V1 Materi Kebijakan BIAS 2025 17 Juli 2025.pdf

ArdillaDansa 1 views 57 slides Sep 19, 2025
Slide 1
Slide 1 of 57
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57

About This Presentation

kebijaan Bias


Slide Content

Disampaikan Pada:
Pertemuan Daring Koordinasi Pelaksanaan BIAS
17 Juli 2025
Direktorat Imunisasi
Kementerian Kesehatan
Tahun 2025
Kebijakan Pelaksanaan Imunisasi
Lanjutan Pada Anak Usia Sekolah
pada Kegiatan Bulan Imunisasi Anak
Sekolah (BIAS)
dr. Gertrudis Tandy, MKM
Ketua Tim kerja Imunisasi Bayi dan Anak

Imunisasi melindungi..
2
Outline
▪Kebijakan Program Imunisasi
▪Pelaksanaan Imunisasi Anak Usia Sekolah
▪Pemeriksaan Status Imunisasi Rutin Anak Sekolah
▪Situasi Saat Ini
▪Tantangan dan Strategi
▪Kesimpulan

Imunisasi melindungi..
3
▪Kebijakan Program Imunisasi
▪Pelaksanaan Imunisasi Anak Usia Sekolah
▪Pemeriksaan Status Imunisasi Rutin Anak Sekolah
▪Situasi Saat Ini
▪Tantangan dan Strategi
▪Kesimpulan

Imunisasi melindungi..
LANDASAN HUKUM IMUNISASI DI INDONESIA
Imunisasi merupakan hak yang harus dipenuhi
UUD 1945

Pasal 28B ayat 2:
Setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh
& berkembang serta berhak
atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28 H ayat 1:
Setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir & batin,
bertempat tinggal &
mendapatkan lingkungan
hidup yang baik, sehat serta
berhak memperoleh
pelayanan Kesehatan.
UU PerlindunganAnakNo.35
Tahun2014

Perlindungan Anak adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan
melindungi Anak dan hak - haknya
agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi secara
optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan”
UUPemerintahanDaerahNo. 23
Tahun2014

“Pemerintah Daerah harus
memperioritaskan Urusan
Pemerintahan Wajib yang berkaitan
dengan Pelayanan Dasar dengan
berpedoman pada Standar Pelayanan
Minimal yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat”
UU No.17 tahun2023 tentang
Kesehatan

•Pasal 44 ayat 2: Setiap bayi dan anak
berhak memperoleh imunisasi
•Pasal 44 ayat 3: Pihak keluarga,
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah
dan masyarakat harus mendukung
imunisasi bayi dan anak
•Pasal 86 ayat 1: Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah dan Masyarakat
bertanggungjawab melakukan
penanggulangan penyakit menular
•Pasal 89 ayat 1 (f): Kegiatan
pencegahan, pengendalian dan
pemberantasan penyakit menular
dilakukan antara lain melalui
pemberian kekebalan (imunisasi)

Imunisasi melindungi..
•PROTEKSI INDIVIDU
PENTINGNYA IMUNISASI MENCEGAH PENYAKIT
YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)
•MEMBENTUK KEKEBALAN KELOMPOK (HERD
IMMUNITY)
•PROTEKSI LINTAS KELOMPOK
“Setiap orang yang
mendapatkan imunisasi
akan membentuk
antibodi spesifik terhadap
penyakit tertentu”
Apabila cakupan
imunisasi tinggi dan
merata dapat
membentuk kekebalan
kelompok dan melindungi
kelompok masyarakat
yang rentan”
Pemberian imunisasi pada kelompok usia tertentu
(anak) dapat membatasi penularan kepada
kelompok usia dewasa/orang tua”
Tersedia vaksin untuk mencegah dan
mengendalikan lebih dari 20 jenis di
dunia dan di Indonesia 15 jenis
penyakit infeksi
Imunisasi adalah salah satu intervensi
kesehatan masyarakat yang paling
berhasil dalam menurunkan kesakitan
dan kematian bayi anak akibat penyakit
menular
Saat ini imunisasi mencegah
kematian 2-3 juta anak setiap
tahunnya akibat PD3I
Pendekatan imunisasi sepanjang hayat =
Mencegah penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi pada semua usia lintas generasi dan
komunitas

Imunisasi melindungi..
IMUNISASI SESUAI SIKLUS HIDUP
6
Imunisasi Bayi Lengkap saja belum cukup memberikan perlindungan terhadap PD3I karena
beberapa antigen memerlukan booster/pemberian dosis lanjutan pada usia 18 bulan, usia
anak sekolah (BIAS) dan usia dewasa (WUS)
6
Bayi & Anak
Prasekolah
01 02 03 04 05
Ibu Hamil,
Bersalin &
Nifas
Anak Usia
Sekolah &
Remaja
Usia DewasaLanjut Usia
ANC Terpadu
(termasuk skrining
dan Imunisasi
Tetanus Toksoid)
Imunisasi
Lengkap bayi
dan baduta
a.Imunisasi
Lengkap Usia
Sekolah
b.Skrining dan
Imunisasi Tetanus
bagi WUS
a.Skrining dan
Imunisasi
Tetanus bagi
WUS
b.Pelayanan
Imunisasi
COVID-19
Program
Imunisasi
COVID-19
Program

Imunisasi melindungi..
Imunisasi
Program
Imunisasi
Tambahan
Imunisasi Rutin
Imunisasi Pelaku
Perjalanan
Imunisasi
Mandiri
IMUNISASI
Imunisasi rutin merupakan imunisasi yang dilaksanakan sesuai dengan siklus
hidup secara lengkap dan berkesinambungan
Pemberian dosis tambahan tanpa memandang status imunisasi untuk
pencegahan dan penanggulangan KLB/Wabah.
Imunisasi yang diberikan kepada pelaku perjalanan untuk melindungi dari penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) pada wilayah dan situasi tertentu.
Jenis Imunisasi Berdasarkan
Penyelenggaraan
1. Imunisasi Bayi
Anak usia 0-11 bulan; 1 dosis Hepatitis B usia 0-7 hari, 1 dosis BCG, 4 dosis bOPV, 2
dosis IPV, 3 dosis DPT-HB-Hib, 2 dosis PCV, 3 dosis Rotavirus, serta 1 dosis Campak
Rubela (MR)
2. Imunisasi anak usia bawah dua tahun (baduta)
Anak usia 12-23 bulan; 1 dosis PCV, 1 dosis DPT-HB-HiB, serta 1 dosis Campak Rubela
3. Imunisasi Anak Usia Sekolah
Peserta didik SD/MI dan Usia Setara; 1 dosis DT, 1 dosis Campak Rubela, 2 dosis Td,
dan 1 dosis HPV (khusus untuk anak perempuan).
4. Imunisasi Dewasa
Wanita Usia Subur (termasuk ibu hamil); imunisasi Tetanus (sampai status T5),
Imunisasi COVID-19 program pada populasi rentan yaitu lansia >= 60 th, lansia >= 60
th dengan komorbid, penyandang immunocompromised sedang berat (12-59 tahun),
tenaga kesehatan yang bertugas di garda terdepan, ibu hamil*, dewasa usia 18 - 59
tahun dengan komorbid.
Imunisasi di luar Imunisasi Program yang diperoleh seseorang secara mandiri sesuai dengan
kebutuhan kesehatannya.

Imunisasi melindungi..
Usia Jenis Imunisasi
< 24 jam Hepatitis B (HB0)
< 1 bulan BCG, OPV1
2 bulan DPT-HB-Hib1, OPV2, PCV1, RV1
3 bulan DPT-HB-Hib2, OPV3, PCV2, RV2
4 bulan DPT-HB-Hib3, OPV4, IPV1, RV3
9 bulan Campak-Rubela, IPV2
10 bulan JE
1
12 bulan PCV3
18 bulan Campak-Rubela 2, DPT-HB-Hib 4
Kelas 1 Campak-Rubela, DT
Kelas 2 Td
Kelas 5 Td, HPV
2
WUS Td (lengkapi s.d. T5 didahului dengan
skrining)
Remaja*,
Dewasa** dan
Lansia
COVID-19
*Remaja dengan obesitas berat
**Dewasa dengan komorbid
Jadwal Imunisasi
Rutin Lengkap
1.Hanya di daerah endemis
2.Hanya untuk anak perempuan

Imunisasi melindungi..
Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi
9
Bahaya dan Penyakit apa saja yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yang masuk dalam
Program Imunisasi Nasional
*Wilayah Endemis: Bali, Kalimantan Barat dan DIY
Dapat dicegah
dengan
Imunisasi HB0
Dapat dicegah
dengan
Imunisasi BCG
Dapat dicegah dengan
Imunisasi DPT-HB-Hib
Dapat dicegah
dengan
Imunisasi PCV
dan Hib
Dapat dicegah
dengan
Imunisasi MR
Dapat dicegah
dengan
Imunisasi Polio
Dapat dicegah dengan
Imunisasi Rotavirus
Dapat dicegah
dengan
Imunisasi HPV
Dapat dicegah dengan
Imunisasi JE*

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PD3I
PD3I masih mengancam dan diperlukan cakupan imunisasi yang tinggi, merata dan berkualitas
serta kinerja surveilans PD3I yang adekuat
1
Eradikasi
Polio
Eliminasi
Campak-
Rubela / CRS
Eliminasi Tetanus
Neonatorum
2
•2014 SEARO bebas
polio (Indonesia)
•2026 Eradikasi Polio
•Capaian imunisasi
tinggi, merata dan
berkualitas
•Surveilans AFP dg
target Non-Polio
AFP rate: ≥ 2 /
100.000 Anak < 15
tahun
•2026 Indonesia
eliminasi Campak dan
Rubela / CRS
•2026 SEARO eliminasi
Campak dan Rubela /
CRS
•Capaian imunisasi tinggi,
merata dan berkualitas
•Surv MR dg target
Discarded (Bukan
Campak-Bukan Rubela)
rate: ≥ 2/100.000
penduduk
3
•2015 Tetanus
Neonatorum eliminasi
di seluruh region
•Indonesia
mempertahankan
status Eliminasi TN
•Capaian imunisasi
tinggi, merata dan
berkualitas
•Jumlah kasus TN <1 per
1000 kelahiran hidup di
tingkat Kab/Kota
4 5
Pengendalian
Difteri
Pengendalian
Pertusis
•Capaian imunisasi
tinggi merata dan
berkualitas
•Rerata CFR 5-10%
untuk kasus Difteri
•Capaian imunisasi
tinggi merata dan
berkualitas
•Surveilans kasus
pertusis
TARGET GLOBAL TARGET NASIONAL

Imunisasi melindungi..
IMUNISASI LENGKAP DAN TEPAT USIA MENCEGAH PD3I
Bagaimana bila anak
terlambat/ tidak mendapatkan
imunisasi lengkapnya?
Anak akan rentan terkena
PD3I dan menularkan
kepada yang lain
KLB
PD3I
Akumulasi anak yang tidak
mendapat imunisasi rutin lengkap
mengakibatkan tidak akan terbentuk
Kekebalan Kelompok atau Herd
Immunity

Imunisasi melindungi..
IMUNISASI KEJAR
Bila anak tidak
mendapatkan imunisasi
rutin sesuai jadwal
IMUNISASI KEJAR
Dinkes Prov/Kab/Kota
Puskesmas
Fasyankes
Organisasi
Profesi
Organisasi Masyarakat / CSO
TP - PKK
Poltekkes
Imunisasi kejar adalah pemberian imunisasi
kepada bayi, balita, dan anak usia sekolah
yang belum melengkapi imunisasi sesuai
jadwal dan usia, untuk memastikan semua
anak terlindungi dari PD3I.
Masyarakat
Dukungan LP/LS
Medsos

Imunisasi melindungi..
13
▪Kebijakan Program Imunisasi
▪Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Usia Sekolah
▪Pemeriksaan Status Imunisasi Rutin Anak Sekolah
▪Situasi Saat Ini
▪Tantangan dan Strategi
▪Kesimpulan

Imunisasi melindungi..
DASAR PELAKSANAAN BIAS
14
SKB 4 Menteri Tentang Penyelenggaraan Status Kesehatan Peserta Didik
•Untuk meningkatkan dan memperpanjang masa kekebalan, peserta didik wajib
mendapatkan imunisasi pada kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU huruf a yang dilakukan setiap tahun sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan

Imunisasi melindungi..
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS)
Pendahuluan
֎BulanImunisasiAnak Sekolah merupakan
kegiatanyang dilakukan secaranasional
meliputipemberian imunisasipadaanak
SD/MI/sederajatyangdilaksanakanduakali
setahunpadasetiapbulanAgustusdan
November.
֎BIAS merupakan salah satu kegiatan dalam
Pembinaan UKS
֎BIAS bertujuan untuk mencegah penyakit
campak, rubela, difteri, tetanus neonatorum,
dan kanker leher rahim yang dapat
menyebabkandisabilitasdankematian.

Imunisasi melindungi..
Kebijakan Pelaksanaan BIAS
16
1.Setiap anak sasaran BIAS berhak mendapatkan pelayanan imunisasi
yang berguna untuk mencegah PD3I.
2.Penyelenggaraan imunisasi pada anak usia sekolah tingkat dasar
dilaksanakan secara terpadu oleh lintas program dan lintas sektoral
dalam hal tenaga, sarana dan dana mulai dari tingkat pusat sampai tingkat
pelaksana.
3.Perpaduan lintas program dan lintas sektor terkait diselenggarakan melalui
wadah yang sudah ada, yaitu Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah
(TP UKS/M).
4.Penyediaan vaksin, alat suntik dan safety box dibebankan pada APBN
Pusat, sedangkan kebutuhan kartu imunisasi anak usia sekolah, format
laporan, peralatan anafilaktik, dan biaya operasional dibebankan pada
APBD dan sumber dana lainnya yang sah.

Imunisasi melindungi..
1.Titer antibodi dari vaksin balita mulai
menurun sehingga diperlukan dosis
penguat (booster)
2.Sebagian anak belum mendapat
vaksin lengkap saat balita
→mempunyai kesempatan untuk
catch up immunization (imunisasi kejar)
3.Anak sekolah bisa menjadi sumber
penularan bagi bayi, orang dewasa,
dan lansia
4.Beberapa penyakit muncul/berisiko
pada usia dewasa (HPV)
5.Sekolah kelompok yang mudah
dijangkau
MENGAPA PERLU IMUNISASI PADA
ANAK SEKOLAH?
✓Hasil serologi Campak sebelum dilakukan
imunisasi Campak pada BIAS diketahui titer
antibodi terhadap Campak adalah 52,60-
65,56%. Setelah imunisasi Campak pada BIAS
diketahui titer antibodi meningkat menjadi
96,69-96,75% (SRH, 2009).
✓Sedangkan hasil serologi Difteri sebelum
dilakukan imunisasi Difteri pada anak SD
diketahui titer antibodi adalah 20,13-29,96%.
Setelah imunisasi Difteri pada BIAS, diketahui
titer antibodi meningkat menjadi 92,01% -
98,11% (SRH 2011).
✓Pemberian imunisasi HPV pada anak usia 9 –
14 tahun dapat mencegah risiko kanker
serviks di usia dewasa.
Titer antibodi anak terhadap campak dan
difteri terbukti meningkat setelah pemberian
imunisasi pada kegiatan BIAS

Imunisasi melindungi..
Sasaran
Jenis Vaksin Bulan Pemberian
SekolahTidak Sekolah
Kelas 1Usia 7 tahun
Campak
Rubela
DT
Agustus
November
1 kali
1 kali
Kelas 2Usia 8 tahun Td November 1 kali
Kelas 5Usia 11 tahun
HPV*
Td
Agustus
November
1 kali
1 kali
Jadwal dan Jenis Imunisasi Anak Usia Sekolah
*) Imunisasi HPV
Sasaranprimer
Imunisasi Rutin: Anakperempuanusiakelas5 SD/MI/sederajat(11 tahun)
Sasaransekunder:
Imunisasi Kejar : 1 (satu) dosis bagi anak yang belum pernah mendapatkan imunisasi HPV
•Anak perempuan kelas 6 SD/MI/sederajat
•Anak perempuan usia kelas 9 SMP/MTs/sederajat (15 tahun)

Imunisasi melindungi..
Advokasi
Sosialisasi
Sasaran, jenis,
jadwal
Pendataan
Tempat
pelaksanaan
Pemeriksaan
status
imunisasi
Logistik
Skrining
Kesehatan
Sasaran di luar
sekolah
TAHAPAN PERSIAPAN PELAKSANAAN BIAS
Advokasi
Dilakukan kepada Tim Pembina dan Tim
Pelaksana UKS/M, pengambil kebijakan dan
pemangku kepentingan terkait,
Sosialisasi
•Sosialisasi kpd Tim Pembina UKS/M tingkat
daerah (Sekda, Bappeda, Kanwil Kemenag,
Kemeneg kako, dinkes, dinas pendidikan,
dinas sosial, dan Organisasi Perangkat
Daerah)
•Kepada Tim Pelaksana UKS/M pada
SD/MI/bentuk lain yang sederajat untuk
mendapatkan data sasaran BIAS.
•Sosialisasi kpd Tim Pelaksana UKS/M pada
SD/MI/bentuk lain yang sederajat kpd orang
tua/wali sasaran BIAS pada saat
•Membuat surat pemberitahuan kegiatan kpd
orang tua/wali peserta didik
•Pemasangan media KIE
•Pemberitahuan pelaksanaan BIAS melalui
media

Surat Pemberitahuan Plt. Direktur Jenderal
Penanggulangan Penyakit tentang Pelaksanaan Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Tahun 2025

Imunisasi melindungi..
Sumber Data Sasaran BIAS
21
Tingkat
Sumber data sasaran
Anak sekolah Anak di luar satuan pendidikan formal
Provinsi
▪Bidang yang mengelola data siswa SLB di Dinas Pendidikan
▪Bidang Pendidikan Madrasah dan Pondok Pesantren atau yang
mengelola data siswa Madrasah Kantor Wilayah Kemenag
Provinsi
Dinas Sosial, UPTD DP3A/DP5A, UPT Kemensos, Dinas
Pendidikan, Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA),
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA).
Kabupaten/Kota
▪Bidang yang mengelola data siswa SD dan SMP di Dinas
Pendidikan
▪Bidang yang mengelola data siswa SLB di Dinas Pendidikan
▪Bidang Pendidikan Madrasah atau yang mengelola data siswa
Madrasah Kantor Kemenag Kab/Kota
▪Seksi Pengelolaan informasi administrasi kependudukan
Disdukcapil yang mengelola data sasaran berdasarkan usia
▪Tim data pemko/kab jika memiliki data anak perempuan
berdasarkan usia.
Dinas Sosial, UPTD DP3A/DP5A, UPT Kemensos, Dinas
Pendidikan, Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA),
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA).
Kecamatan
SD/MI/sederajat dan SMP/MTS/sederajat yang berada di bawah
Dinas Pendidikan dan Kantor Kemenag Kab/Kota
▪Pondok Pesantren
▪LKSA
▪PKBM
▪Sanggar Kegiatan Belajar
▪LPKA
▪Komunitas sosial
▪Kecamatan/Kelurahan/Desa
▪PKK dan Kader
▪Masyarakat

Imunisasi melindungi..
Alur Penjangkauan Sasaran BIAS
22
















Sasaran Tempat Pelaksanaan
Anak di dalam
satuan pendidikan
formal
Bulan Imunisasi Anak
Sekolah (BIAS)
Anak di luar Satuan
Pendidikan Formal
Pesantren, Homeschooling,
Panti Asuhan, Pos Imunisasi
Khusus,
Posyandu/Sweeping,
Puskesmas

Imunisasi melindungi..
STRATEGI MENJANGKAU SASARAN DI LUAR SEKOLAH
23
•Sasaran adalah anak usia sekolah yang tidak bersekolah
atau putus sekolah
•Imunisasi dapat dilaksanakan di posyandu, puskesmas dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, atau di tempat-
tempat dimana anak yang tidak bersekolah itu berkumpul
seperti rumah singgah anak jalanan, yayasan/panti asuhan,
panti sosial, sekolah non formal, dsb.
•Untuk mendapatkan data anak usia sekolah yang tidak
bersekolah, dinas kesehatan kabupaten/kota berkoordinasi
dengan dinas sosial setempat atau dengan melakukan
pendataan secara langsung oleh kader dari rumah ke rumah.

SKRINING KESEHATAN
Skrining kesehatan dilakukan agar
petugas kesehatan dapat mengetahui
apakah anak dapat diimunisasi atau
tidak pada hari pelaksanaan BIAS.
Format

Imunisasi melindungi..
IKK 6.2.4: Cakupan Imunisasi di Usia Sekolah Dasar
Definisi Operasional
Persentase anak usia kelas 5 Sekolah Dasar (SD)/ sederajat yang sudah
mendapat imunisasi usia sekolah dasar lengkap
Cara Perhitungan (Formula)
Jumlah anak usia kelas 5 Sekolah Dasar (SD)/ sederajat yang sudah mendapat
imunisasi Td 2 dosis dibagi target anak usia kelas 5 Sekolah Dasar (SD)/sederajat
di satu wilayah dalam kurun waktu satu tahun dikali 100%
Sumber Data
Data Rutin Imunisasi
Frekuensi Pengukuran
Tahunan
Unit Pengukuran
Persentase
Penetapan Target
TargetHistoris
2025 2027 20292023 2026 2028
8890 92
94 95
58.2
TARGET IKK 6.2.4 IMUNISASI DI USIA SEKOLAH DASAR PER PROVINSI TAHUN 2025
PROVINSI 202 5
SUMATERA SELATAN 95.0
DKI JAKAR TA 95.0
JAWA BAR AT 95.0
JAWA TENGAH 95.0
DI YOGYAKARTA 95.0
JAWA TI MUR 95.0
BANTEN 95.0
BAL I 95.0
NUSA TENGGARA BARAT 95.0
SULAWESI SELATAN 95.0
SUMATERA UTARA 93.0
RI AU 93.0
JAMBI 93.0
BENGKULU 93.0
LAMPUNG 93.0
BANGKA BELITUNG 93.0
KEPULAUAN R IAU 93.0
SULAWESI TENGAH 93.0
SULAWESI TENGGARA 93.0
GORO NTALO 93.0
SUMATERA BARAT 88.0
KALI MANTAN SELATAN 88.0
KALI MANTAN TIMUR 88.0
KALI MANTAN UTARA 88.0
SULAWESI UTARA 88.0
ACEH 83.0
NUSA TENGGARA TIMUR 83.0
KALI MANTAN BARAT 83.0
KALI MANTAN TENGAH 83.0
SULAWESI B ARAT 83.0
MALUKU 83.0
MALUKU UTARA 83.0
PAPUA 74.0
PAPUA BARAT 74.0
PAPUA SEL ATAN 74.0
PAPUA TENGAH 74.0
PAPUA PEGUNUNGAN 74.0
PAPUA BARAT DAYA 74.0
INDO NESIA 88

Imunisasi melindungi..
26
▪Kebijakan Program Imunisasi
▪Pelaksanaan Imunisasi Anak Usia Sekolah
▪Pemeriksaan Status Imunisasi Rutin Anak Sekolah
▪Situasi Saat Ini
▪Tantangan dan Strategi
▪Kesimpulan

Pemeriksaan Status Imunisasi Pada
Peserta Didik Baru
Keputusan Bersama antara Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Menteri Kesehatan,
Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri tahun 2022
tentang Penyelenggaraan Peningkatan Status Kesehatan
Peserta Didik
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan
yang dimaksud adalah Pemeriksaan
status imunisasi peserta didik
SD/MI/bentuk lain sederajat,
penyelenggaraan BIAS dan Aksi Bergizi
peserta didik SMP/MTs/SMA/MA/bentuk
lain sederajat

PEMERIKSAAN RIWAYATIMUNISASIPESERTADIDIK
(Integrasi dengan Pemeriksaan Kesehatan Gratis Anak Kekolah)
Puskesmasmemetakanstatusimunisasiberdasarkansekolah
danwilayahkerja
Statusimunisasianakyangtidaklengkapdiberikan
rekomendasiagarmelengkapiimunisasisesuaidenganjenis
antigendanusiapemberianimunisasi
Dapatdilaksanakandipuskesmasataudifasyankeslainsecara
mandiri

Imunisasi melindungi..
30
▪Kebijakan Program Imunisasi
▪Pelaksanaan Imunisasi Anak Usia Sekolah
▪Pemeriksaan Status Imunisasi Rutin Anak Sekolah
▪Situasi Saat Ini
▪Tantangan dan Strategi
▪Kesimpulan

Imunisasi melindungi..
108 .7
114 .1
102 .8 102 .8 103 .3
106 .3
100 .1
105 .6
89.8
114 .1
105 .2
110 .1
106 .4
102 .1
90.6
99.1
97.1
98.2 97.4
95.7 95.9 96.0 96.4
97.5
78.3
86.7 87.4 87.8
89.4
72.2
88.9
85.6
57.4
48.1
99.9
112 .2
104 .8
110 .1
103 .6
102 .6 102 .8
99.3
102 .7
96.6
110 .1
99.0 99.2
100 .8
92.9
90.7
96.7
95.4
94.3
80.0
89.6
85.3
83.5 82.7
84.9
96.3
76.4
86.9
82.5
81.5
61.3
77.8
78.9
57.6
80.7
63.9
20.8
36.5
8.9
95.4
122 .5
113 .5
109 .8
108 .6
101 .0
97.3
92.2 91.8
102 .2
87.9
85.0
83.2
81.0
78.6
75.4
73.8
71.6
68.2
90.0
83.2
80.6
61.3
57.7
56.2
43.9
82.6
68.5
56.0
54.6 54.4 54.2
50.9
45.6 45.3
44.0
39.2
24.0
2.9
87.8
0
20
40
60
80
100
120
140
BANTEN
JAWA TENGAH
DKI JAKARTA
SUMATERA SELATAN
DI YOGYAKARTA
JAWA BARAT JAWA TIMUR
BALI
KALIMANTAN SELATAN
SULAWESI SELATAN
JAMBI
NUSA TENGGARA BARAT
LAMPUNG BENGKULU
BANGKA BELITUNG
GORONTALO
KALIMANTAN TIMUR
SULAWESI UTARA KEPULAUAN RIAU
SULAWESI TENGAH
SUMATERA UTARA
MALUKU UTARA
MALUKU
KALIMANTAN TENGAH
PAPUA BARAT
RIAU
SULAWESI TENGGARA
KALIMANTAN UTARA
SULAWESI BARAT
SUMATERA BARAT
NUSA TENGGARA TIMUR
KALIMANTAN BARAT
PAPUA SELATAN
PAPUA
PAPUA BARAT DAYA
ACEH
PAPUA TENGAH
PAPUA PEGUNUNGAN
INDONESIA
202220232024 31
Sumber : Data Final Imunisasi Rutin, Dit. Imunisasi
Capaian Imunisasi Bayi Lengkap 2022-2024
Namun, 13 Provinsi selama tiga tahun terakhir tidak mencapai minimal 90%
Nasional
99.9
95.3
87.7
97.8
86.6
87.3
75
80
85
90
95
100
105
2022 2023 2024
Cakupan IDL Cakupan IBL
Target : 100%
Peningkatan angka anak dengan dosis nol
(missed DPT1 – zero dose children)
meningkat 297 K (2022), 372 K (2023)
dan 980 K (2024) – adm data.

Imunisasi melindungi..
Zero dose DPT-HB-Hib per tahun (2021-2024)
32
Zero Dose:
Anak-anak yang belum menerima
dosis pertama DPT sampai usia 11
bulan 29 hari
No Province
Zero Dose
2021 2022 2023 2024
1ACEH 50,869 48,954 52,664 58,143
2SUMATERA UTARA 41,022 17,368 57,566 91,636
3SUMATERA BARAT 32,369 27,101 32,117 50,288
4RIAU 38,636 15,942 25,893 30,104
5JAMBI 2,191 797 4,050 12,386
6SUMATERA SELATAN 23,361 5,180 3,923 10,951
7BENGKULU 1,883 302 3,038 10,712
8LAMPUNG 14,561 1,912 8,038 39,032
9BANGKA BELITUNG 4,568 3,464 3,593 7,459
10KEPULAUAN RIAU 8,199 5,052 7,100 6,569
11DKI JAKARTA 62,594 5,471 666 1,293
12JAWA BARAT 81,637 13,181 5,530 102,942
13JAWA TENGAH 66,031 10,182 11,426 40,863
14DI YOGYAKARTA 1,462 19,253 424 1,553
15JAWA TIMUR 101,949 33,240 45,850 108,568
16BANTEN 10,634 4,380 -13,539 11,523
17BALI 1,759 1,505 1,839 11,989
18NUSA TENGGARA BARAT 7,436 2,504 6,094 30,676
19NUSA TENGGARA TIMUR 24,577 15,207 27,033 41,450
20KALIMANTAN BARAT 17,580 9,725 13,042 46,441
21KALIMANTAN TENGAH 4,520 2,108 3,830 23,333
22KALIMANTAN SELATAN 40,764 8,965 11,716 23,114
23KALIMANTAN TIMUR 4,106 3,741 -68 21,608
24KALIMANTAN UTARA 3,218 1,272 277 4,538
25SULAWESI UTARA 6,342 2,509 2,401 13,336
26SULAWESI TENGAH 5,577 4,011 6,621 11,002
27SULAWESI SELATAN 3,944 1,917 2,906 38,626
28SULAWESI TENGGARA 7,456 4,665 9,774 14,638
29GORONTALO 1,135 752 -175 6,818
30SULAWESI BARAT 4,954 2,312 5,478 13,874
31MALUKU 5,664 3,736 5,436 12,713
32MALUKU UTARA 2,863 918 2,151 7,448
33PAPUA 1,644 815 1,808 10,170
34PAPUA BARAT 3,277 1,534 216 2,429
35PAPUA SELATAN 1,502 487 2,731 419
36PAPUA TENGAH 9,550 8,957 11,136 21,067
37PAPUA PEGUNUNGAN 9,201 7,740 9,425 27,732
38PAPUA BARAT DAYA 1,911 808 955 5,935
INDONESIA 710,946 297,967 372,965 973,378

Imunisasi melindungi..
3.77%
16.10%
23.19%
33.43%
52.03%
52.28%
59.18%
60.13%
62.32%
62.53%
71.41%
71.69%
73.87%
73.92%
79.57%
81.25%
81.39%
82.56%
82.94%
85.46%
86.48%
88.71%
88.88%
89.73%
91.22%
92.00%
96.15%
96.46%
97.07%
97.23%
97.66%
99.33%
99.49%
101.79%
103.48%
106.80%
107.86%
108.12%
111.09%
PAPUA PEGUNUNGAN
PAPUA BARAT
PAPUA TENGAH
ACEH
MALUKU
KALIMANTAN TENGAH
PAPUA BARAT DAYA
RIAU
KALIMANTAN BARAT
MALUKU UTARA
KALIMANTAN SELATAN
SUMATERA BARAT
KALIMANTAN TIMUR
SULAWESI UTARA
SULAWESI TENGAH
PAPUA SELATAN
KALIMANTAN UTARA
NUSA TENGGARA TIMUR
NUSA TENGGARA BARAT
PAPUA
SUMATERA UTARA
SULAWESI SELATAN
SULAWESI BARAT
SULAWESI TENGGARA
INDONESIA
KEP. RIAU
BANTEN
JAWA TIMUR
KEP. BANGKA BELITUNG
D.I. YOGYAKARTA
BENGKULU
GORONTALO
DK JAKARTA
JAWA BARAT
JAMBI
BALI
JAWA TENGAH
LAMPUNG
SUMATERA SELATAN
0.0%
8.8%
9.0%
10.4%
10.9%
12.3%
16.5%
17.8%
20.4%
21.8%
25.4%
28.5%
33.1%
36.2%
38.4%
39.1%
40.8%
46.9%
48.8%
50.0%
52.4%
53.0%
55.0%
56.8%
58.5%
58.7%
58.9%
59.4%
62.3%
64.6%
67.2%
70.0%
70.5%
73.2%
78.9%
85.7%
89.0%
104.7%
115.7%
PAPUA PEGUNUNGAN
ACEH
PAPUA TENGAH
PAPUA BARAT
PAPUA BARAT DAYA
MALUKU
SULUT
SULTENG
SULBAR
PAPUA
MALUT
PAPUA SELATAN
SUMBAR
NTT
RIAU
KALBAR
KALTENG
KEP. BABEL
SULTRA
BENGKULU
JAMBI
SUMUT
NTB
KALTARA
SUMSEL
KALSEL
LAMPUNG
GORONTALO
KALTIM
SULSEL
NASIONAL
KEP. RIAU
JABAR
DI YOGYAKARTA
JATIM
BANTEN
BALI
DK JAKARTA
JATENG
33
Capaian Imunisasi Lanjutan Lengkap Anak Usia Sekolah Tahun 2024 by Provinsi
Jumlah anak usia kelas 5 Sekolah Dasar (SD)/MI/sederajat yang sudah mendapat imunisasi Td2 di suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun dibagi
jumlah seluruh anak usia kelas 5 Sekolah Dasar (SD)/MI/sederajat di wilayah tersebut dalam kurun waktu satu tahun, dikali 100.
<40.0% 40.0% – 89.9% >=90%
ASIK KOMBINASI

95.3%
91.8%
86.7%
91.4%
93.9%
89.6%
93.8%
90.3%
91.8%
89.5% 90.0%
69.7%
109.1%
94.6%
93.0%
91.2%
89.6%
95.9%
95.0%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
90.0%
100.0%
MR DT Td Td HPV HPV
1st grade 2nd grade 5th grade 6th grade
2022 2023 2024 Target
Capaian Bulan Imunisasi Anak Usia Sekolah (BIAS)

Capaian Imunisasi MR BIAS Tahun 2024
213.1%
201.6%
191.1%
122.5%
118.9% 118.7% 117.4% 117.2%
111.7% 109.2% 109.1% 108.9% 107.0%
103.2% 101.1% 98.9% 98.6% 97.3% 96.5% 94.9% 94.5% 93.1% 93.0% 92.6% 92.5% 91.2%
87.4% 86.9% 85.3% 83.5% 82.8%
76.1% 74.7%
70.8%
64.7%
42.6%
36.7%
17.1%
4.6%
0.0%
50.0%
100.0%
150.0%
200.0%
250.0%
LAMPUNG
BALI
SUMATERA SELATAN
SULAWESI BARAT
GORONTALO
JAWA TENGAH
PAPUA BARAT DAYA
JAWA BARAT
JAMBI
BANTEN
INDONESIA BENGKULU
DK JAKARTA
KALIMANTAN TIMUR
SULAWESI TENGGARA
JAWA TIMUR
KEP. RIAU
SULAWESI SELATAN
D.I. YOGYAKARTA
SUMATERA UTARA
KALIMANTAN BARAT
PAPUA
KEP. BANGKA BELITUNG NUSA TENGGARA TIMUR
PAPUA SELATAN
SULAWESI TENGAH
SULAWESI UTARA
NUSA TENGGARA BARAT
KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN UTARA
RIAU
SUMATERA BARAT
KALIMANTAN TENGAH
MALUKU UTARA
MALUKU
ACEH
PAPUA TENGAH
PAPUA BARAT
PAPUA PEGUNUNGAN
<40.0% 40.0% – 89.9% >=90%
Sumber : Data Imunisasi Rutin Final 2024, per 28 Feb
2025

Capaian Imunisasi DT BIAS Tahun 2024
128.0% 124.1% 113.3% 109.9%
106.2% 106.1% 104.4% 102.9%
100.3% 99.7%
95.2% 95.1% 94.6% 94.4%
91.2% 90.1% 89.9% 88.5% 88.0% 86.3% 85.9%
82.4% 81.8%
76.4% 75.2% 74.1% 73.5% 71.7% 69.2% 67.2% 64.9%
54.0%
51.2%
40.3% 39.6%
26.8%
14.7%
4.3% 3.4%
0.0%
20.0%
40.0%
60.0%
80.0%
100.0%
120.0%
140.0%
SUMATERA SELATAN
BALI
JAWA TENGAH
JAWA BARAT
LAMPUNG
GORONTALO
JAMBI
BANTEN
SULAWESI TENGGARA
BENGKULU
PAPUA SELATAN
SULAWESI SELATAN
INDONESIA
JAWA TIMUR DK JAKARTA
D.I. YOGYAKARTA
PAPUA
SUMATERA UTARA
SULAWESI TENGAH
KEP. RIAU
NUSA TENGGARA TIMUR NUSA TENGGARA BARAT
KEP. BANGKA BELITUNG
KALIMANTAN TIMUR
SULAWESI BARAT
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN SELATAN
SUMATERA BARAT
MALUKU UTARA
SULAWESI UTARA
RIAU
KALIMANTAN TENGAH
MALUKU
KALIMANTAN UTARA
ACEH
PAPUA TENGAH
PAPUA BARAT
PAPUA PEGUNUNGAN
PAPUA BARAT DAYA
<40.0% 40.0% – 89.9% >=90%
Sumber : Data Imunisasi Rutin Final 2024, per 28 Feb
2025

Capaian Imunisasi Td (1) BIAS Tahun 2024
116.4% 115.5% 111.2% 111.0% 109.2% 108.1% 106.7%
103.1%
100.5%
96.6% 95.2% 93.9% 93.0% 91.8% 91.7% 90.7% 89.7% 88.2% 87.7% 86.1% 86.1% 84.2% 82.8% 81.3% 81.2%
78.2%
74.5% 73.1% 72.3% 70.1% 68.4% 67.6% 67.1% 65.6%
58.7%
35.1%
25.6%
15.8%
4.4%
0.0%
20.0%
40.0%
60.0%
80.0%
100.0%
120.0%
140.0%
LAMPUNG
SUMATERA SELATAN
BALI
JAWA TENGAH
GORONTALO
JAMBI
JAWA BARAT
BENGKULU
BANTEN
KEP. BANGKA BELITUNG
SULAWESI SELATAN
SULAWESI TENGGARA
INDONESIA
SULAWESI TENGAH
KALIMANTAN UTARA
D.I. YOGYAKARTA
JAWA TIMUR
SUMATERA UTARA
KEP. RIAU
PAPUA
PAPUA SELATAN
DK JAKARTA
NUSA TENGGARA TIMUR
SULAWESI UTARA
NUSA TENGGARA BARAT
KALIMANTAN TIMUR
KALIMANTAN SELATAN
SULAWESI BARAT
SUMATERA BARAT
KALIMANTAN BARAT PAPUA BARAT DAYA
MALUKU
RIAU
MALUKU UTARA
KALIMANTAN TENGAH
ACEH
PAPUA TENGAH
PAPUA BARAT
PAPUA PEGUNUNGAN
<40.0% 40.0% – 89.9% >=90%
Sumber : Data Imunisasi Rutin Final 2024, per 28 Feb
2025

Capaian Imunisasi Td (2) BIAS Tahun 2024
111.1% 108.1% 107.9% 106.8% 103.5% 101.8%
99.5% 99.3% 97.7% 97.2% 97.1% 96.5% 96.2%
92.0% 91.2% 89.7% 88.9% 88.7%
86.5% 85.5%
82.9% 82.6% 81.4% 81.3% 79.6%
73.9% 73.9%
71.7% 71.4%
62.5% 62.3%
60.1% 59.2%
52.3% 52.0%
33.4%
23.2%
16.1%
3.8%
0.0%
20.0%
40.0%
60.0%
80.0%
100.0%
120.0%
SUMATERA SELATAN
LAMPUNG
JAWA TENGAH
BALI
JAMBI
JAWA BARAT DK JAKARTA GORONTALO
BENGKULU
D.I. YOGYAKARTA
KEP. BANGKA BELITUNG
JAWA TIMUR
BANTEN
KEP. RIAU
INDONESIA
SULAWESI TENGGARA
SULAWESI BARAT
SULAWESI SELATAN
SUMATERA UTARA
PAPUA
NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR
KALIMANTAN UTARA
PAPUA SELATAN
SULAWESI TENGAH
SULAWESI UTARA
KALIMANTAN TIMUR
SUMATERA BARAT
KALIMANTAN SELATAN
MALUKU UTARA
KALIMANTAN BARAT
RIAU
PAPUA BARAT DAYA
KALIMANTAN TENGAH
MALUKU
ACEH
PAPUA TENGAH
PAPUA BARAT
PAPUA PEGUNUNGAN
<40.0% 40.0% – 89.9% >=90%
Sumber : Data Imunisasi Rutin Final 2024, per 28 Feb
2025

Imunisasi melindungi..
Sebaran Kasus dan KLB PD3I 2025 Minggu ke-24
39
Sebaran KLB Difteri Tahun 2025
36KLB di 33Kab/Kota di 17 Provinsi
Sebaran KLB Campak dan Rubela Tahun 2025
16 KLB Campak Pasti di 16 kab/kota di 6 provinsi
0 KLB Rubela Pasti
0 KLB Mix (Campak-Rubela)
1 KLB Suspek Campak di 1 kab/kota di 1 provinsi
Keterangan: Titik ditempatkan secara random dalam wilayah provinsi
Kab/Kota Terdampak Tetanus Neonatorum 2025
20 Kasus di 12 kab/kota di 8 Provinsi
9 Kasus meninggal di 6 kab/kota di 4 Provinsi
Sebaran Pertusis Konfirmasi Laboratorium 2025
103 KLB di 77 Kab/Kota di 22 Provinsi
Sumber: Laporan Rutin Surveilans PD3I, Minggu ke-24 (s.d 16 Juni 2025)
: 1 Kematian TN
: 1 Kasus TN hidup
Risiko yang akan datang:
✔Potensi tidak berhasil pencapaian
target eradikasi polio dan
eliminasi Campak-Rubela pada
tahun 2026
✔Potensi tidak berhasil
mempertahankan Indonesia Bebas
Polio yang telah dicapai sejak 2014
✔Potensi tidak berhasill
mempertahankan eliminasi TN yang
telah dicapai sejak 2016

Imunisasi melindungi..
40
▪Kebijakan Program Imunisasi
▪Pelaksanaan Imunisasi Anak Usia Sekolah
▪Pemeriksaan Status Imunisasi Rutin Anak Sekolah
▪Situasi Saat Ini
▪Tantangan dan Strategi
▪Kesimpulan

Imunisasi melindungi..
41
Tantangan dan Strategi Penyelenggaraan BIAS
Belum optimalnya sosialisasi BIAS pada murid,
orangtua, guru dan kepala sekolah
Isu negatif - timbulnya hoax terkait imunisasi
Pemberian imunisasi BIAS lebih banyak menyasar
pada anak sekolah
Sasaran BIAS yang tidak sekolah masih sulit
ditemukan
Perbedaan data sasaran estimasi Pusdatin Kemenkes
dengan data sasaran riil daerah
Masih kurangnya ketersediaan vaksin HPV pada
beberapa daerah dan terlambatnya distribusi
vaksin BIAS lainnya.
Masih ada penolakan BIAS baik oleh orang tua
maupun sekolah tertentu.
Mengoptimalkan komunikasi dan solialisasi BIAS
kepada orang tua murid, guru dan sekolah
Melakukan sosialisasi dan edukasi secara terus menerus
dengan melibatkan tokoh agama, tokoh Masyarakat,
lintas sektor dan lintas program dan disesuaikan dengan
karakteristik wilayah
Mengoptimalkan jejaring dan kemitraan untuk
mendata dan menjangkau sasaran di luar sekolah
Validasi data sasaran daerah dengan BPS setempat,
Disdukcapil setempat atau melakukan SCK
Berkoordinasi dengan Kemenkes terkait
ketersediaan vaksin dan selalu memastikan data
SMILE up to date
Tantangan Strategi

Imunisasi melindungi..
42
TANTANGAN
•Sekitar 38% orang tua tidak mau mengimunisasi
anaknya karena takut akan imunisasi ganda.
•Kelihatannya, mereka telah mendengar
tentang layanan imunisasi ganda dan memilih
untuk menghindar. Bersama jawaban takut efek
samping (12%), aspek kekhawatiran didukung
40% dari total respon yang tidak
mengimunisasai anak.
Hasil Survei UNICEF Nielsen Q2 2023
Apa alasan
Anda tidak
membawaanak
untuk imunisasi?
Dalam beberapa bulan terakhir,
apakah Anda pernah membawa
anak Anda untuk diimunisasi?
42

Imunisasi melindungi..
CONTOH MEDIA KIE UNTUK COUNTER HOAX
43

Imunisasi melindungi..
44
Sumber : SEJARAH IMUNISASI DARI PERSPEKTIF MEDIS dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K)

Imunisasi melindungi..
45
▪Kebijakan Program Imunisasi
▪Pelaksanaan Imunisasi Anak Usia Sekolah
▪Pemeriksaan Status Imunisasi Rutin Anak Sekolah
▪Situasi Saat Ini
▪Tantangan dan Strategi
▪Kesimpulan

Imunisasi melindungi..
Kesimpulan
24
1.Setiap anak berhak memperoleh imunisasi sesuai dengan
ketentuan untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I)
2.Pemberian imunisasi pada BIAS terbukti meningkatkan
kekebalan anak terhadap PD3I
3.Keberhasilan BIAS membutuhkan dukungan dan kerjasama
semua pihak baik lintas program dan lintas sektor termasuk
media
Tambah gambar

SE KEMENDIKBUD RISTEK
48
a.Penerapan Sekolah Sehat di satuan pendidikan melalui kegiatan:
1) Sehat Bergizi
2) Sehat Fisik
3) Sehat Imunisasi
a) Pemetaan Status Imunisasi.
b) Pemberian Rekomendasi.
c) Pelaksanaan Imunisasi Dasar Lengkap bagi Anak Usia
Sekolah.
b. Pelaksanaan pembinaan dan pendampingan penerapan sekolah
sehat melalui pelaksanaan Sehat Bergizi, Sehat Fisik, dan Sehat
Imunisasi di satuan pendidikan dengan melibatkan Perangkat Daerah
terkait, Tim Pembina UKS, Unit Pelaksana Teknis
Kemendikbudristek, dan para mitra.
c. Mengoptimalisasi peran Tim Pembina UKS di tingkat Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Kecamatan, serta Tim Pelaksana UKS di satuan
pendidikan dalam mendukung pelaksanaan KSS. Untuk
mengoptimalisasi peran Tim Pembina UKS dan Tim Pelaksana UKS
perlu dilakukan peningkatan kompetensi SDM melalui kegiatan
pelatihan, bimbingan teknis, atau kegiatan sejenis lainnya. Bagi
daerah yang belum terbentuk Tim Pembina UKS perlu dibentuk Tim
Pembina UKS dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala
Daerah.
d. Melaksanakan Kampanye Sekolah Sehat melalui berbagai bentuk
kegiatan dan media.
e. Membangun kemitraan pelaksanaan KSS dengan semua pemangku
kepentingan, baik dari unsur pemerintah, non pemerintah maupun
seluruh lapisan masyarakat.
f. Dalam melaksanakan KSS agar mengacu pada Pedoman KSS yang
dapat diakses melalui laman https://uks.kemdikbud.go.id pada menu
Sekolah Sehat.
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat

7/22/2025
49

SE KEMENDAGRI
1.Internalisasi program
imunisasi dalam RKPD 2024
dan RPMD/RPD 2024-2026
2.Revitalisasi program
imunisasi dg optimalisasi
peran LKD koordn dan
kolaborasi dengan TNI Polri
3.Optimalisasi Upaya promosi
dan edukasi
4.Peningkatan kapasitas
pengelola imunisasi melalui
pelatihan, orientasi dan
supervise secara berkala
5.Bupati dan Walikota
menginstruksikan Camat
untuk evaluasi PWS
Imunisasi setiap bulan dan
rutin, pelaporan melalui ASIK
dan SMILE
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat

SURAT DIRJEN PENDIS KEMENAG
51
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat

SURAT TINDAKLANJUT DIRJEN P2P
52
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat

Pemeriksaan Status Imunisasi Peserta Didik
[Pada Juknis Pelaksanaan BIAS]
Alur pemeriksaan status imunisasi:
•Pemeriksaan status imunisasi
dilakukan terhadap semua
peserta didik baru atau kelas 1
SD/MI/bentuk lain yang sederajat
segera setelah tahun ajaran baru
dimulai.
•Pemeriksaan status imunisasi
bertujuan untuk memastikan
kelengkapan imunisasi setiap
peserta didik pada usia bayi dan
baduta.
•Status imunisasi anak yang tidak
lengkap diberikan rekomendasi
agar melengkapi imunisasi sesuai
dengan jenis antigen dan usia
pemberian imunisasi
•Dapat dilaksanakan di puskesmas
atau di fasyankes lain secara
mandiri

Pemeriksaan Status Imunisasi Rutin
Tujuan Mengetahui kelengkapan imunisasi rutin saat balita
Sasaran kegiatan Anak kelas 1 SD/sederajat
Metode Kuesioner mandiri
Pertanyaan Apakah anak pernah mendapatkan masing-masing imunisasi sbb:
Hepatitis B, BCG, Polio 1 – 4; DPT-HB-Hib 1 – 4; IPV; dan Campak Rubella
1 – 2
Jawab (sudah/belum) berdasarkan catatan imunisasi atau
berdasarkan ingatkan orang tua
Hasil pemeriksaan 1.Lengkap (Jika anak mendapatkan semua vaksin tsb di atas)
2.Tidak Lengkap (Jika anak tidak mendapatkan minimal salah satu
jenis vaksin tsb)
Tindak lanjut 1.Jika lengkap, Beri edukasi untuk terapkan pola hidup bersih dan
sehat serta ikuti imunisasi saat Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
2.Jika tidak lengkap, beri edukasi untuk lengkapi imunisasi dengan
melakukan imunisasi kejar di puskesmas atau fasyankes lainnya.
Pemeriksaan Status Imunisasi
pada Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) Anak Sekolah
(1)

Pemeriksaan Status Imunisasi HPV
Tujuan Mengetahui apakah anak sudah pernah mendapatkan imunisasi HPV
minimal 1 dosis
Sasaran kegiatan Anak perempuan kelas 9 SMP/sederajat
Metode Kuesioner mandiri
Pertanyaan Apakah sudah pernah mendapatkan imunisasi HPV minimal satu dosis?
Jawab (sudah/belum) berdasarkan catatan imunisasi atau
berdasarkan ingatkan
Hasil pemeriksaan 1.Sudah imunisasi HPV
2.Belum imunisasi HPV
Tindak lanjut 1.Sudah : Beri edukasi untuk terapkan pola hidup bersih dan sehat
2.Belum : Beri edukasi untuk mendapatkan imunisasi HPV saat BIAS
atau di puskesmas atau fasyankes lainnya
Pemeriksaan Status Imunisasi
pada Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) Anak Sekolah
(2)

Aturan Pemberian Imunisasi Kejar(1)
56
Jenis
Imunisasi
Jumlah Dosis
Lengkap
Usia Sasaran Imunisasi Kejar
Bayi (0-11 bulan) Balita (12-59 bulan) Anak Sekolah
BCG 1 dosis Paling lambat usia 11
bulan (<1 tahun)
- -
OPV 4 dosis Interval minimal antar dosis
adalah 4 minggu
Interval minimal antar dosis adalah 4
minggu
Interval minimal antar dosis
adalah 4 minggu
IPV 2 dosis Interval minimal antar dosis
adalah 4 bulan
Interval minimal antar dosis adalah 4
bulan
DPT-HB-Hib Usia bayi: 3 dosis
Usia balita: 4 dosis
Interval minimal antar dosis
adalah 4 minggu
Interval minimal:
●dosis pertama dan kedua: 1 bulan
●dosis kedua dan ketiga: 6 bulan
●dosis ketiga dan keempat: 12
bulan
-
Campak Rubela Usia bayi: 1 dosis
Usia balita: 2 dosis
Anak usia sekolah: 2
dosis (jika belum pernah)
Segera saat datang ke
tempat pelayanan
Interval minimal antar dosis adalah 6
bulan
Interval minimal antar dosis
adalah 6 bulan
JE 1 dosis Hanya di daerah endemisHanya di daerah endemis -

Aturan Pemberian Imunisasi Kejar(2)
57
Jenis
Imunisasi
Jumlah Dosis
Lengkap
Usia Sasaran Imunisasi Kejar
Bayi (0-11 bulan) Balita (12-59 bulan) Anak Sekolah
PCV 3 dosis ●2 dosis pada bayi, ditambah 1
dosis pada usia >12 bulan.
●Interval minimal antar dosis:
-Dosis pertama dan kedua: 4
minggu
-Dosis kedua dan ketiga: 8
minggu
●Usia 12-24 bulan: 2
dosis
●Usia 24-59 bulan 1
dosis
●Interval minimal
antar dosis adalah 8
minggu
-
Rotavirus 3 dosis Interval minimal antar dosis 4
minggu sampai sebelum usia 7
bulan
- -
Td 2 dosis - - Interval minimal 1 tahun
sampai dengan usia sekolah
kelas 6 SD/sederajat
HPV 1 dosis - - Anak perempuan kelas 6 dan
usia 15 tahun (kelas 9) yang
belum pernah
mendapatkanimunisasiHPV.
Tags