(3) Alur Pikir Ilmiah Tugas Filsafat ilmu keperawatan
nurmuji
0 views
31 slides
Oct 08, 2025
Slide 1 of 31
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
About This Presentation
alur pikir ilmiah filsafat keperawatan
Size: 2.2 MB
Language: none
Added: Oct 08, 2025
Slides: 31 pages
Slide Content
Prof Dr Suhartono Taat Putra, dr, MS
Email [email protected]
Ketua Divisi Patobiologi Dep PA
Unit Gramik
FK-UA-RSUD Dr Soetomo
TOPIK
1.FI-PILPRES
2.FI-DISIPLIN
3.FI-NEGARAWAN
4.FI-JATIDIRI BANGSA
5.FI-BHINEKA TUNGGAL IKA
6.FI-PANCASILA
7.FI-DAERAH TERPENCIL
8.FI-JAMOE
9.FI-BAHAN BIO AKTIF
10.FI-MEA
11.FI-NKRI
12.FI-ISIS
13.FI-HAM
14.FI-EKONOMI KREATIF
15.FI-PLURALISME
16.FI-ENERGI TERBARUKAN
17.FI-BENDERA MERAH PUTIH
18.FI-PJKA
19.FI-Etika Berpakaian di kampus
20.FI-Pergantian Presiden RI 2014
21.FI-Revolusi Mental Perawat
Indonesia
ALUR PIKIR
1.Tulis Topik
2.Temukan Fenomena
3.Temukan Masalah
4.Tentukan Tujuan umum
5.Buatlah Kerangka
Konseptual
6.Buatlah Tujuan khusus
7.Buatlah Rumusan
Masalah
8.Buatlah Manfaat
9.Susunlah Judul
Insan akademik adalah manusia ciptaan Allah
yang paling sempurna, dilengkapi dengan akal
yang diberdayakan secara optimal
Ingin tahu Ingin
mendapatkan manfaat
RASIONALISM
Mencari jawab rasa ingin tahu melalui logika berpikir
Dipelopori Thales (624-548 SM)
Pucak keemasan pada zaman
Socrates-Plato-Aristoteles (469-322 SM)
Socrates terkenal dengan Logika-Dialektika
EMPERISM
Dipelopori oleh Francis Bacon-Thomas Hobbes-John Locke-
David Hume (1561-1776)
Menurut Emperism, pengetahuan bermanfaat, pasti dan benar
hanya dapat diperoleh lewat indera
Menurut Hobbes, pengalaman indrawi sbg permulaan segala
pengenalan. Hanya sesuatu yg dapat ditangkap indera,
yang merupakan kebenaran. Pengetahuan intelektual
(rasional) yang didapat secara deduktif hanya
merupakan penggabungan data indrawi belaka.
Menurut John Locke, semua pengetahuan berasal dari
pengalaman. Akal ibarat kertas putih yg ditulisi
pengalaman lewat proses kerjasama antara refleksi
(pengenalan intuitif dari jiwa) dan sensasi (pengenalan
yang datang dari luar) lahir ide.
CRITICISM
Dipelopori oleh Immanuel Kant (1724-1804), yang
mengakui peran akal dan emperis. Bila
keduanya dipadukan dan difungsikan secara
benar, artinya emperis berfungsi menangkap
obyek dan akal berfungsi mengelola
tangkapan obyek secara benar maka diperoleh
pengetahuan yang benar dan akurat.
Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan
menurut kaidah dan metode ilmiah
secara sistematis untuk memperoleh
data yang berupa informasi ilmiah
dan/atau hasil pengukuran atau
pengamatan, yang berkaitan dengan
pemahaman dan pembuktian kebenaran
atau ketidakbenaran suatu asumsi
dan/atau hipotesis di bidang Ipteks serta
menarik kesimpulan ilmiah bagi
keperluan kemajuan Ipteks.
1.Informasi Ilmiah (dari penelitian
orang lain)
2.Hasil pengamatan
3.Hasil pengukuran
Ad 2-3 terbagi menjadi:
1.Data primer
2.Data sekunder
PERKEMBANGAN BERPIKIR
MANUSIA
Secara umum
Penelitian
Kedokteran
Pada tahap
ini
Tugas Filsafat Ilmu
mengikuti aliran rasionalisme
Menurut Ritchie Calder
1.Minat atau perhatian terhadap “suatu obyek”
akan memunculkan pengamatan.
2.Pengamatan yang dilandasi oleh minat atau
perhatian serius akan memunculkan kesukaran
atau MASALAH
3.Secara naluriah manusia mempunyai keinginan
untuk memecahkan masalah.
Alur ini sesuai dengan
urutan alur kegiatan
ilmiah (Ritchie Calder)
PEMIKIRAN
LOGIS
(DEDUKTIF) -
METODE
ILMIAH
Dikritisi
Fenomena merupakan “kejadian” yang menarik perhatian peneliti.
Kejadian yang menarik bagi peneliti ilmu kedokteran dasar belum
tentu menarik perhatian peneliti di ilmu kedokteran klinik dan ilmu
kedokteran masyarakat. Jadi fenomena bagi peneliti ilmu
kedokteran dasar belum tentu merupakan kejadian menarik bagi
peneliti dari paradigma lain, karena itu kejadian tsb perlu
dilengkapi dengan narasi yang menguatkan fenomena sehingga
paradigma lain dapat memahimi
Fenomena
Penularan tbc paru jarang ditemukan pada perawat
ruang inap tuberkulosis paru.
Fenomena tsb setelah dikritisi memunculkan Masalah
Sampai sejauh ini penularan tbc paru yang jarang
ditemukan pada perawat ruang inap tuberkulosis paru
belum dapat dijelaskan.
Kemampuan seseorang mengkritisi
FENOMENA untuk menghasilkan
MASALAH sangat dipengaruhi oleh
kemampuan ilmiahnya
Di kedokteran terdapat banyak ilmu, yang
mengelompok menjadi kedokteran
dasar, kedokteran klinik, dan kedokteran
masyarakat
.
Paradigma dan konsep (paradigma berkonsep)
yang digunakan peneliti tampak pada
Kerangka Konsep yang disusun
Bila MASALAH sudah ditemukan maka
ditentukan TUJUAN, dipikirkan untuk
menyelesaikan maka disusun
KERANGKA KONSEPTUAL
Penyusunan KERANGKA KONSEPTUAL
memerlukan kemampuan abstraksi,
ekstrapolasi dan sintesis
MASALAH
Sejauh ini penularan tbc paru yang jarang ditemukan
pada perawat ruang rawat inap tuberkulosis paru
belum dapat dijelaskan.
TUJUAN UMUM
Menjelaskan penularan tbc paru yang jarang
ditemukan pada perawat ruang rawat inap
tuberkulosis paru
Hasil
Abstraksi
Ektrapolasi
Sintesis
Histiosit sebagai
Fagosit
sehingga
MbTb
dimatikan
1
2
3
Var: 1
Var: 2
Var: 3
Paradigma
dan Konsep
mewarnai
Kerangka
Konseptual
Masalah
Sejauh ini gangguan
motilitas usus
pada orang yang
hidup di kota metro-
politan belum jelas
Kerangka Konseptual
(2)
Paradigma
psikoneuroimunologi
berkonsep stress cell
KERANGKA KONSEPTUAL sudah terbentuk
maka kita dapat mengetahui berbagai variabel
yang berguna untuk menyusun TUJUAN
KHUSUS, RUMUSAN MASALAH dan
HIPOTESIS (bila diperlukan)
Bila ada hipotesis maka variabel tersebut
diemperikan menjadi data (kwantitatif) untuk
verifikasi hipotesis dengan METODE
PENELITIAN yang sesuai.
(Sesuai Kerangka Konseptual-1)
1.Membuktikan
peningkatan Var 1 pada
perawat yang tidak
menderita Tbc paru
2.Membuktikan
peningkatan Var 2 pada
perawat yang tidak
menderita Tbc paru
3.Membuktikan
peningkatan Var 3 pada
perawat yang tidak
menderita Tbc paru
1.Apakah terjadi
peningkatan Var 1 pada
perawat yang tidak
menderita Tbc paru
2.Apakah terjadi
peningkatan Var 2 pada
perawat yang tidak
menderita Tbc paru
3.Apakah terjadi
peningkatan Var 3 pada
perawat yang tidak
menderita Tbc paru
1.Terjadi peningkatan Var
1 pada perawat yang
tidak menderita Tbc
paru
2.Terjadi peningkatan Var
2 pada perawat yang
tidak menderita Tbc
paru
3.Terjadi peningkatan Var
3 pada perawat yang
tidak menderita Tbc
paru
1.Tuliskan TOPIK;
2.Menemukan FENOMENA;
3.Mengkritisi menjadi MASALAH;
4.Menetapkan TUJUAN UMUM;
5.Menyusun KERANGKA KONSEPTUAL;
6.Menyusun TUJUAN KHUSUS;
7.Menyusun RUMUSAN MASALAH;
8.Menyusun MANFAAT;
9.Membuat JUDUL.
JUDUL
PENDAHULUAN
Latar Belakang
alinea 1: Fenomena – Masalah,
alinea 2: Skala Masalah,
alinea 3: Kronologis Masalah,
alinea 4: Konsep Solusi
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
KERANGKA KONSEPTUAL-HIPOTESIS (bila diperlukan)
METODE PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1.Rencana Kegiatan
2.Rencana Pembiayaan
JUDUL
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Latar Belakang (ada 4 alinea penting)
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
KERANGKA KONSEPTUAL-HIPOTESIS (Bila diperlukan)
METODE PENELITIAN
HASIL
PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN ------ Bukan sekedar hasil yang diringkas
namun merupakan narasi hasil verifikatif, yang berupa
sintesis yang naratif
DAFTAR PUSTAKA
Dosen ketika membimbing hendaknya tidak beranggapan seperti
sedang mengisi “botol kosong”.
Sebenarnya mahasiswa sudah mempunyai modal kemauan, ilmu yang
diminati (walau terbatas) dan ide yang cukup baik. Kekurangan yang
sering kita jumpai, mahasiswa terlalu ideal sehingga kurang
memperhatikan visibelitas pelaksanaan proposal.
Pembimbing sangat diperlukan untuk melengkapi
Keterbatasan mahasiswa dengan memberi stimulus
untuk membangun persepsi dan respons yang
sesuai misi pendidikan melalui pembuatan KTI.
Seorang Pembimbing harus
memahami makna:
ing ngarso sung tulodo,
Ing madyo mangun karso,
tut wuri handayani.
Seorang Pembimbing harus
mampu mengendalikan diri dan
menghargai kemampuan mahasiswa serta tekun-sabar
melakukan pembimbingan dilandasi berpikir ilmiah
REVELASI
Revelasi merupakan cara mencari tahu berdasar pengalaman pribadi
OTORITAS
Otoritas merupakan cara mencari tahu berdasar informasi dari yang lebih
berkuasa
INTUISI
Intuisi merupakan mencari tahu di luar rasio
COMMON SENSE
Merupakan hasil penggalian ingatan akan faktor yang pernah dialami di
masa lampau
SAIN
Mencari tahu secara rasional, bersifat probabilitas, tidak mutlak, dan
tentatif
Berpikir ilmiah merupakan berpikir yang
menggunakan logika ilmiah yang
bertujuan menarik simpulan yang
bersifat ilmiah.
Sistematis dan runtut
Sistematis mempunyai makna sesuai dengan kaidah penalaran yang sahih,
sedang runtut mempunyai makna terdapat keselarasan antar
komponen.
Obyektif
Obyektif mempunyai makna bahwa hasil berpikir ilmiah harus mengacu pada
data (teori dan atau hasil pengukuran/pengamatan) dan bukan tafsiran
yang tanpa dasar.
Skeptis
Skeptis mempunyai makna bahwa kebenaran hasil berpikir ilmiah bersifat
relatif dan tentatif serta fragmatis.
Universal
Universal mempunyai makna bahwa hasil berpikir ilmiah berlaku secara
umum dan tidak diskriminatif.