ
و
َ
ل
ذ
صلٱ
َ
نو
ُ
ميِق
ُ
ي
َ
نيِ
ذ
لَّ﴾
1. Inilah ayat-ayat Al Quran yang mengandung hikmah,
2. Menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat
kebaikan,
3. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat
dan mereka yakin akan adanya akhirat.
Penalaran deduktif adalah suatu metode berpikir logis
yang dimulai dari premis-premis umum untuk menarik
kesimpulan yang lebih spesifik.
Dari ayat di atas terlihat bahwa kandungan Al-Qur’an
merupakan hikmah. Dimana kata hikmah ini
merupakan kata umum yang kemudian dijelaskan
bagian dari hikmah adalah Al-Qur’an sendiri sebagai
petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat
kebaikan. Sedangkan untuk orang yang berbuat
kebaikan itu sendiri adalah orang yang mengerjakan
shalat, menunaikan zakat dan beriman pada hari
akhir.
2 Induktif Contoh Ayat Al-Qur’an : Surah Luqman ayat 10 s.d. 11
﴿ٱ
َ
ق
َ
ل
َ
خ
ۡ
م
ُ
كِب
َ
ديِم
َ
ت ن
َ
أ
َ
ِسَِٰ
َ
و
َ
ر ِضرۡ
َۡ
لۡٱ ِفِ َٰ
َ
قَ
ۡ
ل
َ
أ
َ
و ۖا
َ
ه
َ
ن
ۡ
و
َ
ر
َ
ت ٖد
َ
م
َ
ع ِ
ۡ
يۡ
َ
غِب ِتَٰ
َ
وَٰ
َ
م
ذ
سل
ٖج
ۡ
و
َ
ز ِ
ُ
ك نِم ا
َ
هيِف ا
َ
ن
ۡ
ت
َ
بنۢ
َ
أ
َ
ف
ٗ
ء
ٓ
ا
َ
م ِء
ٓ
ا
َ
م
ذ
سلٱ
َ
نِم ا
َ
ۡ
لۡ
َ
زن
َ
أ
َ
و ٖٖۚة
ذ
ب
ٓ
ا
َ
د ِ
ُ
ك نِم ا
َ
هيِف
ذ
ث
َ
ب
َ
و
ٍمي
ِ
ر
َ
ك﴾
﴿ ِنِو
ُ
ر
َ
أ
َ
ف ِ
ذ
للَّٱ
ُ
ق
ۡ
ل
َ
خ ا
َ
ذَٰ
َ
ه
ٖ
ل
َٰ
َ
ل
َ
ض ِفِ
َ
نو
ُ
مِل
َٰذ
ظلٱ
ِ
ل
َ
ب ۚۦِهِنو
ُ
د نِم
َ
نيِ
ذ
لَّٱ
َ
ق
َ
ل
َ
خ ا
َ
ذا
َ
م
ٖينِب
ُّ
م﴾
Penalaran Induktif adalah Penalaran induktif adalah
metode berpikir logis yang digunakan untuk menarik
kesimpulan umum dari pengamatan atau bukti spesifik.
Dari ayat 10 di atas terlihat bahwa kandungan Al-Qur’an
Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu
melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di
permukaan) bumi supaya bumi itu tidak
menggoyangkan kamu . Dimana kata Langit, Bumi
dan Gunung ini merupakan penjelasan dari ayat 11
yaitu kata Inilah ciptaan Allah.
No. Tata
pikir/penalaran
Contoh ayat Alquran Penjelasan
10. Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan
Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi
supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan
memperkembang biakkan padanya segala macam je nis
binatang. dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami
tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang
baik.
11. Inilah ciptaan Allah, Maka perlihatkanlah olehmu kepadaku
apa yang telah diciptakan oleh sembahan-sembahan(mu)
selain Allah. sebenarnya orang- orang yang zalim itu berada
di dalam kesesatan yang nyata.
3 Abduktif Contoh Ayat Al-Qur’an : Surah Al-Baqarah ayat 164
﴿ ي
ِ
ر
َۡ
تَ
ِ
تِ
ذ
لٱ ِك
ۡ
ل
ُ
ف
ۡ
لٱ
َ
و
ِ
را
َ
ه
ذ
لۡٱ
َ
و
ِ
ل
ۡ
ذ
لَّٱ ِف
َٰ
َ
لِت
ۡ
خٱ
َ
و ِضرۡ
َۡ
لۡٱ
َ
و ِتَٰ
َ
وَٰ
َ
م
ذ
سلٱ
ِ
ق
ۡ
ل
َ
خ ِفِ
ذ
نِإ
َ
نِم
ُذ
للَّٱ
َ
ل
َ
زن
َ
أ
ٓ
ا
َ
م
َ
و
َ
سا
ذ
لۡٱ
ُ
ع
َ
فن
َ
ي ا
َ
مِب
ِ
ر
ۡ
ح
َ
ۡ
لۡٱ ِفِ
َ
ضرۡ
َۡ
لۡٱ ِهِب ا
َ
ي
ۡ
ح
َ
أ
َ
ف ٖء
ٓ
ا
ذ
م نِم ِء
ٓ
ا
َ
م
ذ
سلٱ
َۡ
ين
َ
ب
ِ
ر
ذ
خ
َ
س
ُ
م
ۡ
لٱ ِبا
َ
ح
ذ
سلٱ
َ
و ِحَٰ
َ
ي
ِ
رلٱ ِفيِ
ۡ
صۡ
َ
ت
َ
و ٖة
ذ
ب
ٓ
ا
َ
د ِ
ُ
ك نِم ا
َ
هيِف
ذ
ث
َ
ب
َ
و ا
َ
هِت
ۡ
و
َ
م
َ
د
ۡ
ع
َ
ب
َ
نو
ُ
لِق
ۡ
ع
َ
ي ٖم
ۡ
و
َ
قِ
ل ٖتَٰ
َ
يلَأٓ ِضرۡ
َۡ
لۡٱ
َ
و ِء
ٓ
ا
َ
م
ذ
سلٱ﴾
"Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, dan perbedaan
malam dan siang, dan kapal yang berlayar di laut dengan
membawa apa yang bermanfaat bagi manusia, dan apa yang
diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dihidupkan-Nya
dengan air itu bumi sesudah matinya..."
Penalaran Abduktif adalah metode untuk memilih
argumentasi terbaik dari sekian banyak argumentasi
yang mungkin. Oleh sebab itu abduksi sering disebut
dengan argumentasi menuju penjelasan terbaik.
Dari ayat 164 di atas terlihat bahwa berbagai fenomena
alam sebagai bukti kekuasaan-Nya, sehingga ketika kita
melihat ke langit, siang, malam hujan selalu kita
menyimpulkan bahwa itu merup akan tanda-tanda
kekuasaan Allah.
"Dia membiarkan dua lautan mengalir, yang keduanya kemudian
bertemu; di antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui
masing-masing."
Pola berpikir informatif dalam penalaran mencakup
cara-cara berpikir yang berfokus pada pengumpulan,
analisis, dan penyampaian informasi untuk mencapai
kesimpulan.
Dari ayat 19-20 di atas, menginformasikan fenomena
alam yang menakjubkan, yaitu pertemuan dua lautan
dengan karakteristik berbeda. Dan ayat Ini mengajak
pembaca untuk berpikir tentang keajaiban ciptaan Allah
dan hukum-hukum alam yang berlaku untuk lebih
menggali informasi terhadap ciptaan-ciptaan Allah.
َ
نو
ُ
مِل
َٰذ
ظلٱ
ُ
م
ُ
ه
َ
كِئ
ََٰٓ
ل
ْ
و
ُ
أ
َ
ف ِ
ذ
للَّٱ
َ
دو
ُ
د
ُ
ح
ذ
د
َ
ع
َ
ت
َ
ي ن
َ
م
َ
و ۚا
َ
هو
ُ
د
َ
ت
ۡ
ع
َ
ت
َ
لَ
َ
ف﴾
Pola berpikir normatif adalah pendekatan yang
berfokus pada norma, aturan, dan standar yang harus
diikuti dalam tindakan atau perilaku individu dan
kelompok. Pola berpikir normatif dalam Al-Qur'an
mengacu pada serangkaian prinsip, nilai, dan aturan
yang ditetapkan sebagai pedoman hidup bagi umat
manusia. Al-Qur'an tidak hanya berisi kisah-kisah dan
sejarah, tetapi juga memberikan panduan yang jelas
tentang bagaimana kita seharusnya berpikir, bertindak,
dan berinteraksi dengan sesama serta alam semesta.
Dari ayat di 228-229 di atas, dapat dijelaskan bahwa
Allah telah mengatur hukum-hukum terkait Talaq yang
harus dipatuhi oleh setiap muslim laki-laki maupun
perempuan. Dari ayat ini jelas bahwa setelah diurakan
aturan atau ketentuan dalam talaq, Allah menegaskan
kembali bahwa itu adalah hukum-hukum Allah yang
harus dipatuhi.
No. Tata
pikir/penalaran
Contoh ayat Alquran Penjelasan
“Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu)
tiga kali quru´. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang
diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada
Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya
dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki
ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan
kewajibannya menurut cara yang ma´ruf. Akan tetapi para suami,
mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”
“Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi
dengan cara yang ma´ruf atau menceraikan dengan cara yang
baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang
telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya
khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika
kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat
menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas
keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk
menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah
kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum -
hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim”.
6 Reflektif Contoh Ayat Al-Qur’an : Surah Ar-Ra’d ayat 3
﴿
َ
ل
َ
ع
َ
ج ِتَٰ
َ
ر
َ
م
ذ
لثٱ ِ
ُ
ك نِم
َ
و ۖا
ٗ
رَٰ
َ
ه
ۡ
ن
َ
أ
َ
و
َ
ِسَِٰ
َ
و
َ
ر ا
َ
هيِف
َ
ل
َ
ع
َ
ج
َ
و
َ
ضرۡ
َۡ
لۡٱ
ذ
د
َ
م يِ
ذ
لَّٱ
َ
و
ُ
ه
َ
و
Pola berpikir reflektif dalam Al-Qur'an mengajak kita
untuk tidak hanya menerima informasi secara pasif,
tetapi juga merenungkannya secara mendalam.
Dengan merefleksikan ayat-ayat Al-Qur'an, kita diajak
untuk menghubungkan antara pengetahuan yang kita
peroleh dengan realitas kehidupan, sehingga kita dapat
mengambil hikmah dan pelajaran yang bermanfaat.
Ayat ini mengajak kita untuk tidak hanya membaca Al-
Qur'an secara literal, tetapi juga memahami makna
No. Tata
pikir/penalaran
Contoh ayat Alquran Penjelasan
“Dialah yang telah menurunkan kepada kamu Al-Kitab (Al-
Qur'an); di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah
pokok-pokok Al-Kitab, dan yang lain adalah ayat-ayat yang
mutasyabihat. Adapun orang-orang yang di hati mereka ada
penyimpangan, maka mereka mengikuti bagian yang
mutasyabihatnya, untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-
cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya
melainkan Allah dan orang-orang yang mendalam ilmunya.
Mereka berkata, "Sesungguhnya kami beriman kepa danya,
semuanya dari sisi Tuhan kami." Dan tidaklah semuanya
beriman, kecuali orang-orang yang bertakwa”
yang terkandung di dalamnya. Ayat-ayat mutasyabihat
atau ayat-ayat yang memiliki makna yang luas,
membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam.
Dengan merenungkan/merefleksikan ayat-ayat ini, kita
dapat meningkatkan pemahaman kita tentang agama
dan menjauhi penafsiran yang salah.
7 Motivatif Contoh Ayat Al-Qur’an : Surah At-Taubah ayat 71
﴿
َ
ن
ۡ
و
َ
ه
ۡ
ن
َ
ي
َ
و ِفو
ُ
ر
ۡ
ع
َ
م
ۡ
لٱِب
َ
نو
ُ
ر
ُ
م
ۡ
أ
َ
ي ٖٖۚض
ۡ
ع
َ
ب
ُ
ء
ٓ
ا
َ
ِلَّ
ۡ
و
َ
أ
ۡ
م
ُ
ه
ُ
ض
ۡ
ع
َ
ب
ُ
تَٰ
َ
نِم
ۡ
ؤ
ُ
م
ۡ
لٱ
َ
و
َ
نو
ُ
نِم
ۡ
ؤ
ُ
م
ۡ
لٱ
َ
و
َذ
للَّٱ
َ
نو
ُ
عيِط
ُ
ي
َ
و
َ
ة
َٰ
و
َ
ك
ذ
زلٱ
َ
نو
ُ
ت
ۡ
ؤ
ُ
ي
َ
و
َ
ة
َٰ
و
َ
ل
ذ
صلٱ
َ
نو
ُ
ميِق
ُ
ي
َ
و
ِ
ر
َ
كن
ُ
م
ۡ
لٱ
ِ
ن
َ
ع
َ
كِئ
ََٰٓ
ل
ْ
و
ُ
أ ۚ
ٓ
ۥ
ُ
َ
لَو
ُ
س
َ
ر
َ
و
"Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya
serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu dan
kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan
yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa
yang telah kamu kerjakan."
Pola berpikir/penalran motivatif pada Al-Qur’an adalah
penalaran terhadap ayat yang mampu membangkitkan
semangat dan motivasi dalam diri manusia. Ayat-ayat
ini memberikan dorongan untuk terus berbuat baik,
meraih kesuksesan, dan mencapai tujuan hidup yang
lebih tinggi.
Dari ayat 71 di atas, dapat disimpulkan bahwa Ayat ini
mendorong kita untuk terus berbuat bai k dan
bekerja keras dikarenakan Allah akan melihat dan
menilai setiap amal perbuatan kita, baik yang besar
maupun yang kecil sehingga hal ini dapat
membangkitkan semangat dalam beramal.
No. Tata
pikir/penalaran
Contoh ayat Alquran Penjelasan
8 Bayani Contoh Ayat Al-Qur’an : Surah An-Nur ayat 32
﴿
ْ
او
ُ
نو
ُ
ك
َ
ي نِإ ۚ
ۡ
م
ُ
كِئ
ٓ
ا
َ
موَإِ
ۡ
م
ُ
كِدا
َ
بِع
ۡ
نِم
َ
ينِحِل
َٰذ
صلٱ
َ
و
ۡ
م
ُ
كنِم َٰ
َ
مََٰ
َ
ي
َۡ
لۡٱ
ْ
او
ُ
حِكن
َ
أ
َ
و
"Dan kawinkanlah orang-orang yang masih sendiri di antara
kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba
sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin,1 maka Allah akan
memampukan mereka dengan karunia -Nya. Dan Allah Maha
Luas (pemberian-Nya)2 lagi Maha Mengetahui."
Pola berpikir bayani adalah metode berpikir yang
berdasar pada teks kitab suci (Al-Qur'an). Pendekatan
ini menekankan pada pemahaman literal teks,
kemudian mengembangkan pemahaman yang lebih
luas berdasarkan teks tersebut. Dalam konteks Al-
Qur'an, pola pikir bayani digunakan untuk memahami
hukum-hukum Islam, etika, dan berbagai aspek
kehidupan lainnya.
Dari ayat 32 di atas, dapat disimpulkan bahwa ayat ini
secara eksplisit memerintahkan untuk menikahkan
orang-orang yang sudah mampu menikah. Para ulama
kemudian mengembangkan hukum -hukum
perkawinan lebih lanjut berdasarkan ayat ini, seperti
syarat-syarat sahnya pernikahan, hak dan kewajiban
suami istri, serta tata cara pernikahan.
9 Burhani Contoh Ayat Al-Qur’an : Surah Al-Isra ayat 33
﴿ ا
َ
ن
ۡ
ل
َ
ع
َ
ج
ۡ
د
َ
ق
َ
ف ا
ٗ
مو
ُ
ل
ۡ
ظ
َ
م
َ
لِت
ُ
ق ن
َ
م
َ
و ِٖۗ
ق
َ
ۡ
لۡٱِب
ذ
لَِّإ
ُذ
للَّٱ
َ
م
ذ
ر
َ
ح
ِ
تِ
ذ
لٱ
َ
س
ۡ
ف
ذ
لۡٱ
ْ
او
ُ
ل
ُ
ت
ۡ
ق
َ
ت
َ
لَّ
َ
و
ا
ٗ
رو
ُ
صن
َ
م
َ
ن
َ
كَ ۥ
ُ
ه
ذ
نِإ ِِۖ
ل
ۡ
ت
َ
ق
ۡ
لٱ ِ
فِ فِ
ۡ
س
ُ
ي
َ
لَ
َ
ف ا
ٗ
نََٰ
ط
ۡ
ل
ُ
س ۦِهِ
ِلَّ
َ
وِل﴾
"Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
kecuali dengan (alasan) yang benar. Barangsiapa dibunuh
dengan tidak adil dan tidak berbuat dosa, maka Kami telah
memberikan kepada (ahli warisnya) suatu kekuasaan (untuk
meminta qisas atau diyat), dan sesungguhnya Kami benar-benar
memberi pertolongan kepadanya." (QS. Al-Isra: 33)
Pola berpikir burhani dalam konteks Al-Qur'an
mengacu pada penggunaan nalar dan logika untuk
memahami dan menginterpretasi ayat-ayat suci.
Dari ayat 33 ini dapat disimpulkan bahwa Ayat ini
menegaskan pentingnya keadilan dalam kehidupan.
Dengan menggunakan nalar, kita dapat memahami
bahwa hukum qisas (balas) merupakan bentuk keadilan
yang diterapkan Allah untuk menjaga ketertiban dan
mencegah terjadinya kejahatan.
ب
َ
ر ِ
ذ
ِللَّ ِتِا
َ
م
َ
م
َ
و ﴾
"Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan
matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam."
Pola berpikir irfani adalah pendekatan dalam
memahami Al-Qur'an yang menekankan pada
pengalaman batin, intuisi, dan pencerahan spiritual. Ini
adalah cara untuk memahami Al-Qur'an melalui hati dan
jiwa, bukan hanya melalui akal dan logika semata.
Dari ayat 162 di atas, dapat disimpulkan bahwa ayat ini
menekankan pentingnya tauhid, yaitu keyakinan bahwa
hanya Allah satu-satunya Tuhan yang berhak
disembah. Melalui pengalaman spiritual, seorang
muslim dapat merasakan keesaan Allah dan
menghayati makna tauhid dalam hidupnya.
2. Pola berpikir truth by authority dalam konteks ajaran Rasulullah
menunjukkan bagaimana umat Islam menerima ajaran berdasarkan otoritas
beliau sebagai Nabi yang maksum (terhindar dari keksalahan). Pada konteks
Islam, truth by authority Rasulullah (SAW) sering dikaitkan dengan konsep
taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Ini tercermin dalam beberapa ayat Al-
Qur’an dan hadist yang menjelaskan pentingnya mengikuti petunjuk-
petunjuk Allah melalui Rasulullah. Konsep "truth by authority" dalam Islam
memiliki implikasi yang sangat luas, antara lain:
1. Ketaatan kepada Rasulullah SAW: Umat Islam wajib taat kepada segala
perintah Rasulullah SAW.
2. Kesatuan Umat: Hadis menjadi pemersatu umat Islam dalam
menjalankan ajaran agama.
3. Pedoman Hidup: Hadis memberikan pedoman yang jelas dalam
menghadapi berbagai masalah kehidupan.
4. Sumber Hukum: Hadis menjadi salah satu sumber hukum Islam.
Islam sendiri memiliki standarisasi kebenaran yang kuat, yaitu berpegang
kepada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah. Setiap ucapan yang
berlandaskan pada Al-Qur'an dan Sunnah dianggap wajib diikuti.
Dengan mengandalkan hadis, fatwa ulama, serta perintah Allah dalam Al-
Qur'an, umat Islam membangun keyakinan dan praktik keagamaan mereka.
Kebenaran yang diajarkan oleh Rasulullah dianggap sebagai pedoman
hidup yang harus diikuti oleh seluruh umat Muslim.
Contoh ayat dan hadist terkait perintah truth by authority kepada
Rasulullah yaitu :
1. Al-Qur’an Surah Ali Imran ayat 31. Yaitu Katakanlah: "Jika kamu benar-
benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan
mengampuni dosa-dosamu."
2. "Hai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad)..." (QS. An-Nisa: 59).
3. "Siapa yang taat kepadaku, maka ia telah taat kepada Allah; dan siapa
yang mendurhakai aku, maka ia telah mendurhakai Allah." (HR. Bukhari
dan Muslim)
Contoh penerapan truth by authority dalam kehidupan adalah dalam
Perintah Sholat, sebagaimana hadist :
"Sesungguhnya Allah mewajibkan kepada kalian untuk melaksanakan sholat
lima waktu dalam sehari semalam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Walaupun terasa berat dalam melaksanakan sholat 5 waktu dan secara
langsung tidak otomatis manfaat diterima bagi yang melaksanakan atau
bahkan mengorbankan sebagian waktu dalam melaksanakannya, maka
tetap harus dilaksanakan karena perintah tersebut dari Rasulullah yang
merupakan pemilik truth by authority dalam agama islam. Walaupun
mengorbankan berbagai hal dalam mewujudkannya, tentunya dengan
melaksanakan perintah Rasulullah diyakini banyak sekali manfaat dan
ganjaran yang akan diterima bagi yang melaksanakan.