Perbedaan-Hasil-Laboratorium-dan-Patofisiologi-Cholelithiasis-and-Choledocholithiasis[1].pdf

DominikusSavioWira2 6 views 11 slides Oct 31, 2025
Slide 1
Slide 1 of 11
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11

About This Presentation

Dd


Slide Content

Perbedaan Hasil
Laboratorium dan
Patofisiologi
Cholelithiasis &
Choledocholithiasis
Presentasi ini akan menguraikan perbedaan mendasar antara cholelithiasis (batu
empedu di kantung empedu) dan choledocholithiasis (batu empedu di saluran empedu
utama), mencakup patofisiologi, temuan laboratorium, gambaran klinis, serta implikasi
penatalaksanaan. Pemahaman yang jelas tentang kondisi ini sangat penting untuk
diagnosis yang akurat dan intervensi yang tepat waktu.

Definisi Singkat
Cholelithiasis
Cholelithiasis mengacu pada kondisi medis di mana terjadi pembentukan batu
padat di dalam kantung empedu. Batu-batu ini, yang sering disebut batu
empedu, dapat bervariasi dalam ukuran dan komposisi, terbentuk dari endapan
kolesterol, pigmen empedu, atau campuran keduanya. Keberadaan batu ini
seringkali asimtomatik, tetapi dapat menyebabkan gejala serius jika menyumbat
saluran atau menyebabkan peradangan.
Choledocholithiasis
Choledocholithiasis adalah kondisi yang lebih serius di mana batu empedu
bermigrasi dari kantung empedu dan bersarang di saluran empedu umum
(common bile duct). Saluran ini bertanggung jawab mengalirkan empedu dari hati
dan kantung empedu ke usus halus. Obstruksi di saluran ini dapat menyebabkan
komplikasi parah seperti kolangitis (infeksi saluran empedu) atau pankreatitis
(peradangan pankreas).

Patofisiologi Cholelithiasis
Pembentukan batu empedu (cholelithiasis) sebagian besar disebabkan oleh supersaturasi kolesterol dalam cairan
empedu. Ketika konsentrasi kolesterol melampaui kapasitas kelarutan empedu, kristal kolesterol mulai terbentuk.
Proses ini diperparah oleh:
•Ketidakseimbangan antara kolesterol, garam empedu, dan fosfolipid.
•Penyerapan berlebihan elektrolit dan air dari empedu, yang meningkatkan konsentrasi komponen empedu.
•Gangguan motilitas kantung empedu, menyebabkan stasis empedu dan memungkinkan kristal untuk
mengendap dan tumbuh.
Batu empedu dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis:
•Batu Kolesterol:Terdiri dari >70% kolesterol, biasanya berwarna kuning kehijauan.
•Batu Pigmen:Terbagi menjadi batu hitam (dari polimerisasi garam kalsium bilirubin tak terkonjugasi) dan batu
coklat (dari kalsium bilirubinat dan sabun kalsium asam lemak).
•Batu Campuran:Paling umum, terdiri dari campuran kolesterol, kalsium bilirubinat, dan garam kalsium lainnya.
Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan cholelithiasis meliputi usia di atas 40 tahun, jenis kelamin wanita,
obesitas, diet tinggi lemak, dan tingkat aktivitas fisik yang rendah.
Faktor Risiko Utama
•Usia >40 tahun
•Wanita
•Obesitas
•Diet tinggi lemak
•Aktivitas fisik rendah

Patofisiologi Choledocholithiasis
Choledocholithiasis terjadi ketika batu empedu, yang sebagian besar terbentuk di
kantung empedu, bermigrasi dan bersarang di saluran empedu utama (common bile
duct).
Obstruksi yang disebabkan oleh batu di saluran empedu ini menyebabkan:
•Peningkatan Tekanan:
•Inflamasi:
•Kerusakan Hepatik:
•Komplikasi Pankreas:
Choledocholithiasis membawa risiko komplikasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan
cholelithiasis, termasuk kolangitis, pankreatitis akut, dan ikterus obstruktif, yang dapat
mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan cepat.

Hasil Laboratorium pada
Cholelithiasis
Pada kasus cholelithiasis di mana batu hanya berada di kantung empedu dan tidak
menyebabkan obstruksi atau peradangan akut, hasil pemeriksaan laboratorium darah
biasanya menunjukkan nilai yang normal. Ini adalah alasan mengapa banyak pasien
dengan cholelithiasis tetap asimtomatik selama bertahun-tahun.
USG Abdomen:
Namun, jika terjadi komplikasi seperti kolesistitis akut (peradangan kantung empedu
akibat obstruksi duktus sistikus oleh batu), maka akan ada perubahan pada hasil
laboratorium:
•Peningkatan Leukositosis:
•Peningkatan C-Reactive Protein (CRP):
•Sedikit Peningkatan Bilirubin:
•Enzim Hati:

Hasil Laboratorium pada Choledocholithiasis
Kombinasi peningkatan bilirubin direk, ALP, dan GGT adalah indikator kuat adanya obstruksi bilieryang disebabkan oleh choledocholithiasis.
Secarasignifikanmemengaruhi hasillaboratorium karena
terganggunya aliranempedu (peningkatan )
a.SerumBilirubintotaldanDirek→Ikterik
a.AlkalinePhosphatase (ALP) dan Gamma -Glutamyl Transferase
(GGT) →pada choledoholithiasis,ALPdanGGTmenunjukkan
peningkatan yang signifikandan seringkalijauhlebihtinggi
dibandingkan cholelithiasis tanpaobstruksi. Nilai GGT > 90 U/L sangat
Sensitifdanspesifikuntukadanyabatudisaluranempedu.
c.EnzimHepar(SGOT/SGPT) →akanmeningkat apabilaterjadi
Komplikasiseperticholangitis atauhepatitis bilier.
d.Amilase-Lipase →Pankreatitisakut
e.Leukositosis→pada komplikasiseriuscholedocholithiasis →cholangitis

Perbandingan Klinis & Laboratorium
Tabel berikut merangkum perbedaan utama antara cholelithiasis dan choledocholithiasis berdasarkan parameter klinis dan hasil laboratorium.
Lokasi Batu Kantung empedu Saluran empedu utama
Gejala Utama Nyeri kolik bilier, sering ringan, dispepsia Nyeri hebat, ikterus (kuning), demam, mual, muntah
Bilirubin Serum Normal atau sedikit meningkat Meningkat jelas (dominan direk)
ALP & GGT Normal atau sedikit meningkat Meningkat signifikan
Leukosit Normal atau sedikit meningkat Meningkat jika infeksi (kolangitis)
Amilase & Lipase Normal Meningkat jika pankreatitis

Gambaran Ultrasonografi
Ultrasonografi (USG) adalah metode pencitraan non-invasif yang sangat berharga dalam mendiagnosis baik cholelithiasis maupun choledocholithiasis. USG
dapat memberikan informasi real-timetentang keberadaan batu dan status saluran bilier.
Cholelithiasis
•Batu empedu terlihat sebagai struktur hiperekoik (terang) di dalam lumen kantung empedu.
• Batu biasanya disertai dengan bayangan akustik posterior (shadowing), yang merupakan tanda khas.
• Batu cenderung bergerak dengan perubahan posisi pasien.
• Dinding kantung empedu mungkin menebal jika ada peradangan (kolesistitis).
• Tidak ada dilatasi saluran empedu di luar kantung empedu jika tidak ada obstruksi.
Choledocholithiasis
• Batu terlihat di saluran empedu utama (Common Bile Duct -CBD) sebagai struktur hiperekoik.
• Seringkali disertai bayangan akustik posterior, mirip dengan batu di kantung empedu.
• Tanda paling penting adalah dilatasi (pelebaran) saluran empedu proksimal terhadap lokasi obstruksi batu.
• Diameter CBD >6 mm (tanpa kolesistektomi sebelumnya) atau >10 mm (dengan kolesistektomi sebelumnya)
adalah indikator dilatasi.
• Bisa juga ada gambaran lumpur empedu di dalam saluran.
Meskipun USG sangat membantu, ERCP atau MRCP mungkin diperlukan untuk konfirmasi dan penanganan choledocholithiasis, terutamajika temuan USG tidak konklusif.

Komplikasi dan Implikasi Klinis
Cholelithiasis
•Sebagian besar pasien asimtomatikdan tidak pernah mengalami komplikasi.
•Komplikasi paling umum adalah kolesistitis akut, terjadi ketika batu menyumbat
duktus sistikus, menyebabkan peradangan dan infeksi kantung empedu.
•Dapat berkembangmenjadi empiema atau gangren kantung empedu
jikatidak diobati.
•Risiko yang lebih jarang termasuk fistula kolesistoenterik dan ileus batu empedu.
Choledocholithiasis
•Memiliki risiko komplikasi yang jauh lebih tinggi dan lebih serius
karenaobstruksi saluran empedu utama.
•Kolangitis
•PankreatitisAkut
•IkterusObstruktif
•Sirosis BilierSekunder

Penatalaksanaan Berdasarkan Diagnosis
Penatalaksanaan cholelithiasis dan choledocholithiasis sangat bergantung pada diagnosis yang akurat dan adanya gejala atau komplikasi.
Cholelithiasis Simptomatik
Untukpasiendengancholelithiasisyangmengalamigejala(misalnyanyerikolikbilier),
standaremaspenatalaksanaanadalahlaparoskopikolesistektomi(pengangkatan
kantungempedumelaluibedahminimalinvasif).Inimenghilangkansumberbatu
empedudanmencegahkomplikasidimasadepan.Batuberukuranbesar:Batudiatas
15–20mmdikantungempedu,ataubatutunggalberukuran>2cm
Cholelithiasis Asimtomatik
Pasiendenganbatuempeduasimtomatikumumnyatidakmemerlukanintervensibedahdanhanya
dipantau.Namun,pengecualianberlakuuntukkelompokrisikotinggi(misalnyapasiendengan
kantungempeduporselen,batubesar>3cm,ataucalontransplantasiorgan)yangmungkin
direkomendasikanuntukkolesistektomielektif.
Choledocholithiasis
Penatalaksanaancholedocholithiasismelibatkanekstraksibatudarisaluranempeduutama,diikuti
olehkolesistektomijikakantungempedumasihada.Prosedurpilihanuntukekstraksibatuadalah
EndoscopicRetrogradeCholangiopancreatography(ERCP),dimanabatudapatdiambilatau
dihancurkan.Setelahbatuberhasildikeluarkan,kolesistektomi(seringkalilaparoskopi)biasanya
direkomendasikanuntukmencegahmigrasibatulebihlanjutdarikantungempedu.
Terapi Suportif
Pada semua kasus, terapi suportif, termasuk manajemen nyeri dan antibiotikjika ada
infeksi (terutama pada kolangitis), sangat penting. Pengobatan konservatif dengan
obat-obatan (misalnya ursodeoxycholic acid) jarang efektif untuk melarutkan batu
yang sudah terbentuk dan hanya dipertimbangkan pada kasus yang sangat spesifik.
Tags