EFEKTIVITAS BAWANG PUTIH
VS. PENGAWET KIMIA DALAM
MENGHAMBAT
PERTUMBUHAN JAMUR PADA
ROTI PRESENTASI Oleh : Uswatun Hasanah KELAS: XII - Abu Bakar Ash-Shiddiq
GURU Pembimbing : Aisah Fadiah, S. PdSMA ISLAM PARLAUNGAN
WARU SIDOARJO
SEMINAR PROPOSAL 1. roti sebagai pangan strategis. Rosell, C. M. (2011).
2. kerentanan terhadap jamur. Magan, N., & Aldred, D.
(2007).
3. dampak serius terhadap kontaminasi jamur. Marín, S.,
Ramos, A. J., Cano-Sancho, G., & Sanchis, V. (2013).
4. solusi konvensional. Suhr, K. I., & Nielsen, P. V. (2004).
5. kekhawatiran konsumen modern. Varela, P. (2017).
6. permintaan akan bahan alami. Ferreira, I. C. F. R.
(2014).
7. potensi bahan alami. Worobo, R. W. (2018). Latar Belakang
1.
roti normal roti berjamur
SEMINAR PROPOSAL Bagaimana efektivitas ekstrak bawang putih dalam
menghambat pertumbuhan jamur pada roti?
Rumusan Satu
RUMUSAN
MASALAH
01.
03.
Bagaimana perbandingan efektivitas antara ekstrak bawang
putih dan pengawet kimia dalam menghambat pertumbuhan
jamur pada roti?
Rumusan Tiga
02.
Bagaimana efektivitas pengawet kimia (kalsium propionat)
dalam menghambat pertumbuhan jamur pada roti?
Rumusan Dua
SEMINAR PROPOSAL TUJUAN PENELITIAN
01.
Untuk Menganalisis efektivitas
berbagai konsentrasi ekstrak
bawang putih dalam
menghambat pertumbuhan
jamur pada roti.
TUJUAN SATU
02.
Untuk Menganalisis efektivitas
berbagai konsentrasi
pengawet kimia (kalsium
propionat) dalam
menghambat pertumbuhan
jamur pada roti.
TUJUAN DUA
03.
Untuk Membandingkan
efektivitas antara ekstrak
bawang putih dan pengawet
kimia tersebut untuk
menentukan mana yang
lebih optimal dalam
menghambat pertumbuhan
jamur pada roti.
TUJUAN TIGA
SEMINAR PROPOSAL MANFAAT PENELITIAN
01.
AGAR DAPAT DIKETAHUI
DATA ILMIAH DAN
PENGETAHUAN BARU
MENGENAI POTENSI
SENYAWA BIOAKTIF
DARI BAWANG PUTIH
SEBAGAI ANTIJAMUR
ALAMI PADA PRODUK
PANGAN.
02.
AGAR DAPAT
DIKETAHUI
ALTERNATIF SOLUSI
PENGAWETAN ALAMI
(CLEAN LABEL) YANG
DAPAT DITERAPKAN
UNTUK MEMPRODUKSI
ROTI DENGAN MASA
SIMPAN YANG LEBIH
PANJANG DAN LEBIH
AMAN.
AGAR DAPAT MENJADI
DASAR UNTUK
PENELITIAN LEBIH
LANJUT, SEPERTI
OPTIMASI FORMULASI,
UJI ORGANOLEPTIK,
DAN APLIKASI PADA
PRODUK PANGAN
LAINNYA.
03
SEMINAR PROPOSAL Roti sebagai Media Tumbuh Jamur
Roti merupakan produk pangan yang terbuat dari bahan dasar tepung terigu,
air, ragi, dan garam yang melalui proses fermentasi dan pemanggangan.
Kandungan nutrisi roti yang kaya, termasuk karbohidrat, protein, vitamin (terutama
vitamin B), dan mineral, menjadikannya media yang sangat ideal bagi
pertumbuhan mikroorganisme, termasuk kapang (jamur) (Hui et al., 2007).
Setelah proses pemanggangan, permukaan roti yang bersifat porous
(berongga) dan mengandung kelembaban sisa menjadi tempat yang subur bagi
spora jamur untuk berkecambah. Jamur yang umum tumbuh pada roti antara lain
dari genus Rhizopus (sering terlihat berwarna hitam), Penicillium (berwarna hijau
atau biru), dan Aspergillus (berwarna hijau, kuning, atau hitam) (Samson et al.,
2010). Pertumbuhan jamur pada roti tidak hanya menyebabkan kerusakan dari segi
estetika dan aroma, tetapi juga dapat menghasilkan mikotoksin (racun jamur) yang
berbahaya bagi kesehatan jika ter konsumsi (Magan & Aldred, 2007).
Faktor utama yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan jamur pada roti
adalah kelembaban udara, suhu ruangan, dan kebersihan selama penyimpanan.
Suhu ruang (25-30°C) merupakan kondisi optimal bagi pertumbuhan kebanyakan
kapang.
Landasan Teori 1
SEMINAR PROPOSAL Bawang Putih dan Senyawa Antijamur
Bawang putih (Allium sativum L.) telah lama dikenal tidak hanya sebagai bumbu
masakan tetapi juga sebagai tanaman obat. Efek antimikroba dan antijamur dari
bawang putih terutama berasal dari senyawa organosulfur yang dihasilkan ketika
bawang putih dihancurkan atau diiris.
Mekanisme utamanya adalah ketika bawang putih mentah dihancurkan, enzim
alliinase mengubah alliin (senyawa tidak berbau) menjadi allicin. Allicin inilah yang
bersifat tidak stabil dan memiliki aktivitas antimikroba yang sangat kuat (Block,
2010). Allicin dapat menghambat pertumbuhan jamur dengan cara merusak
membran sel jamur dan menghambat enzim-enzim penting yang dibutuhkan untuk
metabolisme dan pertumbuhan jamur (Ankri & Mirelman, 1999).
Beberapa penelitian telah membuktikan efektivitas ekstrak bawang putih
dalam menghambat pertumbuhan berbagai jenis jamur, seperti Candida albicans
dan Aspergillus spp. (Lemar et al., 2002). Hal ini menunjukkan potensi besar bawang
putih sebagai agen pengawet alami untuk melindungi makanan dari kerusakan
akibat jamur.
Landasan Teori 2
SEMINAR PROPOSAL 01.
METODE SATU
01.
METODE SATU
HipotesisKami menduga bahwa bawang putih bisa
menghambat pertumbuhan jamur pada roti. Ini
karena bawang putih mengandung zat alami yang
bersifat seperti obat antijamur. Zat-zat ini
diperkirakan dapat mengganggu pertumbuhan
jamur sehingga roti tidak cepat berjamur.
Namun, kami memperkirakan pengawet kimia tetap
lebih efektif dibanding bawang putih. Semakin
banyak bawang putih yang digunakan, semakin
kuat efeknya menghambat jamur. Jadi meski tidak
sekuat bahan kimia, bawang putih tetap berpotensi
menjadi pengawet alami yang lebih aman.
SEMINAR PROPOSAL 01.
METODE SATU
01.
METODE SATU EKSPERIMEN
Metode PenelitianAlasan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan sebab-akibat antara pemberian
perlakuan (ekstrak bawang putih dan pengawet
kimia) dengan hasil (penghambatan jamur).
Dengan desain kontrol yang ketat, penelitian ini
dapat menyimpulkan efektivitas masing-masing
bahan.
SEMINAR PROPOSAL Desain Penelitian/Alur Penelitian Desain ini efisien dan langsung mengukur hasil
(pertumbuhan jamur) setelah perlakuan
diberikan, yang sesuai dengan tujuan
penelitian.
Keterangan Alur:
1.Persiapan: Membuat ekstrak, menyiapkan
media dan biakan jamur.
2.Perlakuan: Memotong roti, mensterilkannya,
lalu menyemprot dengan larutan perlakuan
yang telah diformulasi.
3.Inokulasi & Inkubasi: Memberikan spora
jamur pada semua sampel roti dan
menyimpannya dalam kondisi yang
mendukung pertumbuhan jamur.
4.Pengamatan: Mengamati dan mencatat
waktu munculnya koloni dan diameter
pertumbuhannya secara berkala.
5.Analisis Data: Mengolah data dengan
statistik untuk membandingkan efektivitas
antar perlakuan.
SEMINAR PROPOSAL Alat dan
BahanA. Alat Penelitian:
Alat Ekstraksi: Blender, timbangan
analitik, kain saring, corong
Alat Preparasi dan Aplikasi: Pipet
ukur, gelas beaker,
Alat Pengamatan: alat tulis untuk
pencatatan.
Perangkat Lunak: Microsoft Excel
untuk analisis data statistik. Bahan Utama:
Roti tawar putih (dari merek dan batch yang
sama).
Bawang putih segar (Allium sativum).
Pengawet kimia: Serbuk Kalsium Propionat
(C6H10CaO4).
Pelarut dan Bahan Kimia:
Etanol 70% (untuk sterilisasi) dan 96%
(sebagai pelarut ekstraksi).
Aquades.
SEMINAR PROPOSAL Jadwal PenelitianPenelitian ini direncanakan berlangsung selama 3 bulan.
Bulan pertama : Studi Literatur & Penyusunan Proposal,
menentukan latar belakang dan pembuatan judul,
Menyicil Alat & Bahan.
Bulan Kedua : Menyiapkan alat dam bahan secara
lengkap
Bulan ketiga : Pembuatan Ekstrak Bawang Putih, Preparasi
Media & Biakan Jamur, Pelaksanaan Eksperimen,
Perlakuan & Inkubasi, Pengamatan Data, Penyusunan
Laporan dan terakhir Seminar Hasil.
SEMINAR PROPOSAL Instrumen PenelitianWaktu Awal Munculnya Koloni Jamur
(Hari): Hari pertama kali koloni jamur
terlihat oleh mata. Persentase Roti yang
Berjamur (%): Jumlah
sampel roti dalam satu
kelompok yang ditumbuhi
jamur. Diameter Pertumbuhan Koloni
Jamur (mm): Diukur menggunakan
penggaris/mikrometer pada hari
pengamatan yang telah
ditentukan. Skor Pertumbuhan Jamur
(Skala 0-4): Untuk analisis
semi-kuantitatif.
Lembar Harian