6.6. Imunisasi Rutin pada Anak - edit (1).pptx

kartiniplkbinhil 0 views 49 slides Oct 05, 2025
Slide 1
Slide 1 of 49
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49

About This Presentation

Imunisasi Rutin pada Anak


Slide Content

PROGRAM PENGASUHAN ANAK USIA DINI DIMENSI KESEHATAN : KOMPETENSI IMUNISASI RUTIN PADA ANAK DIREKTORAT BINA KETAHANAN KELUARGA BALITA DAN ANAK BEKERJASAMA DENGAN PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEPENDUDUKAN, PEMBANGUNAN KELUARGA DAN KELUARGA BERENCANA KEMENTERIAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA/BKKBN TAHUN 2025

Memahami pentingnya imunisasi Memahami perbedaan imunisasi dan vaksinasi Memahami manfaat dan tujuan imunisasi Memahami jadwal dan kepatuhan imunisasi Memahami informasi yang benar tentang imunisasi TUJUAN PEMBELAJARAN

OVERVIEW POKOK MATERI Pendahuluan Definisi Imunisasi - Vaksinasi Manfaat Imunisasi Pemahaman Salah Imunisasi

Harapan Semua Orang Tua Semua Anak : Hidup Sehat Tidak cacat Tumbuh kembang optimal Fisik kuat Cerdas, kreatif Berakhlak mulia

FAKTA Angka Kematian Bayi dan Balita Indonesia? Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, Survey Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2002-2003 Kematian Bayi (0 – 12 bulan) : 18 bayi tiap 1 jam 1 bayi tiap 3,1menit Kematian Balita (0 – 60 bulan) : 24 balita tiap 1 jam 1 balita tiap 2,5 menit

ANCAMAN Penyebab Kematian Bayi dan Balita Indonesia

Upaya Pencegahan Penyakit Balita ? Pencegahan UMUM, TIDAK SPESIFIK (promotif, preventif) ASI, makanan pendamping ASI dengan Nutrisi lengkap Kebersihan perorangan, sumber air, lingkungan Pertumbuhan yang normal Pencegahan SPESIFIK : Vaksinasi / Imunisasi Spesifik terhadap penyakit tertentu : Efisien, effektif terhadap penyakit berbahaya (Tuberkulosis, Polio, Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak, Pneumonia, Diare,dll)

Pertahanan tubuh umum /alamiah tidak mampu melindungi terus menerus Perisai fisik Perisai kimiawi Flora bakteria Kulit Perisai fisik Perisai kimiawi Selaput mukosa Selaput lendir Asam dan basa Flora bakteria Saluran cerna Selaput lendir Sel epithel Saluran nafas

IMUNISASI = VAKSINASI ?

VAKSIN IMUNISASI Suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati atau masih hidup yang dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, atau berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid atau protein rekombinan, yang ditambahkan dengan zat lainnya, yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu {PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN IMUNISASI}

IMUNITAS = KEKEBALAN Imunitas alami Imunitas buatan Pasca infeksi ( kekebalan setelah sakit cacar air) aktif B ayi mendapat zat kebal dari ibu (ASI, antibody campak ) pasif Pajanan dg antigen Imunisasi aktif (vaksinasi) aktif Suntikan antibodi Imunisasi pasif ( suntukan anti diphteri ) pasif

KEKEBALAN IMUNISASI Individual DAN Masyarakat ( HERD IMMUNITY) Imunisasi  dari kekebalan individu melindungi populasi masyarakat

Imunisasi yang dapat diberikan kepada seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dari penyakit tertentu Diwajibkan kepada seseorang sebagai bagian dari masyarakat dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. PENGELOMPOKKAN IMUNISASI PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN IMUNISASI IMUNISASI PROGRAM IMUNISASI PILIHAN Berdasarkan jenis penyelengaraan

IMUNISASI PROGRAM Imunisasi rutin - Imunisasi tambahan - Imunisasi khusus Imunisasi dasar : diberikan pada bayi sebelum berusia 1 ( satu ) tahun . Terdiri atas Imunisasi terhadap penyakit : Hepatitis B Poliomyelitis Tuberkulosis Difteri Pertusis Tetanus Pneumonia dan meningitis karena hemophilus influenza tipe b ( hib ) Campak dan Rubella Japanis Enchepalitis PCV Rotavirus HPV Imunisasi lanjutan : ulangan Imunisasi dasar untuk mempertahankan tingkat kekebalan dan untuk memperpanjang masa perlindungan anak yang sudah mendapatkan Imunisasi dasar . Diberikan pada: Anak usia bawah dua tahun ( Baduta ), terdiri atas Imunisasi terhadap penyakit difteri , pertusis , tetanus, hepatitis B, pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib), serta campak-rubela Anak usia sekolah dasar , terdiri atas Imunisasi terhadap penyakit campak-rubela , tetanus, dan difteri . Diberikan pada bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) yang diintegrasikan dengan usaha kesehatan sekolah Wanita usia subur (WUS). IMUNISASI TAMBAHAN merupakan jenis Imunisasi tertentu yang diberikan pada kelompok umur tertentu yang paling berisiko terkena penyakit sesuai dengan kajian epidemiologis pada periode waktu tertentu . Pemberian Imunisasi tambahan dilakukan untuk melengkapi Imunisasi dasar dan/ atau lanjutan pada target sasaran yang belum tercapai . Pemberian Imunisasi tambahan tidak menghapuskan kewajiban pemberian Imunisasi rutin . D ilaksanakan untuk melindungi seseorang dan masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu IMUNISASI KHUSUS dilaksanakan untuk melindungi seseorang dan masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu IMUNISASI RUTIN dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan . Terdiri atas Imunisasi dasar dan Imunisasi lanjutan .

Ringkasan pengelompokan imunisasi Program

IMUNISASI PILIHAN Influenza cacar air ( varisela ) gondongan ( mumps ) demam tifoid hepatitis A herpes zoster hepatitis B pada dewasa dan demam berdarah .

JADWAL IMUNISASI RUTIN

IMUNISASI RUTIN 1. PENTABIO (DPT-HB-Hib) Kandungan Vaksin : Vaksin kombinasi yang mengandung toksoid difteri , toksoid tetanus, komponen aselular atau sel utuh bakteri Bordetella pertussis ( batuk rejan ), antigen permukaan virus Hepatitis B, dan kapsul polisakarida bakteri Haemophilus influenzae tipe b (Hib) yang dikonjugasikan dengan protein. Kegunaan : Melindungi dari lima penyakit serius dalam satu suntikan : Difteri , Tetanus, Pertusis ( batuk rejan ), Hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe b ( penyebab meningitis, pneumonia, dan epiglotitis ). 2. PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) Kandungan Vaksin : Mengandung polisakarida kapsul dari beberapa serotipe bakteri Streptococcus pneumoniae ( pneumokokus ) yang dikonjugasikan dengan protein pembawa . Kegunaan : Mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus , seperti pneumonia ( radang paru ), meningitis ( radang selaput otak ), otitis media ( infeksi telinga tengah ), dan bakteremia ( infeksi darah ).

3. ROTAVIRUS Kandungan Vaksin : Mengandung virus Rotavirus hidup yang dilemahkan . Kegunaan : Mencegah gastroenteritis ( diare dan muntah ) parah yang disebabkan oleh infeksi Rotavirus, terutama pada bayi dan anak-anak kecil . 4. MR (Measles-Rubella) Kandungan Vaksin : Mengandung virus campak (Measles) dan virus rubella ( campak Jerman ) hidup yang dilemahkan . Kegunaan : Melindungi dari penyakit campak ( dengan gejala demam , ruam , batuk , pilek , dan mata merah ) dan rubella ( dengan gejala ruam ringan dan demam , namun berbahaya jika menyerang ibu hamil karena dapat menyebabkan sindrom rubella kongenital pada bayi ).

5. JE (Japanese Encephalitis) Kandungan Vaksin : Mengandung virus Japanese Encephalitis yang dilemahkan atau tidak aktif . Kegunaan : Mencegah Japanese Encephalitis, infeksi otak serius yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk , terutama di daerah endemik . 6. OPV (Oral Polio Vaccine) Kandungan Vaksin : Mengandung virus Polio hidup yang dilemahkan dari dua strain ( tipe 1 dan 3). Kegunaan : Mencegah Poliomyelitis (polio), penyakit saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen , dengan cara merangsang kekebalan di usus.

7. IPV (Inactivated Polio Vaccine) Kandungan Vaksin : Mengandung virus Polio yang tidak aktif ( dimatikan ) dari tiga strain ( tipe 1, 2, dan 3). Kegunaan : Mencegah Poliomyelitis (polio) dengan merangsang kekebalan sistemik . Vaksin ini tidak mengandung virus hidup dan tidak dapat menyebabkan polio. 8. BCG (Bacillus Calmette- Guérin ) Kandungan Vaksin : Mengandung bakteri Mycobacterium bovis hidup yang dilemahkan . Kegunaan : Memberikan perlindungan terhadap bentuk-bentuk berat Tuberkulosis (TB), terutama TB meningitis dan TB milier , pada bayi dan anak-anak .

9. Hepatitis B Kandungan Vaksin : Mengandung antigen permukaan virus Hepatitis B (HBsAg) rekombinan . Kegunaan : Mencegah infeksi virus Hepatitis B, yang dapat menyebabkan peradangan hati kronis , sirosis , dan kanker hati . 10. HPV (Human Papillomavirus) Kandungan Vaksin : Mengandung partikel mirip virus (VLP) dari protein L1 kapsid dari beberapa tipe Human Papillomavirus (HPV) yang paling umum menyebabkan kanker serviks dan kutil kelamin ( misalnya , tipe 6, 11, 16, 18). Kegunaan : Mencegah infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks , kanker anus, kanker orofaring , dan kutil kelamin .  

KIPI KIPI adalah setiap kejadian medis yang tidak diinginkan, terjadi setelah pemberian imunisasi, dan belum tentu memiliki hubungan kausalitas dengan vaksin. Gejala KIPI bisa berupa gejala ringan yang dirasakan tidak nyaman atau berupa kelainan hasil pemeriksaan laboratorium Sumber : Satgas Imunisasi IDAI

EFEK SAMPING VAKSINASI (IMUNISASI PROGRAM)

Efek Perubahan Setelah Vaksin : Reaksi Lokal di Tempat Suntikan : Kemerahan : Area suntikan mungkin terlihat merah . Pembengkakan : Bisa terjadi pembengkakan kecil di sekitar tempat suntikan . Nyeri: Area suntikan bisa terasa nyeri atau sensitif saat disentuh . Reaksi Sistemik : Demam : Peningkatan suhu tubuh / demam ringan hingga sedang . Rewel atau mudah marah : Nafsu makan berkurang : Sementara waktu , anak mungkin tidak nafsu makan . Reaksi Alergi Serius (Sangat Jarang ): Reaksi alergi yang parah seperti kesulitan bernapas , ruam seluruh tubuh , atau pembengkakan wajah dan bibir sangat jarang terjadi tetapi memerlukan penanganan medis segera . Vaksin Pentabio

Cara Penanganan Sementara : Reaksi Lokal ( Kemerahan , Pembengkakan , Nyeri): Kompres Dingin : Letakkan kompres dingin atau kain bersih yang dibasahi air dingin pada area suntikan selama 10-15 menit beberapa kali sehari . Hindari menekan terlalu keras . Jangan Dipijat : Hindari memijat area suntikan . Pakaian Longgar : Pakaikan anak pakaian yang longgar dan tidak ketat di area suntikan . Demam: Berikan Cairan Lebih Banyak: Pastikan anak mendapatkan asupan cairan yang cukup seperti ASI, susu formula, air putih , atau oralit ( jika diperlukan ). Pakaikan Pakaian Tipis: Jangan memakaikan pakaian yang terlalu tebal agar panas tubuh dapat keluar . Kompres Hangat : Anda bisa mengompres anak dengan air hangat di dahi , ketiak , atau selangkangan . Hindari menggunakan air dingin . Obat Penurun Panas (Jika Perlu ): Jika demam cukup tinggi atau anak terlihat tidak nyaman , dapat diberikan obat penurun panas seperti paracetamol atau ibuprofen sesuai dosis . Untuk Rewel atau Tidak Nyaman : Berikan ASI atau Susu Formula Lebih Sering ( untuk bayi ): Menyusu dapat memberikan kenyamanan . Peluk dan Tenangkan Anak: Berikan perhatian dan kenyamanan ekstra .

Kapan Harus Mencari Bantuan Medis : Meskipun sebagian besar efek samping vaksin Pentabio bersifat ringan dan sementara , segera konsultasikan dengan dokter atau laporkan petugas kesehatan jika anak mengalami KIPI: Demam tinggi terus menerus ( lebih dari 38°C atau sesuai anjuran dokter ). Rewel berlebihan dan tidak tenang . Muntah terus-menerus . Pembengkakan yang parah di area suntikan . Reaksi alergi seperti kesulitan bernapas , bibir atau wajah membengkak , atau lemas . Kejang .      

Umumnya Tidak Ada Efek Samping Serius : Vaksin OPV umumnya sangat aman dan jarang menimbulkan efek samping yang signifikan . Ini karena vaksin diberikan secara oral ( melalui mulut ) dan tidak melalui suntikan . Efek Samping Ringan yang Sangat Jarang : Gangguan Pencernaan Ringan : Beberapa anak mungkin mengalami iritasi ringan pada saluran pencernaan , seperti sedikit mual atau diare ringan . Rewel Sementara : Ketidaknyamanan ringan pada perut ( jika ada ) Vaksin OPV (Polio Oral)

Cara Penanganan Sementara Efek Samping Vaksin OPV: Karena efek samping vaksin OPV sangat jarang dan biasanya ringan , penanganannya pun sederhana : Untuk Gangguan Pencernaan Ringan (Jika Terjadi ): Berikan Cairan Lebih Banyak: Pastikan anak mendapatkan asupan cairan yang cukup seperti ASI, susu formula, air putih , atau oralit ( jika diperlukan ). Berikan Makanan yang Mudah Dicerna : Jika anak sudah makan makanan padat , berikan makanan yang lembut dan mudah dicerna . Kapan Harus Mencari Bantuan Medis: Meskipun risiko efek samping serius dari vaksin OPV sangat rendah, Segera konsultasikan dengan dokter atau petugas kesehatan jika anak terjadi Kelemahan atau kelumpuhan pada salah satu atau kedua tungkai.

Reaksi Lokal di Tempat Suntikan: Kemerahan: Area suntikan mungkin terlihat merah. Pembengkakan Ringan: Bisa terjadi pembengkakan kecil di sekitar tempat suntikan. Nyeri atau Sensitif: Area suntikan mungkin terasa nyeri atau tidak nyaman saat disentuh. Reaksi Sistemik Ringan (Biasanya Muncul Beberapa Hari Setelah Vaksinasi): Demam: Peningkatan suhu tubuh ringan hingga sedang adalah efek samping yang umum, biasanya muncul 5-12 hari setelah vaksinasi dan berlangsung 1-2 hari. Ruam Ringan: Beberapa anak mungkin mengalami ruam kecil-kecil yang tidak gatal, mirip dengan ruam campak atau rubella ringan. Ruam ini biasanya muncul 7-14 hari setelah vaksinasi dan berlangsung beberapa hari. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening: Pembengkakan ringan pada kelenjar getah bening di leher atau belakang telinga mungkin terjadi. Nafsu Makan Berkurang: Anak mungkin tidak nafsu makan sementara waktu. Rewel atau Mudah Marah: Bayi atau anak mungkin menjadi lebih rewel atau menunjukkan perubahan suasana hati. Reaksi Alergi Serius (Sangat Jarang): Reaksi alergi yang parah seperti kesulitan bernapas, ruam seluruh tubuh, atau pembengkakan wajah dan bibir sangat jarang terjadi tetapi memerlukan penanganan medis segera. Vaksin MR ( Campak Rubella):

Cara Penanganan Sementara Efek Samping Vaksin MR: Untuk Reaksi Lokal ( Kemerahan , Pembengkakan , Nyeri): Kompres Dingin : Letakkan kompres dingin atau kain bersih yang dibasahi air dingin pada area suntikan selama 10-15 menit beberapa kali sehari . Hindari menekan terlalu keras . Jangan Dipijat : Hindari memijat area suntikan . Pakaian Longgar : Pakaikan anak pakaian yang longgar dan tidak ketat di area suntikan . Untuk Demam: Berikan Cairan Lebih Banyak: Pastikan anak mendapatkan asupan cairan yang cukup seperti ASI, susu formula, air putih , atau oralit ( jika diperlukan ). Pakaikan Pakaian Tipis: Jangan memakaikan pakaian yang terlalu tebal agar panas tubuh dapat keluar . Kompres Hangat : Anda bisa mengompres anak dengan air hangat di dahi , ketiak , atau selangkangan . Hindari menggunakan air dingin . Obat Penurun Panas (Jika Perlu diberikan sesuai dosis ): Untuk Ruam Ringan : Biarkan Ruam: Ruam ringan setelah vaksin MR biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari . Hindari Menggaruk : Usahakan agar anak tidak menggaruk ruam jika terasa gatal . Pakaikan pakaian yang lembut dan tidak membuat iritasi ., boleh diberikan bedak salycil .

Kapan Harus Mencari Bantuan Medis : Meskipun sebagian besar efek samping vaksin MR bersifat ringan dan sementara , segera konsultasikan dengan dokter atau petugas kesehatan jika anak mengalami : Demam tinggi ( lebih dari 38°C atau sesuai anjuran dokter ) yang berlangsung lebih dari 2 hari . Ruam yang meluas dan disertai gatal hebat . Pembengkakan yang parah di area suntikan . Reaksi alergi seperti kesulitan bernapas , bibir atau wajah membengkak , atau lemas . Kejang . Tampak sangat lemas atau tidak responsif . Penting untuk selalu memantau kondisi anak setelah vaksinasi dan tidak ragu untuk menghubungi tenaga medis jika ada kekhawatiran . Efek samping vaksin biasanya ringan dan merupakan bagian dari proses pembentukan kekebalan tubuh terhadap penyakit campak dan rubella.

Perubahan pada Sistem Pencernaan (Umumnya Ringan): Muntah Ringan: Beberapa bayi mungkin mengalami muntah ringan dalam beberapa hari setelah vaksinasi. Diare Ringan: Frekuensi buang air besar mungkin sedikit meningkat atau konsistensi feses menjadi lebih lunak. Rewel atau Mudah Marah: Ketidaknyamanan pada perut dapat membuat bayi menjadi lebih rewel. Reaksi Sistemik Ringan (Kurang Umum): Demam Ringan: Peningkatan suhu tubuh yang tidak terlalu tinggi mungkin terjadi. Nafsu Makan Berkurang Sementara: Bayi mungkin tidak menyusu atau makan sebanyak biasanya untuk sementara waktu. Vaksin Rotavirus:

Cara Penanganan Sementara Efek Samping Vaksin Rotavirus: Untuk Muntah dan Diare Ringan : Berikan Oralit , ASI atau Susu Formula Lebih Sering dalam Jumlah Kecil: untuk mencegah dehidrasi . Jangan paksa bayi untuk minum banyak sekaligus jika sedang mual . Perhatikan Tanda-Tanda Dehidrasi : Perhatikan apakah bayi buang air kecil lebih jarang dari biasanya , mulut dan bibir kering , mata cekung , atau tidak mengeluarkan air mata saat menangis . Jika ada tanda dehidrasi , segera konsultasikan dengan dokter . Untuk Rewel atau Tidak Nyaman : Berikan ASI atau Susu Formula Lebih Sering ( untuk bayi ): Menyusu dapat memberikan kenyamanan

Untuk Demam Ringan : Berikan ASI atau Susu Formula Lebih Sering: Asupan cairan penting saat demam . Pakaikan Pakaian Tipis: Jangan memakaikan pakaian yang terlalu tebal . Kompres Hangat : Anda bisa mengompres bayi dengan air hangat di dahi , ketiak , atau selangkangan . Hindari menggunakan air dingin . Obat Penurun Panas (Jika Perlu sesuai dosis ) Kapan Harus Mencari Bantuan Medis Segera : Tanda- tanda Dehidrasi : Buang air kecil sangat jarang , mulut dan bibir kering , mata cekung , tidak ada air mata saat menangis , ubun-ubun cekung (pada bayi ). Muntah berlebihan dan terus - menerus disertai sakit perut dan diare yang berlendir dan berdarah . Demam tinggi terus menerus Bayi Tampak Sangat Lemas atau Tidak Responsif .

Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guérin) Reaksi Lokal di Tempat Suntikan : Setelah penyuntikan , 2-4 minggu akan muncul benjolan kecil ( papula ) di area suntikan . Benjolan ini akan berkembang menjadi bisul kecil yang mungkin mengeluarkan cairan . Proses ini merupakan reaksi normal tubuh terhadap vaksin yang akan mengering dan terbentuk jaringan parut . Penanganan awal : Nanah yang keluar hanya perlu dibersihkan dengan kapas dan air hangat . KIPI : Pembesaran Kelenjar Getah Bening disekitarnya : bila kelenjar getah bening satu atau lebih di sekitar area suntikan ( misalnya di ketiak sisi yang sama ) membesar dilaporkan ke petugas kesehatan pelaksana . Kapan Harus Merujuk : Bila terjadinya reaksi kemerahan ditempat suntikan dalam minggu pertama Bila pembesaran kelenjar getah bening disekitar suntukan bertambah jumlahnya dan besarnya .

Reaksi Lokal di Tempat Suntikan: Kemerahan: Area suntikan mungkin terlihat merah. Pembengkakan: Bisa terjadi pembengkakan kecil di sekitar tempat suntikan. Nyeri atau Sensitif: Area suntikan mungkin terasa nyeri atau tidak nyaman saat disentuh. Reaksi Sistemik: Demam Ringan: Peningkatan suhu tubuh ringan adalah efek samping yang umum. Biasanya tidak terlalu tinggi dan berlangsung singkat. Rewel atau Mudah Marah: Bayi atau anak mungkin menjadi lebih rewel atau menunjukkan perubahan suasana hati. Nafsu Makan Berkurang Sementara: Anak mungkin tidak nafsu makan sementara waktu. Reaksi Alergi Serius (Sangat Jarang): Reaksi alergi yang parah seperti kesulitan bernapas, ruam seluruh tubuh, atau pembengkakan wajah dan bibir sangat jarang terjadi tetapi memerlukan penanganan medis segera. Vaksin PCV:

Cara Penanganan Sementara Efek Samping Vaksin PCV: Untuk Reaksi Lokal ( Kemerahan , Pembengkakan , Nyeri): Kompres Dingin : Letakkan kompres dingin atau kain bersih yang dibasahi air dingin pada area suntikan selama 10-15 menit beberapa kali sehari . Hindari menekan terlalu keras . Jangan Dipijat : Hindari memijat area suntikan . Pakaian Longgar : Pakaikan anak pakaian yang longgar dan tidak ketat di area suntikan . Untuk Demam: Berikan Cairan Lebih Banyak: Pastikan anak mendapatkan asupan cairan yang cukup seperti ASI, susu formula, air putih , atau oralit ( jika diperlukan ). Pakaikan Pakaian Tipis: Jangan memakaikan pakaian yang terlalu tebal agar panas tubuh dapat keluar . Kompres Hangat : Anda bisa mengompres anak dengan air hangat di dahi , ketiak , atau selangkangan . Hindari menggunakan air dingin . Obat Penurun Panas (Jika Perlu sesuai dosis )

Kapan Harus Mencari Bantuan Medis : Meskipun sebagian besar efek samping vaksin PCV bersifat ringan dan sementara , segera konsultasikan dengan dokter atau petugas kesehatan jika anak mengalami : Demam tinggi ( lebih dari 38°C atau sesuai anjuran dokter ) yang berlangsung lebih dari 2 hari . Rewel berlebihan dan tidak tenang . Pembengkakan yang parah di area suntikan . Reaksi alergi seperti kesulitan bernapas , bibir atau wajah membengkak , atau lemas . Kejang . Tampak sangat lemas atau tidak responsif .

TINDAK LANJUT Pengobatan medis: oleh Dr. puskesmas, bila kasus serius maka lakukan rujukan Komunikasi: memulihkan kepercayaan masyarakat Perbaikan mutu pelayanan sesuai dengan hasil investigasi KIPI Komunikasi: kerjasama dengan tokoh masyarakat Sumber : Satgas Imunisasi IDAI

Imunisasi bermanfaat mencegah wabah , sakit berat , cacat dan kematian bayi balita ? Benar , Buktinya : 194 negara sampai sekarang terus melakukan program imunisasi , dengan cakupan 85 – 98 % Negara kaya tidak ada program imunisasi ? Negara-negara dengan sosial ekonomi baik , gizi dan kebersihan lingkungan baik , tetap menjalankan program imunisasi Imunisasi berbahaya, menyebabkan sakit berat, cacat, meninggal? Tidak benar Bukti : 194 negara tetap menjalankan imunisasi rutin Tidak ada badan penelitian yang menyatakan imunisasi berbahaya Tidak ada negara yang menghentikan imunisasi Mitos & fakta Karena tidak halal negara islam tidak ada program imunisasi ? Negara islam didunia juga melaksanakan imunisasi . Dalam rangka mencegah penularan penyakit yang mengancam manusia didunia Bagaimana dengan anak yang tetap sakit walaupun telah diimunisasi : Tidak ada vaksin yang efekasinya 100% rata-rata sekitar: 85-95% Cakupan vaksin di Indonesia/USA > tinggi daripada jumlah anak yang tidak diimunisasi Sumber : Satgas Imunisasi IDAI

Keuntungan memberikan vaksinasi secara bersama ( multiple injection ) Memberikan anak beberapa vaksinasi selama kunjungan yang sama menawarkan tiga keuntungan utama : Anak lebih cepat terlindung dari beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi . Kunjungan vaksinasi yang lebih sedikit Meningkatkan efisiensi kerja petugas layanan kesehatan Apakah Vaksin menimbulkan efek samping yang berbahaya, kesakitan dan bahkan kematian Efek samping ringan dan sementara . Yang berat sangat jarang : 1/100.000 s/d 1/1.000.000 Manfaat lebih besar dibanding resiko Tidak diimunisasi → risiko sakit ↑🡪 kematian ↑ Vaksin > aman dari antibiotika sebelum beredar telah diuji dalam berbagai tahap untuk keamanan Izin masuk Indonesia: registrasi pada Badan POM Pemantauan setelah beredar/ post marketing surveillance ; BPOM, produsen vaksin,KOMNAS KIPI,DEPKES Sumber : Satgas Imunisasi IDAI

SIKLUS PROGRAM IMUNISASI Jumlah kasus penyakit tinggi, timbul kekhawatiran thd penyakit dan efeknya Program imunisasi dimulai, jml orang yg divaksin meningkat Pd saat bersamaan muncul reaksi adverse yg berhubungan dgn vaksin dlm jumlah sedikit dan ringan Seiring meningkatnya program vaksinasi, jml yang terkena penyakit smkn menurun. Kejadian penyakit menurun, perhatian lebih pada efek samping yg timbul akibat vaksinasi.program imunisasi mulai menurun Terjadi outbreak penyakit kembali Dampak penyakit yang besar kembali sadar akan pentingnya imunisasi, program imunisasi kembali meningkat, kejadian penyakit menurun Jumlah yang divaksin semakin menigkat, Penyakit mulai menghilang Penyakit tidak ada lagi, imunisasi dihentikan Sumber : Satgas Imunisasi IDAI

Penemuan kasus Pelacakan identitas tunggal/kelompok ada kasus lain Informasi dari ortu / masyarakat Petugas kesehatan 24 jam Analisis klasifikasi penyebab Kepala Puskesmas Komda PP-KIPI Tindak lanjut pengobatan komunikas i perbaikan mutu pelayanan Puskesmas Evaluasi tatalaksana kasus pemantauan KIPI Evaluasi Sumber : Satgas Imunisasi IDAI

Semua jenis vaksin yang digunakan dalam program imunisasi nasional aman dan efektif. Di lapangan, tidak ada satu jenis vaksin pun yang dikatakan bebas dari kemungkinan terjadinya KIPI. KIPI dapat menyebabkan keraguan masyarakat terhadap keamanan vaksin. Aman Tanggap Waspada

Kalau banyak orang tua menolak imunisasi ? Mudah tertular penyakit berat dan berbahaya Wabah , Sakit berat , cacat , meninggal Kerugian masyarakat sosial ekonomi rendah anak sakit , cacat , kematian Biaya pengobatan Gangguan jam kerja , jam sekolah Gangguan penghasilan keluarga dll Melanggar Hak- hak anak , UU Kesehatan, UU Perlindungan Anak, ps 4, 8, 77 Waspada Sumber : Satgas Imunisasi IDAI

KESIMPULAN Wabah , kecacatan , angka kesakitan dan kematian bayi dari penyakit dapat dicegah dengan imunisasi . Diperlukan pemahaman bersama tentang pentingnya imunisasi untuk kekebalan anak sendiri dan masyarakat Bahaya bila masyarakat tidak percaya terhadap manfaat imunisasi dan takut akan KIPI Keberhasilan program imunisasi ditentukan oleh keluarga , tenaga kesehatan , masyarakat , pemerintah

https://bit.ly/MODUL_6_KESEHATAN_AUD

Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/ Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Jl. Permata No. 1 Halim Perdana Kusuma, Jakarta TERIMA KASIH