Outline
Karakteristik Persediaan (Inventory)
Fungsi Utama Persediaan
Pembiayaan Persediaan
Perencanaan Persediaan
Karakteristik
Persediaan
Persediaan pada Tingkat Produsen
Produsen menanggung risiko jangka panjang, karena harus mengelola:
Bahan baku (raw materials)
Barang dalam proses (work-in-process/WIP)
Barang jadi (finished goods)
Kadang produsen harus menempatkan stok di gudang pelanggan (consignment stock), yang memperbesar beban risiko. Produk yang dihasilkan
cenderung lebih sempit dalam variasi (narrow), namun dalam jumlah yang besar dan disimpan lebih lama (deep & long-term).
Persediaan pada Tingkat Distributor/Wholesaler
Distributor membeli dalam jumlah besar dari produsen dan menjual dalam jumlah kecil ke retailer.
Risiko meningkat jika harus menyimpan stok jauh sebelum musim penjualan (misalnya produk musiman).
Lebar produk bertambah seiring dengan tuntutan pasar, namun jumlah barang dan durasi risiko tetap tinggi.
Tekanan dari retailer memaksa distributor untuk menanggung risiko inventori lebih besar (depth & duration meningkat).
Karakteristik
Persediaan
Persediaan pada Tingkat Retailer
Retailer fokus pada kecepatan perputaran barang (inventory turnover) dan profitabilitas produk. Risiko lebar (width): menangani ribuan SKU, namun
tidak mendalam dalam satu jenis produk.
Supermarket: >30.000 SKU
Toko diskon: >25.000 SKU
Department store: >50.000 SKU
Strategi: meminimalkan risiko dengan menekan produsen dan distributor agar mengelola lebih banyak stok, serta menuntut pengiriman cepat dan
produk campuran (mixed shipment). Retailer khusus (specialty store) cenderung punya variasi lebih sempit, tetapi menyimpan lebih lama dan dalam
jumlah lebih besar pada produk tertentu (depth & duration lebih tinggi).
Inventori sebagai Investasi Strategis
Idealnya, sistem produksi merespons langsung spesifikasi pelanggan tanpa stok (zero inventory).
Namun, dalam praktiknya, zero inventory sulit diterapkan karena pertimbangan biaya total dan kecepatan pelayanan.
Setiap investasi dalam inventori merupakan trade-off dengan potensi penggunaan aset lain yang bisa memberikan imbal hasil lebih baik.
Inventori harus dilihat sebagai aset modal yang harus memberikan return terhadap investasi tersebut.
4 Fungsi Utama
Persediaan
Spesialisasi Geografis
Memungkinkan produk ditempatkan dekat dengan lokasi pelanggan
Mengurangi waktu pengiriman dan meningkatkan pelayanan
Decoupling
Memisahkan proses yang saling bergantung (produksi, distribusi, dll.)
Menjaga kelancaran operasi antar unit yang berbeda
Menyeimbangkan Permintaan dan Pasokan
Inventori memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan musiman
atau fluktuatif
Dibutuhkan proyeksi dan pengalaman historis untuk menyusun rencana
inventori musiman
Buffering Ketidakpastian
Mengantisipasi gangguan pasokan atau permintaan tak terduga
Termasuk safety stock sebagai cadangan untuk menjaga kelancaran
pelayanan
Pembiayaan
Persediaan
Capital Cost (Biaya Modal)
Inventory Carrying Cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan atau menyimpan persediaan. Biaya ini dihitung dengan
mengalikan persentase biaya penyimpanan tahunan dengan nilai rata-rata persediaan. Penilaian nilai persediaan biasanya dilakukan berdasarkan
harga beli atau biaya manufaktur standar, bukan harga jual. Berikut ini adalah komponen-komponen yang ada dalam biaya persediaan ini;
Biaya dari modal kerja yang tertahan dalam bentuk persediaan.
Umumnya dinilai berdasarkan bunga pinjaman (misalnya suku bunga acuan) atau target imbal hasil perusahaan (hurdle rate).
Modal yang digunakan untuk inventori mengurangi peluang investasi lainnya.
Taxes (Pajak)
Pajak yang dikenakan atas inventori yang disimpan di gudang, sesuai ketentuan pajak daerah.
Dihitung berdasarkan nilai inventori pada tanggal tertentu atau rata-rata selama periode waktu.
Insurance (Asuransi)
Biaya proteksi terhadap risiko kerusakan, kehilangan, atau pencurian.
Biaya ditentukan oleh jenis produk dan fasilitas penyimpanan (misalnya, nilai tinggi, mudah rusak, rawan dicuri).
Pembiayaan
Persediaan
Obsolescence (Keusangan)
Kerugian akibat produk; melewati masa berlaku, atau tidak relevan lagi karena model/fashion baru
Diukur berdasarkan pengalaman masa lalu dalam bentuk diskon besar, donasi, atau kerusakan produk.
Storage (Penyimpanan Fisik)
Biaya yang terkait dengan penggunaan ruang gudang (bukan biaya penanganan barang).
Dihitung berdasarkan: luas atau volume ruang yang digunakan, lama waktu penyimpanan dan metode pembebanan (gudang milik sendiri vs.
sewa/publik)
Perencanaan
Persediaan
Kapan Harus Melakukan Pemesanan (When to Order)
Menentukan waktu yang tepat untuk memesan ulang persediaan. Ditentukan berdasarkan:
Rata-rata permintaan (demand average)
Rata-rata waktu pengiriman (lead time average)
Variasi dalam permintaan dan kinerja pengiriman (variability)
Berapa Banyak yang Harus Dipesan (How Much to Order)
Menentukan jumlah ideal pemesanan untuk setiap siklus. Biasanya dihitung dengan metode seperti:
Economic Order Quantity (EOQ)
Berdasarkan kebutuhan konsumsi, biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan
Pengendalian Inventori (Inventory Control)
Menentukan proses dan metode untuk memonitor serta mengelola status inventori secara akurat dan real-time. Melibatkan:
Pencatatan transaksi masuk dan keluar
Audit dan stock opname berkala
Penggunaan sistem seperti WMS (Warehouse Management System) atau ERP
Reorder Point
Kapan Harus Melakukan Pemesanan
Reorder Point (Uncertainty)
Kapan Harus Melakukan Pemesanan
Economic Order Quantity
Berapa Banyak yang Harus Dipesan?
Economic Order Quantity
Berapa Banyak yang Harus Dipesan?