ASESMEN NASIONAL Disajikan oleh: Dwi Margiyani , S.Pd,M.Pd MATERI BIMTEK DARI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDID I KAN PROVINSI JAWA TENGAH
KOMPETENSI DAN INDIKATOR KETERCAPAIAN Kompetensi : Memahami latar belakang kebijakan asesmen nasional , kebijakan asesmen nasional , asesmen kompetensi minimum, survei karakter , survei lingkungan belajar dan mampu mengimplementasikan dalam satuan Pendidikan sebagai upaya peningkatan mutu Pendidikan di satuan Pendidikan . Indikator Ketercapaian : Setelah selesai mengikuti Bimtek , peserta dapat : Memahami kebijakan asesmen nasional Memahami dan melaksanakan asesmen kompetensi minimum (AKM). Memahami dan melaksanakan penguatan karakter profil pelajar pancasila . Memahami dan melaksanakan program lingkungan sekolah pendukung proses belajar .
ALUR KEGIATAN Overview PAPARAN MATERI DISKUSI LK Kebijakan asesmen nasional Asesmen komptensi minimum (AKM) Survei karakter Survei lingkungan belajar RTL
KEBIJAKAN ASESMEN NASIONAL (AN) 01
Konsisten sebagai salah satu negara dengan peringkat hasil PISA terendah Skor PISA yang stagnan dalam 10-15 tahun terakhir Namun demikian, selisih skor dengan rata- rata skor OECD sudah sedikit meningkat Skor PISA dan Peringkat (#; 2000-2018) 1 Tren dan permasalahan hasil belajar pendidikan dasar dan menengah 1995 2000 2005 2010 2015 2020 525 475 425 +122 +129 Membaca 375 +139 +115 500 450 400 Matematika 350 Sains 1995 2000 2005 2010 2015 2020 1995 2000 2005 2010 2015 2020 500 450 400 +101 OECD Indonesia 2018 Peringkat: 72 dari 77 2018 Peringkat: 72 dari 78 2018 Peringkat: 70 dari 78 70% siswa berada di bawah kompetensi minimum 71% siswa berada di bawah kompetensi minimum 60% siswa berada di bawah kompetensi minimum 1.1 Latar Belakan Kebijakan Asesmen Nasional
Perundungan (% siswa; 2018) 41% 23% 41% siswa Indonesia dilaporkan mengalami perundungan beberapa kali dalam sebulan (vs. 23% rata-rata OECD) Siswa yang sering mengalami perundungan memiliki skor 21 poin lebih rendah dalam membaca 1 , merasa sedih , ketakutan , dan kurang puas dengan hidupnya . Mereka juga memiliki kecenderungan membolos sekolah Pola pikir untuk berkembang (% siswa; 2018) 29% 63% Siswa dengan pola pikir berkembang memiliki skor 32 poin lebih tinggi dalam membaca 1 , mengekspresikan ketakutan terhadap kegagalan yang lebih rendah , lebih termotivasi dan ambisius , menjadikan pendidikan sebagai hal yang penting Hanya 29% siswa Indonesia setuju bahwa ‘ kepandaian adalah sesuatu yang bisa berubah banyak’ (vs. 63% rata-rata OECD) 2 Tren dan permasalahan hasil belajar pendidikan dasar dan menengah
Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) Ujian Nasional (UN) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi 3 Pokok-pokok Kebijakan Merdeka Belajar
1.2 Konsep Asesmen Nasional adalah pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang dasar dan menengah. dirancang untuk memantau dan mengevaluasi sistem pendidikan jenjang dasar dan jenjang menengah.
Apa dasar Penyelenggaraan Asesmen Nasional? Pasal 57(1): “Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.” Pasal 59(1): “ Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan evaluasi terhadap pengelola , satuan , jalur , jenjang , dan jenis pendidikan.” Mengacu pada
Kebijakan Asesmen Nasional Pemetaan dan potret mutu SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/K/MA di semua daerah. Hasil dan atau dampaak yang diharapkan AN dilaksanakan di semua sekolah/madrasah dan program pendidikan kesetaraan . AN dilaksanakan setiap tahun dan dilaporkan pada setiap sekolah/madrasah dan pemda. (a) Kinerja sistem terpantau secara berkala , dan (b) hasil AN digunakan untuk evaluasi diri . AN 2021 digunakan sebagai baseline , tanpa konsekuensi pada guru, sekolah, dan pemda. Mengurangi kecemasan pemangku kepentingan dan menghilangkan tekanan untuk curang. KEBIJAKAN ASESMEN, HASIL DAN/ATAU DAMPAK YANG DIHARAPKAN
Kebijakan Asesmen Nasional (a) Evaluasi kinerja diyakini lebih adil karena memperhitungkan posisi awal yang beragam, dan (b) mendorong orientasi pada perbaikan , bukan pada perbandingan antar sekolah/daerah. Hasil dan atau dampaak yang diharapkan Evaluasi kinerja tidak hanya berdasarkan skor rerata tapi juga perubahan skor atau trend dari satu tahun ke tahun berikutnya. AN hanya diikuti sebagian ( sampel ) murid yang dipilih secara acak dari kelas 5, 8, dan 11 di setiap sekolah/madrasah. (a) Menegaskan bahwa AN bukan evaluasi individu murid , dan (b) tidak menambah beban murid kelas 6, 9 dan 12. KEBIJAKAN ASESMEN, HASIL DAN/ATAU DAMPAK YANG DIHARAPKAN
APA PENTINGNYA ASESMEN NASIONAL? Tidak hanya berorientasi pada pencapaian siswa dalam menguasai materi pelajaran dan nilai ujian akhir. Difokuskan pada pencapaian kompetensi siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap . Tantangan abad ke-21 dimana siswa harus memiliki : Keberhasilan sistem pendidikan kecakapan hidup untuk bekerja dan berkontribusi pada masyarakat. kecakapan belajar dan berinovasi kecakapan menggunakan TI Profil Pelajar Pancasila
Komponen Asesmen Nasional Asesmen Kompetensi Minimum Survei Karakter Survei Lingkungan Belajar Mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran Mengukur literasi membaca dan numerasi sebagai hasil belajar kognitif Mengukur sikap, kebiasaan, nilai-nilai ( values ) sebagai hasil belajar non kognitif AN menghasilkan potret komprehensif yang berguna bagi sekolah/madrasah dan Pemda untuk melakukan evaluasi diri dan perencanaan perbaikan mutu pendidikan.
Literasi membaca dan numerasi adalah kompetensi mendasar yang diperlukan semua murid untuk bisa belajar sepanjang hayat dan berkontribusi pada masyarakat. AKM Literasi-Numerasi Karakter sulit diukur secara mendalam dalam asesmen berskala besar. Meski demikian, Survei Karakter dapat memberi informasi berharga tentang sikap , nilai , dan kebiasaan yang mencerminkan Profil Pelajar Pancasila . Survei Lingkungan Belajar mengukur (a) kualitas pembelajaran, (b) iklim keamanan dan inklusivitas sekolah , (c) refleksi guru , (d) perbaikan praktik pengajaran , dan (e) latar belakang keluarga murid . Survei Karakter Survei Lingkungan Belajar Pengukuran literasi dan numerasi mendorong guru untuk lebih berfokus pada pengembangan daya nalar daripada pengetahuan konten yang luas tapi dangkal. Survei Karakter memberi sinyal bahwa sekolah perlu memperhatikan tumbuh kembang murid secara utuh , mencakup dimensi kognitif, afektif dan spiritual. Informasi dari Survei Lingkungan Belajar berguna untuk melakukan diagnosis masalah dan perencanaan perbaikan pembelajaran oleh guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan.
Perbedaan soal UN dan AN Aspek UN AN Format soal PG dan isian singkat PG, PG kompleks, Menjodohkan, Isian singkat, dan Uraian Komposisi Pengetahuan 40%, aplikasi 40%, penalaran 20% Pengetahuan 20%, aplikasi 50%, penalaran 30% Konteks 50% soal UN tidak menggunakan konteks Semua soal diberikan konteks (personal, sosial budaya, sains) Teks untuk Stimulus Soal Panjang 2-3 paragraf (100 kata), sedikit ilustrasi. Hanya 1 teks untuk menjawab satu soal Panjang bergradasi sesuai kelas. Di kelas 11 panjang teks sampai 700 kata. Teks disertai ilustrasi dan infografis, terdapat soal-soal yang memerlukan pemahaman multiteks Format Jawaban Semua jawaban tunggal Disediakan soal dengan jawaban terbuka Administrasi Pelaksanaan Berbasis Komputer CBT Berbasis Komputer MSAT
Tujuan Asesmen Nasional 16 untuk memotret mutu sekolah memberi gambaran sekolah yang efektif penunjuk arah tujuan dan praktik pembelajaran untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan ASESMEN NASIONAL 1 2 3 4
BERBASIS KOMPUTER DAN BERSIFAT ADAPTIF Pertanyaan yang disajikan pada AKM bergantung kemampuan siswa 1.3 PELAKSANAAN ASESMEN NASIONAL (AN)
Setiap peserta mengerjakan soal dalam tiga stage (tahap), setiap tahap terdiri dari 12 soal Peserta wajib menyelesaikan setiap tahap tersebut untuk dapat melanjutnya ke stage selanjutnya Diakhir tiap stage peserta mendapatkan hasil penilaian yang sudah diselesaikan, dengan ketentuan : Jika siswa menjawab benar >= 50 % maka siswa menerima soal pada stage 2 dengan tingkat kesukaran lebih tinggi (kenaikan satu level) Jika siswa menjawab benar < 50 % maka siswa menerima soal pada stage 2 dengan tingkat kesukaran lebih rendah namun tidak menurunkan level soal Metode Penilaian pada AKM (MSAT)
Kepesertaan – Peserta Didik 19 Pendidikan formal Peserta Keterangan SD/MI/SDLB sederajat Kelas 5 (maksimal 30 siswa) Siswa berbasis sampel yang ditentukan secara acak oleh Kemdikbud Untuk sampel jenjang SD/MI/Paket A dan SMP/MTs/ Paket B ditentukan secara acak berdasarkan rombongan belajar Untuk sampel jenjang SMA/MA/Paket C ditentukan secara acak berdaasarkan program studi Untuk sampel jenjang SMK/MAK ditentukan secara acak berdasarkan kompetensi keahlian Tambahan 5 siswa cadangan Untuk satuan Pendidikan yang jumlah siswanya kurang atau sama dengan jumlah sampel, maka seluruh siswanya menjadi peserta AN dan tidak ada cadangan SPK dan SILN yang sudah memperoleh izin operasional mengikuti AN AN diikuti oleh Siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusi yang mampu mengerjakan asesmen secara mandiri Siswa SLB A, SLB C, SLB G tidak ikut AN SMP/MTs/SMPLB sederajat Kelas 8 (maksimal 45 siswa) SMA/MA/SMALB sederajat Kelas 11 (maksimal 45 siswa) SMK/MAK Kelas 11 (maksimal 45 siswa) Program Kesetaraan Paket A/Ula Kelas 5 Paket B/Wustha Kelas 8 Paket C/Ulya Kelas 11
Rancangan Jadwal Pelaksanaan Asesmen Nasional (AKM, Survei Karakter, Survei Lingkungan Belajar) 20 KEGIATAN SEPTEMBER OKTOBER I II III IV V I II III IV V AN Jenjang SMK 6 - 9 AN Paket C 6 - 9 AN Jenjang SMA 13 - 16 AN Jenjang SMP 27 -30 AN Paket B 27 -30 AN Jenjang SD 27 -30 AN Paket A 27 -30
Hari ke-1 Jenjang 21 Hari ke-2 SD/MI tes literasi 75 menit tes numerasi 75 menit survey karakter 20 menit survey lingkungan belajar 20 menit SMP/MTs SMA/MA SMK tes literasi 90 menit tes numerasi 90 menit survey karakter 30 menit survey lingkungan belajar 30 menit Alokasi Waktu
Sesi Pelaksanaan
Menentukan Hasil Asesmen Nasional Pelaporan hasil AN dielaborasikan dengan sumber data lain menjadi PROFIL/RAPOR pada level satuan pendidikan dan atau daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota); tidak untuk laporan individu peserta didik. Rata-rata skor literasi teks Persentase murid yang memiliki tingkat literasi membaca di atas standar minimum Indeks karakter murid yang mrnggambarkan profil pelajar pancasila Rata-rata skor numerasi Persentase murid yang memiliki tingkat numerasi di atas standar minimum Indeks mutu pembelajaran Indeks perbaikan pembelajaran Indeks keamanan satuan pendidikan Indeks inklusivitas satuan pendidikan Indeks pelibatan warga sekolah dan masyarakat AN AKM Literasi membaca AKM Literasi numerasi Survei karakter Survei Lingkungan Belajar
Hasil Asesmen Nasional 2021 digunakan sebagai (1) pemetaan awal ( baseline ) mutu sistem, serta (2) penyetaraan hasil belajar bagi peserta didik program kesetaraan. Hasil Asesmen Nasional 2021 tidak digunakan untuk menilai prestasi murid ataupun kinerja guru dan sekolah . Laporan hasil Asesmen Nasional 2021 diberikan kepada guru dan sekolah sebagai alat untuk melakukan evaluasi diri dan perbaikan pembelajaran. Murid, orangtua, guru, dan sekolah tidak perlu cemas dan tidak perlu melakukan persiapan khusus untuk menghadapi Asesmen Nasional. 1. Pemetaan mutu sistem pendidikan 2. Ujian penyetaraan Khusus untuk program pendidikan kesetaraan, Asesmen Nasional memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai alat pemetaan mutu dan ujian penyetaraan hasil belajar bagi peserta didik yang memerlukan. Yang digunakan sebagai ujian penyetaraan adalah AKM Literasi dan AKM Numerasi.
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) 02
2.1 Konsep Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid. Agar murid mampu mengembangkan kapasitas diri dan dapat berpartisipasi positif pada masyarakat. Potret Mutu Sekolah
Kompetensi apa yang dinilai pada AKM? 01 02 03 Berpikir logis-sistematis Bernalar menggunakan konsep dan pengetahuan yang telah dipelajari Memilah serta mengolah informasi Keterampilan literasi membaca Keterampilan literasi matematika (numerasi).
Tujuan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) untuk menghasilkan informasi yang memicu perbaikan kualitas belajar-mengajar , yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar murid informasi Pembelajaran berkualitas Prestasi
Bentuk soal AKM Survei Nasional AKM Kelas (dilaksanakan oleh guru di kelas) Pilihan Ganda (hanya 1 jawaban benar) 20% 20% Pilihan Ganda Kompleks (memberi tanda cek (√) dalam kotak, beberapa pernyataan yang dijawab ya-tidak/benar-salah, dll), jawaban benar lebih dari 1 60% 40% Menjodohkan 10% 10% Isian singkat/Jawaban singkat (angka, nama/benda yang sudah pasti) 5% 5% esai/uraian 5% 25% Bentuk dan Distribusi soal AKM berdasarkan bentuk soal
Berapa banyak soal yang akan dikerjakan murid saat AKM? Murid kelas V akan mengerjakan 30 soal untuk masing-masing literasi membaca dan numerasi. Murid kelas VIII dan XI akan mengerjakan 36 soal.
Kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks Literasi Membaca AKM Apa yang diukur Asesmen Kompetensi Minimum? Literasi Numerasi untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia agar dapat berkontribusi secara produktif di masyarakat. Kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.
Konten Proses kognitif Konteks Menemukan infomasi Interpretasi dan integrasi Evaluasi dan Refleksi Teks Informasi KOMPONEN Literasi Teks Literasi Numerasi Teks Sastra Bilangan Pengukuran dan Geometri Data dan Uncertainty Aljabar Pemahaman Aplikasi Penalaran Personal Sosial budaya Saintifik Personal Sosial budaya Saintifik Menunjukkan proses berpikir: menunjukkan aspek kehidupan atau situasi : Komponen Asesmen Kompetensi Minimum
AKM literasi membaca tidak hanya mengukur topik atau konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa tingkat proses kognitif. 2.2 AKM Literasi Membaca Konten Teks informasi : Teks yang bertujuan untuk memberikan fakta, data, dan informasi dalam rangka pengembangan wawasan serta ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah. Teks fiksi : Teks yang bertujuan untuk memberikan pengalaman mendapatkan hiburan, menikmati cerita, dan melakukan perenungan kepada pembaca.
Proses Kognitif Konteks Menemukan informasi: mencari, mengakses serta menemukan informasi tersurat dari wacana. Interpretasi dan integrasi: memahami informasi tersurat maupun tersirat, memadukan interpretasi antar bagian teks untuk menghasilkan inferensi. Evaluasi dan refleksi: menilai kredibilitas, kesesuaian maupun keterpercayaan teks serta mampu mengaitkan isi teks dengan hal lain di luar teks. Personal: berkaitan dengan kepentingan diri secara pribadi. Sosial Budaya: berkaitan dengan kepentingan antar individu, budaya dan isu kemasyarakatan. Saintifik: berkaitan dengan isu, aktivitas, serta fakta ilmiah baik yang telah dilakukan maupun futuristic .
Si Kikir dan Emasnya Cerita Rakyat oleh Aesop Seorang yang kikir menjual seluruh hartanya dan membeli segumpal emas yang dikuburnya di dalam sebuah lubang di samping sebuah dinding tua. Dia kemudian mengunjungi simpanannya itu setiap hari. Salah seorang anak buahnya memperhatikan hal ini dan memutuskan untuk mengintai gerak gerik si kikir. Anak buahnya ini kemudian mengetahui rahasia harta yang tersembunyi tersebut, dan mulai menggali, dan menemukan segumpal emas, dan dicurinya. Si kikir, pada kunjungan berikutnya, menemukan lubang yang sudah kosong dan mulai menarik-narik rambutnya dan meraung-meraung sejadi-jadinya. Seorang tetangga, yang melihat kejadian itu dan mengetahui apa penyebabnya, kemudian berkata, “Berdoalah dan jangan bersedih, ambillah segumpal batu, dan letakkan di dalam lubang itu, dan bayangkan seolah-olah emas itu masih berada di sana. Bagi kamu hal itu akan sama saja, karena sewaktu emas itu berada di sana, kamu tidak memilikinya, karena kamu sedikit pun tidak menggunakannya.” Contoh teks dengan konteks Personal
contoh teks dengan konteks Sosial budaya. PENGUMUMAN SUPERMARKET
contoh teks dengan konteks Saintifik.
STEP 02 STEP 01 STEP 03 FINAL Hasil AKM dilaporkan dalam empat kelompok yang menggambarkan tingkat kompetensi yang berbeda. Perlu Intervensi Khusus Minimum/ Dasar Baik/Cakap Mahir Urutan tingkat kompetensi AKM:
Uraian Tingkat Kompetensi Literasi Membaca Tingkat Kompetensi Uraian Perlu Intervensi Khusus Murid belum mampu menemukan dan mengambil informasi eksplisit yang ada dalam teks ataupun membuat interpretasi sederhana. Dasar/minimum Murid mampu menemukan dan mengambil informasi eksplisit yang ada dalam teks serta membuat interpretasi sederhana. Cakap/baik Murid mampu membuat interpretasi dari informasi implisit yang ada dalam teks; mampu membuat simpulan dari hasil integrasi beberapa informasi dalam suatu teks. Mahir Murid mampu mengintegrasikan beberapa informasi lintas teks; mengevaluasi isi, kualitas, cara penulisan suatu teks, dan bersikap reflektif terhadap isi teks.
Contoh Soal Literasi Membaca (kelas 5) Ada dua orang sahabat melakukan perjalanan panjang. Ketika di tengah perjalanan mereka terlibat dalam suatu perdebatan. Pertengkaran itu terjadi sampai salah satu dari mereka menampar yang lainnya. Sahabat yang ditampar itu tak berkata apapun tapi menuliskan suatu kata di atas hamparan pasir. Tulisan tersebut berbunyi, “hari ini teman baikku menamparku.” Walaupun mereka bertengkar, tapi tetap melanjutkan perjalanan bersama. Saat di perjalanan mereka menemukan sebuah sumber air dan memutuskan untuk mandi. Namun malang nasib teman yang ditampar tadi, ia tergelincir dan hampir tenggelam di dalam sumber air tersebut. Melihat itu, tentu saja teman yang menampar tadi menolongnya dan ia pun selamat. Setelah selamat dari tenggelam ia menulis “Hari ini teman baikku menyelamatkan nyawaku,” ukirnya pada sebuah batu.
Contoh Soal Literasi Membaca (kelas 5) Teman yang telah menampar dan menyelamatkan nyawanya tadi bertanya, “Mengapa saat aku menyakitimu, kamu menulis di atas pasir. Sedangkan saat aku membantu, kamu mengukirnya pada batu?” Kemudian ia menjawab, “Karena menulis di atas pasir mudah terhapus oleh sapuan angin, sedangkan mengukir di atas batu tidak mudah hilang oleh terpaan angin kencang sekalipun.” Berdasarkan bacaan di atas maka kerjakan soal-soal berikut! 1. Tentukan setiap pernyataan berikut sesuai dengan isi teks ataukah tidak! Pernyataan Sesuai Tidak sesuai Perjalanan kedua sahabat kemungkinan melewati padang pasir Kedua orang tetap bersahabat dalam kondisi marah maupun susah Pesan yang baik dituliskan di atas pasir, pesan yang buruk dituliskan di atas batu
2. Pilihlah pesan-pesan yang merupakan simpulan dari isi teks ! Jangan mengingat kesalahan orang lain terlalu lama Pertemanan sejati akan terbentuk setelah melewati masa perkelahian Persahabatan memerlukan sikap memaafkan dan membalas kebaikan Jika diberi kebaikan oleh orang lain harus segera membalasnya Cermati pantun berikut! Jika ada jarum yang patah jangan disimpan di dalam peti Kalau ada kata yang salah jangan disimpan di dalam hati Apakah isi pantun tersebut sesuai dengan isi teks? Sesuai Tidak sesuai Berikan bagian dari isi teks yang mendukung jawabanmu!
Penelitian Ilmiah di Rumah Kunci utama penelitian ilmiah adalah melakukan pengamatan secara sistematis baik dari segi obyek amatan, waktu mengamati, hal yang kita lakukan pada obyek, maupun data yang kita catat. Contoh Soal Literasi Membaca (kelas 8) Contoh penelitian ilmiah yang dapat kamu lakukan di rumah adalah pengamatan untuk menjawab pertanyaan: “Apakah jumlah air penyiraman memengaruhi tinggi tanaman?”. Untuk menjawab pertanyaan tersebut kamu perlu menciptakan beberapa situasi: • menyiram hanya sekali sehari, • atau menyiram dua kali sehari.
Penelitianmu harus sistematis. Penelitian dikatakan sistematis jika air penyiraman tidak asal jumlahnya. Kamu harus menentukan jumlah yang sama untuk setiap kali penyiraman. Kamu harus juga taat sistematis obyek serta perlakuan terhadap obyek. Obyek penelitian kita adalah tanaman A serta B. Tanaman A harus selalu disiram sebanyak satu kali sehari dan tanaman B sebanyak dua kali sehari. Hal lain yang tidak boleh kamu lupakan adalah memastikan hasil pengamatanmu tidak dipengaruhi hal lain, misal jenis tanaman A dan B harus sama, umur kedua tanaman sama, atau pun intensitas cahaya matahari sama. Catatlah tinggi tanaman secara sistematis juga. Gunakan pengukur panjang yang sama, cara yang sama dan waktu yang sama. Contohnya mencatat tinggi tanaman setiap seminggu sekali, dalam ukuran milimeter, secara tegak lurus terhadap permukaan tanah tempat tanaman tumbuh. Selamat melakukan penelitian ilmiah di rumah.
Contoh pertanyaan terkait bacaan di atas! Tentukan apakah setiap aktivitas berikut merupakan langkah sistematis dalam melakukan penelitian ilmiah di atas ataukah tidak! Aktivitas Sistematis Tidak Sistematis Jumlah air penyiraman tanaman A ditambahkan setelah dua minggu Kedua tanaman disiram pada jam yang sama setiap harinya Tinggi tanaman diukur ketika terlihat ada perubahan tinggi tanaman Data pengukuran tinggi tanaman dicatat dalam satuan panjang yang sama
Berikut ini yang merupakan manfaat dari pencatatan prosedur penelitian ilmiah adalah…. (Boleh memilih lebih dari satu jawaban) Memastikan langkah yang dilakukan konsisten dari waktu ke waktu Membuka peluang siapa pun dapat melanjutkan penelitian ilmiah dengan cara yang sama Membuktikan kepada orang lain bahwa hasil penelitiannya pasti benar Mempercepat proses dilakukannya penelitian ilmiah
Media tanaman A adalah tanah humus yang subur, sedangkan media tanaman B adalah tanah berpasir. Peneliti menyimpulkan bahwa tanaman A yang disiram dengan jumlah air sedikit lebih tinggi dibandingkan tanaman B yang disiram dengan jumlah air banyak. Berdasarkan teks tersebut, apakah simpulan penelitian dapat diterima? Ya Tidak Jelaskan alasanmu!
TIPS KEUANGAN UNTUK KAMU 5 Diolah dari akurat.co (https://images.app.goo.gl/KLktZd9hnYiMBuu9A) Contoh Soal Literasi Membaca (kelas XI)
Contoh pertanyaan terkait infografis di atas! Cermatilah infografis tersebut dan klik pada pernyataan yang termasuk fakta atau mitos pada kolom yang tersedia. Pernyataan Fakta Mitos Seseorang pura-pura tidak tahu tentang utang Generasi yang lahir di tahun 90an termasuk generasi milenial Peminjam seringkali menghindari penagih utang dengan berbagai cara Pemberi utang akan lebih hati-hati ketika menagih utang
Berikut ini adalah alasan yang logis penulis menampilkan pernyataan “Maaf, tidak di tempat karena sedang menonton piala dunia di Eropa” Memberikan contoh gaya hidup yang berlebihan dengan menonton langsung di Eropa Menginformasikan ciri umum orang yang berhutang sulit ditagih, memasang plang tidak ada di rumah Menekankan bahwa memenuhi tuntutan hobi adalah alasan berhutang Menyatakan bahwa pamer bergaya hidup mewah adalah ciri kaum muda yang suka berhutang. Apakah tujuan penulis memadukan fakta perilaku berhutang generasi muda dengan tips keuangan dalam satu infografis? Jelaskan alasanmu!
2.3 AKM – LITERASI NUMERASI Numerasi merupakan suatu kompetensi yang mencakup pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan disposisi yang dibutuhkan siswa untuk menggunakan matematika dalam cakupan dan situasi yang lebih luas. Numerasi menuntut siswa untuk mengenali dan memahami peran matematika di dunia, memiliki disposisi dan kapasitas untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan matematika untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata.
Uraian Tingkat Kompetensi Literasi Numerasi Tingkat Kompetensi Uraian Perlu Intervensi Khusus Murid hanya memiliki pengetahuan matematika yang terbatas. Murid menunjukkan penguasaan konsep yang parsial dan keterampilan komputasi yang terbatas. Dasar/minimum Murid memiliki keterampilan dasar matematika: komputasi dasar dalam bentuk persamaan langsung, konsep dasar terkait geometri dan statistika, serta menyelesaikan masalah matematika sederhana yang rutin. Cakap/baik Murid mampu mengaplikasikan pengetahuan matematika yang dimiliki dalam konteks yang lebih beragam. Mahir Murid mampu bernalar untuk menyelesaikan masalah kompleks serta nonrutin berdasarkan konsep matematika yang dimilikinya.
Komponen AKM Literasi Numerasi Konten Proses Kognitif Konteks Pemahaman: memahami fakta, prosedur serta alat matematika. Penerapan: mampu menerapkan konsep matematika dalam situasi nyata yang bersifat rutin. Penalaran: bernalar dengan konsep matematika untuk menyelesaikan masalah bersifat non rutin. Personal: berkaitan dengan kepentingan diri secara pribadi. Sosial Budaya: berkaitan dengan kepentingan antar individu, budaya dan isu kemasyarakatan. Saintifik: berkaitan dengan isu, aktivitas, serta fakta ilmiah baik yang telah dilakukan maupun futuristic . Bilangan: meliputi representasi, sifat urutan, dan operasi beragam jenis bilangan (cacah, bulat, pecahan, desimal). Pengukuran dan geometri: datar hingga menggunakan volume dan luas permukaan dalam kehidupan sehari-hari. Juga menilai pemahaman peserta didik tentang pengukuran panjang, berat, waktu, volume dan debit, serta satuan luas menggunakan satuan baku Data dan ketidakpastian: meliputi pemahaman, interpretasi serta penyajian data maupun peluang Aljabar: meliputi persamaan dan pertidaksamaan, relasi dan fungsi (termasuk pola bilangan), serta rasio dan propors
Konten Domain AKM Numerasi Konten Numerasi Uraian Bilangan Terdapat pada kelas 2 hingga kelas 6. Terdiri atas subdomain Representasi, Sifat Urutan, dan Operasi. Pada kelas dasar domain ini menilai pemahaman peserta didik dalam representasi bilangan cacah dan pecahan. Pada kelas 6, materi akan ditingkatkan pada menilai pemahaman bilangan bulat (khususnya bilangan negatif), juga bilangan desimal dan persen. Geometri dan Pengukuran Terdiri atas subdomain bangun geometri dan pengukuran. Terdapat dari kelas 2 hingga kelas 10. Menilai kompetensi peserta didik dari mulai mengenal bangun datar hingga menggunakan volume dan luas permukaan dalam kehidupan sehari-hari. Menilai pemahaman peserta didik tentang pengukuran panjang, berat, waktu, volume dan debit, serta satuan luas menggunakan satuan baku.
Konten Domain AKM Numerasi Konten Numerasi Uraian Aljabar Terdiri atas subdomain persamaan dan pertaksamaan, relasi dan fungsi (termasuk pola bilangan), serta rasio dan proporsi. Untuk subdomain persamaan dan pertidaksamaan, serta relasi dan fungsi dinilai dari kelas dasar hingga kelas tinggi, sedangkan rasio dan proporsi hanya pada kelas menengah (kelas 6 dan kelas 8). Pada kelas 10 akan dinilai pemahaman dan penggunaan sistem persamaan dan pertaksamaan kuadrat serta sistem persamaan linear dua hingga tiga variabel. Data dan Ketidakpastian Untuk kelas dasar berupa data sederhana (turus dan diagram gambar) Untuk kelas 4 berupa penyajian data dalam tabel, diagram batang, Kelas 6, diagram lingkaran. Ukuran pemusatan (kelas 8) dan penyebaran (kelas 10), seperti rata-rata dan variansi suatu data. Domain ini, khususnya berfokus pada pemahaman cara memperoleh informasi dan penyajian data dan pemahaman mengenai ketidakpastian suatu kejadian.
Kompetensi yang diukur pada Konten Domain AKM Numerasi – Kelas 11 Domain Sub Domain Kompetensi Bilangan Tidak ada Geometri dan Pengukuran Bangun Geometri Memahami dan menggunakan perbandingan trigonometri. Menghitung volume dan luas permukaan limas segi-n, kerucut, dan bola. Pengukuran Tidak ada Aljabar Persamaan dan tidak persamaan Menyelesaikan persamaan dan pertidaksamaan kuadrat Menyelesaikan sistem persamaan linear dua atau tiga variabel Pola Bilangan, Relasi, dan Fungsi Memahami barisan aritmetika dan geometri Memahami fungsi kuadrat dan grafiknya, serta sifat-sifatnya; Rasio dan Proporsi Tidak ada Data dan Ketidakpastian Data dan Representasinya Menentukan ukuran penyebaran (jangkauan, simpangan, dan variansi) serta menggunakannya dalam konteks yang bervariasi. Ketidakpastian Memahami dan menggunakan sifat-sifat peluang kejadian.
Contoh soal Konten Numerasi Domain Data dan Ketidakpastian Sub Domain Ketidakpastian dan Peluang Kelas 10 Konteks stimulus Personal Kompetensi a. Memahami dan menggunakan : sifat-sifat peluang kejadian. Level kognitif Soal 1. : Knowing Soal 2. Reasoning (Penalaran) Soal 3: Applying (Penerapan) Bentuk Soal Soal 1. PG Kompleks ( : Multiple True-False) Soal 2. Uraian Soal 3. Uraian
PEMUTAR YANG RUSAK Perusahaan Elektrik memproduksi dua tipe alat elektronik yaitu pemutar video dan pemutar audio. Di akhir produksi harian, pemutar yang diproduksi diuji dan pemutar yang rusak akan disingkirkan untuk diperbaiki. Tabel berikut menunjukkan rata-rata jumlah pemutar pada tiap tipe yang dibuat per hari dan rata-rata persentase pemutar yang rusak per hari. TipePemutar rata-rata jumlah pemutar yang dibuat per hari rata-rata persentase pemutar yang rusak per hari Pemutar Video 2.000 5% Pemutar Audio 6.000 3%
Soal No. 1: Berikut adalah tiga pernyataan mengenai produks harian pada perusahaan Elektrik. Apakah pernyataan-pernyataan berikutbenar? Beri tanda cek (√) pada kolom Benar atau Salah untuk setiap pernyataan Pernyataan Benar Salah Sepertiga pemutar yang diproduksi tiap hari adalah pemutar video. Dari setiap produksi 100 pemutar video, ada tepat 5 pemutar yang rusak Jika sebuah pemutar audio dipilih secara acak dari produksi harian untuk diuji, probabilitas jika pemutar itu perlu diperbaiki adalah 0,03
Soal No. 2: Salah satu penguji mengatakan: “Rata-rata pemutar video yang dikirim untuk diperbaiki lebih banyak daripada pemutar audio per hari”. Apakah pernyataan penguji tersebut benar? Berikan alasan/argumen matematis untuk mendukung jawabanmu!
TipePemutar rata-rata jumlah pemutar Video yang dibuat per hari rata-rata persentase pemutar yang rusak per hari Perusahaan Elektrik 2.000 5% PerusahaaanTronik 7.000 4% TipePemutar rata-rata jumlah pemutar Audio yang dibuat per hari rata-rata persentase pemutar yang rusak per hari Perusahaan Elektrik 6.000 3% PerusahaaanTronik 1.000 2% Soal No. 3: Tabel berikut membandingkan rata-rata jumlah pemutar pada tiap tipe yang diproduksi per hari dan rata-rata persentase pemutar yang rusak per hari untuk dua perusahaan. Manakah dari dua perusahaan tersebut yang secara keseluruhan mempunyai persentase pemutar yang rusak paling rendah? Tuliskan perhitunganmu menggunakan data tabel di atas! (sumber: PISA release items)
Level Kognitif AKM Numerasi Level Kognitif Numerasi Uraian Knowing Kata kunci yang biasa digunakan pada level ini antara lain mengingat, mengidentifikasi, mengklasifikasikan, menghitung, mengambil/memperoleh, dan mengukur. Applying (Penerapan) Kata kunci yang biasa digunakan pada level ini antara lain memilih/menentukan, menyatakan/membuat model, dan menerapkan/melaksanakan. Reasoning (Penalaran) Kata kunci yang biasa digunakan pada level ini antara lain menganalisis, memadukan (mensintesis), mengevaluasi, menyimpulkan, dan membuat justifikasi. Level Kognitif Kelas 5 Kelas 8 Kelas 11 Knowing 30% 25% 20% Applying (Penerapan) 50% 50% 50% Reasoning( Penalaran) 20% 25% 30%
Aspek-aspek Pengetahuan Aspek Contoh Mengingat Mengingat definisi, sifat bilangan,unit pengukuran, sifat bentuk geometris, notasi bilangan Mengidentifikasi Mengidentifikasi bilangan, ekpresi, kuantitas, dan bentuk. Mengidentifikasi identitas yang secara matematis setara (seperti: desimal, persentase, pecahan) Mengklasifikasikan Mengklasifikasikan bilangan, ekspresi, jumlah, dan bentukbentuk yang memiliki sifat yang serupa Menghitung Melakukan prosedur algoritma: penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian serta kombinasinya, melakukan prosedur aljabar yang efektif. Mengambil/memperoleh Mengambil/memperoleh informasi dari bagan, tabel, teks, atau sumber-sumber yang lain mengukur Menggunakan instrumen pengukuran dan memilih unit yang tepat.
Contoh Knowing
Contoh Knowing Sampah anorganik lebih lama terurai dibandingkan sampah organic. Waktu dekomposisi popok sekali pakai lebih lama dari pada plastic, namun kurang dari kulit sintetis. Berapa waktu dekomposisi yang mungkin dari popok yang sekali pakai. 100 tahun 250 tahun 375 tahun 475 tahun 575 tahun Penjelasan contoh soal: Soal tersebut merupakan contoh soal level knowing karena untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, peserta didik cukup mengambil informasi dalam stimulus yang diberikan tanpa melakukan analisis terlebih dahulu. Kompetensi yang dibutuhkan dalam menjawab soal ini hanya cara membaca data pada diagram batang.
Aspek-aspek Penerapan Aspek Contoh Memilih strategi Menentukan operasi, strategi, dan aturan yang sesuai dan efisien untuk memecahkan masalah dunia nyata yang dapat diselesaikan dengan menggunakan berbagai metode Menyatakan membuat model menyajikan data dalam tabel atau grafik, merumuskan persamaan, pertidaksamaan, gambar geometris, atau diagram yang memodelkan suatu masalah, membangun sebuah representasi dari hubungan matematika yang diberikan. Menerapkan/melaksanakan Menerapkan/melaksanakan strategi dan operasi untuk memecahkan masalah dunia nyata yang berkaitan dengan konsep dan prosedur matematika yang dikenal. Menafsirkan Memberikan interpretasi atau tafsiran terhadap penyelesaian masalah yang diperoleh.
Contoh Penerapan Waktu dekomposisi Sampah Organik Material Organik Waktu Dekomposisi Kulit pisang 6 minggu Kulit jeruk 5 minggu Kantong kertas 8 minggu Sisa apel 2 minggu Kerta tisu 5 minggu Perhatikan tabel diagram A dan B Seorang siswa membaca tabel dan diagram di sampaing. Ia menyatakan selisih waktu dekomposisi pada diagram A sama dengan pada diagram B. pernyataan tersebut dikoreksi oleh gurunya. Manakah koreksi yang benar dari guruya tersebut? Perhatikan jenis material sampah pada kedua diagram! Perhatika satuan unit waktu dekomposisi! Perhatikan tinggi diagram batang setiap jenis material sampah! Perhatikan titik nol dari sumbu diagram!
Penjelasan contoh soal: Meskipun sekilas soal tersebut seperti meminta peserta didik melakukan suatu evaluasi, soal tersebut hanya termasuk level applying . Hal ini disebabkan peserta didik hanya membutuhkan kompetensi cara membuat model diagram batang dari sekumpulan data yang diberikan, untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.
Aspek-aspek Reasoning (Penalaran ) Aspek Contoh Menganalisis menentukan, menggambar, atau menggunakan hubungan dalam bilangan, ekspresi, jumlah, dan bentuk Memadukan Menghubungkan elemen, pengetahuan yang berbeda, menghubungkan representasi untuk memecahkan masalah Mengevaluasi Menilai strategi pemecahan masalah dan solusi alternatif Menyimpulkan Membuat kesimpulan yang valid berdasarkan informasi dan fakta-faktamasalah yang diperoleh. Membuat justifikasi Memberikan argumen matematis untuk mendukung klaim
Contoh Reasoning (Penalaran )
Pilih setuju atau tidak setuju dan ketikan penjelasanmu Seorang siswa ingin menggabungkan data waktu dekomposisi sampah organik dan anorganik menjadi sebuat diagram batang. Ibu guru tidak menyarankan hal tersebut. Setujukan kamu dengan saran ibu guru? Jelaskan ! Penjelasan contoh soal: Untuk menyelesaikan soal ini, peserta didik harus melakukan justifikasi terhadap kemungkinan penggabungan data waktu dekomposisi sampah organik dan anorganik menjadi sebuah diagram batang. Untuk memperkuat argumennya, peserta didik harus mengevaluasi kemungkinan penggabungan kedua data dengan menggunakan konsep hubungan satuan waktu dan penyajian data dalam diagram batang.
KOMPONEN KONTEKS AKM NUMERASI Konteks Numerasi Uraian Contoh Personal Berfokus pada aktivitas seseorang, keluarganya, atau kelompoknya. Jenis-jenis konteks yang dapat dianggap pribadi ini antara lain dapat meliputi halhal yang berkaitan dengan persiapan makanan, belanja, permainan, kesehatan pribadi, transportasi pribadi, olahraga, perjalanan, penjadwalan pribadi, dan keuangan pribadi menghitung persentase pendapatan pribadi dalam setahun yang terbuang karena pola hidup yang konsumtif.
Contoh Soal Numerasi Konteks Personal Suatu restoran pizza menawarkan pizza dengan dua macam topping dasar, yaitu keju dan tomat. Pelanggan juga dapat memesan pizza dengan tambahan ekstra topping. Ada empat pilihan untuk ekstra topping, yaitu daging, jamur, salami, dan zaitun. Dina ingin memesan pizza dengan dua macam topping berbeda. Berapa banyak pilihan kombinasi topping yang bisa dipesan Dina? Adaptasi dari OECD (2009) OECD. 2009. Take the test. Sample questions from OECD’s PISA assessments. Paris: OECD Penjelasan contoh soal: Soal di atas menanyakan banyak pilihan kombinasi topping yang dapat Dina pesan. Di sini, peserta didik memposisikan diri sebagai Dina, seorang pribadi yang sedang menyelesaikan masalah pribadinya (dalam hal ini memesan makanan) dengan konsep matematika. Oleh karena itu, soal ini masuk dalam konteks personal.
KOMPONEN KONTEKS AKM NUMERASI Konteks Numerasi Uraian Contoh Sosial Budaya Konteks ini antara lain dapat meliputi sistem pemungutan suara, transportasi publik, pemerintahan, kebijakan publik, demografi, periklanan, statistik, dan ekonomi nasional. Meskipun individu tidak terlibat secara pribadi dalam hal-hal yang telah disebutkan, namun kategori konteks ini memfokuskan masalah pada perspektif/ pandangan masyarakat. Juga social budaya menghitung persentase makanan yang terbuang (wastefood) di seluruh dunia setiap harinya atau menghitung persentase penduduk yang mengalami kelaparan.
Contoh Soal Numerasi Konteks Sosial Budaya Seorang reporter berita menunjukkan grafik dan menyampaikan bahwa: “Grafik menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kriminalitas yang sangat pesat dari tahun 1998 ke 1999” Apakah penafsiran grafik oleh reporter tersebut tepat? Berikan penjelasan. Adaptasi dari OECD (2009) OECD. 2009. Take the test. Sample questions from OECD’s PISA assessments. Paris: OECD
Penjelasan contoh soal: Soal ini menanyakan pendapat peserta didik mengenai penafsiran grafik kriminalitas oleh seorang reporter. Dalam hal ini, peserta didik akan memposisikan diri sebagai anggota masyarakat yang akan memberikan respon/pendapat mengenai pernyataan reporter mengenai perilaku penyimpangan sosial yang terjadi (dalam hal ini kriminalitas) dengan menggunakan konsep membaca data. Oleh karena itu, soal ini masuk dalam konteks sosial-budaya.
KOMPONEN KONTEKS AKM NUMERASI Konteks Numerasi Uraian Contoh Saintifik Berkaitan dengan aplikasi matematika di alam semesta dan isu serta topik yang berkaitan dengan sains dan teknologi. Meliputi antara lain cuaca atau iklim, ekologi, ilmu medis (obat-obatan), ilmu ruang angkasa, genetika, pengukuran, dan keilmuan matematika itu sendiri. Konteks yang terkait dengan keilmuan matematika disebut konteks intra-matematika, sedangkan yang terkait dengan keilmuan lainnya disebut ekstra-matematika . menghitung volume bangun ruang ( intramatematika) menghitung waktu paruh zat radioaktif (ekstramatematika)
Contoh Soal 1: Numerasi - Konteks Saintifik Suatu Rumah memiliki atap berbentuk limas. Gambar di bawah adalah model matematika dari atap rumah yang dibuat oleh siswa. Lantai loteng, yaitu persegi ABCD pada gambar, berupa persegi. Rangka atap adalah rusuk balok EFGH. KLMN. E adalah titik tengah AT, F adalah titik tengah BT, G titik tengah CT, dan H titik tengah DT. Semua rusuk limas memiliki panjang 12 m. Pertanyaan 1. Luas lantai loteng ABCD = …. m2 Pertanyaan 2: Panjang EF = … m (sumber: OECD, 2009) 12 cm 12 cm 12 cm A B C D E F G H T
Contoh Soal 2: Numerasi - Konteks Saintifik Pilihlah gambar di bawah yang sesuai dengan deskripsi. Segitiga PQR adalah segitiga siku-siku di titik R. Ruas garis RQ lebih pendek dari ruas garis PR. M adalah titik tengah PQ, sedangkan N adalah titik tengah QR. S terletak di dalam segitiga. Ruas garis MN lebih panjang dari ruas garis MS. (sumber: OECD, 2009) Penjelasan contoh soal: Soal ini tidak menggunakan konteks dunia nyata. Namun demikian, penyelesaian soal ini tidak bersifat prosedural. Soal ini mengukur kompetensi peserta didik dalam geometri.
Contoh soal dengan konteks saintifik (ekstra-matematika): Untuk diobati penyakitnya, seorang pasien di rumah sakit disuntik obat. Tubuh pasien secara bertahap mengolah obat tersebut sehingga setelah 1 jam hanya tersisa 60% obat yang masih aktif. Pola ini berlanjut terus, yaitu di akhir setiap satu jam hanya ada 60% obat dari periode satu jam sebelumnya yang masih aktif. Pasien tersebut diberi dosisi 300 mg obat pada pukul 8 pagi. Lengkapi tabel di bawah dengan menuliskan sisa obat yang masih aktif di akhir setiap periode satu jam. (sumber: OECD, 2009) Penjelasan contoh soal: Konteks saintifik pada contoh tersebut adalah mengenai tingkat kepekatan obat. Pada soal di atas, peserta didik menerapkan ilmu matematika berupa pola bilangan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kepekatan obat. Konteks pada soal ini melekat dalam prosedur penyelesaian soal dari awal hingga akhir. Dalam hal ini, fokus peserta didik bukan hanya tentang pola bilangan, melainkan juga tentang jumlah obat yang masih tetap aktif di tubuh seorang pasien. Oleh karena itu, soal ini bisa dikategorikan sebagai soal dengan konteks ekstra-matematika. Jam 08:00 09:00 10:00 11:00 Obat (mg) 300
Persentase distribusi soal berdasarkan konteks- Literasi Numerasi. Konteks Numerasi Kelas 5 Kelas 8 Kelas 11 Personal 60% 40% 30% Sosial budaya 30% 40% 40% Saintific Intra : 3% Intra : 7% Intra : 10% Ekstra: 7% Ekstra: 13% Ekstra: 20%
Contoh Soal Numerasi Kelas 5 Membuat Bolu Kukus Fitri akan membuat bolu kukus. Untuk setiap resep ia memerlukan 1/5 kg gula, ¼ kilogram tepung, serta 150 gram mentega, dan 300 gram bahan-bahan lainnya. Fitri memerlukan 1 ⁄5 kilogram gula. Ia meletakkan sejumlah gula di timbangan dan ditunjukkan pada gambar berikut: Berapa gram kah gula yang harus dikurangkan? ..... gram Jika Fitri membuat 6 resep adonan, jumlah gula, tepung dan mentega yang dibutuhkan dalam kilogram adalah…. 1 ⁄6 x (1 ⁄5 gula + ¼ tepung + 150 mentega) 6 x (1 ⁄5 gula + ¼ tepung + 150 mentega) 1 ⁄6 x (200 gula + ¼ tepung + 150 mentega) 6 x (1 ⁄5 gula + ¼ tepung + 0,15 mentega) Setiap resep adonan menghasilkan 16 buah bolu kukus dengan berat masing-masing 50 gram. Apakah benar proses memasak bolu kukus mengurangi berat adonan? Ya atau Tidak?. Tunjukkan perhitunganmu!
Menjelang akhir tahun beberapa toko memberikan diskon yang bervariasi. Beberapa diskon yang diberikan oleh toko A, B, C, D E dan F. Contoh Soal Numerasi Kelas 8 Arti diskon (50%+20%) adalah memberikan diskon 50% terhadap harga suatu barang, kemudian menambahkan diskon 20% terhadap harga sesudah diskon pertama. Misal harga suatu barang Rp. 100.000,00 maka: Harga sesudah diskon 50% adalah Rp 100.000,00 – (50% x Rp. 100.000,00) = Rp. 100.000,00 – Rp. 50.000,00 = Rp. 50.000,00. Harga sesudah diskon tambahan 20% adalah Rp.50.000,00 – (20% x Rp.50.000,00) = Rp. 50.000,00 – 10.000,00 = Rp. 40.000,00
Perhatikan diskon yang diberikan oleh beberapa toko di atas! Klik Benar atau Salah pada setiap pernyataan berikut! Pernyataan Benar Salah Besar diskon ditoko B sama dengan diskon di toko C Barang dengan harga yang sama menjadi lebih murah di toko E dibandingkan di toko C Lebih menguntungkan bagi pelanggan berbelanja barang senilai Rp. 50.000,00 di toko E dibandingkan di toko B
Klik “ya” atau “Tidak”, kemudian ketikkan penjelasanmu! Beni memiliki uang Rp. 100.000,00. Ia ingin membeli kemeja di toko E seharga Rp. 200.000,00. Ternyata kemejanya sudah tidak tersedia di toko E. Teman Beni memberiinformasi bahwa kemeja yang Beni inginkan dijual juga di toko F dengan harga yang sama. Apakah Beni dapat membeli kemeja yang dinginkannya dari toko F? Jelaskan alasanmu! Ya Tidak Penjelasan
Pendapatan Penduduk Contoh Soal Numerasi Kelas XI Negara A dan B memiliki jumlah penduduk yang sama yaitu 10.000.000 penduduk. Berikut tabel distribusi penduduk berdasarkan pendapatan penduduk per tahun.
Kategorisasi penduduk berdasarkan pendapatan per tahun terbagi menjadi dua: Penduduk kategori “miskin” yaitu penduduk dengan pendapatan per tahun ≤ 20.000 dolar. Penduduk kategori “kaya” yaitu penduduk dengan pendapatan per tahun ≥ 100.000 dolar.
1. Tentukan diagram batang yang tepat untuk negara A dan B!
Tentukan setiap pertanyaan berikut benar ataukah salah! Pernyataan Benar Salah Jumlah Penduduk miskin negara A lebih banyak dibandingkan negara B Distribusi penduduk berdasarkan pendapatan lebih merata di negara B dibandingkan di negara A 50% pendudukdi negara A lebih kaya dibandingkan 50% penduduk di negara B
Dewan Ekonomi Internasional memiliki program untuk membantu negaa-negara yang mengalami kesenjangan pendapatan penduduk. Negara B ditetapkan sebagai negara prioritas yang menerima program bantuan tersebut. Apakah keputusan Dewan Ekonomi tersebut benar? Jelaskan alasanmu! Ya Tidak Penjelasan
KONTEN SOAL AKM LITERASI NUMERASI KELAS 10-Level Pembelajaran 5 Konten – Sub Konten Kompetensi yang diukur A. Geometri dan Pengukuran 1. Bangun Geometri Memahami dan menggunakan perbandingan trigonometri. Menghitung volume dan luas permukaan limas segi-n, kerucut, dan bola. B. Aljabar 1. Persamaan dan Pertaksamaan Menyelesaikan persamaan dan pertaksamaan kuadrat, sistem persamaan linear dua atau tiga variabel 2. Relasi dan Fungsi (termasuk Pola Bilangan) Memahami barisan Aritmetika dan geometri Memahami fungsi kuadrat dan grafiknya, serta sifat-sifatnya; C. Data dan Ketidakpastian 1. Data dan Representasinya Menentukan dan menggunakan ukuran penyebaran data (jangkauan, simpangan, dan variansi). 2. Ketidakpastian dan Peluang Memahami dan menggunakan sifat-sifat peluang kejadian.
Kompetensi yang diukur: Memahami dan menggunakan perbandingan trigonometri. Contoh Soal AKM Numerasi Kelas 10: Geometri & Pengukuran– Bangun Geometri Jembatan rangka baja adalah struktur jembatan yang terdiri dari rangkaian batang-batang baja yang dihubungkan satu dengan yang lainnya. https://yambala.co.id/home-full-screen/fabrikasi-jembatan/
Jembatan rangka batang ini memiliki beberapa tipe, dikarenakan banyak para ahli yang mengembangkan ide-ide untuk membuat jembatan rangka batang. Diantaranya sebagai berikut: Tipe Pratt ( Pratt Truss ). Jembatan ini memiliki elemen diagonal yang mengarah ke bawah dan bertemu pada titik tengah batang jembatan bagian bawah. Tipe Howe ( Howe Truss ). Jembatan ini kebalikan dari tipe Pratt dimana elemen diagonalnya mengarah ke atas dan menerima tekanan sedangkan batang vertikalnya menerima tegangan. Tipe Warren ( Warren Truss ). Jembatan rangka batang tipe warren ini tidak memiliki batang vertikal pada bentuk rangkanya yang membentuk segitiga sama kaki atau segitiga sama sisi. Sebagian batang diagonalnya mengalami gaya tekan (compression) dan sebagian lainnya mengalami gaya tegangan (tension). Berdasarkan ketiga tipe jembatan rangka baja tersebut, berikan kesimpulan tentang panjang rangka baja yang dibutuhkan untuk satu sisi jembatan sebuah sungai! (Asumsi jarak antar 2 titik tumpu jembatan pada gambar di atas sama panjang dan tinggi jembatan sama tinggi)
Sebuah jembatan rangka baja dibuat dengan desain tampak samping seperti berikut. (Semua Ukuran dalam meter) https://docplayer.info/47055631-Kerangka-acuan-lomba-kal-bridge-construction-competition-bcc-departemen-teknik-infrastruktur-sipil-fv-its.html Untuk menerapkan desain jembatan tipe Warren, dibutuhkan tambahan rangka baja pada satu sisi jembatan sepanjang … m.
Kompetensi yang diukur : Menyelesaikan persamaan dan pertaksamaan kuadrat, sistem persamaan linear dua atau tiga variable Contoh Soal : Aljabar - Persamaan dan Pertaksamaan Bu Siti mendapat tugas dari sekolah untuk menyiapkan paket hadiah untuk siswanya yang berprestasi di sekolahnya. Bu Siti ingin membeli alat-alat tulis sebagai hadiahnya. Alat-alat tulis yang ingin dibeli berupa buku tulis, bolpoin, dan penghapus. Pada setiap pembelian alat tulis, pembeli dikenakan pajak sebesar 10%. Berkaitan dengan tugas tersebut, bu Siti melihat beberapa paket alat tulis yang dijual di toko Rejeki dan toko Makmur seperti pada gambar berikut.
Bu Siti ingin membuat 5 paket hadiah dengan tiap paket hadiah berisi paling sedikit dua macam alat tulis. Kelima paket yang akan dibuat, isinya tidak harus sama. Jika bu Siti memiliki dana sebesar Rp125.000,00 dan menginginkan setiap paket hadiah harus ada penghapus dan bolpoin, maka paket yang dapat dibeli adalah .... 1 paket Sedang + 1 paket Hemat 1 paket Ekonomi + 1 paket Sedang 1 paket Hemat + 3 paket Murah 1 paket Ekonomi + 5 paket Murah 1 paket lengkap + 2 paket murah 1 2 3 4 5 KUNCI: 1, 2, 3, dan 5
Survei Karakter Karakter : Profil Pelajar Pancasila PROFIL PELAJAR PANCASILA Kreatif Bergotong royong Berkebinekaan global Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia Mandiri Bernalar kritis 03
Pendidikan orang tua Profesi orang tua Fasiilitas belajar di rumah . Indeks Sosial Ekonomi Refeksi dan perbaikan pembelajaran Dukungan untuk refleksi guru Pengembangan Guru Keamanan dan well being siswa Sikap dan keyakinan guru Kebijakan & program sekolah . Iklim keamanan sekolah Praktik multikultural di kelas Sikap & keyakinan guru/kepsek Kebijakan & program sekolah tentang kebinekaan . Iklim kebhinekaan sekolah Manajemen kelas Dukungan afektif Aktivasi kognitif Kualitas Pembelajaran Survei Lingkungan Belajar Iklim belajar dan iklim satuan pendidikan 04