3. Konsep Dasar Ilmu Gizi Pada Kesehatan Masyarakat
siskadhewi3
1 views
31 slides
Sep 28, 2025
Slide 1 of 31
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
About This Presentation
Konsep Dasar Ilmu Gizi
Size: 5.13 MB
Language: none
Added: Sep 28, 2025
Slides: 31 pages
Slide Content
KONSEP DASAR ILMU GIZI Siska Dhewi , SKM., M.Kes FKM-UNISKA2023
Pengertian Gizi Di Indonesia, istilah gizi diadopsi dari bahasa Arab, yaitu “ ghiza ” yang dalam dialek mesir dibaca ghizi , artinya makanan yang menyehatkan (Ilmu Gizi, Teori dan Aplikasi, 2017)
Dalam Nutrition and Diet Therapy Reference Dictionary , ilmu gizi didefinisikan sebagai ilmu mengenai pangan , zat gizi , dan komponen lainnya dalam pangan, aktivitas, interaksi, dan keseimbangannya sehubungan dengan kesehatan , penyakit, proses pencernaan, metabolisme , transpor, utilisasi, dan pengeluaran komponen pangan tersebut.
Perkembangan Ilmu Gizi perjalanan sejarah perkembangan ilmu gizi dikelompokkan dalam 6 era utama: ± 5000 tahun yang lalu telah diyakini bahwa dalam makanan dan minuman terkandung zat yang mencegah rasa lapar dan haus serta bermanfaat untuk tubuh . Bahkan dipercaya bahwa praktik pengaturan makanan (diet) yang baik akan mencegah penyakit dan memperpanjang usia . Pada tahun 1785, Antonie Lavoiser, Ahli kimia dari Perancis, membuktikan bahwa tubuh manusia memperoleh oksigen dari udara untuk proses metabolisme dalam tubuh hingga menghasilkan energi, karbon dioksida dan air, baik ketika istirahat maupun bergerak. Jumlah oksigen yang digunaka n dan karbon dioksida yang dihasilkan berhubungan dengan jumlah makanan yang dimakan dan aktivitas fisik . Buku Handbook of Historical and Geographical Pathology dan kajian-kajian gizi sebelumnya berhasil menginspirasi peneliti awal abad ke-20 untuk mengungkap selain gizi makro. Dimulai dengan istilah vitamin tahun 1912 dan pengujian hipotesis pada hewan , kemudian berlanjut dengan uji klinis pada manusia, seperti yang dilakukan oleh Mc.Collum (vitamin A), Casimir Funk (vitamin B), Eijkman (vitamin B1), Hopkins, Goldberger (niasin), dll. Diawali oleh temuan Robert Hooke tahun 1665 tentang sel tumbuhan, dan teori tentang struktur dan fungsi sel tahun 1839 oleh Jakob Schleiden dan Theodor Schwann sejak saat itu kajian tentang inti sel, mitokondria, dan mekanismenya semakin pesat. Perkembangan Ilmu gizi disertai ilmu kimia dan biologi tentang seluler dan molekuler tahun 1955 membawa era baru bagi ilmu gizi, ditandai dengan temuan Eagle, 1955 untuk pertama kali bahwa sel membutuhkan beragam zat gizi. Era gizi genetik ditandai dengan dimulainya penelitian pemetaan genom manusia (Human Genom Project) pada tahun 1998 dan berakhir pada tahun 2005. Pada era ini terdapat pengembangan pangan dengan biofortifikasi. Lahirnya teori Barker, masih tingginya masalah gizi mikro, stunting, dan obesitas, krisis pangan dunia 2008, publikasi Lancet tentang pentingnya mengatasi gizi ibu dan anak , disertai dengan perhatian para ahli gizi dunia mendorong PBB meluncurkan Scale-Up Nutrition (SUN) Movement pada September 2010. di Indonesia gerakan ini dikenal dengan Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK)
Penyakit yang Berhubungan dengan Defisiensi dan Kelebihan Gizi
Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada tahun 1988, James, Ferro Luzzi, dn Waterlow membuat perbedaan:
Yang terjadi pada Kekurangan Energi Kronis
Untuk mengidentifikasi KEK: BMI < 16,0 16,0 - 16,9 17,0 - 18,4 > 18,5 Tingkat KEK III II I normal
KEK
Over-Nutrition I (Obesitas) Obesitas ketidakseimbangan energi < Diukur oleh: IMT (Indeks Massa Tubuh)= BB(kg) TB 2 (m 2 )
Klasifikasi untuk obesitas: IMT Health Risk Normal 18,5 – 24,9 Normal Overweight 25 – 29,9 Increased Obesitas I 30 – 34,9 Moderate Obesitas II 35 – 39,9 Severe Obesitas III > 40 Extremely high
Dampak obesitas bagi kesehatan:
Penilaian Risiko Lingkar pinggang berkorelasi dengan jumlah lemak viseral Lingkar pinggang yang lebih dari 102 cm pada laki-laki dan 88 cm pada perempuan berhubungan dengan peningkatan risiko komplikasi metabolisme
“Peningkatan ketersediaan makanan fortifikasi dan peningkatan konsumsi suplemen makanan mempunyai dampak yang merugikan bagi kesehatan terutama akibat kelebihan konsumsi vitamin dan mineral ” Over-Nutrition II (kelebihan vitamin dan mineral)
Zat gizi UL dewasa Pengaruh merugikan Retinol 3000 µg Teratogenisitas, hepatotoksisitas Vitamin D 50 µg Hipokalsemia Vitamin E 1000 mg Pengaruh hemoragik Vitamin B6 25 mg Neuropati saraf Asam folat 1000 µg Perkembangan neuropati/penyamaran anemia defisiensi B12 Vitamin C 2000 mg Diare osmotik, gangguan pencernaan Kalsium 2500 mg Sindrom susu-alkali Magnesium 250 mg (suplemen) Diare osmotik Fosfor 4000 mg Hiperfosfatemia Zat besi 45 mg (suplemen) Pengaruh pencernaan Zink 40 mg Penurunan status tembaga Tembaga 10 mg Hepatotoksisitas Mangan 11 mg Neurotoksisitas Selenium 300 µg Selenosis klinis; kuku rapuh, rambut rontok Iodin 1100 µg tirotoksikosis US Food and Nutrition Board, European Food Safety Authority dan EU Scientific Committee on Food