4_MU___-Expanded U & Report_Half Day.ppt

nurrisma10 9 views 14 slides Sep 20, 2025
Slide 1
Slide 1 of 14
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14

About This Presentation

-


Slide Content

Measurement Uncertainty;
Expanded Uncertainty and Reporting the Result
Chaerul Anwar, S.Si
Chemist at Center for Agro-Based Industry
Ministry of Industry Republic of Indonesia

Chaerul©2009
Measurement Uncertainty
Ketidakpastian yang diperluas/ketidakpastian
bentangan (Expanded Uncertainty) dinotasikan
dengan U.

k = Faktor cakupan, untuk percobaan di laboratorium
menggunakan confidence level 95% dengan nilai k = 2.
Expanded Uncertainty
kU
yC
)(

Chaerul©2009
Measurement Uncertainty
Bentuk pelaporan hasil:
y ± U
y = hasil pengukuran
U = Expanded Uncertainty
Misal: Konsentrasi HCl 0,1020 ± 0,0010 mol/L, dengan faktor
pencakupan = 2 pada tingkat kepercayaan 95%.
Reporting Result

Chaerul©2009
Measurement Uncertainty
Ketepatan beberapa pengukuran ditunjukkan dengan jumlah
angka penting yang ditulis ketika pengukuran tersebut
dilaporkan yang mengandung angka pasti dan angka terakhir
yang tidak pasti.
 Pelaporan hasil ketidakpastian harus mengikuti kaidah angka
penting, yaitu:
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting. Contoh: 7,98;
miliki 3 angka penting.
2. Angka nol diantara 2 angka penting adalah angka penting.
Contoh: 2,03; miliki 3 angka penting.
Reporting Result

Chaerul©2009
Measurement Uncertainty
Kaidah angka penting…
3. Jumlah angka penting ditetapkan mulai dari angka bukan nol
paling kiri. Contoh: 0,004205; 4 adalah awal angka
penting,sedangkan angka nol didepannya bukan angka
penting.
4. Angka paling kanan dari suatu angka desimal disebut angka
penting terakhir. Contoh: 0,004205 (biasa ditulis
4.205x10
-3
); 5 adalah angka penting terakhir.
5. Angka nol terakhir dalam desimal termasuk angka penting
(‘trailing zeroes’). Contoh: 43,120 atau 4,3120 x 10
1
; ‘0’
adalah angka penting yang mengikuti.
Reporting Result

Chaerul©2009
Measurement Uncertainty
Kaidah angka penting…
6. Bila tidak ada titik desimal, angka bukan nol paling kanan
adalah angka penting terakhir. Contoh: 5800; ‘8’ adalah
angka penting terakhir.
7. Pengolahan angka dengan perkalian atau pembagian:
Bila 1 faktor mempunyai 2 angka penting dan faktor lainnya
mempunyai 3 angka penting maka dilaporkan 2 angka
penting. Contoh: 1,2 x 4,56 = 5,472 dilaporkan 5,5.
8. Pengolahan angka dengan penambahan dan pengurangan:
Jumlah desimal yang dilaporkan adalah desimal paling kecil.
Contoh 1,234 + 5,67= 6,904 dilaporkan 6,90 (3 angka
penting).
Reporting Result

Chaerul©2009
Measurement Uncertainty
Geser titik desimal ke sebelah kanan angka penting bukan
nol pertama dan konversi ke notasi ilmiah. Contoh : 0,01234
diubah menjadi 1,234 x 10
-2
( 4 angka penting).
Angka nol setelah titik desimal adalah angka tidak penting
kecuali diantara 2 angka penting bukan nol. Contoh: 30,0;
angka 0 bukan angka penting tetapi bila 0 adalah angka yang
menyertai (‘trailing zeroes) yang dianggap angka penting
harus dituliskan: 3,0x10
1
(2 angka penting).
Prosedur Perhitungan Angka Penting

Chaerul©2009
Measurement Uncertainty Contoh Angka Penting
Pengukuran Notasi ilmiahAngka penting
0.01234 kg 1.234x10
-2
4
0.012340 kg 1.234x10
-2
4
0.000011010 m1.101x10
-5
4
0.3100 m 3.1x10
-1
2
321010000 km 3.2101x10
8
5
84000 mg 8.4x10
4
2
32.00 mL 3.2x10
1
2
302.120 kg 3.0212x10
2
5

Chaerul©2009
Measurement Uncertainty
Interpretasi Ketidakpastian
Gambar di samping
merupakan ilustrasi
penginterpretasian
suatu nilai ukur
beserta hasil
ketidakpastiannya
berkaitan dengan
batas konsentrasi
suatu analit dalam
regulasi tertentu.

Chaerul©2009
Measurement Uncertainty
• Nilai ketidakpastian mempengaruhi secara
signifikan pengambilan keputusan akan kesesuaian
sutu objek uji terhadap syarat keberterimaan.
• Pada kasus A dan D dalam gambar secara pasti
dapat dinyatakan kesesuaian obek uji terhadap
syarat keberterimaan (Objek uji A secara jelas tidak
sesuai dengan syarat keberterimaan. Objek uji D
secara jelas sesuai terhadap syarat keberterimaan).
Interpretasi Ketidakpastian

Chaerul©2009
Measurement Uncertainty Interpretasi Ketidakpastian
• Pada kasus B dan C keputusan yang berbeda
sesuai dengan kondisi serta tingkat kekritisan hasil
uji dapat dibenarkan. Keputusan diambil bergantung
pada tujuan dan resiko serta konsekuensi atas
penggunaan data hasil uji. Sebagai contoh jika kasus
B dan C merupakan hasil uji kadar alkohol dalam
darah seorang pengendara kendaraan bermotor.
Resiko mengemudi dalam keadaan mabuk
(diindikasikan oleh kandungan alkohol dalam darah)
amat besar, sehingga hukuman bagi pelanggarpun
berat, maka B dan C dapat dianggap tidak
memenuhi syarat keberterimaan.

Chaerul©2009
Measurement Uncertainty
Kapan
Ketidakpastian Ditetapkan?
• Contoh uji tunggal tidak membawa ketidakpastian,
maka evaluasi ketidakpastiannya adalah evaluasi
terhadap proses penetapan parameter uji yang relatif
sama selama tidak ada perubahan pada persyaratan
ISO/IEC 17025:2005 butir 5.2-5.8 (5.2. Personil; 5.3.
Kondisi Akomodasi dan Kondisi Lingkungan; 5.4. Metode
Pengujian, Metode Kalibrasi dan Validasi Metode; 5.5.
Peralatan; 5.6. Ketertelusuran Pengukuran; 5.7.
Pengambilan Sampel; 5.8. Penanganan Barang yang Diuji
dan Kalibrasi) dan ditetapkan awal pada saat validasi
metoda.

Chaerul©2009
Measurement Uncertainty Reminders
• Ingat!!! Ketidakpastian merupakan suatu
pendugaan, jika data tidak tersedia, gunakan
penilaian yang rasional.
• Kadang ketidakpastian tidak harus memiliki nilai
kecil.
• Kadangkala pendugaan secara kasar sudah
mencukupi.
• Almost anything better than nothing, gunakan data
yang tersedia.
• Jika Anda tidak memiliki data sama sekali, maka
Anda perlu bertanya: “Apakah Saya memiliki
metode?”.

Question ?
Center for Agro-Based Industry
Ministry of Industry Republic of Indonesia
Jln. Ir. H. Juanda No. 11 Bogor – 16122
Phone: +62 251 8324068 Fax. +62 251 8323339
http://www.bbia.go.id
Tags