TUGAS MANDIRI MODUL PEDAGOGIK FIKIH LPTK

ssusera3a6221 8 views 3 slides Apr 25, 2025
Slide 1
Slide 1 of 3
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3

About This Presentation

MODUL


Slide Content

TUGAS MANDIRI
MODUL PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FIKIH


Berikut adalah lima gagasan utama yang dapat diidentifikasi dari Topik 1 sampai dengan Topik 8 dalam
modul Pengembangan Perangkat Pembelajaran:

Lima Gagasan Utama
1. Pentingnya Perumusan Tujuan dan Capaian Pembelajaran (Topik 1) Perumusan Capaian
Pembelajaran (CP) dan Tujuan Pembelajaran (TP) merupakan fondasi utama dalam
perencanaan pendidikan. Tujuan pembelajaran harus mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan serta harus selaras dengan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil
‘Alamin (PPRA). Ini menegaskan pentingnya perencanaan pembelajaran yang holistik dan
kontekstual.

2. Pengembangan Materi Ajar Secara Multiperspektif dan Multidisipliner (Topik 2) Materi
pembelajaran yang dikembangkan harus menjawab pertanyaan mendasar (apa, mengapa,
bagaimana, untuk apa) dan dikaji dari berbagai perspektif (multiperspektif) dan bidang ilmu
(multidisiplin) untuk meningkatkan relevansi dan pemahaman peserta didik.
3. Diversifikasi Pendekatan dan Strategi Pembelajaran (Topik 3) Guru perlu memahami
perbedaan antara pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran. Pemahaman ini
penting agar guru dapat memilih pendekatan yang sesuai dengan karakteristik siswa dan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
4. Integrasi Media dan Teknologi dalam Pembelajaran (Topik 4) Media pembelajaran, baik
konvensional maupun berbasis teknologi, harus dimanfaatkan secara maksimal untuk
menciptakan pembelajaran yang menarik dan bermakna. LKPD, video pembelajaran, serta
media digital interaktif menjadi sarana penting dalam pembelajaran abad ke-21.
5. Modul Ajar dan Modul Projek Sebagai Implementasi Kurikulum Merdeka (Topik 7 & 8) Modul
ajar dan modul projek (P5/PPRA) dirancang tidak hanya untuk pembelajaran kognitif, tapi juga
penguatan karakter dan kompetensi sosial. Modul ini berperan besar dalam mewujudkan
Profil Pelajar Pancasila dan pelajar Rahmatan lil Alamin melalui pembelajaran kontekstual
berbasis proyek.

Konsep yang Berpotensi Menimbulkan Miskonsepsi
1. Perbedaan antara Model, Metode, Strategi, dan Teknik (Topik 3) Banyak guru masih
mencampuradukkan antara model, metode, strategi, dan teknik pembelajaran. Padahal,
masing-masing memiliki pengertian dan implementasi berbeda. Misalnya, metode ceramah
sering disebut sebagai model, padahal secara teknis termasuk metode.
2. Asesmen Formatif vs. Sumatif (Topik 5 & 6) Terkadang terjadi kebingungan dalam
membedakan asesmen formatif (yang berlangsung selama pembelajaran untuk perbaikan)
dan sumatif (yang dilakukan di akhir pembelajaran untuk penilaian hasil). Padahal, keduanya
memiliki tujuan dan teknik pelaksanaan yang berbeda.
3. Penggunaan Teknologi sebagai Tujuan Bukan Sarana (Topik 4 & 7) Dalam praktiknya,
penggunaan teknologi kadang dianggap sebagai tujuan utama, bukan sebagai sarana untuk
mendukung pembelajaran. Ini bisa menyebabkan pembelajaran yang tidak fokus pada capaian
belajar, tetapi hanya mengejar “kecanggihan” media.
4. Modul Ajar vs. RPP (Topik 7) Masih ada yang menganggap bahwa guru wajib membuat RPP
meskipun sudah menggunakan modul ajar. Padahal, modul ajar yang lengkap sebenarnya
sudah mencakup komponen RPP, sehingga guru tidak perlu membuat keduanya secara
terpisah.
5. Pemahaman tentang P5/PPRA (Topik 8) Konsep Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin (PPRA) sering kali dianggap sebagai tambahan beban
administratif, bukan sebagai pendekatan pembelajaran kontekstual yang integral dengan
kurikulum. Hal ini menghambat implementasi yang bermakna.
Tags