Tugas presentasi kelompok Kesehatan masyarakat.pptx

MustikaMakka 0 views 12 slides Sep 30, 2025
Slide 1
Slide 1 of 12
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12

About This Presentation

Tugas kesehatan masyarakat dalam mencegah pencemaran limbah


Slide Content

Kesehatan Masyarakat universitas mulawarman , 2025

Kelompok Frisca Anggraeni M Mustika

Faktor Lingkungan Biologis (Fauna) yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat

Fauna bisa berdampak positif maupun negatif terhadap derajat kesehatan masyarakat Pengertian Lingkungan Biologis Lingkungan biologis adalah semua makhluk hidup yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi kesehatannya , termasuk manusia , tumbuhan (flora) , dan hewan (fauna) . Dalam konteks ini , kita fokus pada FAUNA , yaitu hewan-hewan yang dapat secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kesehatan manusia .

Determinasi lingkungan pada fauna Determinasi lingkungan pada fauna merujuk pada faktor-faktor ekologi dan kondisi lingkungan hidup yang memengaruhi keberadaan , penyebaran , serta perilaku hewan di suatu wilayah. Fauna dalam konteks ini mencakup hewan yang bisa menjadi vektor penyakit atau perantara penyebaran penyakit , contohnya adalah Nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan malaria.

Dampak fauna terhadap derajat Kesehatan Masyarakat ( Negatif ) Fauna yang menjadi vektor penyakit secara langsung mempengaruhi terhadap derajat Kesehatan Masyarakat. Dampaknya meliputi : Meningkatnya kasus penyakit menular seperti malaria dan DBD. Beban ekonomi keluarga akibat biaya pengobatan . Menurunnya produktivitas akibat banyaknya hari kerja/ sekolah yang hilang . Tingginya angka kematian , terutama pada anak-anak dan lansia .

Dampak fauna terhadap derajat Kesehatan Masyarakat ( positif ) Walau banyak fauna menjadi ancaman , beberapa juga bermanfaat : 1. Hewan sebagai Penghasil Pangan Sehat Sumber protein hewani (ikan, ayam , sapi , dll ). Menunjang gizi masyarakat , mencegah malnutrisi . 2. Hewan untuk Terapi (Animal Therapy) Hewan peliharaan ( seperti kucing atau anjing ) membantu menurunkan stres dan depresi . Digunakan dalam terapi autisme , PTSD, dan kondisi mental lainnya . 3. Hewan dalam Penelitian Kesehatan Tikus laboratorium , monyet , dan hewan lain digunakan untuk pengembangan obat / vaksin .

Dampak Fauna terhadap Penyakit : Kasus Malaria dan DBD Kasus Malaria Vektor : Nyamuk Anopheles betina Habitat : Genangan air bersih seperti rawa , kolam , dan aliran air lambat . Dampak : Menginfeksi jutaan orang setiap tahun. Gejala berat bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani . Kasus DBD Vektor : Nyamuk Aedes aegypti Habitat : Air bersih yang tergenang di tempat buatan ( bak mandi, pot bunga, kaleng bekas ). Dampak : Ledakan kasus biasanya terjadi saat musim hujan. DBD dapat menyebabkan pendarahan berat dan syok .

Peran Ekosistem dalam Meningkatkan Risiko Penyakit Zoonosis Pengertian Zoonosis Zoonosis adalah penyakit menular yang ditularkan dari hewan (fauna) ke manusia , baik secara langsung (gigitan, kontak) maupun tidak langsung (melalui vektor, makanan, air, udara). Contoh penyakit zoonosis: Rabies Flu burung Leptospirosis COVID-19 Ebola TBC bovina (dari sapi)

Bagaimana Ekosistem Meningkatkan Risiko Zoonosis? Ekosistem adalah sistem kompleks yang terdiri dari makhluk hidup ( biotik ) dan lingkungan fisik ( abiotik ). Perubahan atau gangguan pada ekosistem dapat meningkatkan risiko zoonosis karena menyebabkan : 1. Deforestasi ( Penggundulan Hutan) Menyebabkan hewan liar kehilangan habitat dan mendekat ke pemukiman manusia . Meningkatkan kontak antara manusia dan hewan pembawa patogen ( contoh : kelelawar , tikus ). Contoh : Penyakit Ebola dan Nipah muncul karena kontak manusia dengan kelelawar akibat rusaknya hutan . 2. Urbanisasi dan Fragmentasi Habitat Pembangunan kota / desa memecah ekosistem alami . Hewan kecil seperti tikus , kelelawar , dan nyamuk justru berkembang lebih baik di lingkungan manusia . Vektor penyakit lebih mudah menular di area padat penduduk .

Bagaimana Ekosistem Meningkatkan Risiko Zoonosis? 3. Intensifikasi Peternakan Peternakan padat dan tertutup memungkinkan penularan cepat antara hewan dan ke manusia . Terutama bila sistem sanitasi buruk dan hewan tidak divaksinasi . Contoh : Flu babi (H1N1), flu burung (H5N1). 4. Perdagangan dan Konsumsi Satwa Liar Kontak langsung dengan satwa liar (yang mungkin pembawa virus) saat ditangkap , dikurung , atau dikonsumsi . Contoh : Pasar hewan liar (wet market) diduga menjadi sumber munculnya COVID-19 . 5. 🌡️ Perubahan Iklim (Climate Change) Mengubah distribusi dan musim aktif vektor penyakit seperti nyamuk dan kutu . Contoh : Malaria dan DBD menyebar ke daerah yang sebelumnya dingin karena iklim menghangat . 6. Kehilangan Keanekaragaman Hayati Ekosistem yang sehat memiliki predator alami yang mengontrol populasi hewan pembawa penyakit . Jika predator hilang , maka populasi vektor ( seperti tikus atau nyamuk ) meningkat , sehingga risiko penyakit juga meningkat .

Kesimpulan Lingkungan memegang peranan penting dalam menentukan keberadaan fauna pembawa penyakit . Sanitasi yang buruk , iklim tropis , dan perubahan tata guna lahan meningkatkan risiko penyakit berbasis fauna. Upaya pengendalian vektor dan perbaikan lingkungan merupakan strategi utama dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat . Thankyou
Tags